Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Oksigen merupakan kebutuhan dasar yang sangat vital bagi mahluk
hidup, terutama bagi manusia. Kekurangan atau tidak mendapatkan oksigen
hanya dalam waktu 4-6 menit dapat mengakibatkan kematian. Oksigen diperoleh
melalui proses bernafas (pernafasan), proses bernafas diantaranya meliputi
Inspirasi (menghirup udara) dan ekspirasi (mengeluarkan udara).
Dari hasil pelayanan UPF Paru RSUD Ulin Banjarmasin dari bulan
januari hingga desember 2002, ada 1 kasus pasien dengan empeima, sedangkan
pada periode januari hingga desember 2003 ada 1 kasus pasien dengan penyakit
empeima.
Dari hasil evaluasi bagian rekam medik Rumah Sakit Islam Banjarmasin
didapatkan data bahwa dari periode januari hingga desember 2003 kasus
empeima hanya terdapat 1 kasus.
Berdasarkan fenomena dan fakta diatas, maka penulis merasa perlu untuk
memberikan dan menguraikan proses asuhan keperawatan pada klien dengan
empeima.
B. Tujuan Umum.
Melaksanakan dan melaporkan asuhan keperawatan pada klien Tn.An
diruang III RSUD Ulin Banjarmasin secara komprehensif melalui pendekatan
dan proses keperawatan.
C. Tujuan Khusus.
Sesuai dengan tujuan umum diatas maka dirumuskan beberapa tujuan
khusus yaitu :
1. Melakukan pengkajian untuk mendapatkan data yang meliputi faktor
biologis, psikologis, sosial dan spiritual pada klien Tn.An di ruang III RSUD
Ulin Banjarmasin.
2. Merumuskan diagnosa keperawatan yang diperoleh dari data hasil pengkajian
pada klien Tn.An di ruang III RSUD Ulin Banjarmasin.
3. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada klien Tn.An di ruang III
RSUD Ulin Banjarmasin.
4. Melaksanakan tindakan keperawatan berdasarkan rencana yang telah disusun
pada klien Tn.An di ruang III RSUD Ulin Banjarmasin.
5. Melakukan evaluasi atas asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan pada
klien Tn.An di ruang III RSUD Ulin Banjarmasin.
6. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan secara keseluruhan pada klien
Tn.An di ruang III RSUD Ulin Banjarmasin.
D. Metodologi Asuhan.
Asuhan keperawatan yang diberikan adalah dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan yang dimulai dari pengkajian, perumusan
diagnosa, penyusunan rencana keperawatan, implementasi keperawatan,
melakukan evaluasi atas asuhan keperawatan yang diberikan, dan
mendokumentasikan hasil dari seluruh proses keperawatan yang telah dilakukan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Empeima adalah adanya pus pada rongga tubuh / pleura, faktanya dari
kehadiran purulen diantara rongga pleura, komplikasi dapat terjadi pada fase
post operasi thoraks seperti pneumonectomy. (Bryant, 19: 230)
2. Etiologi.
Penyebab empeima adalah infeksi yang berasal dari paru atau luar
paru :
a. Infeksi berasal dari paru adalah pneumonia, abses paru, tuberkulosis paru,
aktinomikosis paru.
b. Infeksi dari luar paru adalah trauma thoraks, pembedahan thoraks
torasentesis, abses hati karena amoeba, fistei esofagus pleura. (Alsagaff,
1996: 155)
3. Patofisiologi.
Akibat invasi kuman piogenik ke pleura, timbul keradangan akut yang
diikuti dengan pembentukan eksudat serus. Dengan bertambahnya sel-sel
paru, baik yang hidup ataupun yang mati dan peningkatan kadar protein
dalam cairan pleura, maka cairan pleura jadi keruh dan kental, endapan fibrin
akan membentuk kantong-kantong yang akhirnya akan melokalisasi nanah
tersebut, apabila berhubungan dengan bronkus maka akan timbul pistel
bronko pleura atau apabila nanah menembus dinding thoraks dan keluar
melalui kulit disebut empeima nesesitasis. (Alsagaff, 1995: 156)
Pada saat cairan pleura lemah dengan jumlah leukosit rendah sering
kali dapat menimbulkan perkembangan fibro furulent sehingga pada akhirnya
pada daerah paru terjadi membran eksudat yang tebal. (Smeltzer, 2000: 445)
5. Pemeriksaan Diagnostik.
Pemeriksaan penunjang / diagnostik yang diperlukan pada penyakit
empeima paru menurut (Doengoes, 1999: 157) adalah :
a. Foto Thoraks.
