Vous êtes sur la page 1sur 27

makalah neurologi system

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM NEUROLOGI MANUSIA

A. Pengertian System Syaraf Manusia

Bagaimana kita bisa merasakan sakit ketika dicubit ?, bagaimana terjadi reflek ketika

tangan tersulut api ?, bagaimana kita melihat, mendengar dan lain sebagainya ? mungkin

jawabannya ada dalam pembahasan berikut, makalah ini akan membahas tentang system

saraf/neurologi.

Sistem syaraf adalah sebuah sistem organ yang mengandung jaringan sel-sel khusus yang

disebut neuron yang mengkoordinasikan tindakan binatang dan mengirimkan sinyal antara

berbagai bagian tubuhnya. Pada kebanyakan hewan sistem saraf terdiri dari dua bagian, pusat dan

perifer. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf perifer terdiri

dari neuron sensorik, kelompok neuron yang disebut ganglia, dan saraf menghubungkan mereka

satu sama lain dan sistem saraf pusat. Daerah ini semua saling berhubungan melalui jalur saraf

yang kompleks. Di sistem saraf enterik, suatu subsistem dari sistem saraf perifer, memiliki

kapasitas, bahkan ketika dipisahkan dari sisa dari sistem saraf melalui sambungan primer oleh

saraf vagus, untuk berfungsi dengan mandiri dalam mengendalikan sistem gastrointestinal.
Diagram sistem syaraf manusia

Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul

saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi anggapan

rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau neuron. Neuron

mengirimkan sinyal ke sel lain sebagai gelombang elektrokimia perjalanan sepanjang serat tipis

yang disebut akson, yang menyebabkan zat kimia yang disebut neurotransmitter yang akan dirilis

di persimpangan yang disebut sinapsis. Sebuah sel yang menerima sinyal sinaptik mungkin

bersemangat, terhambat, atau sebaliknya dimodulasi. Sensory neuron diaktifkan oleh rangsangan

fisik menimpa mereka, dan mengirim sinyal yang menginformasikan sistem saraf pusat negara

bagian tubuh dan lingkungan eksternal. Motor neuron, terletak baik dalam sistem saraf pusat atau

di perifer ganglia, menghubungkan sistem saraf otot atau organ-organ efektor lain. Sentral neuron,

yang pada vertebrata sangat lebih banyak daripada jenis lain, membuat semua input dan output

mereka koneksi dengan neuron lain. Interaksi dari semua jenis bentuk neuron sirkuit neural yang

menghasilkan suatu organisme persepsi dari dunia dan menentukan perilaku. Seiring dengan

neuron, sistem saraf mengandung sel-sel khusus lainnya yang disebut sel-sel glial (atau hanya

glia), yang menyediakan dukungan struktural dan metabolik.

Sistem saraf didefinisikan oleh kehadiran tipe khusus dari sel-neuron (terkadang disebut

neuron atau sel saraf). Neuron dapat dibedakan dari sel-sel lain dalam beberapa cara, tetapi

mereka yang paling mendasar properti adalah bahwa mereka berkomunikasi dengan sel lainnya

melalui sinapsis, yang membran-ke-membran yang mengandung molekul Persimpangan mesin

yang memungkinkan sinyal transmisi cepat, baik listrik atau kimia. Banyak jenis memiliki sebuah

akson neuron, suatu yg bersifat protoplasma tonjolan yang dapat memperluas untuk jauh bagian
tubuh dan membuat ribuan kontak sinaptik. Akson sering bepergian melalui tubuh dalam

kumpulan yang disebut saraf.

Gambar Neuron

Bahkan dalam sistem saraf satu spesies seperti manusia, ratusan jenis neuron ada, dengan

berbagai morfologi dan fungsi. Ini termasuk indra neuron yang mentransmutasikan rangsangan

fisik seperti cahaya dan suara menjadi sinyal saraf, dan motor neuron yang mentransmutasikan

sinyal saraf ke aktivasi mucles atau kelenjar, namun pada banyak spesies sebagian besar neuron

mereka menerima semua masukan dari neuron lain dan mengirimkan outputnya ke neuron lain.

Pada sistem saraf ada bagian-bagian yang disebut :


a. Reseptor : alat untuk menerima rangsang biasanya berupa alat indra
b. Efektor : alat untuk menanggapi rangsang berupa otot dan kelenjar
c. Sel Saraf Sensoris : serabut saraf yang membawa rangsang ke otak
d. Sel saraf Motorik : serabut saraf yang membawa rangsang dari otak
e. Sel Saraf Konektor : sel saraf motorik atau sel saraf satu dengan sel saraf lain

B. Organ Penyusun Sistem Saraf pada Manusia

Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf atau neuron. Tiap neuron/sel saraf terdiri atas

badan sel saraf, cabang dendrit dan cabang akson, cabang-cabang inilah yang menghubungkan

tiap-tiap sel saraf sehingga membentuk jaringan saraf, untuk lebih jelasnya dapat dilihat tentang

gambar jaringan saraf berikut :


Gambar jaringan syaraf

Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistem

ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai

hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan efektor. Reseptor adalah satu

atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang

berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan

tanggapan terhadap rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar.

Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan

pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan.

Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel.

Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit). Dendrit berfungsi

mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi mengirimkan impuls dari

badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek.

Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf

ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang merupakan

kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel glia yang membentuk

selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel Schwann disebut

neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang

tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang berfungsi mempercepat penghantaran

impuls. Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:

1. Sel saraf sensori

Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak

(ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan

dengan saraf asosiasi (intermediet).

2. Sel saraf motor


Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang

hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem

saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan

aksonnya dapat sangat panjang.

3. Sel saraf intermediete

Sel saraf intermediete disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf

pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan

dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima

impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.

Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan

membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul

saraf.

Setiap impuls saraf akan berhubungan dengan sistem saraf, yang terdiri dari sistem saraf

sadar dan sistem saraf tak sadar atau sistem saraf otonom.

Skema susunan system saraf

C. Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat (SSP) adalah bagian terbesar, dan termasuk otak dan sumsum tulang

belakang. The spinal rongga berisi sumsum tulang belakang, sementara kepala berisi otak. The

SSP adalah tertutup dan dilindungi oleh Meninges, tiga sistem berlapis-lapis membran, termasuk
yang tangguh, kulit lapisan luar yang disebut dura mater. Otak juga dilindungi oleh tengkorak,

dan sumsum tulang belakang dengan tulang belakang.

