Vous êtes sur la page 1sur 14

PROSEDUR DAN METHODE PELAKSANAAN

I-UMUM

1.1. JENIS DAN PENYIMPANAN MATERIAL


a) Ketentuan Umum
Kecuali bila ditetapkan lain dalam Kontrak ini, seluruh barang material yang
dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti material, instalasi
(bukan peralatan konstruksi) dan perlengkapan lainnya, harus dalam kondisi
baru dan dengan kualitas terbaik untuk tujuan yang dimaksudkan.
Sebelum memesan material atau barang-barang manufaktur yang termasuk
dalam pekerjaan tetap, Kontraktor harus menyampaikan rincian lengkap
untuk persetujuan, mengenai butir-butir material itu, nama-nama perusahaan
yang memperoleh marerial itu, dan daftar material yang akan dipesan dari
perusahaan itu. Kontraktor harus mengajukan sample dan dokumen-
dokumennya untuk meminta persetujuan Konsultan Pengawas.

b) Penempatan / Penyimpanan Material


Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas agar
sesuai dengan pekerjaan yang dikerjakan. Material harus diletakkan di
atas permukaan yang bersih, keras dan bila diminta, harus ditutupi.
Material harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan
pemeriksaan. Tempat atau lahan milik pribadi tidak boleh dipergunakan
untuk penyimpanan tanpa ijin tertulis dari pemiliknya dan bila perlu
menyewa dan membayarnya.
Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing) dan diratakan
(levelling) menurut petunjuk Konsultan Pengawas.
Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan
dimiringikan ke samping sesuai kebutuhan sehingga memberikan
drainasi/pematusan dari kandungan air/cairan yang berlebihan. Material
harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan
pemisahan bahan (segregation), agar timbunan tidak berbentuk kerucut,
dan menjaga gradasi serta mengatur kadar air. Penyimpanan agregat
kasar harus ditimbun dan diangkat/dibongkar lapis demi lapis dengan
tebal lapisan tidak lebih dari satu meter. Tinggi tempat penyimpan tidak
lebih dari 5 (lima) meter.
Lapangan (Site) berarti tempat Pekerjaan Permanen akan dilaksanakan
termasuk tempat penyimpanan dan tempat kerja dimana bahan dan
instalasi (bukan peralatan konstruksi) akan didatangkan, dan setiap
tempat lain yang disebutkan dalam Kontrak yang merupakan bagian dari
Lapangan.

1.2. RESTRIBUSI
Kontraktor harus bertanggungjawab untuk segala kompensasi dan retribusi
material galian. Untuk kompensasi dan retribusi ini, tidak akan diadakan
pembayaran terpisah, tetapi sudah harus termasuk ke dalam Harga Satuan dan
Harga Total yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

1.3. RUANG MILIK JALAN (RUMIJA)


Rumija adalah bidang tanah yang diperoleh dan diperuntukkan untuk jalan.
Lebar Rumija seperti tampak pada Gambar hanya merupakan perkiraan, lebar
sesungguhnya akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

1.4. TEMPAT KERJA (WORKING AREA)


Kontraktor harus melakukan segala tata cara, termasuk pembayaran bila perlu,
untuk memakai bidang tanah yang dibutuhkan untuk tempat kerja di luar Rumija,
dan Pengguna Jasa tidak bertanggungjawab atas pemakaian tanah tersebut.
Kecuali bila ditentukan dalam Spesifikasi Khusus atau pada waktu Pelelangan.

1.5. TEMPAT UNTUK JALAN SEMENTARA DAN PERUMAHAN/BARAK PEKERJA


DAN GUDANG
Kontraktor harus memilih, menata dan bila perlu membayar atas pemakaian
bidang tanah untuk jalan sementara, bangunan tempat pengolahan beton dan
material aspal (bitumen), tempat penyimpanan peralatan, bangunan Kantor, atau
keperluan lain selama pelaksanaan kerja.
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara rumah-rumah untuk pekerja dan
gudang-gudang yang diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan, dan harus
mengaturnya sendiri dengan persetujuan Konsultan Pengawas dan pemilik tanah
yang bersangkutan serta bila perlu membayar kepada pemilik tersebut.
1.6. KANTOR DAN FASILITAS LAPANGAN
Kontraktor harus memasok, melengkapi, memelihara selama masa Kontrak,
semua tempat barak dan gudang yang diperlukan untuk pelaksanaan Pekerjaan,
dan harus melakukan pengaturannya sendiri dengan pemilik tanah yang akan
ditempati, sesuai dengan persetujuan Konsultan Pengawas, dan jika perlu,
membayar untuk penggunaanya.

