Vous êtes sur la page 1sur 19

SATUAN ACARA PENYULUHAN

ASMA

Disusun Oleh :

NOVI RIKAMAYANTI
SUKRAN
VERONIKA LIDIA VIEGAS ALVES

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS-VIIIB


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIKES) MATARAM
MATARAM
2012
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN

ASMA

TELAH DISAHKAN DAN DISETUJUI PADA :

HARI :

TANGGAL :

MENGESAHKAN

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING LAHAN

KEPALA RUANGAN
ASMA

A. LATAR BELAKANG

Bernafas merupakan syarat kehidupan, manusia sendiri


membutuhkan udara agar bisa bernafas dan bertahan hidup. Jika tidak
ada udara di bumi ini, kita tidak akan bisa bertahan hidup, bahkan
manusia sendiri secara refleks bernafas secara teratur. Bernafas,
yang kelihatannya sederhana dan jarang dari kita yang
merenungkannya, ternyata pernafasan merupakan sebuah sistem yang
maha canggih yang di peruntukkan bagi manusia. Dan manusia selalu
menggunakan sistem pernafasan ini setiap saat, bahkan di saat tidur
sekalipun.
Namun banyak permasalahan yang sering timbul pada seseorang
yang mengalami gangguan pernafasan, salah satunya gejala yang
sering terjadi adalah sesak nafas atau yang dikenal dengan asma.
Sesak nafas pada seseorang akan berakibat fatal jika dibiarkan dan
tidak ditangani secara cepat.
Berdasarkan data WHO tahun 2006, sebanyak 300 juta orang
menderita asma dan 225 ribu penderita meninggal karena asma di
seluruh dunia. Angka kejadian asma 80 % terjadi di negara
berkembang akibat kemiskinan, kurangnya tingkat pendidikan,
pengetahuan dan fasilitas pengobatan. Angka kematian yang
disebabkan oleh penyakit asma di seluruh dunia diperkirakan akan
meningkat 20 persen untuk sepuluh tahun mendatang, jika tidak
terkontrol dengan baik. Hasil penelitian International study on
asthma and alergies in childhood pada tahun 2006, menunjukkan bahwa
di Indonesia prevalensi gejala penyakit asma meningkat dari 4,2%
menjadi 5,4%.
Penyakit asma tidak dapat disembuhkan, namun dalam penggunaan
obat-obat yang ada saat ini hanya berfungsi untuk menghilangkan
gejala saja. Walaupun asma merupakan penyakit yang dikenal luas
oleh masyarakat, namun penyakit ini kurang begitu dipahami,
sehingga timbul anggapan dari sebagian perawat dan masyarakat
bahwa asma merupakan penyakit yang sederhana serta mudah diobati
dan pengelolaan utamanya dengan obat-obatan asma khususnya
bronkodilator.
Oleh karena itu, penyuluhan kesehatan tentang asma ini
merupakan cara yang tepat untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman seseorang mengenai penyakit asma. Disamping sebagai upaya
promotif dan preventif bagi masyarakat yang mengalami penyakit asma
maupun yang tidak mengalami penyakit asma.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentang perawatan
penyakit Asma, peserta penyuluhan diharapkan dapat mengerti,
menghayati dan melaksanakan hidup sehat melalui pendekatan
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) sehingga kesakitan dan
kematian karena penyakit Asma dapat dicegah.

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan
mampu :
1. Menjelaskan pengertian Asma
2. Menjelaskan Penyebab Asma
3. Menjelaskan pencegahan penyakit Asma
4. Menjelaskan Prinsip tatalaksana penderita Asma
5. Menjelaskan Tatalaksana penderita Asma di rumah
SATUAN ACARA PENYULUHUAN
ASMA

Judul Penyuluhan : Penyakit ASMA


Sasaran : Pengunjung / Keluarga klien
Masalah Keperawatan : Kurangnya Pengetahuan Mengenai Penyakit Asma
Tempat : Ruang BUGENVILE RSUP NTB
Waktu : 1 x 30Menit ( 10.00-10.30)
A. ANALISA SITUASI
1. Peserta
Jumlah peserta 5-8 orang keluarga dan klien. Peserta telah
memiliki pengetahuan tentang kesehatan secara umum.
2. Ruangan
1. Ukuran ruangan 4x6 meter
2. Keadaan penerangan dan ventilasi cukup memadai dengan besar
ruangan .
3. Prasarana yang tersedia dalam ruangan dan tempat kursi.
3. Penyuluh
Penyuluh adalah mahasiswa Profesi Ners Sekolah Tinggi Kesehatan
(STIKES) Mataram yang terdiri dari :