Dapat mengatakan tanda-tanda cairan dengan atau tanpa kelainan
paru yang jelas dan kantong empeima dapat berbeda di satu tempat.
b. Bronkoskopi.
Dilakukan untuk menentukan tomur atau benda asing intra
bronkial, dan untuk menentukan fistel bronko pleura dibuktikan dengan
penyuntikan beberapa CC methylon ke dalam rongga pleura dengan
bronkoskopi dapat dilihat dari lobus mana yang sekretnya berwarna biru.
(Hood Alsagaff, H.Abdul Mutty, 1995: 157)
6. Penatalaksanaan Medis.
Ada 3 dasar prinsip pengobatan paru menurut Tucker (1998: 263):
a. Pengeluaran pus seluruhnya.
b. Paru dapat mengembang sampai pleura parietalis menempel dengan
pleura viseralis.
c. Memberantas infeksi dengan anti biotik.
c. Higine.
Gejala : Penurunan kemampuan kebutuhan melakukan aktifitas sehari-
hari.
Tanda : Kebersihan buruk, bau badan.
d. Pernafasan.
Gejala : Nafas pendek, episode batuk hilang timbul, penggunaan
oksigen.
Tanda : Pernafasan cepat lambat, penggunaan otot bantu pernafasan,
taktil premitus lemah.
e. Interaksi Sosial.
Gejala : Hubungan ketergantungan, kurang sistem pendukung,
kegagalan dukungan.
Tanda : Keterbatasan mobilitas fisik, kelalaian hubungan dengan
anggota keluarga lain. (Doengoes, 1999: 155-163)
2. Diagnosa Keperawatan.
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan bronko spasme,
peningkatan produksi sekret, sekresi tertahan, tebal, kental, penurunan
energi / kelemahan.
b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen
(obstruksi, spasme bronkus, jebakan udara, kehilangan daya elastisitas
paru.
c. Perubahan nutrisi kurang dari keperluan tubuh berhubungan dengan
dispnea, kelemahan, efek samping obat, produksi sputum, anorexia, mual
dan muntah.
d. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuat
imunitas, proses penyakit kronis, mal nutrisi.
e. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan, ketidak berdayaan,
dispnea.
f. Kurang pengetahuan mengenai kondisi berhubungan dengan kurang
informasi, tidak mengenal sumber informasi, kurang mengingat,
keterbatasan kognitif.
3. Rencana Asuhan Keperawatan.
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif.
Intervensi :
a) Kaji / pantau frekuensi pernafasan.
b) Auskultasi bunyi nafas.
c) Catat adanya dispnea.
d) Dorong / berikan pasien latihan nafas abdomen dan bibir.
e) Berikan posisi yang nyaman dan pertahankan jalan nafas.
f. Kurang pengetahuan.
Intervensi :
a) Jelaskan proses penyakit pada individu.
b) Kuatkan rasional untuk latihan nafas, batuk efektif dan latihan umum.
c) Diskusikan tentang obat pernafasan.
4. Evaluasi.
Diharapkan kepatenan jalan nafas dapat dipertahankan menunjukan
perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan yang adekuat dengan AGD
(Analisa Gas Darah) yang normal, adanya peningkatan berat badan menuju
tujuan yang tepat dapat dicegah dari infeksi, meningkat toleransi terhadap
aktifitas. (Doengoes, 2000: 156-163)
BAB III
HASIL ASUHAN
A. Gambaran Kasus.
Klien Tn.As, umur 40 tahun, jenis kelamin laki-laki, pendidikan terakhir
SD (Sekolah Dasar), pekerjaan swasta, agama islam, sudah menikah, beralamat
di Sungai Tabuk, masuk RSUD Ulin Banjarmasin tanggal 30 april 2004, dengan
diagnosa medis empeima.
Keadaan umum klien tampak lemah, lemas dan sesak nafas, kesadaran
CM, dengan nilai GCS = E4 V5 M6, tanda-tanda vital : tekanan darah 100/60
mmHg, nadi 96 x/m, pernafasan 32 x/m, suhu per axila 36,4 C, tinggi badan 160
cm, berat badan 45 kg.
Kulit, kebersihan kulit baik, pada inspeksi tidak ditemui adanya lesi,
edema maupun peradangan pada kulit tidak ditemui adanya joundice, tidak
ditemui adanya sianosis pada palpasi kulit teraba hangat, turgor kulit baik bila
dicubit kembali kurang dari 2 detik, CRT normal kembali kurang dari 2 detik,
dan tekstur kulit teraba kasar dan kering, warna kulit coklat.