Diagram sistem saraf pusat

Seluruh aktivitas tubuh manusia dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem ini yang

mengintegrasikan dan mengolah semua pesan yang masuk untuk membuat keputusan atau perintah

yang akan dihantarkan melalui saraf motorik ke otot atau kelenjar. Sistem saraf pusat terdiri dari

otak dan sumsum tulang belakang. Otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, sedangkan

sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Selain itu kedua organ tersebut

dilindungi oleh selaput yang terdiri dari jaringan ikat yang disebut meninges. Meninges tersusun

atas tiga lapisan yaitu: piameter, arachnoid dan durameter. Piameter, merupakan lapisan paling

dalam yang banyak mengandung pembuluh darah. Arachnoid, merupakan lapisan tengah berupa

selaput jaring yang lembut. Antara arachnoid dengan piameter terdapat rongga arachnoid yang

berisi cairan. Durameter, merupakan lapisan paling luar, yang berupa membran tebal fibrosa yang

melapisi dan melekat pada tulang.


Gambar otak dan sumsum tulang belakang

Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula

spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka

perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan

selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut

meningitis.

Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut :

1. Durameter; merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.

2. Araknoid; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya terdapat

cairan serebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi

selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.

3. Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan permukaan otak.

Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi serta mengangkut bahan sisa

metabolisme.

Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:

1. Badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)

2. Serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)

3. Sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf

pusat

Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya

berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih

terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk

kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.

Otak
Secara garis besar Otak manusia dibagi menjadi tiga bagian yaitu otak depan, otak tengah, dan

otak belakang. Pembagian daerah ini tampak nyata hanya selama perkembangan otak pada fase

embrio. Adapun bagian-bagian dari otak adalah dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Otak Besar

Otak besar mengisi penuh bagian depan dari rongga tengkorak, dan terdiri dari dua belahan

(hemifer) besar, yaitu belahan kiri dan belahan kanan,. Setiap belahan mengendalikan bagian tubuh

yang berlawanan, yaitu belahan kiri mengatur tubuh bagian kanan, sebaliknya belahan kanan

mengatur tubuh bagian kiri. otak besar terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan luar (korteks) yang

berisi badan neuron dan lapisan dalam yang berisi serabut saraf yaitu dendrit dan neurit. Otak besar

terbagi menjadi empat lobus, yaitu lobus frontalis (bagian dahi), lobus parietalis (bagian ubun-

ubun), lobus temporalis (bagian pelipis), lobus oksipitalis (bagian belakang kepala).

Otak besar merupakan saraf pusat yang utama karena berperan dalam pengaturan seluruh

aktivitas tubuh,yaitu kecerdasan, keinginan, ingatan, kesadaran, kepribadian, daya cipta, daya

khayal, pendengaran, pernapasan dan sebagainya. Setiap aktivitas akan dikendalikan oleh bagian

yang berbeda, yaitu: Lobus frontalis (daerah dahi), berhubungan dengan kemampuan berpikir.

Lobus temporalis (daerah pelipis), dan ubun-ubun mengendalikan kemampuan berbicara dan

bahasa. Daerah belakang kepala merupakan pusat penglihatan dan memori tentang apa yang

dilihat. Daerah ubun-ubun selain sebagai pusat berbicara juga pusat untuk merasakan dingin,

panas, dan rasa sakit. Daerah pelipis selain sebagai pusat bicara juga sebagai pusat pendengaran.

b. Otak tengah (mesencephalon)

Otak tengah manusia berukuran cukup kecil,dan terletak didepan otak kecil. Otak tengah

berperan dalam pusat pergerakan mata, misalnya mengangkat kelopak mata, refleks penyempitan

pupil mata.

c. Otak belakang

Otak belakang terletak di bawah lobus oksipital serebrum, terdiri atas dua belahan dan

permukaannya berlekuk-lekuk. Otak belakang terdiri atas tiga bagian utama yaitu: jembatan Varol

(pons Varolli), otak kecil (serebelum), dan sumsum lanjutan (medula oblongata). Ketiga bagian

otak belakang ini membentuk batang otak. Jembatan Varol berisi serabut yang menghubungkan

lobus kiri dan lobus kanan otak kecil, menghubungkan antara otak kecil dengan korteks otak besar.
Otak kecil, terletak di bawah bagian belakang otak belakang, terdiri atas dua belahan yang berliku-

liku sangat dalam. Otak kecil berperan sebagai pusat keseimbangan, koordinasi kegiatan otak,

koordinasi kerja otot dan rangka. Sumsum lanjutan, medula oblongata membentuk bagian bawah

batang otak, berfungsi sebagai pusat pengatur refleks fisiologis, misalnya pernapasan, detak

jantung, tekanan darah, suhu tubuh, gerak alat pencernaan, gerak refleks seperti batuk, bersin, dan

mata berkedip.

Sumsum tulang belakang terletak di dalam rongga ruas-ruas tulang belakang,yaitu lanjutan

dari medula oblongata memanjang sampai tulang punggung tepatnya sampai ruas tulang pinggang

kedua (canalis centralis vertebrae).

Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai pusat gerak refleks, penghantar impuls

sensorik dari kulit atau otot ke otak, dan membawa impuls motorik dari otak ke efektor. Di dalam

tulang punggung terdapat sumsum punggung dan cairan serebrospinal.

Pada potongan melintang bentuk sumsum tulang belakang tampak dua bagian yaitu bagian

luar berwarna putih sedang bagian dalamnya berwarna abu-abu. Bagian luar berwarna putih karena

mengandung dendrit dan akson dan berbentuk seperti tiang, sedangkan bagian dalam berwarna

abu-abu berbentuk seperti sayap atau huruf H. Sayap (huruf H), yang mengarah ke perut disebut

sayap ventral dan banyak mengandung neuron motorik dengan akson menuju ke efektor.

Sedangkan sayap yang mengarah ke punggung disebut sayap dorsal, mengandung badan neuron

sensorik.

D. Sistem Saraf Tepi

Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf

otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf

otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran

pencernaan, dan sekresi keringat. Sistem Saraf Tepi (Sistem saraf Perifer) Sistem saraf tepi adalah

lanjutan dari neuron yang bertugas membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat.

Berdasarkan cara kerjanya sistem saraf tepi dibedakan menjadi dua yaitu : (1) Sistem saraf

sadar ), dan (2) Sistem saraf tak sadar Kemudian berdasarkan sifat kerjanya saraf tak sadar

dibedakan menjadi dua yaitu: saraf simpatik dan saraf parasimpatik.


1. Sistem Saraf Sadar

Sistem saraf sadar yaitu sistem saraf yang mengatur segala gerakan yang dilakukan secara

sadar atau dibawah koordinasi saraf pusat atau otak. Berdasarkan asalnya sistem saraf sadar

dibedakan menjadi dua yaitu: sistem saraf kepala (cranial) dan sistem saraf tulang belakang

(spinal).

Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari

otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang

belakang. Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:

a. Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8

b. Lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12

c. Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan 10.

Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang melewati

leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk bagian saraf

otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf

pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting.

Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan asalnya,

saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5

pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor.

Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus. Ada 3 buah

pleksus yaitu sebagai berikut :

a. Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher, bahu,

dan diafragma.

b. Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.

c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.

2. Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum
tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur
dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat
saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada
ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion. Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf
simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik
terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang
tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion
pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion
menempel pada organ yang dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf
parasimpatik terdiri dari keseluruhan nervus vagus bersama cabang-cabangnya ditambah dengan
beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung. Untuk jelasnya mengenai fungsi saraf otonom
baik sistem saraf parasimpatik maupun sistem saraf simpatik dapat dilihat pada tabel 2 berikut.

Tabel 2. Fungsi Saraf Otonom


Sistem Saraf Parasimpatik Sistem Saraf Simpatik
Mengecilkan pupil Memperbesar pupil

Menstimulasi aliran ludah Menghambat aliran ludah

Memperlambat denyut jantung Mempercepat denyut jantung

Membesarkan bronkus
Mmengecilkan bronkus
Menstimulasi sekresi kelenjar
pencernaan Menghambat sekresi kelenjar
pencernaan
Mengerutkan kantung kemih
Menghambat kontraksi kandung kemih
GANGGUAN SISTEM SARAF

Gangguan atau Kelainan yang Terjadi pada Sistem Saraf antara lain:
1. Stroke
Suatu stroke, atau cerebrovascular accident (CVA), terjadi ketika penyediaan darah ke bagian
dari otak terganggu, menyebabkan sel-sel otak mati. Ketika aliran darah ke otak terganggu atau
terhalangi, oksigen dan glukose tidak dapat disampaikan ke otak. Aliran darah dapat
dikompromikan oleh suatu keanekaragaman mekanisme-mekanisme.
Halangan/Rintangan dari suatu arteri
Penyempitan dari arteri-arteri kecil didalam otak dapat menyebabkan suatu yang disebut
lacunar stroke, (lacune=ruang yang kosong). Halangan/rintangan dari suatu arteriole tunggal
dapat mempengaruhi suatu area yang kecil dari otak menyebabkan jaringan itu mati (infarct).
Pengerasan dari arteri-arteri (atherosclerosis) yang menjurus ke otak. Ada empat pembuluh-
pembuluh darah utama yang menyediakan otak dengan darah. Anterior circulation dari otak yang
mengontrol kebanyakan motor, aktivitas, sensasi, pikiran, kemampuan bicara, dan emosi disuplai
oleh arteri-arteri karotid. Posterior circulation, yang mensuplai batang otak (brainstem) dan
cerebellum, yang mengontrol bagian-bagian automatik dari fungsi dan koordinasi otak, disuplai
oleh arteri-arteri vertebrobasilar.
Jika arteri-arteri ini menjadi sempit sebagai suatu akibat dari atherosclerosis, plak atau
kolesterol, runtuhan (puing-puing) dapat terlepas dan mengambang menghilir, menyumbat
penyediaan darah ke suatu bagian dari otak. Berlawanan dengan stroke-stroke lacunar, bagian-
bagian yang lebih besar dari otak dapat kehilangan suplai darah, dan ini mungkin menghasilkan
lebih banyak gejala-gejala daripada suatu stroke lacunar.
Embolisme ke otak dari jantung. Pada situasi-situasi dimana bekuan-bekuan darah terbentuk
didalam jantung, ada potensi untuk bekuan-bekuan kecil untuk putus tiba-tiba dan berjalan
(embolize) ke arteri-arteri di otak dan menyebabkan suatu stroke.
Pecahnya suatu arteri (hemorrhage)
Cerebral hemorrhage (perdarahan didalam unsur otak).
Sebab yang paling umum mendapatkan perdarahan didalam otak adalah tekanan darah tinggi yang
tidak terkontrol. Situasi-situasi lain termasuk aneurysms yang bocor atau pecah atau arteriovenous
malformations (AVM) dimana ada suatu koleksi abnormal dari pembuluh-pembuluh darah yang
adalah mudah pecah dan dapat berdarah.
Penyebab Suatu Stroke
Halangan/Rintangan dari suatu arteri
Halangan dari suatu arteri di otak oleh suatu bekuan/gumpalan (thrombosis) adalah
penyebab yang paling umum dari suatu stroke. Bagian dari otak yang disuplai oleh pembuluh darah
yang tersumbat kemudian dicabut/dirampas darah dan oksigennya. Sebagai akibat dari pencabutan
atau perampasan darah dan oksigen, sel-sel dari bagian otak itu mati. Secara khas, suatu bekuan
atau gumpalan terbentuk dalam sebuah pembuluh darah kecil didalam otak yang sebelumnya telah
dipersempit yang disebabkan oleh suatu keanekaragaman faktor-faktor risiko termasuk:
tekanan darah tinggi (hipertensi),
kolesterol tinggi,
diabetes, dan
merokok
Embolic stroke
Tipe lain dari stroke mungkin terjadi ketika bekuan darah atau suatu potong dari plak
atherosclerotic (endapan-endapan dari kolesterol dan kalsium pada dinding dalam dari jantung atau
arteri) putus terlepas, berjalan melalui arteri-arteri yang terbuka, dan memondok pada suatu arteri
dari otak. Ketika ini terjadi, aliran dari darah yang kaya oksigen ke otak terhalang dan suatu stroke
terjadi. Tipe stroke ini dirujuk sebagai suatu embolic stroke. Contohnya, suatu bekuan darah
mungkin terbentuk didalam kamar/bilik jantung sebagai suatu akibat dari irama jantung yang tidak
teratur, seperti yang terjadi pada atrial fibrillation. Biasanya, bekuan-bekuan atau gumpalan-
gumpalan ini tetap melekat pada lapisan dalam dari jantung, namun adakalanya mereka dapat putus
tiba-tiba, berjalan melalui aliran darah, membentuk suatu sumbatan (embolism) pada suatu arteri
otak, dan menyebabkan suatu stroke. Suau embolism dapat juga berasal pada suatu arteri besar
(contohnya, arteri karotid, suatu arteri utama pada leher yang mensuplai darah ke otak) dan
kemudian berjalan menghilir untuk menyumbat sebuah arteri kecil didalam otak.
Cerebral hemorrhage
Suatu cerebral hemorrhage terjadi ketika sebuah pembuluh darah didalam otak pecah dan
berdarah kedalam jaringan otak yang mengelilinginya. Suatu cerebral hemorrhage (perdarahan di
otak) dapat menyebabkan suatu stroke dengan mencabut atau merampas darah dan oksigen pada
bagian-bagian dari otak. Darah juga adalah sangat mengiritasi pada otak dan dapat menyebabkan
pembengkakan jaringan otak (cerebral edema). Edema dan akumulasi dari darah dari suatu
cerebral hemorrhage meningkatkan tekanan didalam tengkorak dan menyebabkan lebih jauh
kerusakan dengan menekan otak terhadap tengkorak yang bertulang.
Subarachnoid hemorrhage
Pada suatu subarachnoid hemorrhage, darah berkumpul pada ruangan dibawah selaput
arachnoid yang melapisi otak. Darah berasal dari suatu pembuluh darah abnormal yang bocor atau
pecah. Seringkali ini adalah dari suatu aneurysm (suatu penonjolan keluar yang abnormal dari
dinding pembuluh). Subarachnoid hemorrhages biasanya menyebabkan suatu sakit kepala yang
mendadak yang berat dan leher yang kaku. Jika tidak dikenali dan dirawat, konsekwensi-
konsekwensi neurologi utama, seperti koma, dan kematian otak akan terjadi.

