Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
I. PENDAHULUAN
terdapat lubang menetap pada septum atrium akibat kegagalan penyatuan baik
septum sekundum atau septum primum dengan bantalan endocardium. Hal ini
menyebabkan aliran darah dari vena pulmonalis yang mengalir masuk ke atrium
kelainan pada dinding otot yang biasanya memisahkan kedua atrium. Sekitar 80%
dari ASD akan menutup pada 18 bulan pertama kehidupan, jika ASD belum
menutup sampai usia 3 tahun, maka ASD akan menetap dan perlu diterapi. Defek
ini mungkin tidak terdeteksi pada masa kanak-kanak, tetapi bila defek ukup besar
biasanya menjadi jelas pada umur 30 tahun. ASD yang kecil mungkin tidak
karena adanya pembesaran jantung dan suara jantung yang spesifik (suara
jantung kedua terpisah secara menetap). Anak-anak dengan ASD yang bergejala
bisa mempunyai gejala seperti mudah lelah, pernapasan cepat disertai dengan
1
II. EPIDEMIOLOGI(2,4)
Defek septum atrium (ASD) meliputi 10% dari semua penyakit jantung
bawaaan dan sebanyak 20-40% penyakit jantung bawaan yang tampak di masa
dewasa.
Ostium secundum: jenis yang paling sering dari ASD meliputi 75 % dari
semua kasus ASD, mewakili sekitar 7% dari semua kelainan defek jantung
bawaan dan 30-40% dari semua penyakit jantung bawaaan pada pasien yang
Ostium primum: jenis kedua paling sering dari ASD meliputi 15-20% dari
Sinus venosus: yang paling jarang terjadi antara ketiga jenis ASD, ASD
sinus venosus (SV) terlihat pada 5-10% dari semua kasus ASD. Kelainan
dengan ASD dapat asimtomatik pada masa bayi dan anak, waktu munculnya
gejala klinis bergantung pada derajat pirau (shunt) kiri-ke-kanan. Gejala lebih
sering terjadi pada usia lanjut. Pada usia 40 tahun, 90% dari pasien yang tidak
2
III. ANATOMI JANTUNG(5)
ventrikel kanan, yang satu sama lain dipisahkan oleh sulcus atrioventriculare
Facies diaphragmatica, terutama dibentuk oleh ventrikel kanan dan kiri yang
kanan, dimana vena cava inferior bemuara, juga membentuk sebagian facies
diaphragmatica.
Apex cordis, terutama dibentuk oleh ventrikel kiri. Arahnya ke bawah, depan
dan kiri. Apex cordis terletak setingi intercostalis VI, 9 cm dari garis
tengah.
Jantung dibagi oleh septa vertical dalam 4 ruang, atrium kanan dan kiri
serta ventrikel kanan dan kiri. Atrium kanan tereak anterior terhadap atrium kiri
3
Pada atrium kanan bermuara:
- Vena cava superior, bermuara di bagian atas atrium, tidak mempunyai katup.
- Vena cava inferior, bermuara di bagian bawah atrium, dilindungi oleh katup
pulmonalis.
paru bermuara pada dinding posterior dan tidak berkatup. Ostium atroventriculare
atroventriculare kiri dan dengan aorta melalui ostium aortae, ostium aortae
4
IV. FISIOLOGI JANTUNG(6,7)
SIRKULASI LAHIR
pulmonal oleh ventrikel kanan maupun sirkulasi sistemik oleh ventrikel kiri.
jantung dipisahkan oleh septum yaitu suatu otot otonom yang mencegah
pencampuran darah dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini sangat penting
karena sisi kanan jantung menerima dan memompa darah ber-oksigen rendah
tinggi.
melalui vena cava. Darah ini mengandung CO2 dan mengalami deoksigenasi
5
kanan jantung memompa darah ke dalam sirkulasi paru. Di dalam paru, darah
atrium kiri melalui vena pulmonalis. Darah kaya oksigen yang kembali ke
atrium kiri ini kemudian mengalir ke dalam ventrikel kiri yang memompa
yang sama. Volume darah ber-oksigen rendah yang dipompa ke paru oleh sisi
kanan jantung segera memiliki volume yang sama dengan darah ber-oksigen
SIRKULASI JANIN
penyesuaian terhadap kenyataan bahwa janin tidak bernafas sehnga paru tidak
6
dengan darah ibu menembus plasenta. Karena darah tidak perlu mengalir ke
terdapat 2 jalan pintas, yaitu foramen ovale (suatu libang di septum antara
atrium kanan dan kiri) dan duktus arteriosus (suatu pembuluh yang
jantung).