1.7. LABORATORIUM
a) Kontraktor harus menyediakan, melengkapi dan memelihara, selama berlaku
Kontrak, laboratorium yang memadai, dan bisa dipindah-pindah lengkap
dengan fasilitas, furniture, peralatan, personil, perlengkapan dan
instalasinya; untuk melaksanakan pengujian pengendalian mutu yang
disyaratkan dalam Kontrak ini. Kontraktor harus bertanggungjawab atas
pelaksanaan semua pengujian menurut perintah dan koordinasi Manager
Kendali Mutu dan menurut pengawasan dari Konsultan Pengawas.
b) Laboratorium harus dilengkapi dengan peralatan dan material yang
dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan (tes) standar yang ditentukan
dalam Spesifikasi .
c) Peralatan dan bahan/material lain-lainnya yang diperlukan untuk
pemeriksaan yang ditentukan dalam Kontrak harus disediakan oleh
Kontraktor dan dipasang dalam Laboratorium. Dalam jangka waktu tidak
lebih dari 30 hari setelah dikeluarkannya Tanggal Mulai Kerja
(Commencement Date) Kontraktor harus mengajukan daftar semua
peralatan yang akan disediakan dan rinciannya, untuk disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
d) Semua peralatan untuk pemeriksaan/testing harus bertipe standar dan telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas dan disimpan secara benar oleh
Kontraktor. Pasokan air dan tenaga listrik yang cukup harus selalu tersedia
sepanjang waktu.
e) Setiap penunjukan AASHTO Test and Material dalam Spesifikasi inj merujuk
pada "AASHTO Specification for Highways Material and Methods of
Sampling and Testing" dan harus merujuk pada revisi terakhir spesifikasinya
pada saat pelelangan, kecuali sudah dinominasikan dengan yang lain
1.8. PENGUKURAN DAN PEMBUATAN PATOK
(1) Kontraktor harus membuat patok-patok untuk membentuk garis-garis dan
kemiringan jalan sesuai dengan Gambar, dan harus memperoleh persetujuan
Konsultan Pengawas sebelum memulai pekerjaan. Bila dianggap perlu
Konsultan Pengawas dapat merevisi garis-garis dan kemiringan jalan, dan
meminta Kontraktor untuk membetulkan patok-patok. Kontraktor harus
mengajukan pemberitahuan mengenai pematokan atau penentuan
permukaan (level) dari bagian pekerjaan tertentu, tidak kurang dari 48 jam,
agar susunan patok itu dapat diperiksa. Kontraktor harus dapat membuat
pengukuran atas pekerjaan pematokan, dan Konsultan Pengawas akan
memeriksa pengukuran itu. Pengukuran yang sudah disetujui akan menjadi
dasar pembayaran.
(2) Kontraktor harus menyediakan peralatan, instrumen, personil dan tenaga
survai, dan lain-lain material yang mungkin dibutuhkan untuk memeriksa
pemasangan / pematokan (setting out) atau untuk pekerjaan-pekerjaan lain
yang terkait. Peralatan dan personil survai meliputi, tetapi tidak hanya
terbatas pada :
a) Surveyor dan pekerja surveyor
b) Peralatan Survai : Peralatan Survai yang meliputi :
Total station elektrik yang dapat dibaca minimum 1 (satu) detik,
dengan akurasi 5 (lima) detik, buatan setelah 2013, dan memiliki
sertifikat kalibrasi yang masih berlaku ketika digunakan.
Auto Level
Tripod Aluminium (Flat Head)
Program Card, termasuk perangkat lunak dan data cable Min 1 MB
SRAM ,Card reader/Writer Model Card.
Single prism set
Pole Tripod Type PPS ,Telescopic Prism Pole dengan nivo
Walky-talky
Meteran pita baja dengan panjang 50m; batang baja pengukur (4m);