Vasculitis
Penyebab lain yang jarang dari stroke adalah vasculitis, suatu kondisi dimana pembuluh-
pembuluh darah menjadi meradang.
Sakit Kepala Migraine
Nampaknya sangat sedikit peningkatan kejadian dari stroke pada orang-orang dengan sakit
kepala migraine. Mekanisme untuk migraine atau sakit-sakit kepala vascular termasuk
penyempitan dari pembuluh-pembuluh darah otak. Beberapa episode-episode sakit kepala
migraine dapat bahkan meniru stroke dengan kehilangan fungsi dari satu sisi tubuh atau
penglihatan atau persoalan-persoalan kemampuan berbicara. Biasanya, gejala-gejala menghilang
ketika sakit kepala hilang.
Faktor-Faktor Risiko
Secara keseluruhan, faktor-faktor risiko yang paling umum untuk stroke adalah:
tekanan darah tinggi,
kolesterol tinggi,
merokok,
diabetes dan
umur yang bertambah.
Gangguan-gangguan irama jantung seperti atrial fibrillation, patent foramen ovale, dan penyakit
klep jantung dapat juga sebagai penyebab.
Ketika stroke-stroke terjadi pada individu-individu yang lebih muda (kurang dari 50 tahun
umurnya), faktor-faktor risiko yang lebih kurang umum dipertimbangkan termasuk obat-obat
terlarang, seperti cocaine atau amphetamines, aneurisme-aneurisme yang pecah, dan
kecenderungan-kecenderungan pada penggumpalan atau pembekuan darah yang diturunkan atau
diwariskan (secara genetik).
Suatu contoh dari suatu kecenderungan genetik pada stroke terjadi pada suatu kondisi yang jarang
yang disebut homocystinuria, dimana ada tingkat-tingkat yang berlebihan dari kimia
homocystine didalam tubuh. Ilmuwan-ilmuwan sedang mencoba untuk menentukan apakah
kejadian yang tidak diturunkan dari tingkat-tingkat yang tinggi dari homocystine pada segala umur
dapat cenderung ke stroke.
Definisi Transient Ischemic Attack (TIA)
Suatu transient ischemic attack (TIA) adalah suatu episode yang berlangsung singkat
(kurang dari 24 jam) dari gangguan sementara pada otak yang disebabkan oleh suatu kehilangan
suplai darah. Suatu TIA menyebabkan suatu kehilangan fungsi pada area tubuh yang dikontrol
oleh bagian otak yang terpengaruh. Kehilangan suplai darah ke otak paling sering disebabkan oleh
suatu bekuan/gumpalan yang terbentuk secara spontan dalam sebuah pembuluh darah didalam otak
(thrombosis). Bagaimanapun, ia dapat juga berakibat dari suatu bekuan yang terbentuk ditempat
lain didalam tubuh, terlepas dari lokasi itu, dan berjalan untuk memondok dalam suatu arteri dari
otak (emboli). Suatu kekejangan dan, dengan jarang, suatu perdarahan adalah penyebab-penyebab
lain dari suatu TIA. Banyak orang-orang merujuk suatu TIA sebagai suatu "mini-stroke."
Beberapa TIA-TIA berkembang secara perlahan, dimana yang lain-lain berkembang secara
cepat. Secara definisi, semua TIA-TIA hilang dalam 24 jam. Stroke-stroke yang memakan waktu
lebih lama untuk hilang daripada TIA-TIA, dan dengan stroke-stroke, fungsi yang sepenuhnya
mungkin tidak akan kembali dan mencerminkan suatu persoalan yang lebih permanen dan serius.
Walaupun kebanyakan TIA-TIA seringkali berlangsung hanya beberapa menit, semua TIA-TIA
harus dievaluasi dengan urgensi yang sama seperti suatu stroke dalam suatu usaha untuk mencegah
kekambuhan-kekambuhan dan atau stroke-stroke. TIA-TIA dapat terjadi sekali, berkali-kali, atau
mendahului suatu stroke permanen. Suatu serangan transient ischemic harus dipertimbangkan
sebagai suatu keadaan darurat karena tidak ada garansi bahwa situasinya akan hilang dan
fungsi akan kembali.
Suatu TIA dari suatu bekuan pada mata dapat menyebabkan kehilangan penglihatan yang
sementara (amaurosis fugax), yang mana seringkali digambarkan sebagai sensasi dari suatu
gorden atau tabir yang turun kebawah. Suatu TIA yang melibatkan arteri karotid (pembuluh darah
yang paling besar yang mensuplai otak) dapat menghasilkan persoalan-persoalan dengan gerakan
atau sensasi pada satu sisi dari tubuh, yang adalah sisi berlawanan pada halangan yang
sesungguhnya. Seoang pasien yang terpengaruh mungkin mengalami kelumpuhan tangan, kaki,
dan muka, semuanya pada satu sisi. Penglihatan double, kepeningan (vertigo), dan kehilangan
kemampuan berbicara, mengerti, dan keseimbangan dapat juga sebagai gejala-gejala tergantung
pada bagian mana dari otak yang kekurangan suplai darah.
Dampak Dari Stroke
Di Amerika, stroke adalah penyebab ketiga paling besar dari kematian (dibelakang
penyakit jantung dan segala bentuk-bentuk dari kanker). Biaya dari stroke-stroke bukan hanya
diukur dari milyaran dolar yang hilang dalam kerja, opname di rumah sakit, dan perawatan dari
orang-orang yang selamat di rumah-rumah perawatan. Harga atau dampak yang utama dari suatu
stroke adalah kehilangan kemandirian yang terjadi pada 30% dari orang-orang yang selamat. Apa
yang sebelumnya adalah gaya hidup yang mandiri dan menyenangkan mungkin hilang kebanyakan
dari kwalitasnya setelah suatu stroke dan anggota-anggota keluarga lain akan menemukan diri
mereka dalam suatu peran baru sebagai pemberi-pemberi perawatan.
Gejala-Gejala Stroke
Ketika sel-sel otak dicabut atau dirampas oksigennya, mereka berhenti melakukan tugas-
tugas biasa mereka. Gejala-gejala yang mengikuti suatu stroke tergantung pada area otak yang
telah dipengaruhi dan jumlah kerusakan jaringan otak.
Stroke-stroke kecil mungkin tidak menyebabkan gejala-gejala apa saja, namun tetap dapat
merusak jaringan otak. Stroke-stroke ini yang tidak menyebabkan gejala-gejala dirujuk sebagai
silent strokes. Menurut the U.S. National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS),
ini adalah lima tanda-tanda utama dari stroke:
1. Kematian rasa (kekebasan) atau kelemahan-kelemahan yang mendadak dari muka, tangan atau
kaki, terutama pada satu sisi dari tubuh. Kehilangan dari gerakan sukarela (voluntary movement)
dan/atau sensasi mungkin adalah sepenuhnya atau sebagian. Mungkin juga ada suatu sensasi
kegelian (kesemutan) yang berkaitan pada area yang terpengaruh.
2. Kebingungan atau kesulitan berbicara atau mengerti yang mendadak. Adakalanya kelemahan pada
otot-otot muka dapat menyebabkan pengeluaran air liur.
3. Kesulitan melihat yang mendadak pada satu atau kedua mata
4. Kesulitan berjalan, kepeningan, kehilangan keseimbangan atau koordinasi yang mendadak
5. Sakit kepala yang parah yang mendadak dengan penyebab yang tidak diketahui
2. Neuritis,
merupakan gangguan sistem saraf yang disebabkan tekanan, pukulan, patah tulang, dan

