Vous êtes sur la page 1sur 51

ASKEP SEMINAR KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN

SISTEM PERNAFASAN PADA KASUS BRONKOPNEUMONIA PADA


AN. A DI RUANG PERAWATAN ANAK
RSUD POSO

Disusun Oleh:
Kelompok V
1. Moh. Arfan Djalia
2. Ahmad Yasin
3. Fikran Djafar
4. Adelfin Ch. Rubana
5. Risnawaty Said
6. Mutmaina Laisu
7. Rizky Widiawaty Gaib

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


PRODI KEPERAWATAN DIII POSO
T.A/ 2016-2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat TUHAN yang maha esa, karena

berkat dan rahmadnyalah kami dapat menyelesaikan tugas seminar yang berjudul

Asuhan keperawatan anak pada kasus Bronkopneumonia. Dalam proses

penyusunan Askep ini tak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih pada

Dosen pembimbing kami ibu NI Made Ridla S.Kep.M.Biomed, terima kasih juga

untuk teman sekelompok kami yang sudah banyak membantu dalam penusunan

Askep .Askep ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itulah kami

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat mebangun dari berbagai pihak demi

sempurnahnya Askep ini. Kami berharap Askep ini dapat bermanfaat bagi kami

selaku penusun dan juga para pembaca.

Poso , 31 Juli 2017

Hormat kami, Kelompok V

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... 2


BAB I ............................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN.......................................................................................................... 5
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 5
a. Rumusan Masalah ............................................................................6

b. Tujuan Penulisan .............................................................................7

c. Manfaat Penulisan ...........................................................................7

BAB II.............................................................................................................................. 8
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................ 8
A. TINJAUAN TENTANG BRONKOPNEMONIA ......................................... 8
1. Definisi Pengertian ..........................................................................8

2. Etiologi ............................................................................................ 8

3. Patofisiologi ..................................................................................... 9

4. Gejala Klinis ..................................................................................11

5. Pemeriksaan Penunjang .................................................................12

6. Penatalaksanaan .............................................................................12

7. Komplikasi ..................................................................................... 13

8. Pencegahan Pada Anak ..................................................................13

BAB III .......................................................................................................................... 14


TINJAUAN TEORI ASKEP ...................................................................................... 14
BAB IV .......................................................................................................................... 19
TINJAUAN KASUS.................................................................................................... 19
A. Identitas Pasien ................................................................................................... 19
FORMAT PENGKAJIAN ...................................................................................... 32
DEVELOPMENTAL SCREENING TEST II...................................................... 32

3
C. RENCANA KEPERAWATAN ..................................................................... 42
BAB V .............................................................................. Error! Bookmark not defined.
PENUTUP ........................................................................ Error! Bookmark not defined.
A. Kesimpulan .......................................................... Error! Bookmark not defined.
B. Saran...................................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ..................................................... Error! Bookmark not defined.

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bronkopneumonia adalah penyakit infeksi saluran nafas bagian bawah.

Penyakit ini sering menyerang anak-anak dan balita hampir diseluruh dunia.

Bila penyakit ini tidak segera ditangani, maka akan menyebabkan beberapa

komplikasi bahkan kematian. Bronkopneumonia merupakan salah satu bagian

dari penyakit Pneumonia. Bronkopneumonia adalah suatu cadangan pada

parenkim paru yang meluas sampai bronkioli atau dengan kata lain

peradangan yang terjadi pada jaringan paru melalui cara penyebaran

langsung melalui saluran pernapasan atau melalui hematogen sampai ke

Bronkus. (Sujono Riyadi dan Sukarmin, 2009).

Laporan WHO tahun 1999, menyebutkan bahwa penyebab kematian

tertinggi akibat penyakit infeksi di dunia adalah infeksi saluran napas akut

termasuk pneumonia dan influenza. Insidensi pneumonia komuniti di

Amerika adalah 12 kasus per 1000 orang per tahun dan merupakan penyebab

kematian utama akibat infeksi pada orang dewasa di negara itu. Angka

kematian akibat pneumonia di Amerika adalah 10 %. Di Amerika dengan

cara invasif pun penyebab pneumonia hanya ditemukan 50%. Penyebab

pneumonia sulit ditemukan dan memerlukan waktu beberapa hari untuk

mendapatkan hasilnya, sedangkan pneumonia dapat menyebabkan kematian

5
bila tidak segera diobati, maka pada pengobatan awal pneumonia diberikan

antibiotika secara empiris.

Laporan Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001, Penyakit infeksi

saluran napas bawah menempati urutan ke-2 sebagai penyebab kematian di

Indonesia.

Epidemologi angka mortalitas anak-anak dengan bronchopneumonia di

Indonesia tetap tinggi. Angka mortalitas bronchopneumonia secara

keseluruhan mencapai 7-28,6%. (Nugroho, 1971).

Peran perawat dalam melakukan asuhan keperawatan pada anak dengan

bronkopneumonia meliputi usaha promotif yaitu dengan selalu menjaga

kebersihan baik fisik maupun lingkungan seperti tempat sampah, ventilasi,

dan kebersihan lain-lain. Preventif dilakukan dengan cara menjaga pola hidup

bersih dan sehat, upaya kuratif dilakukan dengan cara memberikan obat yang

sesuai indikasi yang dianjurakan oleh dokter dan perawat memiliki peran

dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopnemonia

secara optimal, profesional dan komprehensif, sedangkan pada aspek

rehabilitatif, perawat berperan dalam memulihkan kondisi klien dan

menganjurkan pada orang tua klien untuk kontrol ke rumah sakit.

a. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi


rumusan masalah adalah Bagaimana asuhan keperawatan pada An. A
yang mengalami bronkopneumoni di Ruang anak DI Rumah Sakit Umum
Daerah Poso?