(3) Kontraktor harus mengadakan survai dan pengukuran tambahan yang


diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan, seperti patok kemiringan (slope
stakes), temporary grade stakes, lay out dari jembatan dan gorong-gorong,
offset line, dan lain-lain, selain pengukuran ini Kontraktor wajib melaksanakan
pematokan rinci (stake-out) sesuai dengan Gambar Rencana sebelum
pekerjaan dimulai.
(4) Pengukuran penampang melintang (cross section) setiap interval 25 meter
atau lebih rapat sesuai dengan kebutuhan lapangan. Setelah pekerjaan
pembersihan tempat kerja (clearing and grubbing) Kontraktor harus
melakukan pengukuran potongan melintang (cross section) kembali untuk
mendapatkan kondisi terakhir lapangan. Kontraktor harus mengajukan satu
set salinan gambar beserta perangkat lunak penampang melintang (cross
section) kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

1.9. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


a) Uraian Pekerjaan
Ketentuan Penanganan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Konstruksi kepada setiap orang yang berada di tempat kerja yang
berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan
kerja konstruksi, proses produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja.
Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan
kerja dan perlindungan kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan
personil yang kompeten dan organisasi pengendalian K3 Konstruksi
sesuai dengan tingkat resiko yang ditetapkan oleh Pengguna Jasa.
Kontraktor harus mengikuti ketentuan-ketentuan pengelolaan K3 yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.05/PRT/M/2014
tentang Pedoman Sistem Manjemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan Pedoman Pelaksanaan
K3 untuk Konstruksi Jalan dan Jembatan No.004/BM/2006 serta
peraturan terkait lainnya.

b) Sistem Manajemen K3 Konstruksi


Kontraktor harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk
identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya secara
berkesinambungan sesuai dengan Rencana K3 Kontrak (RK3K) yang
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Kontraktor harus melengkapi RK3K dengan rencana penerapan K3
Konstruksi untuk seluruh tahapan pekerjaan
Kontraktor harus mempresentasikan RK3K pada rapat persiapan
pelaksanaan pekerjaan konstruksi (PCM) untuk disahkan dan ditanda
tangani oleh Pengguna Jasa sesuai ketentuan Permen PU No.
05/PRT/M/2014 tentang Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum.
Kontraktor harus melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada paket pekerjaan
dengan risiko K3 tinggi atau sekurang-kurangnya Petugas K3 Konstruksi
pada paket pekerjaan dengan risiko K3 sedang dan kecil. Ahli K3
Konstruksi atau Petugas K3 bertugas untuk merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi Sistem Manajemen K3 Konstruksi.
Tingkat risiko K3 ditetapkan oleh Pengguna Jasa

c) K3 Kantor Lapangan dan Fasilitasnya


Fasilitas Sanitasi
Kontraktor harus menyediakan toilet yang memadai untuk staf dan pekerja
yang diperkerjakan di dalam atau di sekitar tempat kerja serta tempat
sampah dengan kapasitas yang memadai.
Dalam segala hal toilet harus menyediakan se-kurang2nya air bersih
dengan debit yang cukup dan lancar, plumbing system yang memisahkan
air bersih dan air kotor serta pembuangannya melalui saluran drainase
dengan sanitasi baik.

1.10. GAMBAR RENCANA


Gambar Rencana untuk Proyek ini diterbitkan dan dijadikan bagian dari
Spesifikasi ini dan Dokumen Kontrak. Dalam Gambar ini harus diantisipasi
bahwa revisi minor terhadap alinyemen lokasi, ruas dan detail dapat dilakukan
selama pekerjaan berlangsung. Kontraktor harus melakukan pekerjaan sesuai
dengan maksud dari Gambar dan Spesifikasi, dan tidak akan mengambil
keuntungan dari setiap kesalahan atau kelalaian dalam Gambar atau perbedaan
antara Gambar dan Spesifikasi ini. Konsultan Pengawas akan melakukan koreksi
dan interpretasi dianggap perlu untuk pemenuhan Spesifikasi dan Gambar ini.
Bilamana dimensi tercantum pada Gambar atau dapat dihitung, pengukuran
skala tidak boleh digunakan kecuali bila disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Setiap perubahan dari Gambar karena kondisi lapangan tidak dapat diguga
sebelumnya akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disetujui secara
tertulis.
1.11. MANAJEMEN MUTU
(1) Umum
Pekerjaan harus dilaksanakan melalui proses manajemen mutu,
memanfaatkan sumber daya Pengguna Jasa, Konsultan Pengawas,
Kontraktor dan pihak ketiga, sebagaimana diperlukan.
a) Pengendalian Mutu (QC, Quality Control): Proses memeriksa mutu hasil
pekerjaan dari Kontraktor untuk menentukan apakah hasil-hasil tersebut
memenuhi standar mutu yang disyaratkan dalam Spesifikasi.
b) Jaminan Mutu (QA, Quality Assurance): Proses mengevaluasi seluruh
hasil pekerjaan, oleh Tim yang ditunjuk oleh Pengguna Jasa untuk
melakukan Pekerjaan Quality Assurance, secara teratur untuk
memberikan keyakinan bahwa hasil Pekerjaan itu memenuhi standar
mutu yang relevan.
c) Program manajemen mutu mempunyai dua komponen kunci yaitu :
Pengendalian Mutu tanggungjawab Kontraktor
Jaminan Mutu tanggungjawab Konsultan Pengawas menurut
Rencana Jaminan Mutu (QA Plan) Konsultan Pengawas