keracunan/kekurangan vitamin B. Adanya penyakit ini menjadikan penderita sering kesemutan.

Dalam hal radang urat saraf terjadilah perubahan satu atau beberapa saraf sebagai akibat

kerusakan mekanis, gangguan pertumbuhan atau akibat keracunan. Kalau hanya satu saraf yang

terganggu, maka kita menamainya radang urat saraf tunggal; tetapi kalau beberapa saraf yang

rusak, maka kita menyebutnya radang urat saraf berganda.''

Gejala-gejalanya berkaitan dengan pelbagai jenis serat saraf yang rusak. Dalam kasus yang biasa,

gejala-gejala akan timbul kalau serat saraf pengindera mengalami kerusakan, seperti rasa nyeri

yang menusuk, panas dan gatal, ditusuk-tusuk jarum dan lumpuh. Kerusakan serat saraf penggerak

dapat melemahkan otot yang lama kelamaan menjadi lumpuh total dan mengecil. Kerusakan serat

saraf otonom dapat menambah kehangatan kulit di bagian itu, mengeluarkan peluh dan

menimbulkan jejas pada kulit. Dalam hal lain kulit menjadi kering dan pucat. Di bawah ini

diterangkan pelbagai jenis penyakit saraf.''

a) Kerusakan saraf secara mekanis (Mechanical damage to nerve).

Inilah akibat dari cidera terkena tusukan, terjepit atau patah tulang. boleh juga terjadi karena

tekanan yang terus-menerus pada jaringan saraf, seperti dalam kasus seorang pemabuk yang
terlena di atas sebuah kursi dengan lengannya di belakang penggung. Pasien dapat meperhatikan

perubahan fungsi saraf sewaktu kaki atau lengannya "tertidur lelap" karena lama tertekan.''

b) Gangguan Metabolisme Jaringan Saraf (Metabolic disorders Neural Networks).

Biasanya dalam hal ini banyak saraf yang terganggu, itulah sebabnya di sebut sakit sarag

berganda. Ini terjadi apabila pasien kekurangan zat thiamine (vitamin B1) yang menimbulkan

penyakit beri-beri, suka gugup dan mabuk atau ketagihan minum alkohol. Tenaganya banyak

tergantung pada jumlah kalori yang ada dalam alkohol, dan dia tidak memakan makanan yang

mengandung thiamine yagn cukup. Penyakit gangguan saraf seperti penyakit gula dapat juga

menyebabkan penyakit saraf berganda.''

c) Saraf Terganggu Oleh Racun (Bothered by the nerve toxin).

Dalam hal ini kita golongkan keracunan karena penyakit difteri yagn menimbulkan penyakit

saraf akibat dari pengrusakan saraf oleh racun yang dihasilkan kuman itu. Lagipula banyak bahan

kimia yang merusak jeringan saraf, seperti alkohol, zat arang tetrakhlorida, benzine, timah, arsen,

air raksa dan bismut. Orang yagn banyak bersentuhan dengan bahan-bahan ini akan mendapat

gejala penyakit saraf berganda dengan mudah.''

Cara pengobatanya ialah menghilangkan penyebab kerusakan saraf itu. Kalau penyakit itu masih

ringan, kesebuhan akan segera diperoleh dengan menghilangkan penyebabnya. Dalam setiap kass

yang berat, fungsi saraf yang normal tidak dapat dipulihkan lagi dengan sempurna. Makanan sehat

yang mengandung banyak vitamin dapat mempercepat penyembuhan.

3. Amnesia

Penyakit amnesia adalah kondisi dimana seseorang mengalami gangguan daya ingat.

Amnesia sendiri bisa terjadi karena faktor organik ataupun fungsional. Penyebab penyakit amnesia

karena faktor organik terjadi karena otak mengalami kerusakan, trauma atau penyakit dan

konsumsi obata-obatan dan bisa juga karena operasi transplantasi sum-sum tulang belakang.

Sementara faktor fungsional adalah mekanisme pertahanan ego yakni mereka yang berusaha

mempertahankan citra diri sementara tidak sesuai dengan kenyataan. Selain kedua faktor tersebut,

ternyata penyakit amnesia juga bisa terjadi secara spontan yang disebut sebagai transient global

amnesia. Umumnya hal ini terjadi kepada mereka yang berusia pertengah sampai tua dan lebih
sering terjadi pada pria. Penyakit amnesia spontan ini pada umumnya berlangsung kurang dari 24

jam.

Ada tiga macam bentuk Amnesia:

Anterograde amnesia: kejadian baru dalam ingatan jangka pendek tidak ditransfer ke ingatan

jangka panjang yang permanen. Penderitanya tidak akan bisa mengingat apapun yang terjadi

setelah munculnya amnesia ini walaupun baru berlalu sesaat.