6
b. Tujuan Penulisan

1. Melaksanakan dan mendokumentasikan Asuhan Keperawatan pada


pasien
2. Mengetahui karakteristik dari penyakit Bronkopneumoni pada anak

c. Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis
Mendapatkan pengalaman serta dapat menerapkan standart asuhan
keperawatan untuk pengembangan praktik keperawatan dan
pemecahan masalah khususnya dalam bidang/profesi keperawatan.
2. Bagi institusi
Sebagai bahan kepustakaan dan perbandingan pada penanganan
kasus pemenuhan kebutuhan volume cairan di lapangan dan dalam
teori.
3. Bagi pelayanan kesehatan
Agar dapat mengaplikasikan teori keperawatan kedalam praktik
pelayanan kesehatan di rumah sakit.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TENTANG BRONKOPNEMONIA

1. Definisi Pengertian
Istilah bronchopneumonia digunakan untuk menggambarkan
pneumonia yang mempunyai penyebaran berbercak, teratur dalam satu
atau lebih area terlokalisasi dalam bronki dan meluas ke parenkim paru
yang berdekatan di sekitarnya. (Brunner & Suddarth, 2001).
Bronchopneu monia disebut juga pneumonia lobularis, yaitu radang paru-
paru yang di sebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan lain- lain.
Bronchopneumonia adalah suatu peradangan paru yang biasanya
menyerang dibronkeoli terminal. Berkeoli terminal tersumbat oleh
eksudat mokopurulen yang membentuk bercak-bercak konsolidasi di
lobuli yang berdekatan. Penyakit ini sering bersifat sekunder, menyertai
infeksi saluran pernafasan atas, demam infeksi yang spesifik dan penyakit
yang melemahkan daya tahan tubuh. (Sudigdiodi dan Imam Supardi,
1998)
Bronchopneumonia/ pneumonia lobaris merupakan radang paru
yang menyebabkana bronkhioli terminal. Bronkhioli terminal tersumbat
oleh eksudat yang berbentuk bercak- bercak., kemudian menjadi bagian
yang terkonsulidasi atau membentuk gabungan dan meluas ke parenkim
paru.
Penyakit ini sering bersifat sekunder, menyertai infeksi saluran
pernafasan atas, demam, infeksi yang spesifik dan penyakit yang
melemahkan daya tahan tubuh.

2. Etiologi
Broncopneumonia dapat disebabkan oleh:
- Bakteri= streptococcus, straphylococcus, influenmza

8
- Virus= legionella pneumonia, virus influenza
- Jamur= aspergilus, candida albicons
- Aspirasi makanan, sekresi oropharing/isi lambung ke dalam paru
- Kongesti paru kronik
- Flora normal, hidrokarbon.

3. Patofisiologi
Sebagian besar penyebab bronkopneumonia adalah
mikroorganisme (jamur, bakter, virus) dan sebagian kecil oleh penyebab
lain seperti hidrokarbon (minyak tanah, bensin dan sejenisnya). Serta
aspirasi ( masuknya isi lambung ke dalam saluran napas). Awalnmya
mikroorganisme akan masuk melalui percikan ludah ( droplet) infasi ini
akan masuk ke saluran pernapasan atas dan menimbulkan reaksi
imunologis dari tubuh. Reaksi ini menyebabkan peradangan, dimana saat
terjadi peradangan ini tubuh akan menyesuaikan diri sehingga timbullah
gejala demam pada penderita.
Reaksi peradangan ini akan menimbulkan secret. Semakin lama
secret semakin menumpuk di bronkus sehingga aliran bronkus menjadi
semakin sempit dan pasien akan merasa sesak. Selain terkumpul di
bronkus, lama kelamaan secret akan sampai ke alveolus paru dan
mengganggu system pertukaran gas di paru.
Selain menginfeksi saluran napas, bakteri ini juga dapat
menginfeksi saluran cerna saat ia terbawa oleh darah. Bakteri ini akan
membuat flora normal dalam usus menjadi agen pathogen sehingga
timbul masalah GI tract.

9
Pathway

10
4. Gejala Klinis
Penderita broncopneumonia mengalami tanda dan gejala yang khas
seperti mengigil, demam, nyeri dada pleuritis, batuk produktif, hidung
kemerahan, saat bernafas menggunakan otot aksesorius dan bisa timbul
sianosis. (Barbara C. Long, 1996 : 36)
a. Pnemonia Bakteri
Gejala :
- Rinitis ringan
- Anoreksia
- Gelisah
Berlanjut sampai:
- Demam
- Malaise (tidak nyaman)
- Nafas cepat dan dangkal.
- Ekspirasi berbunyi.
- Lebih dari 5 tahun, sakit kepala dan kedinginan
- Kurang dari 2 tahun vomitus dan diare ringan
- Leukositosis
- Foto thorak pneumonia lebar
b. Pnemonia Virus
Gejala awal :
- Batuk
- Rhinitis
Berkembang sampai :
- Demam ringan, batuk ringan dan malaise sampai demam tinggi batuk
hebat dan lesu.
- Emfisema obstruktif
- Ronkhi basah.
c. Pneumonia mikroplasma
- Demam
- Sakit kepala

11
- Anoreksia
Berkembang sampai :
- Rhinitis alergi
- Sakit tenggorokan batuk kering berdarah
- Area konsolidasi pada pemeriksa thorak.

5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
- Leukosit meningkat 15.000-40.000/mm3
- Laju endap darah meningkat 100mm
- ASTO meningkat pada infeksi streptococcus.
- GDA menunjukkan hipoksemia tanpa hiperkapnea atau retensi CO2
- Urin biasanya berwarna lebih tua, mungkin terdapat albumin urin
ringan karena peningkatan suhu tubuh.
b. Pemeriksaan Radiologi
- Terlihat bercak- bercak pada bronkus hingga lobus.

6. Penatalaksanaan
a. Antibiotic seperti ; penisilin, eritromicin, kindomisin, dan sefalosforin.
b. Terapi oksigen (O2)
c. Nebulizer, untuk mengencerkandahak yang kental dan pemberian
bronkodilator.
d. Istirahat yang cukup
e. Kemoterafi untuk mikoplasma pneumonia dapat diberikan eritromicin
4x 500 mg/ hari atau tetrasiklin 3-4 x 500mg/ hari.

12
7. Komplikasi
a. Atelektasis : Pengembangan paru yang tidak sempurna.
b. Emfisema : Terdapatnya pus pada rongga pleura.
c. Abses paru : Pengumpulan pus pada jaringan paru yang meradang.
d. Infeksi sistomik
e. Endokarditis : Peradangan pada endokardium.
f. Meningitis : Peradangan pada selaput otak.

8. Pencegahan Pada Anak


a. Hindari anak dari paparan asap rokok, polusi dan tempat keramaian
yang berpotensi penularan.
b. Hindari kontak anak dengan penderita ISPA
c. Membiasakan pemberian ASI
d. Segera berobat jika terjadi demam, batuk, dan pilek, terlebih disertai
suara sesak dan sesak pada anak.
e. Imunisasi Hb untuk kekebalan terhadapa hameophilus influenza.

