Vous êtes sur la page 1sur 8

BAB V

PENDAHULUAN

5.1. Hasil Penelitian


5.1.1. Karakteristik Sampel
Tabel 5.1. Karakteristik Sampel Pasien Penyakit kulit akibat penggunaan air sungai dan tanpa
menggunakan air sungai di Desa Maroangin Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang

Kategori Frequency Percent

Umur pasien dengan penyakit kulit

<10 tahun 22 24.4

10-20 tahun 18 20.0

20-40 tahun 24 26.7

>40 tahun 26 28.9

Total 90 100.0

Pekerjaan pasien dengan penyakit kulit

Petani 18 20.0

Wiraswasta/Pegawai Negeri 5 5.6

Pelajar 29 32.2

Tidak Bekerja/IRT 26 28.9

Belum Sekolah 12 13.3

Total 90 100.0
Pendidikan terakhir pasien dengan penyakit kulit

SD 14 15.6

SMP 10 11.1

SMA 44 48.9

Sarjana/kuliah 10 11.1

Belum Sekolah 12 13.3

Total 90 100.0

Status sosial ekonomi pasien penyakit kulit

Menengah Keatas 36 40.0

Menengah Ke bawah 54 60.0

Total 90 100.0

Jenis kelamin pasien penyakit kulit

laki-laki 51 56.7

Perempuan 39 43.3

Total 90 100.0

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa data tertinggi pasien yang


menderita penyakit kulit memiliki umur diatas 40 tahun sebanyak 26 orang
(28,9%), pada umur 20-40 tahun sebanyak 24 orang (26,7%), pada umur 10-20
tahun sebanyak 18 orang (20%), dan umur dibawah 10 tahun sebanyak 22 orang
(24,4%).
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa data tertinggi pasien yang
menderita penyakit kulit memiliki jenis kelamin laki-laki sebanyak 51 orang
(56,7%) dan perempuan sebanyak 39 orang (43,3%).
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa data tertinggi pasien yang
menderita penyakit kulit memiliki pekerjaan sebagai pelajar sebanyak 29 orang
(32,2%), yang memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga atau tidak bekerja
sebanyak 26 orang (28,9%), yang memiliki pekerjaan sebagai petani sebanyak 18
orang (20%), yang memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta atau pegawai negeri
sebanyak 5 orang (5,6%), dan yang belum sekolah sebanyak 12 orang (13,3%).
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa data tertinggi pasien yang
menderita penyakit kulit berpendidikan terakhir SMA sebanyak 44 orang
(48,9%), berpendidikan terakhir SD sebanyak 14 orang (15,6%), belum sekolah
sebanyak 12 orang (13,3%), berpendidikan terakhir SMP sebanyak 10 orang
(11,1%), dan berpendidikan terakhir Sarjana atau kuliah sebanyak 10 orang
(11,1%).
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa data tertinggi pasien yang
menderita penyakit memiliki status sosial ekonomi menengah kebawah sebanyak
54 orang (60%), dan yang berstatus sosial ekonomi menengah keatas sebanyak 36
orang (40%).

Gambaran Penyakit kulit akibat penggunaan air sungai :

Tabel 5.2. Karakteristik Sampel Pasien Penyakit kulit akibat penggunaan air sungai dan tanpa
menggunakan air sungai di Desa Maroangin Kecamatan Maiwa Kabupaten Enrekang

Frekuesi Persen

Menggunakan air sungai 56 62.2

Tidak Menggunakan air sungai 34 37.8

Total 90 100.0

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa pasien yang menderita


penyakit kulit akibat menggunakan air sungai sebanyak 56 orang (62,2%),
sedangkan yang menderita penyakit kulit tanpa menggunakan air sungai sebanyak
34 orang (37,8%).
5.2.Pembahasan
5.2.1. Karakteristik Sampel
a. Jumlah pasien kulit berdasarkan umur
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa data tertinggi pasien yang
menderita penyakit kulit memiliki umur diatas 40 tahun sebanyak 26 orang
(28,9%), pada umur 20-40 tahun sebanyak 24 orang (26,7%), pada umur 10-
20 tahun sebanyak 18 orang (20%), dan umur dibawah 10 tahun sebanyak 22
orang (24,4%).