Retrograde amnesia: ketidakmampuan memunculkan kembali ingatan masa lalu yang lebih dari

peristiwa lupa biasa.

Kedua kategori amnesia tersebut dapat muncul bersamaan pada pasien yang sama.

Contohnya seperti pada pengendara sepeda motor yang tidak mengingat akan pergi kemana dia

sebelum tabrakan (retrograde amnesia), juga melupakan tentang kejadian di rumah sakit dua hari

setelahnya (anterograde amnesia).

Selain itu juga ada jenis amnesia lain yang cukup parah,

Amnesa parsial: ketidakmampuan mengingat beberapa orang dalam jangka waktu 3 tahun

bahkan selamanya, kejadian ini biasanya disebabkan oleh seseorang tersebut mengalami operasi

transplantasi sum-sum tulang belakang. Kejadian ini cukup langka karna tidak banyak orang yang

mau untuk melakukan tranplantasi sum-sum tulang belakang untuk pengobatan penyakit

Thalassemia May

Gejala & Ciri

Gejala paling umum yang diderita oleh seseorang yang mengidap penyakit amnesia adalah

hilang ingatan yang kemudian disusul dengan kebingungan. Bahkan mereka sering depresi karena

harus sering mengalami kehilangan ingatan. Berikut beberapa ciri-ciri penyakit amnesia:

Muka pucat dan badan terasa lemas. Hal ini bisa terjadi akibat benturan keras yang menyebabkan

kepala pusing, badan lemas dan bahkan pingsan.

Ingatan yang salah semisal salah urutan waktu.

Gangguan neurologis seperti kejang dan gerakan yang tidak terkoordinasi. Akibatnya tubuh

menjadi tidak terkontrol.


Karena otak mengalami gangguan fungsi untuk berpikir maka terjadi kebingungan atau gangguan

orientasi.

Untuk memeriksa apakah memang terjadi amnesia atau tidak maka dilakukan pemeriksaan

fisik yang mencakup: electroencephalography dan tes darah. Selain pemeriksaan fisik juga

dilakukan tes psikologis. Jika memang mengalami amnesia maka dokter akan memulai pengobatan

dengan cara hipnotis atau wawancara dan disertai dengan obat seperti obat infus amobarbital atau

midazolam.

4. Transeksi,

Transeksi adalah kerusakan sebagian atau seluruh segmen tertentu dari sumsum tulang

belakang. Kerusakan tersebut dapat diakibatkan, misalnya terjatuh atau benturan keras. Apabila

sumsum tulang belakang mengalami transeksi pada bagian di dekat kepala, dapat menimbulkan

kematian. gangguan pada sumsum tulang belakang dibagian dekat kepala dapat mengganggu

saraf-saraf pernapasan. Adapun transeksi pada sumsum tulang belakang bagian bawah, dapat

menimbulkan kelumpuhan.

5. Parkinson,
merupakan penyakit yang terjadi karena kekurangan neurotransmiter dopamine pada dasar

ganglion. Secara fisik, penderita ini memiliki ciri tangan gemetaran saat istirahat, gerak susah,

mata sulit berkedip, dan otot kaku sehingga salah satu cirinya adalah langkah kaki menjadi kaku.

gangguan degeneratif sistem saraf pusat yang sering mengganggu penderita keterampilan motorik,

pidato, dan fungsi-fungsi lainnya. '' Getaran '' biasanya memiliki frekuensi antara 4 dan 6 Hz (siklus

per detik) dan adalah yang paling jelas dan terkenal gejala.Suasana hati masalah prevalensi Depresi

58 % Apatis 54 % Kecemasan 49 %

Parkinson's Disease menyebabkan gangguan-gangguan neuropsychiatric, yang termasuk

terutama kognisi, suasana hati dan perilaku masalah dan dapat menonaktifkan sebagai gejala

motor. Defisit meliputi:

Waktu reaksi melambat; sukarela maupun tak motor responses secara signifikan melambat.

Disfungsi eksekutif, yang dicirikan oleh kesulitan dalam: diferensial alokasi perhatian, dorongan

kontrol, mengatur pergeseran, memprioritaskan, mengevaluasi arti-penting ambient data,


menafsirkan isyarat sosial, dan waktu subjektif kesadaran. Komplek ini terdapat beberapa derajat

di Parkinson kebanyakan pasien; itu mungkin maju ke:

Kehilangan memori jangka pendek; memori prosedural lebih gangguan daripada deklaratif

memori. Mendorong memunculkan peningkatan ingat.

Non-bermotor menyebabkan gangguan pidato/bahasa bahasa ekspresif dan menerima: termasuk

penurunan verbal kefasihan dan gangguan kognitif yang terutama berkaitan dengan pemahaman

emosional berbicara dan ekspresi wajah.

Kesulitan suasana hati yang paling umum termasuk: ada peningkatan risiko bagi setiap

individu dengan depresi untuk terus mengembangkan penyakit Parkinson di kemudian hari.

Apatis

Uriner a faktor dalam hal ini adalah munculnya Lewy tubuh dan Lewy neurites bahkan sebelum

ini mempengaruhi fungsi nigra substantia pada neuron di dalam sistem saraf enterik yang

mengontrol fungsi usus.

6. Epilepsi,

Penyakit epilepsi merupakan penyakit yang dapat terjadi pada siapa pun walaupun dari

garis keturunan tidak ada yang pernah mengalami epilepsi ini. Epilepsi tidak bisa menular ke orang

lain karena hanya merupakan gangguan otak yang tidak dipicu oleh suatu kuman virus dan bakteri.

Dengan pengobatan secara medis baik dokter maupun Rumah Sakit bisa membantu pasien epilepsi

untuk mengurangi serangan epilepsi maupun menyembuhkan secara penuh epilepsi yang diderita

oleh seseorang.

Epilepsi merupakan sindrom yang ditandai oleh kejang yang terjadi berulang-ulang.

Diagnosa ditegakkan bila seseorang mengalami paling tidak dua kali kejang tanpa penyebab

(Jastremski, 1988).