Kepala dan leher, struktur kepala dan leher simetris, bentuk normal,
kebersihan rambut dan kepala terjaga baik, warna rambut hitam dan distribusi
merata, tidak ditemui adanya lesi, hematom atau bekas trauma pada kepala, ada
keluhan pusing tapi tidak berat, pada leher tidak ditemui adanya pembesaran
kelenjar tyroid saat dipalpasi, tidak ada keluhan sulit atau sakit menelan, tidak
ada keterbatasan gerak kepala dan leher.
Mata dan penglihatan, bentuk normal dan simetris antara mata kanan dan
kiri, kebersihan baik tidak ditemui adanya kotoran, konjunctiva anemis, sklera
tidak ikterik, pergerakan bola mata baik, klien tidak menggunakan alat bantu
penglihatan.
Hidung dan penciuman bentuk normal, kebersihan baik tidak ditemui
adanya kotoran, tidak ditemui adanya peradangan dan pendarahan pada hidung,
tidak ditemui adanya polip hidung, cuping hidung mengembang bila sesak,
fungsi penciuman baik klien dapat membedakan antara bau alkohol dan bau
balsem / minyak angin.
Mulut dan gigi, bentuk normal, kebersihan mulut dan gigi terjaga baik,
tidak ditemui adanya peradangan dan pendarahan pada mulut dan gusi, mukosa
bibir sedikit kering, fungsi mengunyah baik, klien tidak menggunakan gigi palsu.
pola aktivitas dan istirahat, di rumah aktivitas klien dilakukan pada siang
hari, tidur siang kadang-kadang, dan tidur malam sekitar 7-8 jam/hr, dan tidak
ada kesulitan saat menjelang tidur, di rumah sakit klien terlihat lebih banyak
berbaring dengan posisi semi fowler di tempat tidur, tidur siang kadang-kadang
sekitar 1-2 jam/hr, dan tidur malam sangat jarang karena klien merasa sesak dan
sangat mengganggu, klien hanya dapat tidur malam sekitar 2 jam, dan klien
mengeluh bahwa apabila banyak atau terlalu lama beraktivitas seperti ke kamar
mandi sendiri ia merasa sesak nafas dan perlu dibantu oleh keluarganya, dengan
skala aktivitas 3 yaitu dibantu sebagian dan aktivitas perlu pengawasan.
Pola personal hygent, di rumah frekuensi mandi 2 x/hr, gosok gigi 2x/hr,
keramas rambut bila dirasa perlu, potong kuku bila dirasa panjang, di rumah sakit
klien mandi dan diseka oleh istrinya dengan frekuensi 3 x/hr, gosok gigi sehabis
makan, berkumur-kumur bila mau makan, keramas 1 x, potong kuku belum
pernah, pakaian yang digunakan bersih, klien mengatakan ia ganti baju 2 x/hr,
dan kadang-kadang 3 x/hr bila cuaca terasa gerah.
Pola nutrisi di rumah frekuensi 3 x/hr dengan diit nasi biasa ditambah
ikan dan sayuran, pantangan makanan tidak ada, klien mengatakan selama 1
bulan terakhir ia mengalami penurunan nafsu makan, di rumah sakit frekuensi
makan 3 x/hr, dengan diit bubur rendah garam, klien mengeluh tidak nafsu
makan dan sering merasa mual, tampak klien tidak dapat menghabiskan makanan
dalam porsi yang disediakan rumah sakit, klien hanya dapat menghabiskan
porsi yang disediakan rumah sakit, frekuensi minum 2-3 gelas/hr, berat badan
klien 45 kg. (berat badan normal 54 kg)
Pola eliminasi, di rumah frekuensi BAB 1 x/hr, frekuensi BAK sering
sekitar 3-4 x/hr, tidak ada keluhan nyeri saat BAB dan BAK. Di rumah sakit
frekuensi BAB 1x/hr kadang-kadang, frekuensi BAK 4-5 x/hr, tidak ada keluhan
nyeri saat BAB dan BAK.
Klien seorang laki-laki berumur 40 thn, istri klien 1 orang, anak klien 4
orang, hubungan klien dan keluarga sangat erat tampak istri dan anak-anaknya
selalu menemaninya, dan saudara-saudaranya sangat memperhatikannya.