1. Novi Rikamayanti
2. Sukron
3. Veronika Lidia Vegas Alves

B. Tujuan Intruksional Umum


Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentang
perawatan penyakit Asma, peserta penyuluhan diharapkan dapat
mengerti, menghayati dan melaksanakan hidup sehat melalui pendekatan
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) sehingga kesakitan dan
kematian karena penyakit Asma dapat dicegah.
C. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan
mampu :
1. Menjelaskan pengertian Asma
2. Menjelaskan Penyebab Asma
3. Menjelaskan pencegahan penyakit Asma
4. Menjelaskan Prinsip tatalaksana penderita Asma
5. Menjelaskan Tatalaksana penderita Asma di rumah

D.Materi Pembelajaran (terlampir)

1. Pengertian Penyakit Asma


2. Penyebab Asma dan Epidemiologi Asma
3. Pencegahan penyakit Asma
4. Prinsip tatalaksana penderita Asma
5. Tatalaksana penderita Asma di rumah
6. Cara memberikan perwatan awal atau membuat obat alami

E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi

F. Media
Leaflet
Poster

G. Kegiatan Penyuluhan
Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan Peserta
Pembukan : 1. Mengucapkan salam Membalas salam,
5 menit 2. Memperkenalkan diri Mendengar dan
3. Menjelaskan memperhatikan
latarbelakang tujuan penjelasan
memberikan penyuluhan
Penyampaian 1. Menjelaskan pengertian Mendengarkan dan
Materi : Asma memperhatikan
15 menit 2. Menjelaskan Penyebab penjelasan
Asma
3. Menjelaskan pencegahan
penyakit Asma
4. Menjelaskan Prinsip
tatalaksana penderita
Asma
5. Menjelaskan Tatalaksana
penderita Asma di rumah
Evaluasi : Meminta Peserta untuk: Peserta menjawab
5 Menit 1. Menjelaskan pengertian pertanyaan
Asma
2. Menjelaskan Penyebab
Asma
3. Menjelaskan pencegahan
penyakit Asma
4. Menjelaskan Prinsip
tatalaksana penderita
Asma
5. Menjelaskan
Tatalaksana penderita
Asma di rumah
Penutup : 1. Menyimpulkan materi 1. Mendengarkan
5 menit yang telah disampaikan
2. Mengakhiri pertemuan 2. Menjawab salam
dan mengucapkan salam
penutup

H. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Bagaimana persiapan satuan acara penyuluhan?
b. Bagaimana persiapan alat bantu dan media yang dibutuhkan?
c. Bagaimana kesesuaian dengan waktu penyuluhan?
2. Evaluasi proses
a. Jumlah peserta selama kegiatan penyuluhan?
b. Bagaimana partisipasi peserta selama penyuluhan ?
c. Faktor-faktor apa saja yang menghambat jalannya penyuluhan
kesehatan?
d. Bagaimana umpan balik (feed back) dari peserta?

3. EvaluasiHasil
a. Apakah peserta mampu menjelaskan pengertian asma?
b. Apakah peserta mampu menyebutkan penyebab asma?
c. Apakah peserta mampu menjelaskan pencegahan asma?
d. Apakah peserta mampu menjelaskan Prinsip tatalaksana
penderita Asma?
e. Apakah peserta mampu menjelaskan tatalaksana penderita Asma
di rumah?
DAFTAR PUSTAKA
http://www.askep-askeb.cz.cc/2009/08/askep-asthma-bronkhiale.html
http://www.sabili.co.id/tibbun-nabawi/mengurangi-kekambuhan-asma
http://www.scribd.com/doc/37547761/15272284-Final-Paper-Asma
http://www.klikdokter.com/medisaz/read/2010/07/05/154/asma
http://manglufti.wordpress.com/2007/10/09/tips-untuk-penderita-asma/
http://rumahartikel.blogspot.com/2010/12/ramuan-tradisional-untuk-
penderita-asma.html
www.infoibu.com
http://www.bayisehat.com/immunization-mainmenu-36/173-penyakit-
asma.html
Materi Penyluhan.
A S M A