Perlu kita ketahui bahwa umur diatas 40 tahun merupakan umur yang
sangat mudah untuk terkena penyakit kulit. Menurut penelitian, Fungsi sistem
imunitas tubuh (immunocompetence) menurun sesuai umur. Kemampuan
imunitas tubuh melawan infeksi menurun termasuk kecepatan respons imun
dengan peningkatan usia. Produksi imunoglobulin yang dihasilkan oleh tubuh
orang tua juga berkurang jumlahnya sehingga vaksinasi yang diberikan pada
kelompok lansia kurang efektif melawan penyakit. Masalah lain yang muncul
adalah tubuh orang tua kehilangan kemampuan untuk membedakan benda
asing yang masuk ke dalam tubuh atau memang benda itu bagian dari dalam
tubuhnya sendiri. Oleh karena itu dapat kita simpulkan bahwa pada usia diatas
40 tahun lebih mudah untuk terkena penyakit kulit.
Pada umur 20-40 tahun pada penelitian ini sebanyak 26,7% yang terkena
penyakit kulit, hal ini disebabkan karena pada usia ini laki-laki dan perempuan
kebanyakan telah berumah tangga dan oleh karena itu misalnya pada laki-laki
kebanyakan bertani dan keterpaparan dengan benda asing lebih meningkat
akhirnya dapat menyebabkan penyakit kulit dan pada perempuan kebanyakan
ibu rumah tangga yang biasanya melakukan kegiatan seperti mencuci
biasanya menggunakan air sungai.
Pada umur 10-20 tahun pada penelitian ini sebanyak 20% yang terkena
penyakit kulit, hal ini disebabkan karena pada usia ini laki-laki jarang untuk
memperhatikan keadaan kulit, dan sering dijumpai pada umur belasan
kebanyakan menghabiskan waktu untuk mandi di sungai.
Sedangkan pada usia dibawah 10 tahun ini sebanyak 24,4% yang terkena
penyakit kulit, hal ini disebabkan karena pada usia ini sistem imunitas belum
berkembang dan masih memiliki antibodi maternal, oleh karena itu pada usia
ini lebih mudah untuk terkena penyakit kulit.
b. Jumlah pasien berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa data tertinggi pasien yang
menderita penyakit kulit memiliki jenis kelamin laki-laki sebanyak 51 orang
(56,7%) dan perempuan sebanyak 39 orang (43,3%).
Pada penelitian ini pada laki-laki dan perempuan memiliki jumlah yang
relatif, hal ini disebabkan karena baik laki-laki dan perempuan memiliki
sistem imunitas dan antibodi yang sama serta struktur kulit yg relatif sama,
akan tetapi laki-laki kadang tidak memperhatikan kebersihan pada kulit yang
akhirnya dapat menyebabkan penyakit kulit tersebut.
Perbedaan jenis kelamin juga dapat membedakan tingkat kerentanan
terhadap penyakit. Pada beberapa kasus, suatu mikroba patogen dapat
menginfeksi orang dengan jenis kelamin tertentu, tetapi tidak dapat
menginfeksi pada orang dengan jenis kelamin lainnya. Contoh infeksi saluran
urin (UTI) lebih menyerang wanita dan tidak dapat menyerang pria. Hal ini
karena panjang saluran uretra pria 18 cm, sedangkan wanita 4 cm, sehingga
mikroba patogen lebih mudah mencapai kantong kemih pada wanita daripada
pria. Kemiripan anatomi dan kedekatan jarak uretra dan anus pada wanita,
sehingga mikroba saluran pencernaan dengan mudah masuk ke dalam saluran
urin.
c. Jumlah pasien penyakit kulit berdasarkan pekerjaan
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa data tertinggi pasien yang
menderita penyakit kulit memiliki pekerjaan sebagai pelajar sebanyak 29
orang (32,2%), yang memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga atau tidak
bekerja sebanyak 26 orang (28,9%), yang memiliki pekerjaan sebagai petani
sebanyak 18 orang (20%), yang memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta atau
pegawai negeri sebanyak 5 orang (5,6%), dan yang belum sekolah sebanyak
12 orang (13,3%).
Pada penelitian ini sebanyak 32,2% yang menderita penyakit kulit adalah
pelajar, hal ini mungkin dapat disebabkan karena kebanyakan pelajar lebih
sering ke sungai untuk mandi, misalnya pada pelajar lebih sering
menghabiskan waktu di sungai untuk mandi, dan menangkap ikan pada sore
hari. Ibu rumah tangga biasanya untuk mencuci pakaian dan mandi
menggunakan air sungai sungai. Pada petani dapat terkena penyakit kulit
karena mereka sering terpapar dengan tanah yang merupakan tampat