Terapi yang didapatkan klien pada tanggal 4 mei 2004 yaitu infus RL 20
tts/m, injeksi Fortagyl bolus 3x1, Curcuma 1 3x1 tab, Pct 3x500 gr (kp),
Phylocontin 2x1 tab, Becomplex 3x1, Mucera 2x1 tab.
Data fokus pada inspeksi klien tampak lemah dan kurus, dada berbentuk
simetris, pernafasan cuping hidung mengembang, konjunctiva tidak anemis,
pernafasan klien cepat dan dangkal dan terlihat klien bernafas dengan
menggunakan otot bantu pernafasan, pada palpasi taktil premitus melemah, TTV:
TD: 100/60 mmHg, N: 96 x/m, R: 32 x/m, T: 36,4 C, pada perkusi bunyi pekak
pada dada / paru sebelah kanan, pada auskultasi sebelah kanan terdengar bunyi
nafas ronki.
B. Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan.
Data Objektif :
1) Batuk klien terdengar produktif
2) Pada auskultasi terdengar suara nafas
abnormal ronkhi
Data Objektif :
1) Klien tampak banyak berbaring dengan
posisi semi fowler di tempat tidur
2) Skala aktivitas klien 3 dengan dibantu
sebagian oleh orang lain dan perlu
pengawasan saat beraktivitas
3) Klien tampak lemah
4) TD: 100/60 mmHg,
N: 96 x/m, R: 32 x/m
T: 36,4 C
Perencanaan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
(1) (2)
(3) (4) (5)
1 Bersihan jalan nafas Keefektifan 1) Auskultasi 1) Bunyi
tidak efektif B.D adanya bersihan bunyi nafas. nafas ronki
sekresi yang tertahan. jalan nafas 2) Berikan menunjuka
Data Subjektif : klien posisi yang n adanya
1) Klien mengeluh terpenuhi nyaman. penyumbat
batuk berdahak dalam 2 hari 3) Ajarkan an saluran
2) Klien mengeluh perawatan. klien untuk nafas oleh
sudah berusaha batuk Kriteria melakukan sekresi.
dengan keras untuk hasil : batuk 2) Posisi yang
mengeluarkan dahak 1) Klien efektif. nyaman
tapi hanya sedikit tidak lagi 4) Anjurkan memungki
yang mau keluar dan mengeluh klien banyak nkan klien
klien merasa sesak. batuk minum. rileks dan
berdahak. (terutama air memudahk
Data Objektif : 2) Bunyi hangat) an klien
1) Batuk klien terdengar nafas 5) Berikan bernafas.
produktif. ronkhi bantuan 3) Batuk
2) Pada auskultasi tidak fisioterapi efektif
terdengar suara nafas terdengar dada. merupakan
abnormal ronkhi. lagi. Kolaborasi : cara untuk
3) Sputum 6) Beri anti melarutkan
dapat biotik dan sputum.
dikeluark mukolitik
an. SOD.
1 2 3 4 5
4) Air hangat
dapat
melarutkan
sputum.
5) Fisioterapi
dada untuk
mengeluarkan
sputum
6) Anti biotik
mencegah
penyebaran
infeksi dan
mukolitik
membantu
menghancurka
n sekresi.
1 2 3 4 5
mengeluarkan nafas 3) Klien 4) Ajarkan bernafas
3) Klien mengatakan bernafas klien untuk dengan
dulu ia pernah dengan latihan mudah.
merokok tapi sudah normal meniup 3) Penurunan
lama ia berhenti tanpa udara ke dan
mengguna dalam peningkata
Data Objektif : kan otot botol. n status
1) Nafas klien cepat dan bantu 5) Ajarkan pernafasan
dangkal 32 x/m pernafasan dan dorong secara
2) Klien bernafas dan klien untuk ekstrim
dengan cuping pengemba melakukan menunjuka
hidung mengembang ngan latihan n adanya
dan dengan cuping nafas distress
menggunakan otot hidung. dalam pernafasan.
bantu pernafasan 4) Bunyi secara 4) Latihan
3) Perkusi paru bunyi perkusi perlahan meniup
pekak paru sonor. sesuai Udara ke
dengan dalam
toleransi botol suatu
keadaan latihan
klien. mengeluark
Kolaborasi : an nafas
6) Beri secara
oksigen, maksimal.
bronkodilat 5) Nafas
or dan dalam
steroid dapat
SOD. mengatur
1 2 3 4 5
irama
pernafasan
dan lebih
menghemat
energi
6) O2 untuk
suplai
O2
,bronkodila
tor dan
steroid
untuk
mengurang
i spasme
pada
bronkus
dan
melebarkan
jalan nafas.
