Vous êtes sur la page 1sur 21

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia saat ini masih menjadi salah satu Negara yang terus mengalami
perkembangan untuk urusan perindustrian, salah satunya dengan pemilihan sistem
otomatisasi pada pekerjaan pabrik beberapa industri. Namun sayangnya, belum
semua pelaku industri di Indonesia menyadari akan pentingnya penggunaan
sistem otomatisasi ini pada pengolahan pabrik mereka. Salah satu yang menjadi
pusat perhatian adalah Industri pengolahan kelapa sawit.

Kebanyakan para pelaku industri pengolahan minyak kelapa sawit (CPO) masih
belum menggunakan sistem ini. padahal, dengan menggunakan sistem otomatisasi
ini, perusahaan akan lebih mudah melakukan pengawasan serta mendapatkan
laporan hasil produksi yang akurat dan aktual. Kurangnya kesadaran ini
dikarenakan para pelaku industri kelapa sawit belum memahami secara mendetail
terkait penggunaan sistem baru tersebut terhadap kinerja perusahaan khususnya di
dalam negeri. Kebanyakan para pelaku industri masih ragu untuk berganti cara
pengolahan dari manual menjadi otomatisasi ini.

Padahal bila dilihat secara teknis, dengan adanya penggunaan sistem kontrol
otomatis tersebut pengolahan buah kelapa sawit menjadi minyak akan jauh
mengurangi pemakaian sumber daya listrik dan pemakaian sumber daya manusia
sehingga menjadikan lebih hemat anggaran. Selain itu, proses pengerjaan mekanis
yang dilakukan secara otomatis akan jauh lebih mudah dikontrol dan lebih terukur
serta terpadu. Dengan kata lain, dengan adanya sistem otomatisasi ini, akan
menjadikan proses produksi perusahaan lebih efisien. Bila dengan cara manual,
para pekerja pabrik seringkali lalai dan teledor dalam pengerjaannya, maka hal
tersebut akan berbeda bila menggunakan mesin otomatis yang dapat dengan
mudah dikontrol dengan cara elektrik sehingga menghasilkan produksi minyak
kelapa yang lebih berkualitas. Dan yang lebih penting, dengan menggunakan

1
mesin otomatis tersebut, pemakaian daya listrik dapat diatur dengan mudah sesuai
dengan kebutuhan pada saat beroperasi.

Pada kesempatan ini penulis membuat inovasi baru untuk pengolahan kelapa
sawit dengan menggunakan sistem automatisasi yang bernama AUTOPOM v. 1.0.
autopom v.1.0 adalah singakatan dari automatic palm oil mill versi 1 yang terdiri
dari alat dan mesin sterilizer,threser dan press. Autopom berfungsi secara otomatis
dalam alat dan mesin tersebut. Seperti dalam proses sterilizer yaitu autopom
berfungsi sebagai sistem otomatis dalam pembuangan dan pengisian uap pada
sterilizer, kemudian dalam alat dan mesin threser autopom berfungsi sebagai
pengatur masuk dan keluar nya tbs dalam threser, pressan dalam sistem autpom
ini berfungsi sebagai pengatur otomatis saat mesin press bekerja mengepress
minyak dengan megatur arah gerak pressan,tekanan dan suhu dalam proses
pressan.

Bila para pelaku industri kelapa sawit ini tetap mengandalkan cara lama yang
sepenuhnya menggunakan tenaga fisik manusia, maka cepat atau lambat
Indonesia sebagai penghasil kelapa sawit terbesar di dunia akan tertinggal oleh
Negara-Negara lain yang mulai bergerak soal urusan proses pengolahan dimana
Negara-Negara tersebut sudah lebih dulu menerapkan sistem otomatisasi ini,
berdasarkan hal di atas maka penulis mengambil judul penelitian ini adalah
EFEKTIFITAS SISTEM OTOMATISASI AUTOPOM V1.0 PADA PROSES
PENGOLAHAN KELAPA SAWIT.

1.2 Urgensi Penelitian

Perkembangan teknologi yang pesat membuat banyaknya inovasi dalam


mempermudah proses industri, terutama industri kelapa sawit. Namun tidak
semua perusahaan perkebunan kelapa sawit mengikuti perkembangan teknologi
yang ada sehingga membuat perusahaan perkebunan kelapa sawit tersebut
menjadi tertinggal sehingga menjadi sulit untuk berkembang. Salah satu teknologi
yang ada saat ini adalah otomatisasi mesin pengolahan pabrik kelapa sawit.