organisme patogen dan non-patogen untuk hidup, dan mereka kurang
memperhatikan kebersihan ketika sedang bertani.
d. Jumlah pasien penyakit kulit berdasarkan pendidikan
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa data tertinggi pasien yang
menderita penyakit kulit berpendidikan terakhir SMA sebanyak 44 orang
(48,9%), berpendidikan terakhir SD sebanyak 14 orang (15,6%), belum
sekolah sebanyak 12 orang (13,3%), berpendidikan terakhir SMP sebanyak 10
orang (11,1%), dan berpendidikan terakhir Sarjana atau kuliah sebanyak 10
orang (11,1%).
Dari penelitian ini didapatkan data tertinggi pasien yang menderita
penyakit kulit yang perpendidikan terakhir SMA sebanyak 48,9% , hal ini
dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang perlindungan kulit
dan melindungi kulit agar tidak terkena penyakit kulit, oleh karena itu penting
bagi kita untuk mempelajari atau setidaknya mengetahui tentang bagaimana
melindungi diri agar tidak terkena penyakit kulit.
e. Jumlah pasien penyakit kulit berdasarkan status sosial ekonomi
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa data tertinggi pasien yang
menderita penyakit memiliki status sosial ekonomi menengah kebawah
sebanyak 54 orang (60%), dan yang berstatus sosial ekonomi menengah
keatas sebanyak 36 orang (40%).
Status sosial ekonomi pada tingkat menengah kebawah didapatkan
menderita penyakit kulit lebih banyak, hal ini mungkin dapat disebabkan
karena pada tingkat menengah kebawah lebih sering menggunakan air sungai
karena sulit untuk mendapat air bersih dan hal ekonomi yang membatasi
untuk berlangganan PDAM serta untuk membuat atau membeli penyaringan
air.
f. Gambaran penyakit kulit akibat penggunaan air sungai
Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa pasien yang menderita
penyakit kulit akibat menggunakan air sungai sebanyak 56 orang (62,2%),
sedangkan yang menderita penyakit kulit tanpa menggunakan air sungai
sebanyak 34 orang (37,8%).
Dari sini dapat kita simpulkan bahwa pasien penyakit kulit dengan
menggunakan air sungai lebih banyak daripada pasien penyakit kulit tanpa
menggunakan air sungai, hal ini dapat disebabkan karena air sungai
merupakan sebuah ekosistem dimana terdapat organisme patogen dan non-
patogen, serta bahan kimia yang dapat menyebabkan penyakit kulit. Oleh
karena itu untuk menghindari timbulnya penyakit kulit maka sebaiknya kita
menggunakan air yang bersih dan tetap menjaga kebersihan kulit.
BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan mengenai deskriptif gambaran
penyakit kulit akibat penggunaan air sungai di desa maroangin kecamatan Maiwa kabupaten
Enrekang pada bulan November-Desember 2014, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
6.1.1 Frekuensi beberapa penyakit kulit akibat penggunaan air sungai dan tanpa
menggunakan air sungai berdasarkan umur yang paling banyak adalah pasien
penyakit kulit yang ditemukan pada usia diatas 40 tahun
6.1.2 Frekuensi beberapa penyakit kulit akibat penggunaan air sungai dan tanpa
menggunakan air sungai berdasarkan jenis kelamin yang paling banyak adalah
pasien penyakit kulit yang berjenis kelamin laki-laki
6.1.3 Frekuensi beberapa penyakit kulit akibat penggunaan air sungai dan tanpa
menggunakan air sungai berdasarkan pekerjaan yang paling banyak adalah pasien
dengan penyakit kulit yang mempunyai pekerjaan sebagai pelajar
6.1.4 Frekuensi beberapa penyakit kulit akibat penggunaan air sungai dan tanpa
menggunakan air sungai berdasarkan pendidikan yang paling banyak adalah pasien
dengan penyakit kulit yang berpendidikan terakhir SMA
6.1.5 Frekuensi beberapa penyakit kulit akibat penggunaan air sungai dan tanpa
menggunakan air sungai berdasarkan status sosial ekonomi yang paling banyak
adalah pasien dengan penyakit kulit yang berstatus menengah kebawah
6.1.6 Frekuensi penderita dengan penyakit kulit yang menggunakan air sungai dan
penderita penyakit kulit yang tanpa menggunakan air sungai yang paling banyak
adalah pasien dengan penyakit kulit yang menggunakan air sungai.

Vous aimerez peut-être aussi