A. Pengertian Penyakit Asma

Asma berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu Asthma yang


berarti terengah-engah (Eng? panting). Asma adalah penyakit
kronis (berlangsung lama) yang ditandai oleh sesak napas disertai
bunyi ngik-ngik (wheezing) dimana derajat keparahan setiap orang
berbeda-beda. Pada saat serangan, yang terjadi adalah menyempitnya
jalan napas kita akibat dari pengerutan bronkus yang menyebabkan
udara sulit keluar masuk paru. Penyebab dari asma belum sepenuhnya
dimengerti. Namun faktor risiko yang dapat mencetuskan timbulnya
asma adalah, allergen (zat yang menyebakan alergi), merokok, dan
iritasi zat kimia. Asma tidak dapat disembuhkan, namun dapat di
control dengan tata laksana yang tepat.

B. Gejala dan Tanda

Secara umum gejala asma adalah sesak napas, batuk berdahak dan
suara napas yang berbunyi ngik-ngik atau mengidimana seringnya
gejala ini timbul pada pagi hari menjelang waktu subuh, hal ini
karena pengaruh keseimbangan hormon kortisol yang kadarnya rendah
ketika pagi dan berbagai faktor lainnya.

Penderita asma akan mengeluhkan sesak nafas karena udara pada


waktu bernafas tidak dapat mengalir dengan lancar pada saluran nafas
yang sempit dan hal ini juga yang menyebabkan timbulnya bunyi ngik-
ngik pada saat bernafas. Pada penderita asma, penyempitan saluran
pernafasan yang terjadi dapat berupa pengerutan dan tertutupnya
saluran oleh dahak yang dirpoduksi secara berlebihan dan menimbulkan
batuk sebagai respon untuk mengeluarkan dahak tersebut.

Pada asma, terjadi 3 (tiga) jenis proses yang bersamaan, yaitu :


Peradangan (inflamasi) pada saluran nafas
Penyempitan saluran nafas (bronkokonstriksi)
Pengeluaran cairan mukus/lendir pekat secara berlebihan
Akibat dari tiga proses pada asma, maka pasien asma dapat
mengalami kesukaran bernafas atau sesak yang disertai batuk dan
mengi. Bentuk serangan akut asma mulai dari batuk yang terus-
menerus, kesulitan menarik nafas atau mengeluarkan nafas sehingga
perasaan dada seperti tertekan, serta nafas yang berbunyi.
Umumnya serangan asma terjadi pada malam menjelang pagi hari.
Ciri-ciri Asma

Batuk atau meninggi pada malam hari atau bisa juga terjadi
pada musiman
Ada riwayat alergi baik pada pasien atau keluarga
Asma bisa juga karena adanya kelainan pada saluran
pernafasan seperti halnya otot saluran nafas mengkerut,
saluran lendir menebal atau bengkak dan lendir lebih banyak
yang kental dan lengket.
Anak yang terkena asma biasanya sesak nafas dan nafasnya
cepat. Sakit di bagian dada dan biru disekitar mulut serta
susah berkata-kata.
C. Penyebab Asma
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan
presipitasi timbulnya serangan asma.
a. Faktor predisposisi
Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun
belumdiketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas.
Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga
dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat
alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma
bronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus.
b. Faktor presipitasi
Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan.
Seperti : debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur,
bakteri dan polusi.
2. Ingestan, yang masuk melalui mulut.
Seperti : makanan dan obat-obatan.
3. Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit.
seperti : perhiasan, logam dan jam tangan.

Perubahan cuaca.

Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering


mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan
faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan
berhubungan dengan musim, seperti: musim hujan, musim kemarau,
musim bunga.

Stress.
Stress / gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma,
selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada.
Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati
penderita asma yang mengalami stress / gangguan emosi perlu
diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena
jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa
diobati.

Lingkungan kerja.

Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang


yang bekerja di laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik
asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur
atau cuti.

Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat.


Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika
melakukan aktifitas jasmani atau aloh raga yang berat. Lari
cepat paling mudah menimbulkan serangan asma.