13
BAB III

TINJAUAN TEORI ASKEP

TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA BRONKOPNEUMONIA

1. Pengkajian
a. Identitas
1) Identitas pasien
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Agama :
Suku/Bangsa :
Tanggal MRS :
Tanggal Pengkajian :
Ruangan :
Diagnosa Medis :
No. Med. Rec :

2) Identitas Penanggung Jawab


Nama Ayah :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Umur :
Nama Ibu :
Agama :

14
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :

b. Riwayat Kesehatan:
1) Riwayat kesehatan sekarang:
a) Keluhan utama : Biasanya keluhan utama yang membuat orang tua
pasien membawa anaknya ke Rumah Sakit adalah sesak nafas
b) Riwayat keluhan utama: -
c) Keluhan yang menyertai : Keluhan lain yang biasanya menyertai
keluhan utama adalah suhu badan meningkat, batu dan kejang-kejang
karena demam yang tinggi. Selain itu pasien juga mengalami muntah
dan diare.
d) Keadaan umum : Keadaan umum pasien dengan bronkopneumoni
biasanya tampak lemah dan gelisah.
- TTV : Respirasi cepat dan dangkal, takikardi, suhu badan
meningkat
- TB :
- BB :

2) Riwayat kesehatan dahulu :


a) Riwayat kehamilan/persalinan : Penyakit bronkopneumoni tidak
dipengaruhi oleh adanya gangguan atau kelainan pada
kehamilan/persalinan
b) Riwayat tumbang:
c) Riwayat imunisasi:

3) Riwayat keluarga

15
Biasanya dalam keluarga pasien, ada anggota keluarga yang menderita
penyakit yang sama dengan pasien.

4) Riwayat sosial
Siapa yang merawat anak dan hubungannya dengan anak sangat
mempengaruhi terjadinya bronkopneumonia.

5) Riwayat kesehatan lingkungan


Anak yang tinggal dirumah yang kecil/sempit dan penghuninya banyak
dengan salah satu penghuninya telah terinfeksi oleh bakteri
pneumococcus, lebih mudah untuk terinfeksi/terjangkit sampai terjadi
bronkopneumoni. Sumber air minum, pembuangan sampah dan air kotor
juga bisa mempengaruhi terjadinya brokopneumoni yang bisa dibawa
oleh bakteri.

6) Kebutuhan dasar
a) Pola nafas : Pasien dengan bronkopneumoni mengalami pernafasan
sempit dan dangkal, pernafasan cuping hidung, dengan irama
inreguler.
b) Pola makan : Pasien sering tidak mau makan atau minum karena batu
dan sesak, bahkan sampai dimuntahkan kembali makanan yang
dimasukkan.
c) Pola eliminasi : Biasanya pola eliminasi pasien terganggu karena
adanya perubahan pola makan, intake yang kurang dan pasien bisa
diare.
d) Pola istirahat dan tidur : Pasien sering tidak bisa tidur dengan nyenyak
karena apabila sesak nafas atau batuk, pasien terbangun.
e) Pola aktivitas : Biasanya tergantung pada tahap perkembangannya,
misalnya bermain dengan warna-warna terang, kontak mata antara

16
anak dengan orang tuanya. Namun jika pasien dengan pasien
bronkopneumoni, kurang beraktivitas.
f) Pola kebersihan diri : Untuk pemenuhan kebersihan diri pasien,
biasanya dilakukan oleh orang tuanya dan dibantu oleh perawat.

7) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum : Pasien tampak lemah dan gelisah
b) Kesadaran : Composmentis
c) TTV : TD : Meningkat
N : Takikardi
R : Cepat dan dangkal
SB : Meningkat
TB :
BB :
d) Kepala : Kulit kepala biasanya lembab, rambut basah/berminyak
Mata : Gerakan bola mata seringkali tegang, panas yang tinggi
dapat menyebabkan konjungtiva anemis
Telinga : -
Hidung : Biasanya ada sekret/beringus, sianosir, cuping hidung.
Mulut : Sianosis, bibir kering
Kulit : Biasanya turgor kulit jelek kekurangan volume cairan
e) Thorax dan perut
Thorax :
o Inspeksi :
o Palpasi :
o Perkusi :
o Auskultasi :
Perut :
o Inspeksi :
o Palpasi :
o Perkusi :

17
o Auskultasi :
f) Jantung :
g) Genetalia :
h) Anus :
i) Ekstemitas : Panas pada perabaan
j) Neurolog : Pasien biasanya masih berespon terhadap refleks fisi

8) Pemeriksaan Penunjang
a) Foto thoraks : Pada Foto thoraks bronkopneumonia terdapat bercak
infiltrat pada satu atau beberapa lobus. Jika pada pneumoni lobaris
terlihat adanya konsolidasi pada satu atau beberapa lobus.
b) Pemeriksaan laboratorium : Gamburan darah tepi menunjukkan
leukositosis, dapat mencapai 15.000-40.000/mm dengan pergeseran
kekiri. Kuman penyebab dapat dibiak dari usapan tenggorok, dan
mungkin juga dari darah. Urin biasanya berwarna lebih tua, mungkin
terdapat albuminuria ringan karena suhu yang naik dan sedikit torak
nialin. Analisis gas darah arteri dapat menunjukkan osidisis metalistik
dengan atau tanpa retensi CO2.

18
BAB IV

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A DENGAN KASUS

BRONCHOPNEUMONIA DI RUANG

PERAWATAN ANAK

RSUD POSO

I. Pengkajian

A. Identitas Pasien
1. Nama / Nama panggilan :An. Ahmad
2. Tempat tanggal lahir / usia: Poso, 01- Maret- 2016
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Pendidikan :-
6. Alamat : Moengko lama
7. Tanggal masuk : Rabu,5 juli 2017
8. Tanggal pengkajian : Selasa, 11 juli 2017
9. Diagnose medic : Bronchopneumonia
10. Rencana terapi :
B. Identitas orang tua
1. Ayah
a. Nama :Tn. H
b. Usia :26 tahun
c. Pendidikan :SD
d. Pekerjaan :Servis elektronik
e. Agama :Islam
f. Alamat :Moengko lama

19
2. Ibu
a. Nama :Ny. H
b. Usia :19 Tahun
c. Pendidikan :SD
d. Pekerjaan :IRT
e. Agama :Islam
f. Alamat :Moengko lama

C. Identitas saudara
No. Nama Usia Hubungan Status Kesehatan
1 Moh. Nabil 4 tahun Saudara tiri Sehat

I. Riwayat Kesehatan
A. Riwayat kesehatan sekarang
1. Keluhan utama: Sesak nafas
2. Riwayat keluhan utama: Sebelum masuk rumah sakit, Orang tua klien
mengatakan bahwa anaknya sesak nafas dan disertai batuk berlendir
dalam jangka waktu yang lama (3 bulan), BAB encer 3-5 kali disertai
muntah. Karena khawatir dengan keadaan klien maka klien langsung
di bawa ke RSUD poso pada tanggal 05 07 2017 untuk
mendapatkan perawatan intensif.
3. Keluhan pada saat pengkajian: Ibu klien mengatakan klien masih
mengalami batuk berlendir.
B. Riwayat Kesehatan Lalu
1. Pre Natal Care
a. Ibu klien mengatakan bahwa ia rutin memeriksakan kehamilannya
di puskesmas dan posyandu terdekat. Keluhan selama hamil yang
dirasakan oleh ibu adalah mual dan muntah
b. Tidak ada riwayat terkena radiasi