Tiap komponen dari program harus dialamatkan pada bahan, proses, hasil
pekerjaan dan dokumentasi yang dituangkan ke dalam Rencana Mutu
Kontrak (RMK). Yang disusun dan kemudian disajikan oleh Kontraktor pada
saat diadakan Rapat Persiapan Pelaksanaan (PCM) yang terdiri dari:
o Ruang Lingkup pekerjaan;
o Organisasi Kerja dan Uraian Tugas dan Tanggungjawabnya;
o Jadwal Pelaksanaan terinci per elemen dari pekerjaan;
o Rincian Prosedur Pelaksanaan pekerjaan;
o Rincian Prosedur Standar Instruksi Kerja dan Daftar Simak;
o Formulir Bukti kerja;
o Daftar Personel Pelaksana.

Standar Prosedur Pelaksanaan RMK mengacu pada Sistem Manajemen


Mutu Bina Marga Nomor: DJBM/SMM/PP/14 tanggal 19 Juli 2012 dan
perubahan-perubahannya, bila ada.
(2) Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan)
a) Ketentuan-ketentuan Umum Rencana Pengendalian (QC Plan)
Sebagai bagian dari Jaminan Mutu Kontraktor yang disyaratkan dalam
Syarat-syarat Umum Kontrak, Kontraktor harus bertanggungjawab atas
semua Pengendalian Mutu selama pelaksanaan Pekerjaan. Pekerjaan
Pengendalian Mutu (QC) termasuk memantau, mengispeksi dan menguji
cara, metoda, bahan, kecakapan-kerja, proses dan produk dari semua
aspek Pekerjaan sebagaimana diperlukan untuk memastikan kesesuaian
dengann persyaratan Kontrak.
b) Kontraktor harus menyiapkan Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan)
sesuai dengan ketentuan-ketentuan Kontrak dan harus menyerahkan
Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) yang lengkap kepada Konsultan
Pengawas sebelum dimulainya setiap elemen Pekerjaan.
c) Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) harus mencakup Pekerjaan
secara keseluruhannya, termasuk tanpa pembatasan terhadap semua
bahan yang dipasok Kontraktor dan Sub-Kontraktor, dan semua jenis dan
tahap pelaksanaan pada Kegiatan dengan mengacu pada spesifikasi
teknis dan gambar rencana.
d) Program Pengendalian Mutu Kontraktor harus dilaksanakan sesuai
dengan Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) dan harus dikelola
dengan baik, dengan hasil pengujian yang mewakili operasi yang aktual.
Hasil-hasil tersebut akan dilaporkan dengan akurat dan dalam suatu
waktu tertentu.
e) Rencana Pengendalian Mutu Staf Kendali Mutu dan Ketentuan-ketentuan
Pengajuan Peralatan Sesuai dengan Pasal S1.09 dan S1.10 dari
Spesifikasi ini, dan Syarat-syarat Umum Kontrak, Kontraktor harus
menyediakan semua sumber daya dan melakukan semua kegiatan yang
perlu untuk memastikan :
Ketentuan-ketentuan dari staf inspeksi atau penguji yang memadai,
dengan peralatan yang memadai dan dukungan teknis untuk
melaksanakan semua fungsi-fungsi Pengendalian Mutu dengan cara
dan waktu yang akurat.
Semua peralatan pengujian dikalibrasi, dipelihara sebagaimana
semestinya, dan dioperasikan dalam kondisi baik.
Semua pengujian dan inspeksi dilaksanakan sesuai dengan standar
yang memadai dari persyaratan Kontrak dalam kendali Mutu.
Penyerahan hasil pengujian kepada Konsultan Pengawas, dalam waktu
24 (dua puluh empat) jam, untuk laporan harian untuk semua pengujian