2
1.3 Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memadukan sistem automatisasi


pada mesin pengolahan kelapa sawit serta dapat membandingkan keuntungan
penggunaan automatisasi mesin, mulai dari Sterilizer, Tresher, Digester, dan
Press.

1.4 Target Temuan

Target penemuan dalam penelitian ini adalah


1) Mampu mengoperasikan mesin pengolahan kelapa sawit dan secara
otomatis.
2) Mampu memperoleh hasil efesiensi setiap alat yang tepat untuk sistem
otomatisasi (Autopom v1.0)
3) Mengetahui keuntungan lebih yang didapat karena menggunakan sistem
automatisasi (Autopom v1.0) alat.

1.5 Kontribusi

Hasil penelitian ini memberikan informasi kemudahan pengolahan kelapa


sawit dengan mesin yang beroperasi secara otomatis yang pastinya dapat
memberikan keuntungan lebih kepada perusahaan perkebunan kelapa sawit. Dan
dikarenakan perancangan sistem otomatisasi mesin ini bisa disesuaikan dengan
kebutuhan, petani-petani rakyat di Indonesia dan juga dapat menjadikan ini
sebagai terobosan baru sehingga mereka dapat mengolah buah tbs mereka sendiri
dan bisa menjual produk minyak kasar, bukan lagi TBS.

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Proses Pengolahan Kelapa Sawit

2.1.1 Stasiun Penerimaan

Hal ini sangat sederhana, sebagian besar jenis jembatan timbang


sekarang menggunakan sel-sel beban, dimana tekanan beban
menyebabkan variasi pada sistem listrik yang diukur.Pabrik Kelapa
Sawit sekarang ini pada umum nya sudah menggunakan jembatan
timbang yang terintegrasi langsung dengan sistem komputer.Prinsip
kerja dari jembatan timbang yaitu truk yang melewati jembatan
timbang berhenti 5 menit, kemudian dicatat berat truk awal sebelum
TBS dibongkar dan sortir, kemudian setelah dibongkar truk kembali
ditimbang, selisih berat awal dan akhir adalah berat TBS yang
diterima dipabrik. TBS yang telah ditimbang kemudian diterima oleh
bagian Loading ramp, untuk dilakukan penyortiran.Hal ini dilakukan
untuk memisahkan antara TBS yang layak diolah atau tidak.

2.1.2 Stasiun Perebusan

Setelah disortir, TBS yang layak olah lalu dimasukkan ke dalam lori
rebusan yang terbuat dari plat besi / baja berlubang-lubang (cage) dan
langsung dimasukkan ke dalam Sterilizer yaitu bejana perebusan yang
menggunakan uap air yang bertekanan antara 2.6 sampai 3.0 Kg/cm2.
Proses perebusan ini dimaksudkan untuk mematikan enzim-enzim
yang dapat menurunkan kualitas minyak CPO. Disamping itu, juga
dimaksudkan agar buah sawit mudah lepas dari tandannya
(berondolan) dan memudahkan pemisahan daging buah sawit dari
cangkang dan inti.
Tujuan perebusan :

4
a. Mengurangi peningkatan asam lemak bebas.
b. Mempermudah proses pembrodolan pada threser.
c. Menurunkan kadar air.
d. Melunakan daging buah, sehingga daging buah mudah lepas dari
biji.

2.1.3 Stasiun Kempa

Pada tahapan mesin Threser, buah yang masih melekat pada


tandannya akan dipisahkan dengan menggunakan prinsip bantingan,
sehingga buah tersebut terlepas (kemudian ditampung dan dibawa
oleh Fruit Conveyor ke Digester).Pada stasiun ini tandan buah segar
yang telah direbus siap untuk dipisahkan antara berondolan dan
tandannya. Sebelum masuk kedalam thresser TBS yang telah direbus
diatur pemasukannya dengan menggunakan auto feeder.Dengan
menggunakan putaran TBS dibanting sehingga berondolan lepas dari
tandannya dan jatuh ke conveyor dan elevator untuk didistribusikan ke
rethresser untuk pembantingan kedua kalinya. Thresser mempunyai
kecepatan putaran 22 25 rpm.Pada bagian dalam thresser, dipasang
batang-batang besi perantara sehingga membentuk kisi-kisi yang
memungkinkan berondolan keluar dari thresser.Untuk tandan kosong
sendiri didistribusikan dengan empty bunch conveyor untuk
didistribusikan ke penampungan empty bunch. Berondolan yang
keluar dari thresser jatuh ke conveyor, kemudian diangkut dengan fruit
elevator ke top cross conveyor yang mendistribusikan berondolan ke
distributing conveyor untuk dimasukkan dalam tiap-tiap
digester.Digester adalah tangki silinder tegak yang dilengkapi pisau-
pisau pengaduk dengan kecepatan putaran 25-26 rpm, sehingga
brondolan dapat dicacah di dalam tangki ini.Bila tiap-tiap digester
telah terisi penuh maka brondolan menuju ke conveyor recycling,