20
c. Riwayat berat badan selama hamil: Ibu klien mengatakan sebelum
hamil berat badannya 47 Kg pada saat hamil berat badan naik
menjadi 56 Kg
d. Ibu klien mengatan telah mendapatkan imunisasi TT sebanyak 4
kali
e. Golongan darah ibu tidak diketahui, Golongan darah ayah tidak
diketahui
2. Natal
a. Tempat melahirkan di RSUD poso
b. jenis prselinan normal / spontan
c. penolong persalinan Bidan
d. ibu mengatakan tidak mengalami komplikasi pada saat melahirkan
dan setela melahirkan
3. Posnatal
a. Kodisi bayi: mengalami kelainan pada pari-paru
b. anak pada saat lahir mengalami sianosis
- klien mengidap penyakit sejak lahir
- diberikan obat oleh dokter dan dirawat di RSUD poso
- tidak perna mengalami kecelakaan dan tidak perna
mengkonsumsi zat kimia berbahaya
- perkembangan anak di banding saudara tirinnya sangat
berbeda,saat ini klien berumur 1 tahun 4 bulan. Akan tetapi
dalam tahap perkembangannya klien belum dapat duduk,
berdiri, dan berjalan. Seperti anak pada umumnya

21
- Genogram

Keterangan:
A: Orang tua Ayah klien X: Meninggal
B: Orang tua Ibu klien : Klien
C: Saudara Ayah klien : Tinggal serumah
E: Saudara Ibu klien : Garis keturunan
: Perempuan : Laki-laki

II. Riwayat Imunisasi


No Jenis Waktu Reaksi setelah
Frekuensi
. Imunisasi Pemberian pemberian
Bengkak pada bekas
1 BCG 0-11 bulan 1x
suntikan
2 DPT(I,II,III) -
Polio(I,II,III,
3 -
IV)
4 Campak 9 bulan 1x Panas
5 Hepatitis -

22
III. Riwayat tumbuh kembang
A. Pertumbuhan Fisik
1. Berat Badan : 9 kg
2. Tinggi badan: 76 cm
3. Waktu tumbuh gigi : 8 bulan

B. Perkembangan tiap tahap

1. Berguling : 3 bulan
2. Duduk : 4 bulan
3. Merangkak :6 bulan
4. Berdiri : 1 tahun
5. Berjalan : belum
6. Senyum kepada orang lain pertama kali : 5 bulan
7. Bicara pertama kali : 1 tahun
8. Berpakaian tanpa bantuan : belum

V. Riwayat Nutrisi

A. Pemberian ASI
klien tidak diberikan ASI eklusif melainkan susu formula ( lactogen)
B. Pemberian susu formula
1. Alasan pemberian : karena ibu klien masuk rumah sakit
2. Jumlah pemberian : 400 ml
3. Cara pemberian : dengan menggunakan botol susu bayi (dot)

Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini

Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian


1 bulan ASI 1 bulan s/d 4 bulan
6 bulan Makan bubur saring + 6 bulan s/d 12 bulan
susu formula

23
IV. Riwayat Psikososial
o Anak tinggal bersama : klien atau anak tinggal bersama ayah dan ibunya di
rumah sendiri
o Lingkungan berada di : lingkungan pemukiman tempat klien berada di
tengah-tengah pemukiman warga moengko
o Rumah dekat dengan : rumah klien berada dekat masjid dan juga klien
hanya dapat bermain di rumah. Di rumah klien tidur dengan orang tuanya.
o Rumah ada tangga : dirumah klien tidak terdapat tangga
o Hubungan antar anggota keluarga : hubungan klien dengan keluarganya
selalu baik
o Pengasuh anak: klien tdk diasuh oleh pengasuh tetapi diasuh oleh orang
tua klien sendiri.
V. Riwayat Spiritual
o Support system dalam keluarga : keluarga selalu mendukung atas
pengobatan yg diberikan dokter
o Kegiatan keagamaan : orang tua klien selalu berdoa untuk kesembuhan
anaknya
VI. Reaksi Hospitalisasi
A. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
o Ibu membawa anaknya ke RS karena klien sesak nafas
o Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak : Dokter
menceritakan kepada keluarga klien tentang penyakit yang diderita
klien
o Perasaan orang tua saat ini :orang tua klien khawatir dengan keadaan
anaknya
o Orang tua selalu berkunjung ke RS : Ya,orang tua klien selalu
berkunjung ke RS
o Yang akan tinggal dengan anak : ayah dan ibunya
B. Pemahaman anak tentang rawat inap : -

24
VII. Aktivitas Sehari-Hari

A. Nutrisi

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Selera makan Baik Kurang baik
2. Jenis makanan Bubur ,ikan , sayur Bubur saring
3. Frekuensi makan 4x/hari 2x/hari

B.Cairan

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Jenis minuman Susu, air putih Susu
2. Frekuensi 4-5 kali/hari 2 kali/hari
minuman Terpenuhi Tidak terpenuhi
3. Kebutuhan cairan Pakai botol bayi Melalui NGT
4. Cara pemenuhan (Dot)

C.Eliminasi (BAB & BAK )

BAB
Sebelum Sakit Saat Sakit
Kondisi
1. Tempat Kamar Mandi / Wc Popok Pampers
Pembuangan 2-3 x/ hari 3-4 x/hari
2. Frekuensi Lunak Encer
3. Konsistensi Tidak ada Tidak ada
4. Kesulitan Tidak menggunakan Tidak menggunakan
5. Obat Pencahar

25
BAK
Sebelum sakit Saat sakit
Kondisi
1. Tempat Kamar mandi/ wc Popok/pampers
pembuangan 2-3 kali/hari 4-7 kali/hari
2. Frekuensi Kuning jernih Kuning jernih
3. Warna Khas amoniak Khas amoniak
4. Bau

D.Istirahat tidur

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Jam tidur -. Siang : jam12:00 -.Siang : 14:00 wita
-Siang wita -.Malam: 21:00
-Malam -. Malam : 20:00 wita wita
2. Pola tidur
3. Kebiasaan Teratur Tdk teratur
sebelum tidur Minum susu Rewel, minum susu
4. Kesulitan tidur melalui NGT
Tidak Ya