dan inspeksi yang menunjukkan ketidak-sesuaian dari bahan yang diuji.
Penyerahan hasil pengujian, dalam 48 (empat puluh delapan) jam,
untuk laporan harian untuk semua pengujian dan inspeksi yang
menunjukkan kesesuaian bahan yang diuji dan keter-sediaan
dokumentasi pendukung untuk memperkuat hail pengujian jika
diperlukan.
Pengorganisasian, kompilasi dan penyerahan semua dokumentasi
Pengendalian Mutu (QC) kegiatan dalam 14 hari sejak penerbitan
Sertifikat Penyelesaian.
Penyerahan semua dokumen QC berupa laporan Kontraktor mengacu
pada standar prosedur pelaksanaan Pelaporan Bina Marga nomor
DJBM/SMM/PP/07 tanggal 19 Juli 2012 dan perubahan-perubahannya,
bila ada.
Rencana Pengendali Mutu (QC Plan) harus termasuk struktur
organisasi yang menunjuk-kan rincian dari aliran informasi, titik-titik
tunggu (holding point), perbaikan kekurangan dan hubungan dan
tanggungjawab lain yang perlu untuk memastikan ketentuan-ketentuan
mutu dari Kegiatan dapat dipenuhi.
Memastikan bahwa semua daftar simak Pengendalian Mutu dikerjakan
oleh pihak-pihak yang kompeten dan bertanggungjawab.
Menyediakan ringkasan laporan mingguan dan bulanan untuk hasil-
hasil pengujian dan inspeksi;
Memaraf proses ketidak-sesuaian ketika bahan atau produk tidak
memenuhi spesifikasi yang disyaratkan dan, memberitahu Konsultan
Pengawas atas ketidak-sesuaian ini;
Menanggapai setiap Laporan Ketidak-sesuaian (Non-Conformance
Report, NCR) yang diterbitkan oleh Konsultan Pengawas dalam waktu
yang disebutkan dalam NCR;
Jadwal pengujian dan pelayanan inspeksi serta memantau prosedur
pengujian dan inspeksi Pengendalian Mutu termasuk prosedur-
prosedur dari sub-Kontraktor;
(3) Rencana Jaminan Mutu
Konsultan Pengawas akan menyiapkan dan melaksanakan Rencana
Jaminan Mutu, yang merupakan bagian dari keefektifan dan kepercayaan
dari Rencana Pengendalian Mutu Kontraktor. Konsultan Pengawas juga
melakukan inspeksi acak dan sistematis dari Pekerjaan dan dokumentasi
Pengendalian Mutu Kontraktor.
Tujuan Rencana Jaminan Mutu dan kegiatan-kegiatan inspeksi adalah untuk
memastikan bahwa pembayaran yang dibuat hanya untuk pekerjaan yang
telah diterima di lapangan.
Konsultan Pengawas akan memantau operasi Kontraktor dan program
Pengendalian Mutu untuk memastikan bahwa standar tersebut telah dipenuhi
dan untuk mengakses pembayaran apa yang telah diperoleh menurut
ketentuan-ketentuan dalam Kontrak.

Kegiatan program Pengendalian Mutu tidak akan melepaskan tanggungjawab


Pengendalian Mutu Kontraktor menurut ketentuan-ketentuan dalam Kontrak.
Frekwensi inspeksi dan pengujian Jaminan Mutu umumnya sekitar 0 10%
(nol sampai sepuluh persen) dari frekwensi yang dilakukan oleh Kontraktor
dalam Rencana Pengendalian Mutunya dan pada awalnya akan ditetapkan
pada tingkat yang setaraf dengan keyakinan Konsultan Pengawas dalam
keefektifitan yang diantisipasi dari program Pengendalian Mutu Kontraktor.
Konsultan Pengawas dapat menaikkan atau menurunkan frekwensi dari
inspeksi dan pengujian Jaminan Mutu selama pelaksanaan Pekerjaan, yang
merupakan bagian dari keefektifan aktual dari Rencana Pengendalian Mutu
Kontraktor.