1 2 3 4 5
Mual. Kriteria hasil : Kesukaan 2) Selera
Data Objektif : 1) Keluhan jika tidak makan
1) Klien tampak tidak nafsu ada kontra biasanya
menghabiskan makan dan indikasi. muncul
makanan dalam porsi mual tidak 3) Anjurkan karena
yang disediakan di ada lagi. klien untuk adanya
Rumah Sakit 2) Berat melakukan makanan
2) Tampak klien hanya badan oral kesukaan.
menghabiskan mencapai hygiene 3) Bau mulut
porsi makan yang berat ideal. sebelum merupakan
disediakan Rumah 3) Konjunctiv dan salah satu
Sakit a tidak sesudah faktor
3) Klien tampak kurus / anemis. makan. penyebab
lemah 4) Anjurkan anoreksia.
4) Konjunctiva anemis kepada 4) Makanan
5) TB: 160 cm, BB: 45 klien untuk yang masih
kg, BBI: 55 kg, LLA: makan hangat
20 cm. selagi dapat
makanan mengurang
masih i rasa mual
hangat. saat makan.
Kolaborasi : 5) Multi
5) Beri cairan vitamin
elektrolit dan
dan multi elektrolit
vitamin dapat
SOD.
1 2 3 4 5
Membantu
asupan
nutrisi dan
cairan
tubuh klien.
1) Mengkaji
4 Gangguan pola tidur B.D Pola tidur 1) Kaji pola pola tidur
sering terbangun klien dapat tidur klien. untuk
sekunder terhadap terpenuhi 2) Ciptakan mengetahui
gangguan sirkulasi. dalam 2 hari suasana kebiasaan
Data Subjektif : perawatan. yang tidur klien.
1) Klien mengeluh tidak Kriteria hasil : tenang dan 2) Agar Klien
dapat merasa
dapat tidur baik pada 1) Klien nyaman.
nyaman dan
malam maupun siang dapat tidur 3) Atur posisi
tenang.
hari karena terganggu 6 7 jam klien 3) Posisi yang
oleh sesak nafas sehari. senyaman nyaman dapat
2) Klien mengatakan 2) Klien mungkin. membuat
1 2 3 4 5
2) Klien tampak coklat 4) Tidak ada Menambah
di sekitar daerah lagi garis rasa
mata. hitam di nyaman
kelopak tidur klien.
mata
bawah.
1 2 3 4 5
3) Klien tampak lemah 3) Skala Sesuai Aktivitas.
4) TD: 100/60 mmHg, aktivitas dengan 3) Kebutuhan
N: 96 x/m, R: 32 x/m (0) mandiri kebutuhan. dasar klien
T: 36,4 C 4) Berikan sangat
asupan perlu
nutrisi diperhatika
yang n dalam
adekuat. aktivitasny
5) Anjurkan a sehari-
keluarga harinya.
untuk 4) Nutrisi
mengawasi sebagai
klien saat sumber
ber energi
aktivitas. diperlukan
untuk ber
aktivitas.
5) Serangan
sesak nafas
biasa dapat
diperkiraka
n waktunya
sehingga
klien harus
diawasi
saat
berktivitas.
D. Implementasi.
Hari /
No Dx Jam Implementasi Evaluasi Tindakan
Tanggal
1 Selasa II 11.30 1) Memandu klien 1) Klien tidak
04 mei melakukan latihan mampu
2004 nafas dalam. melakukan nafas
11.45 2) Mengobservasi dalam.
irama, frekuensi 2) Irama nafas tidak
dan kedalaman teratur, frekuensi
nafas klien. 32 x/m dan nafas
11.45 3) Mengawasi warna masih dangkal.
kulit dan membran 3) Tidak ditemui
mukosa dari adanya sianosis.
sianosis. 4) Klien
11.50 4) Memberikan mengatakan ia
posisi semi fowler. mudah bernafas.
5) Memberikan : 5) Klien masih
11.50 Oksigen 2 mengeluh sesak
lt/m. nafas masih
12.30 Phylocontin dirasakan.
2x1 tab.
Hari /
No Dx Jam Implementasi Evaluasi Tindakan
Tanggal
Minum air hangat. 3) Klien mau
11.55 3) Melakukan mengikuti
postural drainage anjuran batuk
(claping). efektif.