E.Personal Hygiene

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Mandi 1. Mandi 1. Mandi
-.Cara -Cara : dimandikan ibunya - Cara: dilap pakai handuk
-.Frekuensi -Frekuensi: 2 kali/hari -Frekuensi: 1 kali/hari
-.Alat mandi -Alat mandi: sabun,sampo -Alat mandi: Air hangat
2. Cuci rambut 2. Cuci Rambut 2. Cuci Rambut
-. Frekuensi -frekuensi: 2x/minggu -frekuensi: tdk ada
-. Cara -cara: dipakaikan sampo -cara: tdk ada

26
3. Gunting kuku 3. Gunting kuku 3. Gunting kuku
-.Frekuensi -frekuensi: 1 mnggu sekali -frekuensi: tdk ada
-.Cara -cara: org tua yg gunting -cara: -
4. Gosok gigi
-.Frekuensi
-.Cara

F.Aktivitas / Mobilitas Fisik

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit


1. Kegiatan sehari-hari Bermain , minum susu Tdk ada
2. Pengaturan jadwal harian Tdk ada Tdk ada
3. Penggunaan alat bantu
aktivitas Ya, di bantu org tuanya Ya, dibantu org
4. Kesulitan pergerakan tuanya, makan
tubuh Tdk ada melalu NGT
Ya, karena
terpasang infuse,
NGT, oksigen

VIII. Pemeriksaan fisik


1. Keadaan Umum : lemah
2. Kesadaran : composmentis
3. Tanda-tanda vital
Denyut nadi : 100x/menit
Suhu : 38,5c
Pernapasan : 67 x /menit
4. Berat Badan : 12 Kg
5. Tinggi Badan : 97 cm
6. Kepala

27
Inspeksi : warna rambut hitam, penyebaran rambut merata.
Rambut tidak mudah rontok, dan rambut nampak kotor.
Palpasi : tidak terdapat berjolan, tidak ada nyeri tekan, dan
tekstur rambut halus
7. Muka/Wajah
Inspeksi : bentuk wajah oval, tidak ada kelainan pada bentuk
dan tulang wajah.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
8. Mata
Inspeksi : posisi mata simteris, gerakan bola mata baik, tidak
terdapat radang dan edema pada palpebra, sclera tidak ikterus,
conjungtiva tidak anemis, dan relfleks pupil terhadap cahaya
baik, dan penglihatan baik.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
9. Hidung
Inspeksi : terdapat sekret, lubang hidung simetris kiri dan
kanan, terdapat pernapasan cuping hidung.
10. Telinga
Inspeksi : posisi telinga simetris kiri dan kanan , terdapat
serumen, dan tidak ada pengguanaan alat bantu pendengaran
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
11. Keadaan Mulut
*Inspeksi
a. Gigi
Keadaan gigi : Jumlah 18
Karang gigi : tidak ada
Pemakaian gigi palsu : tidak ada

b. Gusi

Tidak terdapat radang


c. Lidah

28
Tampak kotor

d. Bibir
Tampak kering
Kemampuan bicara : belum jelas

12. Tenggorokan
a. Warna mukosa : merah
b. Nyeri tekan : tidak ada
c. Nyeri menelan : Ada
13. Leher
*Inspeksi
Kelenjar tyroid : tidak membesar
*Palpasi
Kelenjar tyroid : teraba
Kaku Kuduk : tidak ada
Kelenjar limfe : tidak membesar
14. Thorax & Pernapasan
*Inspeksi : bentuk dada tidak simetris
*Palpasi : tidak ada nyeri tekan
*Auskultasi : terdapat suara tambahan rochi pada lobus sebelah
kiri
*Perkusi : bunyi paru sonor seluruh lapang paru
15. Jantung
Tidak di kaji
16. Abdomen
*Inspeksi : bentuk perut datar, tidak terdapat luka pada perut
*Palpasi :
*Auskultasi : terdapat bunyi peristaltik usus 28x/menit
*Perkusi : perut kembung pada region 3 & 4

29
17. Genetalia & Anus : Genetalia berfungsi dengan baik, skrotum lengkap
ada 2 buah, tidak adanya kelainan pada lubanf uretra dan anus.
18. Ekstremitas
a. Ekstremitas atas
Pergerakan tangan kanan dan tangan kiri baik, tidak ada
pergerakan yang abnormal. Terpasang infuse pada tangan sebelah
kanan berupa cairan asering 10 tetes/menit.

b. Ekstremitas bawah
Pergerakan kaki kanan dan kiri baik, klien belum dapat berdiri
dan berjalan. Kekuatan otot buruk dan dapat merasakan
rangsangan nyeri.

30
31
FORMAT PENGKAJIAN

DEVELOPMENTAL SCREENING TEST II

DI RUANG PERAWATAN ANAK RSUD POSO

1. Identitas Anak
Nama : An. A
Tanggal lahir : 01 Maret 2016
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan :-
Alamat : Moengko Lama

2. Identitas Orang Tua


Nama : Tn. H
Usia : 26 Tahun
Jenis kelamin :laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan :SD
Alamat : Moengko Lama
Pekerjaan : Servis Elektronik
3. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
a. Personal sosial/kemandirian bergaul
Orangtua anak mengatakan bahwa anak belum mampu mengenal
orang lain. Klien juga belum bisa berjalan dan duduk.
b. Motorik Halus
Orangtua mengatakan bahwa anak sudah mulai bisa bermain
c. Bahasa

32
Orangtua mengatakkan bahwa anak sudah bisa berbicara tetapi belum
dimengerti oleh orang lain. Sehingga orangtua dan orang-orang
disekitarnya belum bisa berkomunikasi lancar dengan si anak.
d. Motorik Kasar
Orang tua mengatakan bahwa si anak termasuk anak yang kurang
lincah. Si anak termasuk anak yang cengeng. Anak juga sering
menangis melihat orang lain.

4. Penghitungan Umur
Tanggal test : 12-07-2017
Tanggal lahir : 01-03-2016
Umur anak : 1 Tahun 4 Bulan 11 Hari.

PELAKSANAAN TEST DDST

SEKTOR RESPON ANAK KESIMPULAN


Personal - Anak memakai baju dengan Anak tidak dalam batas
sosial bantuan normal dan anak
- Anak mencuci dan mengalami keterlambatan
mengeringkan tangan dengan dalam perkembangan
bantuan sosial.
- Anak membuka pakaiannya
sendiri dengan bantuan
- Anak belum dapat
berkomunikasi dengan baik
Motorik - Anak belum bisa mengambil Anak tidak dalam batas
Halus barang-barang kecil. normal dan mengalami
- Anak belum bisa bermain keterlambatan dalam
balok-balok dan bola-bola perkembangan motorik
seperti anak seumurannya. halus.