campuran dari darah beroksigenasi tinggi dari vena umbilucalis dan darah
vena yang beroksigenasi rendah yang kembali dari jaringan janin. Selama
masa janin karena tingginya resistensi diakibatkan oleh paru yang kolaps,
tekanan di separuh kanan jantung dan sirkulasi paru lebih tinggi daripada di
separuh kiri jantung dan sirkulasi sistemik. Situasi ini terbalik dibandingkan
dengan setelah lahir. Karena perbedaan tekanan antara atrium kanan dan kiri,
kanan segera disalurkan ke atrium kiri melalui forame ovale. Darah ini
darah ibu melalui placenta. Sisa darah di atrium kanan yang tidak segera
7
daripada tekanan di aorta, darah dialirkan melalui duktus arteriosus mengikut
luar dari ventrikel kanan yang ditujukan ke sirkulais paru segera dialihkan ke
V. EMBRIOLOGI(9,10)
mudigah. Fase awal ditandai dengan pertumbuhan suatu septum primer (septum
atrium dan ventrikel. Suatu celah, yang disebut ostium primum, mula-mula
8
Pertumbuhan berlanjut dan fusi septum dengan bantalan endocardium akhirnya
akan menyebabkan perforasi pada bagian atas dari septum primum yang akan
teroksigenasi dari atrium kanan ke atrium kiri yang esensial untuk kehidupan
janin
9
Seiring dengan membesarnya ostium sekundum, sebuah septum sekunder
mengelilingi suatu raung yang disebut foramen ovale foramen ovale dijaga di sisi
kirinya oleh sebuah flap jaringan yang berasal dari septum primer, yang berfungsi
sebagai katup satu arah dan memungkinkan darah terus mengalir dari kanan ke
kiri selama kehidupan intrauterine. Saat lahir, seiring dengan turunnya resistensi
vascular paru dan meningkatnya tekanan arteri sistemik, tekanan di atrium kiri
foramen ovale.
VI. ETIOPATOGENESIS(2)
malformasi spontan dari septum interatrial. Dapat terjadi pada keluarga yang
10
pada lokasi abnormal menyebabkan septum primum berlubang atau
Abnormalitas yang besar dari foramen ovale dapat terjadi sebagai akibat
yang besar.
ASD sinus venosus: terjadi karena penyatuan yang abnormal dari sinus
venosus masa embrio dengan atrium. Pada kebanyakan kasus, defek terletak
pulmonalis kanan superior. Tipe yang relatif jarang yaitu tipe inferior yang
Vena ini dapat bermuara ke atrium kanan, v.cava superior atau ke v.cava
inferior.
11
Akibat yang timbul karena adanya defek septum atrium sangat bergantung
dari besar dan lamanya pirau serta resistensi vaskuler paru. Ukuran defek sendiri
tidak banyak berperan dalam menentukan besaran arah pirau. Darah mengalir
kembali dari atrium kiri ke atrium kanan karena tekann atrium kiri biasanya
sedikit lebih tinggi dari tekanan atrium kanan. Perbedaan ini memaksa sejumlah
besar darah melalui defek pada septum yang menyebabkan volume berlebih pada
jantung kanan, yang melibatkan atrium knan, ventrikel kanan, dan arteri paru
Akibatnya, atrium kanan membesar dan ventrikel kanan berdilatasi sebagai usaha
untuk menampung volume darah yang meningkat. Jika terjadi hipertensi arteri
pulmonalis, maka akan terjadi peningkatan resistensi vaskuler paru dan kemudian
VII. DIAGNOSIS
A. GAMBARAN KLINIS
Pada ASD gambaran klinisnya agak berbeda karena defek berada di
septum atrium dan aliran dari kiri ke kanan yang terjadi selain menyebabkan
pada jantung kanan. Defek septum atrium sering tidak terdeteksi pada anak-anak
walaupun pirau cukup besar karena asimtomatik, dan tidak memberi gambaran
diagnostis fisis yang khas. Keluhan baru timbul saat usia dewasa. Lebih sering
ekokardiografi. (11,13)
12
Hanya sebagian kecil bayi atau anak dengan ASD besar yang simptomatik