Secara umum pencetusnya adalah:

Makanan yang mengandung zat pengawet, penyedap, dan


pewarna. Bila makanan tersebut dikonsumsi terus-menerus
akan mengakibatkan reaksi alergi dan inflamasi/peradangan.
Aktivitas berlebihan: seperti berlari-lari atau main sepeda
seharian tanpa cukup istirahat. Gejala yang timbul biasanya
sewaktu tidur anak akan mengalami batuk-batuk.
Bulu binatang seperti bulu kucing atau bulu burung, dan
lainnya.
Penyakit infeksi, seperti influenza, dan infeksi saluran
napas atas (ISPA). Batuk yang disebabkan penyakit tersebut
dapat memicu terjadinya asma.
Alergen Seperti debu di rumah dan di jalan, debu karpet,
kasur, kapuk, asap rokok,tungau, serpih atau bulu binatang,
spora jamur.
Cuaca(panas / dingin ).
Iritan. Seperti zat kimia (obat nyamuk, pewangi ruangan,
asap rokok, bau cat yang menyengat, SO2, dan polutan udara
lain).
Buah-buahan tertentu (nanas, rambutan, anggur dan lainnya).
Getah atau manisnya buah sering membuat batuk sehingga bisa
terjadi asma.
Factor psikis seperti Emosi (terlalu sedih/gembira).
Infeksi Saluran Napas. Infeksi virus pada sinus, baik
sinusitis akut maupun kronik, dapat memudahkan terjadinya
asma.
D. Akibat dan tatalaksana asma
Tata Laksana
Pada dasarnya penanganan asma yang paling efektif adalah dengan
menghindari faktor-faktor pencetus asma dan menggunakan obat asma
untuk mengurangi pembengkakan saluran pernafasan. Pengobatan asma
secara cepat/jangka pendek yaitu dengan menggunakan obat pelega
saluran pernafasan seperti inhaler dan nebulizer yang berfungsi
menghentikan serangan asma
Tindakan:
Pembekaman: pembekaman didahului dengan pijat refleksi
secara umum, titik pembekaman yang dipilih adalah titik
paru berhubungan dengan faktor sesak napasnya, titik
jantung berhubungan kekuatan pembuluh darah dan titik hati
berhubungan dengan alerginya. Pembekaman dilakukan 2 minggu
sekali selama 3 bulan dilanjutkan sebulan sekali selama 6
bulan lalu 3 bulan sekali seterusnya.
Fisioterapi untuk otot-otot bantu pernapasannya agar
tercapai relaksasi yang optimal, dilakukan sekali sebulan.
Lakukan olah raga ringan teratur dengan porsi 3 X seminggu
30 menit. Sekarang sedang dipopulerkan klub senam asthma.
Senam asma bertujuan untuk membantu meningkatkan kesehatan
pasien dan membantu menjarangkan kekambuhan.
Hindari asap rokok, terutama di ruangan tertutup. Hindari
polusi udara dengan cara berangkatlah ke kantor pagi-pagi
sehingga lalu lintas belum padat dan polusi udara masih
ringan. Bekerjalah lebih awal dan mintalah kompensasi dari
pimpinan untuk pulang lebih cepat agar terhindar dari
kemacetan dan polusi yang berat di sore hari.
Bersihkanlah sumber-sumber debu yang biasanya ada di kipas
angin, AC, kawat nyamuk, dan karpet dan jangan memelihara
binatang piaraan.
E. Pencegahan penyakit Asma
Asma memang tak dapat disembuhkan, tetapi dapat dikendalikan.
Untuk bisa mengendalikannya, kita harus memahami hal-halsebagai
berikut:
1. Pahami Seluk Beluk Penyakit Asma
Asma bisa terjadi pada semua golongan dan lapisan usia.
Sayangnya, gangguan ini tak dapat dihilangkan sama sekali.
Namun demikian, asma dapat dikendalikan. Seseorang disebut
penderita asma kalau ia sedang terserang asma atau kondisi
asmanya tidak stabil sehingga memerlukan obat-obatan. Beda
halnya dengan penyandang asma yang berarti sudah jarang