33
Bahasa - Anak belum bisa bicara dan Anak tidak dalam batas
belum dimengerti normal dan mengalami
- Anak sudah bisa mengatakan keterlambatan dalam
papa saat melihat ayahnya perkembangan bahasanya.
dan sudah bisa mengatakan
mama saat melihat ibunya.
- Anak hanya bisa berkata
mama dan papa saja
Motorik kasar - Anak belum bisa berdiri Anak tidak dalam batas
sendiri tanpa bantuan orang normal dan mengalami
lain keterlambatan dalam
- Anak belum bisa duduk perkembangan motorik
sendiri kasar.
- Anak belum bisa
membungkuk dan memungut
mainannya sendiri yang jatuh
dilantai kemudian berdiri
kembali

a. Interpretasi Hasil dari Test DDST II


Anak tidak dapat melakukan semua item yang di minta dengan baik
sehingga anak dinyatakan tidak lulus atau mengalami penyimpangan (P). Pada
beberapa item yang dilakukan, anak mengalami perkembangan yang lambat.

b. Kesimpulan dari Keempat Sektor


Anak tidak dapat melakukan semua item yang ditunjukkan. Dapat
disimpulkan bahwa anak mengalami keterlambatan pekembangan dalam
personal sosial, motorik halus, bahasa dan motorik kasar yang sesuai dengan
umurnya.

34
c. Saran Kepada Orang Tua
Anak belum mengalami perkembangan yang sesuai atau mengalami
penyimpangan. Di harapkan kepada orang tua agar segera melakukan
pemeriksaan kesehatan untuk mengatasi penyakit yang menyebabkan
penyimpangan perkembangannya. Dan ajarkan ibu cara melakukan intervensi
stimulasi perkembangan anak untuk mengatasi penyimpangan atau mengejar
ketertinggalannya.

Pemeriksaan hasil laboratorium dan program teraphy

Jenis pemeriksaan 05 juli 2017 07 juli 2017 08 juli 2017


WBC 15,7 9,1 7,8
HGB 13,0 13,0 10,4
HCT 37,2 37,2 29,8
PLT 323 323 125
GDS 58

Analisa feses :
warna Coklat tua
lendir Cair
darah Positif
eritrosit 1-2
leukosit 2-4
protozoa Negatif
telur cacing Negatif

35
Radiologi :

1. USG Abdomen
pemeriksaan USG Abdomen dengan hasil sebagai berikut :
- Hepar : ukuran dan echo parenkim normal, tidak echo mass. Vaskuler
dan ductus bilier tidak dilatasi
- GB : kontraktil
- Pankreas : sulit dinilai (kesan normal)
- Lien : ukuran dan echo parenkim normal, tidak tampak echo SOL
- Ginjal kanan : ukuran dan echo corticomedullar normal, PCS tidak
dilatasi, tidak tampak echo batu/mass/cyst
- Ginjal kiri : ukuran dan echo corticomedullar normal, PCS tidak
dilatasi, tidak tampak echo batu/mass/cyst
- VU : dinding tidak menebal, mukosa reguler, tidak tampak echo batu
- Loop- loop usus kesan distensi
- Echo cairan bebas intraperitoneum

Kesan :
- Hepar, lien kedua ginjal dan VU normal
- Distensi loop-loop usus suspek meteorismus
- Echo cairan bebas intraperitoneum
2. Foto thorax AP :
- Posisi asimetris
- Konsolidasi homogen pada lobus superior paru kanan, tampak lebih
inhomogen dibanding CXR sebelumnya
- Tampak kavitas besar (Bulla?) pada lapangan atas paru kiri
- Tidak tampak pemadatan kedua hilus
- Cor : bentuk dan ukuran dalam batas normal
- Kedua sinus dan diagfragma baik
- Tulang-tulang intak

36
Kesan: Pneumonia lobaris kanan (dibandingkan CXR sebelumnya
tampak perbaikan) suspek giant bulla (?) paru kiri

Usul : MSCT Scan thorax

Program Pengobatan (Therapy)

NO. Tanggal Therapy Yang Diberikan


pemberian
Therapy
1. 05-07-2017 -Oksigen Sungkup 6-8 liter/menit
- Infus Cairan Asering Ukur suhu
40c : 12 Tpm / Infus Pump
39c : 11 Tpm / Infus Pump
38c : 10 Tpm / Infus Pump
Normal : 9 Tpm / Infus Pump
- Injeksi Cefotaxim 3x400 mg/iv
- Ijeksi Gentamicin 1x 50 mg/ iv
- Injeksi Paracetamol 8 cc /iv (Kalau Perlu)
- Injeksi Ondansentron 1,5 mg / iv (Kalau perlu)
- Zink Syr 1x20 mg / oral

2. 06-07-2017 - Oksigen Sungkup 6-8 liter/menit


- Infus cairan RL : 10 Tpm / Infus Pump
- Terapy lain di lanjutkan

3. 07-07-2017 - Terapy lain lanjut


- Injeksi Vitamin K : 2 mg/ Sc
- Ijeksi Ranitidin : 2x 7 mg/ iv
- Episan Syr : 3x1/2 Cth

37
4. 11- 07-2017
- Terapi lain lanjut
- Ambroxol : 4 mg
- Salbutamol : 2mg
- Methylpredisolon : 2mg

IX. Klasifikasi data


Data subjektif Data objektif
1. Ibu Klien mengatakan klien sesak 1. Klien Tampak bernafas
nafas menggunakan cuping hidung
2. Ibu klien mengatakan klien sering 2. Terdapat otot bantuan pernapasan
menangis melalui perut
3. Ibu klien mengatakan klien sering 3. Klien tampak gelisah
terjaga di malam hari 4. Respirasi : 67x/menit
4. Ibu klien mengatakan klien batuk 5. Bunyi napas ronchi basah
berlendir 6. Pengembangan paru tidak seirama
5. Ibu Klien Mengatakan Klien Tidak 7. Terpasang oksigen 6-8 L/menit
Mau Makan 8. Napas cepat dan dangkal
6. Ibu Klien Mengatakan Klien Muntah 9. Klien tampak lemas
5x 10. Mukosa bibir tampak kering
7. Ibu Klien Mengatakan Klien BAB 11. TTV
Encer 3-4x/Hari - S : 38,5c
- R : 24Xmenit
- N : 100x/menit
- BB sebelumsakit :
12 kg
BB saatsakit: 9 kg