12.00 4) Membantu dokter 4) Sputum belum
mengaspirasi / keluar.
memfungsi cairan 5) Cairan / pus yang
fleura. keluar sebanyak
12.30 5) Memberikan : 70 cc, warna
Fortagyl 1 seperti susu
flash/hr. kedelai.
Mucera 3x1
tab.
Hari /
No Dx Jam Implementasi Evaluasi Tindakan
Tanggal
12.00 4) Membagikan Keadaan hangat
makanan kepada mengurangi rasa
klien. mual.
5) Memberikan : 4) Klien mau
12.10 Infus RL 20 makan tapi tidak
tts/m. menghabiskan
12.30 Eureuma 3x1 dari porsi yang
B Complex disediakan.
3x1 5) Klien masih
mengeluh sering
merasakan mual.
Hari /
No Dx Jam Implementasi Evaluasi Tindakan
Tanggal
Klien saat
beraktivitas.
Hari /
No Dx Jam Implementasi Evaluasi Tindakan
Tanggal
Kembali untuk Setengah duduk
melakukan batuk ia lebih mudah
efektif. bernafas.
11.30 3) Mengkaji bersihan 2) Klien belum
jalan nafas dengan dapat melakukan
mengauskultasi batuk efektif.
bunyi nafas klien. 4) Klien mau
11.30 4) Anjurkan kepada mengikuti
klien untuk anjuran dari
memperbanyak perawat.
minum air hangat. 5) Terdengar bunyi
11.45 5) Memberi postural nafas abnormal
drainage (claping) ronki.
11.45 6) Memberikan / 6) Klien
membantu dokter mengatakan
mengaspirasi masih batuk
cairan pleura : berdahak. Dan
Fortagyl 1 cairan pleura /
flash/hr. pus hanya 1 cc,
Mucera 2x1 seperti susu
tab. warna seperti
susu kedelai.
Hari /
No Dx Jam Implementasi Evaluasi Tindakan
Tanggal
Klien untuk makan Nafsu makannya
sedikit-sedikit tapi masih kurang.
sering. 3) Klien
12.15 3) Menganjurkan mengatakan
kembali kepada bahwa makan
klien untuk makan dalam keadaan
dalam keadaan hangat
hangat. mengurangi
12.15 4) Membagikan mual.
makanan kepada 4) Klien mau
klien makan tapi hanya
5) Memberikan : menghabiskan
12.45 RL 20 tts/m. porsi yang
Curcuma 3x1 disediakan.
1) Klien
9 Rabu IV 13.00 1) Mengkaji kembali mengatakan tidur
05 mei pola tidur klien. malam sekitar 4
2004 13.00 2) Menganjurkan jam.
kembali kepada 2) Klien
keluarga klien mengatakan
untuk menjaga suasana
suasana lingkungan
lingkungan yang tenang dan
nyaman dan nyaman.
tenang.
Hari /
No Dx Jam Implementasi Evaluasi Tindakan
Tanggal
13.00 3) Mengganti alat 3) Alat tenun klien
tenun dan terlihat bersih
merapikan alat dan rapi dan
tenun klien. klien merasa
nyaman.
Hari /
No Dx Jam Implementasi Evaluasi Tindakan
Tanggal
2004 Klien untuk Tidak mampu
melakukan tehnik melakukan nafas
nafas dalam sesuai dalam-dalam.
toleransi keadaan 2) Frekuensi nafas
klien. klien cepat 28
11.50 2) Mengobservasi x/m dengan
frekuensi, irama irama teratur dan
dan kedalaman dangkal.
pernafasan klien. 3) Tidak ditemui
11.45 3) Mengawasi secara adanya
ketat, warna kulit sianosis.pada
dan membran kulit atau
mukosa. memberan
4) Memberikan : mukosa.
12.00 O2 2 lt/m. 4) Klien masih
Phylocontin mengeluh sesak
2x1 tab. nafas
Hari /
No Dx Jam Implementasi Evaluasi Tindakan
Tanggal
Postural drainage 4) Cairan pus yang
(claping). keluar sebanyak
4) Memberikan : 7 cc, warna
Fortagyl 1 seperti susu
flash/hr. kedelai.
Mucera 2x1
tab.
13 Kamis III 11.15 1) Memperhatikan 1) Klien sering
06 mei kembali tentang terlihat terus
2004 perawatan oral melakukan oral
yang dilakukan hygiene sesering
klien mungkin.
11.55 2) Memberikan 2) Klien mulai
makanan selagi menghabiskan
hangat kepada lebih dari porsi
klien. yang disediakan.