Setiap kejadian dari Tidak Diterimanya Pekerjaan yang ditemukan akan


menghasilkan Laporan Ketidak-sesuaian (NCR) yang diterbitkan Konsultan
Pengawas untuk Kontraktor.
(4) Titik-titik Tunggu (Holding Points)
Kontraktor harus memberitahu Konsultan Pengawas, dan Konsultan
Pengawas akan menginspeksi dan menyetujui tahapan-tahapan pekerjaan
berikut sebelum melaksanakan pekerjaan diatasnya.
(a) Penetapan Titik Pengukuran
(b) Ketinggian Lapangan
(c) Pengujian-pengujian
(d) Galian Pondasi untuk bangunan struktur
(e) Penulangan dan Cetakan sebelum pengecoran beton
(f) Permukaan Tanah Dasar
(g) Permukaan Pondasi Bawah yang telah dipadatkan
(h) Permukaan Pondasi Atas yang telah dipadatkan.
(j) Lapisan lean concrete, perkerasan beton semen
(k) Gorong-gorong pipa, struktur drainase
(l) Saluran tanah , saluran pasangan , salauran beton (U-ditch)

(5) Audit Mutu


Sebagai bagain dari keseluruhan manajemen kegiatan, Pengguna Jasa
boleh memiliki satu auditor untuk melengkapi pekerjaan dari staf Jaminan
Mutu Konsultan Pengawas. Auditor akan melaporkan kepada Pengguna
Jasa apakah bahan dan kegiatan Proyek dan hasil-hasil yang terkait telah
memenuhi Kontrak, Rencana Pengendalian Mutu Kontraktor, dan Rencana
Jaminan Mutu Konsultan Pengawas, atau tidak. Tujuan Audit Mutu adalah
adanya suatu pendapat yang mandiri baik kegiatan Pengendalian Mutu
maupun Jaminan Mutu dan menjadi proaktif untuk menghindari atau
mengurangi mutu terkait dengan isu-isu yang memerlukan proses verifikasi.
(6) Laporan Ketidaksesuaian (NCR)
Ketidaksesuaian yang ditemukan harus ditindaklanjuti sebagai berikut.
a) Laporan Ketidaksesuaian Internal Kontraktor
Laporan Pengendalian Mutu Kontraktor harus mengindikasikan
Pekerjaan tersebut tidak dalam kesesuaian, Manajer Kendali Mutu (QC
Manager) harus menerbitkan Laporan Ketidaksesuaian (NCR) secara
internal kepada Kontraktor, dengan tembusan kepada Konsultan
Pengawas, termasuk waktu untuk menanggapi. Kontraktor kemudian
harus menanggapi Manajer Kendali Mutu (QC Manager), dengan
tembusan kepada Konsultan Pengawas, berkenaan dengan Laporan
Ketidaksesuaian (NCR), dalam waktu yang ditentukan.

b) Laporan Ketidaksesuaian yang diterbitkan Konsultan Pengawas


Laporan Jaminan Mutu Konsultan Pengawas mengindikasikan bahwa
Pekerjaan tersebut tidak dalam kesesuaian, Konsultan Pengawas akan
menerbitkan Laporan Ketidak-sesuaian (NCR) kepada Kontraktor,
termasuk waktu untuk menanggapi.
Kontraktor kemudian akan menanggapi Laporan Ketidaksesuaian (NCR)
tersebut, dalam waktu yang ditentukan, dengan usulan pemecahan dan
tindakan perbaikan.
Konsultan Pengawas akan menerima atau menolak usulan pemecahan
dan usulan tindakan perbaikan.
Jaminan pengujian dan inspeksi akan dilaksanakan untuk menentukan
jika tindakan perbaikan telah dilaksanakan dan hasil pekerjaan tersebut
telah diterima. Penerimaan atau penolakan akan berlanjut sampai
Konsultan Pengawas menentukan bahwa mutu pekerjaan telah dicapai.
Bagian pembayaran untuk Manajemen Mutu dapat ditahan sampai
masalah Laporan Ketidak-sesuaian (NCR) dipecahkan atau dapat
ditahan secara permanen.
Pembayaran untuk Pekerjaan itu sendiri dapat ditahan sampai masalah
Laporan Ketidak-sesuaian (NCR) tersebut dipecahkan.
1.12. PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA
Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan
tanah permukaan, dan pembuangan serta pembersihan tumbuh-tumbuhan dan
puing-puing di dalam daerah kerja, kecuali benda-benda yang telah ditentukan
harus tetap di tempatnya atau yang harus dipindahkan sesuai ketentuan Pasal-
pasal yang lain dari Spesifikasi.
Pekerjaan ini mencakup juga perlindungan tumbuhan dan benda-benda yang
ditentukan harus tetap berada di tempatnya dari kerusakan atau cacat.