38
X. Analisa data

N
Data Etiologi Masalah
o.
1. Ds: Penumpukan Ketidak efektifan
- Ibu Klien mengatakan Sekret bersihan jalan nafas
klien sesak nafas
- Ibu klien mengatakan
klien sering menangis
- Ibu klien mengatakan
klien sering terjaga di
malam hari
- Ibu klien mengatakan
klien batuk berlendir
Do:
- Tampak klien bernafas
menggunakan cuping
hidung
- Terdapat otot bantuan
pernapasan melalui perut
- Klien tampak gelisah
- Respirasi : 67x/menit
- Bunyi napas ronchi basah
- Pengembangan paru tidak
seirama
- Terpasang oksigen 6-8
L/menit
- Napas cepat dan dangkal
2. Ds : Kekurangnya Ketidakefektifan
- ibu klien mengatakan suplai oksigen pola nafas
klien sulit bernafas

39
- ibu klien mengatakan
klien batuk
Do :
- klien telihat
menggunakan otot
aksesoris untuk benafas
- Klien tampak bernafas
melalui cuping hidung
3. Ds : Kehilangan Kekurangan volume
- Ibu klien mengatakan cairan cairan
klien BAB encer 3-4 x berlebihan
- Ibu klien mengatakan
klien muntah 5x
Do :
- Klien tampak lemas
- Mukosa bibir tampak
kering
- S : 38,5
- N : 138x/menit
- R : 67x / menit

40
4 Ds : Intake oral Ketidakseimbangan
- Ibu klien mengatakan yang tidak Nutrisi
klien tidak mau makan adekuat
- Ibu klien mengatakan
klien muntah 5x
- Ibu klien mengatakan
klien bab encer 3-4x/hari
Do :
- TTV
S : 38,5c
R : 24Xmenit
N : 100x/menit
- BB sebelum sakit : 12
kg
- BB saat sakit: 9 kg

41
C. RENCANA KEPERAWATAN
Nama : An. A

Diagnosa Medis : Bronkopneumonia

N DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN


TUJUAN EVALUASI
o. KEPERAWATAN Intervensi Rasional Implementasi
1. Ketidak efektifan Setelah dilakukan Rabu 13 juli 2017 S= ibu pasien
bersihan jalan nafas tindakan Pukul 09 : 10 mengatakan
berhubungan keperawatan 1. Observasi tanda-tanda 1. Mengobservasi pasien menangis,
1. Menentukan
dengan penumpukan selama 3x24 jam vital tanda-tanda vital. masih sering
rencana keperawatan yang tepat
sekret yang di tandai diharapkan hasil: terjaga saat
untuk pasien
dengan: masalah dapat - Suhu:38,5C malam dan ibu
teratasi dengan - Nadi:100x/men pasien
Ds: efektifnya bersihan it mengatakan
- Ibu Klien jalan nafas dengan - Respirasi:30x/ pasien masih
mengatakan criteria hasil: menit batuk berlendir
klien sesak - Tidak ada
nafas pernafasan cuping Pukul 09 : 20 O= -Pasien
- Ibu klien hidung 2. Auskultasi bunyi napas
2. Beberapa dergat spasme terjadi 2. Melakukan masih tampak
mengatakan - Tidak terdapat dengan obstruksi jalan napas auskultasi bunyi sesak
klien sering otot bantu atau tidak dimanifestasikan napas hasil: - Pasien masih
menangis pernapasan adanya bunyi tambahan - Bunyi napas batuk berlendir
- Ibu klien - Respirasi dalam terdengar
mengatakan batas normal 25- ronchi A= Masalah
klien sering 50x/menit Basah pada belum teratasi

42
terjaga di - Tidak terpasang lobus sebelah
malam hari oksigen kiri P= Lanjutkan
- Ibu klien intervensi
mengatakan Pukul 09 : 30 1,2,3,4,5,6 dan 7
klien batuk 3. Berikan penjelasan 3. Memberikan
berlendir tentang penyebab sesak 3. Pengetahuan yang adekuat akan penjelasan tentang
Do: dan cara menguranginya mempermudah intervensi penyebab sesak dan
- Klien cara
tampak menguranginya
bernafas
menggunaka Pukul 09:45
n cuping 4. Atur posisi klien 4. Mengatur posisi
hidung 4. Posisi membantu klien pada posisi
- Terdapat memaksimalkan ekspansi paru semi fowler
otot bantuan Dengan hasil:
pernapasan - Klien terlihat
melalui perut lebih nyaman
- Klien dan pasien
tampak Nampak tidur
gelisah pulas
- Respirasi :
67x/menit
- Bunyi napas
ronchi basah Pukul 10 : 00

43
- Pengembang 5. Anjurkan orang 5. Menganjurkan
an paru tidak tua/keluarga pasien 5. Air hangat dapat membantu orang tua/keluarga
seirama untuk memberikan mengencerkan dahak pasien untuk
- Terpasang munim air hangat memberikan
oksigen 6-8 minum air hangat
L/menit
- Napas cepat Pukul 10 : 15
dan dangkal. 6. Berikan oksigen sesuai 6. Memberikan
indikasi 6. Dapat mengatur pernapasan dan oksigen sesuai
memenuhi kebutuhan oksigen indikasi : 6-8
liter/menit

Pukul 10 : 30
7. Kolaborasi 7. Memberikaan obat
pemberian therapy 7. Mengurangi/ mengatasi seperti :
ketidakefektifan bersihan jalan - Inj.ceftriaxon
napas dalam jangka pendek 3x400mg/IV

44
2. Ketidakefektifan Setelah dilakukan Rabu 13 Juli 2017 S : -ibu klien
pola nafas b/d tindakan 1. Kaji frekuensi, 1. Kecepatan biasanya meningkat. Pukul : 14:00 mengatakan
berkurangnya keperawatan selam kedalaman pernapasan Dipsnea dan terjadi peningkatan 1. Mengkaji frekuensi klien masih
suplai oksigen. 3x24 jam. Hasil dan ekspansi dada. kerja napas, kedalaman kedalaman sulit
Ditandai dengan : yang diharapkan : pernapasan bervariasi tergantung pernapasan dan bernafas
Ds: - klien tidak lagi derajat gagal napas. ekspansi dada
- ibu klien menggunakan dengan hasil : O: - ibu klien
mengatakan otot aksesoris frekuensi kedalam mengatakan
klien sulit pernafasan pernafasan : klien masih
bernafas - tidak ada 67x/menit batuk
- ibu klien pernafasan
mengatakan cupig hidung 2. Auskultasi bunyi napas 2. Bunyi napas menurun/ tak ada Pukul 14:15 A : Masalah
klien batuk dan catat adanya bunyi bila jalan napas obstruksi 2. Auskultasi bunyi belum teratasi
napas seperti krekels, sekunder terhadap perdarahan, napas tambahan dan
Do : mengi bekuan atau kolaps jalan napas catat adanya bunyi P :lanjutkan
- klien telihat kecil (atelektasi). Ronki dan napas dengan hasil : intervensi
menggunak mengi menyertai obstruksi jalan Terdapat ronchi 1,2,3,4,5,6
an otot napas/kegagalan pernapasan. basah pada lobus
aksesoris sebelah kiri
untuk
benafas
- Klien 3. Tinggikan kepala dan 3. Duduk tinggi memungkinkan Pukul 14:45
tampak bantu mengubah posisi. ekspansi paru dan memudahkan 3. Meninggikan
bernafas pernapasan kepala dan bantu