11.15 3) Menganjurkan 3) Klien
kembali kepada mengatakan
klien untuk makan makan sedikit-
sedikit-sedikit tapi sedikit dapat
sering. mengurangi rasa
12.00 4) Menanyakan jenuh terhadap
tentang makanan makanan.
kesukaan klien 4) Klien
dan menganjurkan mengatakan
kepada keluarga menyukai semua
untuk memberikan
Hari /
No Dx Jam Implementasi Evaluasi Tindakan
Tanggal
Makanan kesukaan Makanan jadi
klien tersebut yang dan nafsu
tidak bertentangan. makannya
5) Memberikan : sudah mulai
12.00 Infus RL 20 baik.
tts/m. 5) Klien merasa
Curcuma 3x1 tidak mual lagi,
Bicomplex 3x1 dan nafsu makan
masih belum
baik.
1) Mengukur
15 Kamis V 11.00 1) Frekuensi nadi
frekuensi nadi dan
06 mei dan pernafasan
pernafasan klien
2004 klien mulai
setelah
teratur setelah
beraktivitas.
beraktivitas.
2) Memotivasi klien
11.00 2) Klien
untuk
mengatakan ia
meningkatkan
hanya mampu
Hari /
No Dx Jam Implementasi Evaluasi Tindakan
Tanggal
aktivitas secara berjalan ke kamar
bertahap sesuai mandi itupun
dengan toleransi. dengan bantuan
11.00 3) Menganjurkan keluarga.
keluarga untuk 3) Tampak keluarga
membantu klien klien selalu
memenuhi membantu dalam
kebutuhan memenuhi
dasarnya. kebutuhan
11.00 4) Mengingatkan dasarnya.
keluarga untuk 4) Tampak keluarga
selalu menjaga klien selalu
klien saat menemani.
melakukan
aktivitas.
Hari /
No Dx Jam Implementasi Evaluasi Tindakan
Tanggal
phylocontin nafas dalam.
2x1 tab. 4) Klien
mengatakan
bahwa sesak
nafas mulai
berkurang.
Hari /
No Dx Jam Implementasi Evaluasi Tindakan
Tanggal
(claping) 3 cc seperti susu
10.45 6) membantu dokter kedelai.
measpirasi cairan
pleura.
Hari /
No Dx Jam Implementasi Evaluasi Tindakan
Tanggal
6 7 jam perhari.
2) Klien merasa
nyaman dengan
sprei bersih dan
rapi.
Hari /
No Dx Jam Implementasi Evaluasi Tindakan
Tanggal
Untuk melakukan Dangkal.
nafas dalam sesuai 2) Klien mulai
toleransi. dapat melakukan
3) Memberikan : nafas dalam.
Phylocontin 3) Klien
2x1 tab. mengatakan
sesak sangat
jarang dirasakan
lagi.
22 Sabtu I 08.00 1) Mengobservas 1) Bunyi nafas
08 mei i kembali bersihan ronki masih
2004 jalan nafas klien. terdengar tapi
08.10 2) Mengatur samar-samar.
posisi semi fowler. 2) Klien
08.40 3) Memandu mengatakan
klien untuk merasa nyaman.
melakukan batuk 3) Klien dapat
efektif. melakukan batuk
09.00
4) Membantu efektif.
dokter measpirasi 4) Cairan pleura
cairan pleura. tidak ada lagi
5) Memberikan : yang keluar.
09.00
Portagyl 3x1 5) Sekresi dapat
09.00
Mucera 3x1 dikeluarkan
08.15
6) Melakukan sebagian melalui
postural drainage. batuk.
6) Sputum dapat
dikeluarkan.
Hari /
No Dx Jam Implementasi Evaluasi Tindakan
Tanggal
23 Sabtu III 12.00 1) Memberikan 1) Klien tampak
08 mei makan selagi hanya
2004 hangat kepada menyisakan
klien. sekitar 2 sendok
12.00 2) Menganjurkan dari porsi yang
klien makan disediakan.
sedikit tapi sering. 2) Klien
12.00 3) Memberikan : mengatakan
RL 20 tts/m. bahwa di rumah
Curcuma 3x1 sakit tidak bisa
Bicomplex 3x1 sering makan.
3) Klien
mengatakan tidak
mual dan nafsu
makan baik.
1) Klien
24 Sabtu V 08.45 1) Mengobservasi mengatakan
08 mei frekuensi nadi dan bahwa ia tidak
2004 08.45 pernafasan saat sesak lagi bila
sebelum dan beraktivitas
sesudah ringan.
beraktivitas. 2) Klien
2) Mendorong mengatakan
peningkatan bahwa ia dapat
aktivitas secara ke kamar mandi
bertahap. sendiri.