terkena serangan (asma stabil) dan tidak lagi mengonsumsi
obat-obatan. Tentu saja seorang penyandang bisa menjadi
penderita kembali bila ia mengalami serangan akibat daya tahan
tubuh yang menurun atau karena adanya faktor pencetus. fokus
utama pengobatan asma bukan pada keluhan batuk atau sesak
napasnya, tapi lebih pada peradangan atau inflamasinya. Dengan
mengatasi inflamasi saluran napas maka derajat
hiperreaktivitas saluran napas dapat terkontrol. Tak heran,
bila pengobatan asma selalu dilakukan dalam jangka panjang,
minimal 6 bulan, hingga yang bersangkutan dinyatakan stabil.
2. Kenali Berat Ringan Penyakit
Kita harus mengetahui klasifikasi atau derajat asma, sebelum
melakukan tindakan yang lebih jauh. Derajat asma dapat dibagi
berdasarkan frekuensi dan berat ringan gejala yang terjadi.
Pengobatan tidak hanya dilakukan ketika serangan asma sedang
berlangsung, tetapi juga saat tidak dalam serangan.Penderita
asma dengan tipe intermiten (sangat ringan) yang kekambuhannya
dalam 1 minggu kurang dari 1 atau 2 kali, tidak memerlukan
pengobatan pencegahan. Namun, penderita asma dengan tipe
persisten ringan, persisten sedang dan persisten berat, harus
mendapatkan terapi pencegahan secara bertahap disesuaikan
dengan klasifikasinya.
3. Hindari Faktor Pencetus
Faktor-faktor pencetus (dapat berbeda antara penderita yang
satu dengan lainnya).
Faktor faktor yang sering dikatakan sebagai pemicu di
antaranya adalah faktor alergen, emosi atau stres, infeksi,
zat makanan, zat kimia, faktor fisik seperti perubahan cuaca,
kegiatan jasmani, dan obat-obatan.
Kerja faktor pencetus ini pun berbeda, ada faktor pencetus
yang bisa mengakibatkan penyempitan saluran nafas
(bronchospasme), seperti emosi, udara dingin, latihan, dan
lain-lain. Ada pula faktor pencetus yang terutama menyebabkan
peradangan seperti infeksi saluran pernafasan akut, alergen,
zat kimia, dan asap rokok. Sebagian besar serangan asma dapat
dicegah dengan menghindari faktor-faktor pencetus tersebut.
4. Gunakan Obat Yang Tepat
Sulit membuat kesimpulan progres pengobatan. Sebaliknya,
pemeriksaan teratur akan memudahkan dokter melakukan evaluasi.
Jika terdapat kemajuan, maka dosis obat pengontrol akan
diturunkan hingga akhirnya tidak diperlukan lagi. Pemeriksaan
berhenti saat kondisi penderita asma dinyatakan stabil. Yang
dimaksud keadaan stabil adalah bila tidak ada lagi serangan,
tidak ada lagi batuk malam hari, tidak ada lagi produksi
lendir, dan aktivitas anak seperti berlari-lari tidak
menimbulkan sesak.
5. Mengatasi Serangan Akut
Ibu atau ayah penyandang asma mesti tahu cara mengatasi
serangan asma pada anaknya.
Berikut langkah-langkah yang dapat diambil:
Tak perlu panik, minta anak untuk bernapas teratur dan
berikan air putih hangat untuk diminum.
Segera berikan obat atau terapi inhalasi dengan takaran
yang pas.
Jika tidak ada perbaikan, segera bawa anak ke klinik
terdekat.
Serangan yang sulit diatasi sendiri biasanya disebabkan
adanya faktor lain, seperti status daya tahan tubuh anak
sedang turun atau ada infeksi di dalam tubuhnya. Perlu
diketahui, penyakit infeksi yang disebabkan virus sering
tidak menimbulkan panas/demam kecuali ada lendir dan riak
di saluran napasnya. Bagi penderita asma yang belum stabil
sangat disarankan untuk selalu membawa obat (oral atau alat
terapi inhalasi) ke mana-mana.