dan gejalanya sama seperti pada umumnya kelainan dengan aliran ke paru yang
berlebihan. (13)
Sesak napas dan rasa capek paling sering merupakan keluhan awal,
demikian pula infeksi napas yang berulang. Pasien dapat sesak pada saat
daerah sternal kanan, auskultasi jantung cukup khas yaitu bunyi jantung dua yang
terpisah lebar dan menetap tidak mengikuti variasi pernapasan (wide fixed
splitting) walaupun tidak selalu ada, serta bising sistolik tipe ejeksi pada daerah
pulmonal pada garis sternal kiri. Bila aliran piraunya besar mungkin akan
terdengar bising diastolik di parasternal iga 4 kiri akibat aliran deras melalui
daerah pulmonal, oleh karena kenaikan tekanan pulmonal, dan pelu diingat
bahwa bising-bising yang terjadi pada ASD merupakan bising fungsional akibat
adanya beban volume yang besar pada jantung kanan. Sianosis jarang ditemukan,
kecuali bila defek besar atau common atrium, defek sinus koronarius, kelainan
vascular paru, stenosis pulmonal, atau bila disertai anomali Ebstein. Juga dapat
Simptom dan hipertensi paru umumnya baru timbul saat usia 30-40 tahun
sehingga pada keadaan ini mungkin sudah terjadi penyakit obstruktif vaskuler
paru.(13)
13
B. GAMBARAN RADIOLOGIS
1. Foto Thorax
dalam paru melebar. Pembuluh darah di bagian perifer masih nampak jelas.
kanan. Hilus sangat melebar di bagian sentral dan menguncup menjadi kecil
nampak kecil. Vena-vena sukar dilihat. Paru-paru di bagian tepi menjadi lebih
(bentuk tong, barrel chest). Sedangkan pada foto thoraks posisi lateral
14
Kadang-kadang jantung belakang bawah berhmpit dengan kolumna
vertebralis. Hal ini disebabkan karena ventrikel kanan begitu besar dan
15
Gambar 6. ASD. Aliran darah tambahan dari sisi kiri jantung kembali ke sisi
kanan menambah ukuran arteri pulmonalis utama (terlihat jelas pada foto
thoraks PA) (A). Penambahan ukuran ventrikel kanan (terlihat jelas pada foto
lateral (B). karena pengisian jaringan lunak pada bagian bawah dan tengah
ruang retrosternal. (17)
ditentukan lokasi defek septum, arah pirau, ukuran atrium dan ventrikel
16
Ekokardiografi transesofageal (ETE) diindikasikan jika ETT diragukan,
Gambar 8. Ekokardiogram
menunjukkan defek septum atrium
sekundum antara atrium kiri dan
atrium kanan. (18)
17
3. CT Scan
bagian inflow dan outflow dari septum atrium dan ventrikel. Akibat dari tidak
dimensi (3D) ultrafast CT, ukuran atrium dan ventrikel dapat diukur. (4)
4. MRI
18
Dapat menyajikan beberapa gambar per siklus jantung sehingga fungsi
19
5. KATETERISASI JANTUNG
appearance) pada kasus dengan defek pada septum primum, hal ini akibat
posisi katup mitral yang abnormal. Regurgitasi melalui celah pada katup
mitral juga dapat terlihat. Angiogram pada vena pulmonalis kanan atas,
letaknya tinggi atau rendah pada septum antara ventrikel kanan dan kiri.
Karena tekanan dalam ventrikel kiri memang lebih tinggi, terjadilah left-to-
right shunt.(22)
tergantung pada ada atau tidaknya ganggaun pada pembuluh darah paru
20
(hipertensi pulmonal) dan besarnya kebocoran. Makin kecil kebocoran, makin
belum jelas membesar, atrium kiri dilatasi, dan pembuluh darah paru
nampak bertambah.
Gambar 13. Foto thorax PA pada kasus VSD dengan moderate left to
right shunt. Tampak penonjoloan conus pulmonalis dan corakan
bronchovaskular meningkat. Pada foto thorax lateral, tampak
pendorongan esophagus ke posterior. Hal ini mengindikasikan adanya
dilatasi atrium kiri dan pembesaran ventrikel kanan dan kiri. (23)
atrium kanan tidak nampak kelainan dan ventrikel kiri membesar serta
aorta kecil.