Hari /
No Dx Jam Implementasi Evaluasi Tindakan
Tanggal
25 Minggu II 08.00 1) Mengobservasi 1) Frekuensi nafas
09 mei irama, frekuensi mulai normal 24
2004 dan kedalaman x/m, irama belum
nafas klien. teratur dan nafas
08.00 2) Memotivasi klien tidak dangkal.
untuk melakukan 2) Klien dapat
nafas dalam. melakukan nafas
12.00 3) Memberikan : dalam.
Phylocontyn 3) Klien
2x1 tab. mengatakan
sesak nafas tidak
dirasakan lagi.
1) Bunyi nafas
26 Minggu I 08.00 1) Mengobservasi abnormal ronki
09 mei bersihan jalan masih terdengar
2004 nafas dengan tapi samar-samar.
mengauskultasi 2) Klien dapat
bunyi nafas. melakukan batuk
08.15 2) Memandu klien efektif.
untuk batuk 3) Sputum dapat
efektif. dikeluarkan.
08.10 3) Melakukan 4) Sekresi dapat
postural drainage. dikeluarkan.
4) Memberikan :
09.00 Portagyl 1
flash/hr.
12.00 Mucera 2x1tab
Hari /
No Dx Jam Implementasi Evaluasi Tindakan
Tanggal
27 Minggu III 12.00 1) Memberikan 1) Klien tampak
09 mei makan dalam menghabiskan
2004 keadaan hangat. lebih dari porsi
12.00 2) Memberikan : yang disediakan.
RL 20 tts/m. 2) Klien
Curcuma 3x1 mengatakan tidak
1) Klien
28 Minggu V 08.45 1) Mendorong mengatakan ia
09 mei peningkatan dapat berjalan
2004 aktivitas klien keluar pintu / ke
secara bertahap beranda sendiri.
sesuai dengan 2) Klien
toleransi keadaan. mengatakan ia
E. Evaluasi.
A. Kesimpulan.
Dari hasil Asuhan Keperawatan yang diberikan kepada klien Tuan A dengan
Diagnosa Medis Post Operasi Open Fraktur Cruris Medial Dextra pada tanggal
23 Mei 2004 diruang Orthopeadi Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin
dapat disimpulkan :
Dari pengkajian yang dilakukan terhadap Tuan A, perawat dapat menggali dan
mengumpulkan data biopsikososial spiritual, dari rambut sampai ujung kaki
karina klien sangat kooperatif, sehingga komunikasi dapat berlangsung dengan
baik.
Secara teoritis menurut Marilyn. E. Doengoes ( 2000 : 764 773 ) diagnosa
keperawatan yang munmgkin muncul pada pasien fraktur adalah :
1. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan spasme otot dan
kerusakan skunder terhadap fraktur.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan fraktur atau pemasangan
traksi
3. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan kerusakan kulit dan
trauma jaringan
4. Resiko tinggi kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan
sirkulasi sekunder terhadap fraktur.
5. Defisit perawatan diri
KEPUSTAKAAN
Alsagaff, hood, dkk, 1997, Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru, Airlangga University
Press.
Brayant, Rulh A, 1996, Acute and Chronic Wounds: Nursing Management,
Oklahoma City, Oklahoma.
Carpenito, Lynda Juall, 1998, Diagnosa Keperawatan, Edisi 6, Jakarta, Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Doenges, Marilynn E. et al, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, Jakarta,
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Huddak, Carolyn m. et al, 1997, Critical Care Nursing: A Holistic Approach,
Medical Center Denver Colorado.
Huddak, Carolyn m. et al, 1997, Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistic, Edisi VI
Volume I, Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Mukty, Abdul, dkk, 1994, Pedoman Diagnosa Terapi: Lab/UPF Ilmu Penyakit Paru,
Surabaya, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangg Surabaya.
Priharjo Robert, 1993, Pengkajian Fisik Keperawtan, Jakarta, Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Price, Sylvia A, et al, 1995, Fatofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit, Edisi 4,
Buku 2, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sjamsuhidajat R, dkk, 1997, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, Jakarta, Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Smeltzer, Suzanne C, et al, 2000, Text Book of: Medical Surgical Nursing, Edisi 9,
Mosby Company.
Tucker, Susan Martin, et al, 1998, Standar Perawatan Pasiein, Edisi V, Vol 2,
Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.