6. Tingkatkan Kebugaran Fisik


Olahraga paling baik bagi anak penderita asma adalah berenang.
Disamping melatih otot bantu napas, renang juga memberikan
kelembapan udara ke dalam bronkus. Namun perlu diketahui,
sebagian penderita asma bisa mendapat serangan setelah
berolahraga. Akan tetapi olahraga tetap dibutuhkan untuk
meningkatkan efisiensi kerja otot pernapasan dan memperbaiki
fungsi pertukaran oksigen dan alveolus ke pembuluh kapiler.
Oleh karenanya, olahraga bagi penderita asma perlu disesuaikan
dengan derajat berat ringan penyakitnya. Sebelum mengajak si
kecil berolahraga, konsultasikan dengan dokter pulmonologi
anak Anda.
7. Alat Terapi Inhalasi Anak
Nebuliser jenis ultrasonik merupakan alat terapi inhalasi yang
cocok bagi si kecil. Efektivitasnya, 20-30% obat akan masuk di
saluran napas dan alveoli sedangkan 2-5% akan mengendap di
mulut dan tenggorokan. Berkaitan dengan ini, terapi inhalasi
bisa memiliki efek samping berupa iritasi mulut dan
tenggorokan serta infeksi jamur di tenggorokan. Untuk
mencegahnya, mintalah anak untuk berkumur setelah menggunakan
obat. Alat terapi inhalasi lain yang dapat digunakan pada asma
anak adalah: babyhaler dan volumatic. Pada anak yang lebih
besar dapat digunakan MDI (metered dose inhaler) atau
turbohaler.
F. Prinsip tatalaksana penderita Asma
Pengobatan pada penyakit asma perlu dibedakan antara pengobatan
jangka panjang untuk pencegahan asma dan pengobatan untuk
serangan asma akut.
1. Pengobatan Jangka Panjang Umumnya penderita baru datang ke
dokter pada saat ada serangan asma.
Tujuan dilakukannya pengobatan asma jangka panjang, yaitu:
mengendalikan gejala asma, termasuk serangan pada malam
hari (nocturnal),
mencegah eksaserbasi (serangan) asma dan kunjungan ke
bagian awat darurat,
memelihara fungsi paru agar sedekat mungkin dengan nilai
normal,
menjaga agar akivitas tetap normal, termasuk bermain dan
berolah raga,
mengurangi ketidakhadiran di sekolah,
mencegah timbulnya efek samping pengobatan asma,
meminimalkan penggunaan agonis beta-2 (obat antiasma),
dan
mencegah kematian karena asma.

G. Cara pengobatan :
Sambil melanjutkan obat yang sekarang sudah biasa Anda minum,
setidaknya untuk sementara, maka di anjurkan mencoba hal-hal di
bawah ini.
1. Pelajarilah makanan-makanan yang memicu kambuhnya asma Anda
dan hindarilah. Apabila banyak zat gizi yang memicunya maka
perlu dilakukan desensitisasi dimana tubuh Anda dilatih makan
sedikit-sedikit, tapi kontinyu bahan yang menyebabkan alergi
tersebut sehingga lama-kelamaan tubuh akan terbiasa. Hal ini
untuk menjaga agar Anda tidak terlalu banyak pantang makanan
sehingga menjadi kekurangan zat gizi yang akan melemahkan daya
tahan tubuh . Tapi untuk melakukan ini mintalah pertimbangan
dokter Anda.
2. Obat yang biasa diberikan adalah:
Obat luar: gosok dada dengan minyak badam manis atau yang
sejenis, yaitu minyak pala atau minyak kayu putih,
usahakan ini setiap malam baik dikala kambuh maupun
tidak. Oleskan pula di cekungan antara jakun dengan
tulang dada.
Obat minum: 1 sendok teh bubuk jahe dituang dalam
secangkir minuman teh hijau ditambah 1 sendok teh madu
sebagai pemanis. Diminum hangat-hangat kuku sebelum tidur
malam.
Pengalaman baru bagi saya, yaitu bisa diberikan Propolis
kaps 2 X sehari @ 1 kap. Propolis yang menurut pengalaman
saya bisa menjarangkan kekambuhan. Makin jarang kambuh
Anda makin jarang minum obat asthma yang tentu akan
meminimalkan efek samping dan mengurangi biaya.
Juga berikan anti oksidan kuat karena dalam berbagai
penelitian juga terbukti bahwa sebagian penyakit asthma
adalah karena pengaruh intervensi radikal bebas.

Vous aimerez peut-être aussi