21
Kebocoran dengan hipertensi pumonal: Ventrikel kanan tampak semakin
pembuluh darah paru bagian perifer sangat berkurang dan thorax menjadi
emfisematus.
ke sirkulasi sistemik dari arteria pulmonalis pada masa intrauterine. Ductus ini
kemudian biasanya sudah menutup pada umur 2 bulan, kadang sampai 6 bulan.
Adanya PDA memungkinkan aliran pirau dari kiri ke kanan (dari aorta ke
22
Gambaran radiologis tergantung pada besar kecilnya PDA.(15)
- PDA kecil sekali: gambaran jantung dan pembuluh darah paru normal.
- PDA cukup besar: Aorta ascendens dan arkus nampak normal atau membesar
sedikit, dan nampak menonjol pada proyeksi PA. Arteri pulmonalis nampak
menonjol dan melebar di samping aorta. Pembuluh darah paru-paru dan hilus
besar krena adanya hipertrofi dan dilatasi. Arteri pulmonalis menonjol, aorta
ascendens melebr dengan arkus yang menonjol. Atrium kiri nampak normal
kembali.
Gambar 15. Foto thorax Patent Ductus Arteriosis (PDA). Gambar (A)
menunjukkan adanya pembesaran siluet cardiomediastinal dan trunkus
pulmonalis serta pembuluh darah perifer yang mengecil secara
mendadak. Gambar (B) menunjukkan ruang retrosternal yang terisi oleh
ventrikel kanan yang membesar.(25)
23
Gambar 16 C-I. CT scan
dengan kontras dari pasien
yang sama dengan gambar
di atas, mengkonfirmasi
adanya pembesaran
jantung, dilatasi dan
hipertrofi ventrikel
kanan.(25)
IX. PENATALAKSANAAN
pulmonal terhadap aliran sistemik lebih dari 2. Bbila pemeriksaan klinis dan
aliran pirau yang bermakna, maka penderita dapat diajukan untuk operasi tanpa
penyakit vaskuler paru, serta pada kateterisasi jantung didapatkan tahanan arteri
24
pulmonalis lebih dari 10 U.m2 yang tidak responsive dengan pemberian oksigen
X. KOMPLIKASI
Aritmia
Hipertensi pulmonal
Sianosis
Paradoxical embolization
Stroke
Infective endocarditis.(2)
XI. PROGNOSIS
Pasien dengan ASD biasanya bertahan hidup sampai dewasa tanpa bedah
atau intervensi perkutan, dan banyak pasien hidup sampai usia lanjut. Namun,
kelangsungan hidup secara alamiah setelah usia 40-50 tahun kurang dari 50%,
dan tingkat kelemahan dari jantung setelah 40 tahun adalah sekitar 6% per tahun.
25
DAFTAR PUSTAKA
ECG;2002.
2. Markham L.W. Atrial Septal Defect [online]. Updated on Sep 20, 2012.
Group;2004. P.31.
ECG;1996.Hal. 259-61.
7. Guyton C.A, Hall. E.J. The Heart in Textbook of Medical physiology 11th
8. Anonymous. Yale Medical Group [cited 2013, June 09]. Available from:
http://www.yalemedicalgroup.org/stw/Page.asp?PageID=STW026200
26
10. Kumar, Vinay,dkk. Penyakit Jantung Kongenital dalam Robbins Patologi
11. Ghanie, Ali. Penyakit Jantung Kongenital pada Dewasa dalam Ilmu Penyakit
2013)
14. Habermann T.M, Gosh A.K. Mayo Clinic Internal Medicine Concise
Livingstone;2001.P. 88-89.
Edition. USA:Saunders;2005.
18. Fauci et. Al. Harrisons Principles of Internal Medicine 17th Edition. USA:
McGraw-Hills Companies;2008.
20. Naidich D.P. Computes Tomography and Magnetic Resonance of the Thorax
27
21. Lily Ismudiati Rilantono et.al. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: Fakultas
Maret 2013).
24. http://emedicine.medscape.com/article/892980-workup#showall
25. http://www.vcuthoracicimaging.com/Historyanswer.aspx?qid=40&fid=1
28