Berikut beberapa pengertian epilepsi diantaranya yaitu : Epilepsi adalah gangguan kronik otak

dengan ciri timbulnya gejala-gejala yang datang dalam serangan-serangan, berulang-ulang yang

disebabkan lepas muatan listrik abnormal sel-sel saraf otak, yang bersifat reversibel dengan

berbagai etiologi. Penyakit epilepsi adalah merupakan gejala kompleks dari banyak gangguan

fungsi otak yang dikarakteristikkan oleh kejang berulang. Kejang merupakan akibat dari
pembebasan listrik yang tidak terkontrol dari sel saraf korteks serebral yang ditandai dengan

serangan tiba-tiba, terjadi gangguan kesadaran ringan, aktivitas motorik, atau gangguan fenomena

sensori. Epilepsi adalah sindroma otak kronis dengan berbagai macam etiologi dengan ciri-ciri

timbulnya serangan paroksimal dan berkala akibat lepas muatan listrik neuron-neuron otak secara

berlebihan dengan berbagai manifestasi klinik dan laboratorik.

Jadi dari beberapa pengertian epilepsi di atas bisa diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud

dengan epilepsi adalah sindrom gangguan fungsi otak kronik yang ditandai oleh serangan kejang

berulang disebabkan lepas muatan listrik abnormal sel-sel saraf otak.

7. Poliomielitis

penyakit yang menyerang neuron-neuron motorik sistem saraf pusat terutama otak dan

medula spinalis oleh infeksi virus. Penderitanya mengalami berbagai gejala seperti panas, sakit

kepala, kaki duduk, sakit otot, dan kelumpuhan.

Poliomielitis atau polio adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus

yang dinamakan poliovirus (PV), virus ini masuk ke dalam tubuh melalui mulut, menginfeksi

saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat, yang dapat

menyebabkan melemahnya otot, kelumpuhan, bahkan kematian. Penyakit poliomielitis

sesungguhnya bukan penyakit pertama pada otot-otot, tetapi penyakit yang menyerang mielium.

Terutama sel-sel penggerak yang terdapat pada bagian muka mielium tadi. Oleh karena itu

kelainan yang timbul berkisar pada otot dengan bentuk kelumpuhan yang bersifat layuh (flaksid

paralise). Penyakit ini pada umumnya tidak mengganggu kecerdasan ataupun ala-alat indera.

Etiologi (Penyebab)

Telah dijelaskan di atas bahwa penyakit ini disebabkan oleh virus polio. Ada tiga tipe virus,

yang pertama strain 1 (brunhilde), strain 2 (lanzig), dan strain 3 (leon). Strain 1 (brunhilde) paling

ganas, dan sering menyebabkan wabah. Sedangkan strain 2 (lanzig) yang paling jinak. Penyakit

ini menular melalui kontak antar manusia. Kontak dapat melalui penularan dari feses orang

terinfeksi yang mengkontaminasi makanan dan minuman, untuk kemudian masuk ke dalam mulut
calon penderita. Setelah seseorang terkena infeksi polio, virus akan keluar bersama feses selama

beberapa minggu dan saat itulah dapat terjadi penularan virus.

Selain virus polio yang dapat menimbulkan kelumpuhan yang menyerupai poliomielitis adalah

virus echo dan coxsackie. Penyebaran penyakit yang bersifat masal dan banyak menyerang orang

karena sifatnya yang akut biasanya penyebabnya adalah virus tipe leon. Sedangkan tipe-tipe yang

lain seperti tipe lanzig paling jarang menimbulkan kelumpuhan.

Patogenesa

Virus polio menyebar melalui saluran pencernaan, dimulai dari mulut, tenggorokan, dan

saluran pencernaan bagian bawah. Di tempat tersebut virus akan menimbulkan infeksi, dalam satu

hari infeksi akan menyebar ke kelenjar getah bening, tonsil, usus halus, dan juga ke kelenjar

mesentrium yang terdapat dalam usus. Hari ketiga virus berada dalam darah, kemudian terjadi

penyebaran ke tempat lain sebagai infeksi sekunder. Pada infeksi sekunder terjadi multiplikasi

virus bersamaan dengan gejala-gejala klinis.

Selain cara tersebut, virus dapat masuk ke dalam tubuh melalui suntikan. Melalui suntikan tersebut

virus masuk saraf dan menyebabkan kelumpuhan, cara lain lagi melalui operasi tonsil

(tonsilektomi).

Dengan masuknya virus polio ke dalam tubuh dan adanya perkembangan biak virus pada tonsil

dan usus sehingga berakibat terjadinya kerusakan pada sel saraf (mielium), maka tubuh akan

menunjukan reaksi-reaksi yang dapat merupakan gejala-gejala sebagai petunjuk diagnose polio.

Gejala-gejala

Kelmpuhan secara umum berbentuk flaksid paralise merupakan manifestasi yang paling nyata

menunjukkan adanya kerusakan sel saraf. Rasa sakit atau nyeri, spastisitas, hipertonus stadium

dini diakibatkan oleh gangguan pada batang otak, ganglia spinalis, dan cornu posterior medulla

spinalis.

Gejala-gejala yang timbul dapat dikelompokan, antara lain sebagai berikut:

a.Silent infection
Pada tahap ini anak terserang penyakit poliomielitis sama sekali tidak menunjukkan gejala apa-

apa dan hanya dapat diketahui bila melakukan pemeriksaan laboratorium.

b.Abortive poliomielitis

Pada tahap ini sudah ada gejala tetapi belum begitu jelas. Baru dicurigai, jika orang yang baru

tersebut baru kontak dengan penderita poliomielitis. Gejala bias berupa panas, lemas, tidak ada

nafsu makan, muntah-muntah, sakit kepala, nyeri menelan, batuk, pilek.

c.Non paralitik poliomielitis

Gejala-gejalanya hampir sama dengan abortive poliomielitis tetapi lebih hebat lagi, seperti nyeri

kepala, muntah-muntah, disertai dengan nyeri dan kekakuan pada otot-otot leher bagian belakang,

badan dan anggota gerak tubuh mengalami hipertonus.

d.Paralitik poliomielitis

Gejala mula-mula seperti non paralitik poliomielitis, lalu disusul dengan periode tanpa gejala

tampak seperti penyakit. Kelumpuhan juga dapat terjadi pada kandung kencing selama 1-34 hari

dan hilangnya kekuatan ketegangan otot usus, kadang-kadang menjadi penyakit usus berbelit.

Kelainan fungsi akibat poliomielitis

Kelainan fungsi akibat poliomielitis adalah adanya hambatan pada seseorang yang menyandang

penyakit poliomielitis dikarenakan adanya kelumpuhan dan sifatnya menetap. Akibat kelumpuhan

bisa menimbulkan hambatan tidak saja dari segi penampilan tetapi juga terhadap kegitan hidup

sehari-hari.

Kelainan fungsi yang timbul diantaranya adalah:

Kelainan fungsi komunikasi

Kelainan fungsi komunikasi akan terjadi apabila terjadi hambatan pada saluran pernafasan, tetapi

hal ini jarang terjadi pada anak polio.