45
melalui mengubah posisi
cuping dengan hasil :
hidung

4. Observasi pola batuk dan 4. Kongesti alveolar Pukul 15:00


karakter secret mengakibatkan batuk 4. Mengobservasi pola
kering/iritasi. Sputum berdarah batuk dan karakter
dapat diakibatkan oleh kerusakan secret dengan hasil :
jaringan Klien batuk berdahak
dengan dahak
berwarna hijau
kekuning-kuningan.
Pukul 15:30
5. Berikan oksigen 5. Memaksimalkan bernapas dan 5. Memberikan
menurunkan kerja napas oksigen tambahan
dengan hasil :
Oksigen 2L/menit

Pukul 15:45
6. humidifikasi tambahan 6. Memberikan kelembapan pada 6. Memberikan
seperti nebulizer membrane mukosa dan bantu humidifikasi
tambahan dengan
pengenceran secret untuk
hasil : memberikan
memudahkan pembersihan therapy nebulizer
per 8 jam

46
3. Kekurangan Setelah dilakukan Mandiri : Kamis, 14 juli 2017 S : Ibu klien
volume cairan b/d perawatan selama 1. Peningkatan Pukul 09 : 00 mengatakan
kehilangan cairan 3x24 jam 1. Kaji perubahan tanda suhu/memanjan nya 1. Mengkaji tanda klien masih
berlebihan - Membrane vital demam maningkatkan vital dengan hasil : muntah
Ditandai dengan : mukosa lembab laju metabolic dan - Suhu:38,5C
- BAB encer dan kehilangan cairan - Nadi:100x/men O : klien masih
Ds : muntah melalui evaporasi, it tampak
- Ibu klien berkurang atau peningkatan takikardia - Respirasi: lemas
mengatakan hilang menunjukan 30x/menit
klien BAB encer - Tanda vital stabil kekurangan cairan A : masalah
3-4 x sistemik belum
- Ibu klien teratasi
mengatakan Pukul 09 : 10
klien muntah 2. Kaji turgor kulit, 2. Indicator langsung 2. mengkaji P : lanjutkan
5x kelembapan membrane keadekuatan volume turgor kulit, intervensi 1,
mukosa cairan, meskipun kelembapan 2, 3, 4, 5, 6
Do : membrane mukosa membrane dan 7
- Klien tampak mulut mungkin kering mukosa
lemas karena napas mulut dengan hasil :
- Mukosa bibir dan oksigen tambahan turgor kulit klien
tampak kering baik
- S : 38,5
- N : 100x/menit Pukul 09 : 30
- R : 30x / menit 3. mencatat laporan

47
3. Catat laporan mual/muntah
mual/muntah dengan hasil :
klien muntah
kurang lebih 5x

Pukul 09:40
4. memantau masukan
dan haluaran, serta
4. Pantau masukan dan mencatat warta serta
haluaran, catat warna, karakter urine
karakter urine. memantaumasukandanara
Pukul 10 : 15
5. memberikan air
putih 2500 ml/hari
5. Beriikan klien air putih
sedikitnya 2500ml/hari
atau sesuai kondisi
individual
Pukul 10 : 40
6. meberikan obat
sesuai indikasi
- Zink Syr 1x20
6. Berikan obat sesuai mg / oral
indikasi

48
Pukul 11 : 15
7. Memberikan cairan
tambahan IV
dengan hasil :
-Infus Cairan
7. Berikan cairan tambahan Asering Ukur
IV sesuai keperluan suhu
40c : 12 Tpm /
Infus Pump
39c : 11 Tpm /
Infus Pump
38c : 10 Tpm /
Infus Pump
Normal : 9
Tpm / Infus
Pump

49
4 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan 1. Observasi TTV 1. Mengetahui perkembangan klien Jumat 14 Juli 2017 S:-ibu klien
Nutrisi kurang dari tindakan Pukul 14 : 10 mengatakan
kebutuhan tubuh keperawatan 1. Mengobservasi TTV anaknya masih
b/d intake oral selama 3x24 jam denganhasil ; muntah
yang tidak adekuat diharapkan S ; 38,5c Ibu klien
Ditandai dengan : masalah nutrisi N ; 100x/menit mengatakan
DS : dapat terpenuhi R ; 30x/menit anaknya belum
- ibu klien dengan kriteria napsu makan
mengatakan klien hasil : 2. Timbang berat badan 2. Dapat mengkaji pemasukan Pukul 14 : 25
tidak mau makan 1. Klien mau sesua iindikasi makanan yang adekuat 2. Menimbang O : S : 37,2C
- ibu klien makan beratbadan sesuai N :100x/menit,
mengatakan klien 2. Muntah indikasi dengan hasil R :27x/menit
muntah 5x berkurang atau ;
-ibu klien hilang BB sebelum sakit 12 A : :masalah
mengatakan klien 3. BAB encer kg belum teratasi
BAB encer 3- berkurang atau BB saat sakit 9 kg
4x/hari hilang 3. Lakukanpemasangan 3. Membantu klien agar P : lanjutkan
NGT mendapatkan nutrisi yang adekuat intervensi 1,2,3,4
DO ; Pukul 14 : 40 dan 5
-TTV 3. Melakukan
S : 38,5c pemasangan NGT
R : 30x/menit dengan hasil :
N : 100x/menit Klien terpasang
NGT ukuran

50
Pukul 15 : 00
4. Kolaborasi dengan ahli 4. Sangat bermanfaat dalam 4. Berkolaborasi
gizi akan diet perhitung an dan penyesuaian diet dengan ahli giziakan
untukmemenuhikebutuhannutrisik diet
lien

Pukul :15 : 25
5. Pemberian therapy Pemberian obat teratur dapat 5. Memberikan therapy
sesuaiindikasi mempercepat proses penyembuhan sesuai indikasi
dengan hasil ;
- Injeksi
Ranitidine 2x7
mg/IV
- Episansyr 3x1/2
cth
- Zink syr 1x20
mg/oral

51

Vous aimerez peut-être aussi