a) Pengupasan Lapisan Tanah Permukaan (Topsoil Stripping)


Pada daerah di bawah timbunan badan jalan atau pada tempat yang
ditentukan Konsultan Pengawas, Kontraktor harus mengupas lapisan tanah
permukaan dan membuangnya sebagaimana petunjuk Konsultan
Pengawas. Secara umum pembuangan lapisan tanah permukaan hanya
mencakup lapisan tanah yang subur bagi tumbuhnya tumbuh-tumbuhan dan
maksimal tebal 30 cm.
Pembuangan lapisan tanah permukaan pada daerah-daerah yang telah
ditentukan harus sampai pada kedalaman yang sesuai dengan petunjuk
Konsultan Pengawas, dan lapisan atas tanah itu harus dipisahkan dari
material hasil penggalian lainnya.
Bila lapisan tanah permukaan tersebut akan dipergunakan untuk menutupi
lereng timbunan atau daerah lainnya yang telah ditentukan Konsultan
Pengawas atau sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar, pekerjaan
pengupasan lapisan atas tanah tersebut dianggap mencakup juga
penimbunannya bila perlu, dan pembuangannya, serta penempatan dan
penebarannya di daerah-daerah yang ditentukan Konsultan Pengawas.
Setelah ditebarkan, lapisan atas tanah tersebut harus digaru untuk
membentuk permukaan yang rata yang bersih dari gulma, akar, rerumputan
dan batu-batu besar.
b) Pembuangan Material Hasil Pembersihan
Kayu-kayuan kecuali yang akan dipergunakan, dan semua semak-semak,
tunggul, akar, batang kayu dan material tak terpakai lainnya hasil operasi
pembersihan dan pembongkaran harus dibuang di lokasi yang sudah
disediakan oleh Kontraktor. Jalan dan daerah-daerah di sekitarnya harus
dijaga kerapihannya. Tidak boleh terdapat puing-puing di atau di sekitar
daerah milik jalan.

c) Perlindungan Untuk Tempat Tertentu yang Harus Tetap Dipertahankan.


Pada daerah-daerah yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor
bertanggungjawab untuk selalu melindungi dan memelihara semak-semak,
pepohonan dan rerumputan yang ada pada daerah tersebut. Patok
pengukuran, patok kilometer, instalasi pelayanan umum, dan benda lainnya
yang ditunjuk Konsultan Pengawas untuk ditinggalkan harus dilindungi dari
kerusakan yang dapat diakibatkan oleh operasi Kontraktor. Bila pekerjaan
telah selesai, daerah-daerah tersebut harus dikembalikan kepada Pengguna
Jasa dengan keadaan yang sama seperti sebelumnya, dan setiap kerusakan
akibat langsung atau tak langsung dari pekerjaan Kontraktor harus diperbaiki
dengan biaya sendiri.

d) Metode Pelaksanaan
Pembersihan, pembongkaran, pengupasan lapisan atas tanah dan
pembuangan bekas-bekas pembongkaran dan perlindungan untuk daerah-
daerah tertentu, akan dipandang sebagai pekerjaan pembersihan tempat
kerja, dan akan dibayar berdasarkan ukuran meter persegi.
Pemotongan pohon dan perlindungan terhadap pohon yang ditentukan
dipertimbangkan sebagai Pemotongan Pohon yang Ada dan akan dibayar
dalam buah. Pekerjaan pembersihan tempat kerja dan pembuangan pohon-
pohon pada daerah yang diperuntukkan bagi daerah pembuangan, daerah
material, daerah penambangan material timbunan, daerah jalan kerja dan
semua daerah konstruksi sementara, tidak akan dibayar bila daerah-daerah
tersebut berada diluar daerah yang telah ditetapkan untuk dibersihkan dan
dibongkar, dan Kontraktor diijinkan menentukan apakah memilih
menggunakan daerah pembuangan ataupun daerah penambangan material
timbunan.

Vous aimerez peut-être aussi