Kelainan fungsi memelihara diri sendiri

Kelainan fungsi ini timbul jika ada kelainan pada anggiota gerak atas atau kelumpuhan pada otot

badan. Kelainan ini menyebabkan kesulitan memegang, dan kesulitan berpindah tempat.

Kelainan fungsi mobilisasi


Kelainan ini akan timbul apabila anggota gerak bawah mengalami kelumpuhan. Kelainan fungsi

mobilisasi bisa terjadi sejak anak berguling, merangkak, duduk, berdiri, sampai berjalan.

Keleainan fungsi sosial psikologis

Anak akan merasa rendah diri sehingga mengakibatkan terhambatnya penyesuaian sosial.

Kebutuhan fungsi mental

Kelainan fungsi mental pada anak polio timbul jika anak mengalami gangguan sosial psikologis.

Anak polio umumnya mampu mengikuti pendidikan pada sekolah biasa.

Komplikasi

Ada beberapa kemungkinan komplikasi dan akibat penyakit poliomielitis antara lain:

a. Kontraktur sendi

Yang sering terkena kontraktur antara lain sendi paha, lutut, dan pergelangan kaki.

b. Pemendekan anggota gerak bawah

Biasanya akan tampak salah satu tungkai lebih pendek dibandingkan tungkai yang lainnya,

disebabkan karena tungkai yang pendek mengalami antropi otot.

c. Skoliosis

Tulang belakang melengkung ke salah satu sisi, disebabkan kelumpuhan sebagian otot punggung

dan juga kebiasaan duduk atau berdiri yang salah.

d. Kelainan telapak kaki

Kelainan telapak kaki dapat berupa kaki membengkok ke luar atau ke dalam.

e. Dislokasi

Yaitu sendi terkilir, dapat terjadi pada sendi lutut, panggul, dan pergelangan kaki.

8. Multiple skeloris

Multiple sclerosis (MS) merupakan keadaan kronis, penyakit degeneratif dikarakteristikkan oleh

adanya bercak kecil demielinasi pada otak dan medulla spinalis.

Multiple sclerosis merupakan penyakit kronis dimana terjadi demielinisasi ireguler pada susunan

saraf pusat / perier yang mengakibatkan berbagai derajat penurunan motorik,sensorik dan juga

kognitif.
Multiple sclerosis merupakan penyakit kronis dari sistem saraf pusat degeratif dikarakteristikan

oleh adanya bercak kecil demielinasi pada otak dan medula spinalis.

MS secara umum dianggap sebagai penyakit autoimun, dimana sistem imun tubuh sendiri, yang

normalnya bertanggung jawab untuk mempertahankan tubuh terhadap penyakit virus dan bakteri,

dengan alasan yang tidak diketahui mulai menyerang jaringan tubuh normal. Pada kasus ini

menyerang sel yang membentuk mielin.

Etiologi

Penyebab MS belum diketahui secara pasti namun ada dugaan berkaitan dengan virus dan

mekanisme autoimun (Clark, 1991). Ada juga yang mengaitkan dengan factor genetic.

Adabeberapafactorpencetus,antaralain :

Kehamilan

Infeksi yang disertai demam

Stress emosional

Cedera

Faktor presipitasi yang mungkin termasuk infeksi, cedera fisik dan strees emosional, kelelahan

berlebihan kehamilan ataupun seperti faktor ini :

Gangguan autoimun (kemungkinan dirangsang / infeksi virus)

Kelainan pada unsur pokok lipid mielin

Racun yang beredar dalam CSS

Infeksi virus pada SSP

Patofisilogi

Pada sklerosis multipel ,demielinasi menyebar tak teratur ke seluruh sistem saraf pusat mielin

hilang dari silinder aksis dan akson itu sendiri bergenerasi .Adanya plak/potongan kecil pada

daerah yang terkena menyebabkan sklerosis,terhentinya aliran impuls saraf dan menghasilkan

bervariasinya manifestasi,yang bergantung pada saraf-saraf yang terkena. Daerah yang paling

banyak terserang yaitu saraf optik, khiasma, traktus, serebrum,batang otak, serebelum, dan

medula spinalis.

Manifestasi Klinis
Kelelahan

Kehilangan keseimbangan

Lemah

Kebas, kesemutan

Kesukaran koordinasi

Gangguan penglihatan diplobia, buta parsial / total

Kelemahan ekstermitas spastik dan kehilangan refleks abdomen

Depresi

Afaksia

Komplikasi

Infeksi otak karena bakteri atau virus (penyakit Lyme, AIDS, sifilis)

Kelainan struktur pada dasar tengkorak dan tulang belakang (artritis berat pada leher, ruptur

diskus spinalis)

Tumor atau kista di otak dan medula spinalis (siringomielia)

Kemunduran spinoserebelar dan ataksia herediter (penyakit dimana aksi otot tidak teratur

atau otot tidak terkoordinasi)

Stroke ringan (terutama pada penderita diabetes atau hipertensi yang peka terhadap penyakit

ini)

Sklerosis amiotrofik lateralis (penyakit Lou Gehrig)

Peradangan pembuluh darah di dalam otak atau medula spinalis (lupus, arteritis).

DAFTAR PUSTAKA

1. Nervous System. Columbia Encyclopedia. Columbia University Press.

http://grandmall10.wordpress.com/2010/03/02/sistem-saraf-manusia/

2. a b c d e f Kandel ER, Schwartz JH, Jessel TM, ed (2000). Ch. 2: Nerve cells and behavior.

Principles of Neural Science. McGraw-Hill Professional. ISBN 9780838577011.


3. Finger S (2001). Ch. 1: The brain in antiquity. Origins of neuroscience: a history of explorations

into brain function. Oxford Univ. Press. ISBN 9780195146943. ^ Finger, pp. 4350

4. a b Sakarya O, Armstrong KA, Adamska M, et al. (2007). A post-synaptic scaffold at the origin

of the animal kingdom. PLoS ONE 2 (6): e506. doi:10.1371/journal.pone.0000506. PMID

17551586.

5. Anonim, 2006. Knowledge Antomi. Progam animasi anatomi

6. Pratiwi, DA.1996. Biologi 2. Jakarta. Erlangga Tenzer, Amy. 2003. Petunjuk Praktikum Struktur

Hewan II. Malang. Jurusan Biologi UM

7. Tim Asistensi. 1990. Diktat Asistensi Anatomi Hewan-Zoologi. Yogyakarta. Jurusan Zoologi

UGM

8. Tenzer, A. 1998. Struktur Hewan Bagian I. Malang: IKIP Malang

9. Tenzer, A.DKK. 2003. Struktur Hewan II. Malang: Universitas Negeri Malang

Vous aimerez peut-être aussi