5
diteruskan ke elevator untuk dikembalikan ke digester.Tujuan
pelumatan adalah agar daging buah terlepas dari biji sehinggassss
mudah di-press. Untuk memudahkan pelumatan buah, pada digester
di-inject steam bersuhu sekitar 90 95 C.

2.1.4 Stasiun Klarifikasi

Minyak yang berasal dari stasiun press masih banyak mengandung


kotoran-kotoran yang berasal dari daging buah seperti lumpur, air dan
lain-lain. Untuk mendapatkan minyak yang memenuhi standar, maka
perlu dilakukan pemurnian terhadap minyak tersebut. Pada stasiun ini
terdiri dari beberapa unit alat pengolah untuk memurnikan minyak
produksi, yang meliputi : Sand Trap Tank, Vibrating Screen, Crude Oil
Tank, Continous Settling Tank (CST), Oil Tank, Purifier, Vacum
Dryer, Sludge Oil Tank, Sludge Vibrating Screen, Sludge Centrifuge,
Fat Pit, dan Storage Tank.

2.1.5 Stasiun Pengolahan Biji

Pada stasiun ini dilakukan aktifitas pemisahan serabut dari nut,


pemisahan inti dari cangkangnya dan juga pengeringan inti. Peralatan
yang digunakan di stasiun ini , diantaranya : Cake Breaker Conveyor
(CBC), Depericarper, Nut Silo, Ripple Mill, Claybath, dan Kernel
Silo.

2.2 Otomatisasi

Otomatisasi adalah suatu teknologi terakait dengan aplikasi mekanik,elektronik


dan computer yang di landasi system untuk beroperasi mengendalikan suatu
komponen atau alat yang akan di gunakan,dimana kita dituntut untuk
membuat/merubah sebuah mesin yang manual menjadi otomatis pada dasarnya
otomasi digunakan untuk manusia dalam melakukan hal-hal yang rutin,karena
seperti kita tahu bahwa manusia memiliki keterbatasan dalam hal ketelitian,beda

6
halnya dengan mesin/computer. jadi otomasi ini dapat menggantikan fungsi
pekerjaan manusia.

2.2.1 Teknik otomasi

Teknik otomasi adalah penggunaan mesin,system control


teknologi,jika hasilnya lebih cepat,lebih baik secara kuantitas dan
kualitas di bandingkan tenaga kerja manusia,dalam industri,otomasi
merupakan lanjutan dari mekanisasi ,dimana menkanisasi membutuh
kan operator manusia selama mesin beroperasi atau membutuhkan
tenaga otot manusia agar mampu berkerja. Otomasi mengurangi peran
manusia dalam hal tersebut. Dalam sejarah nya otomasi telah di capai
dalam perkembangan kehidupan manusia.

2.2.2 Sensor

Sensor adalah komponen eletronika yang digunakan untuk merubah


besaran fisika menjadi besaran listrik sehingga bisa dianalisa dengan
menggunakan rangkaian lisrik jenis dan variasi sensor yaitu
gerak,panas,cahaya atau sinar,magnetis dan kimia menjadi tegangan
serta arus listrik. Sensor sendiri adalah komponen penting pada
berbagai peralatan.sensor juga berfungsi sebagai alat untuk
mendeteksi dan juga alat yang sering digunakan dalam berbagai
rangkaian elektronik antara lain sensor cahaya atau sinar,sensor suhu
dan sensor tekanan.berikut adalah jenis sensor yang akan di gunakan
dalam teknik otomatisasi pada proses pengolahan kelapa sawit.

2.2.3 Sensor gerak

Sensor gerak adalah komponen yang akan mendeteksi pergerakan


yang telah di seting dalam panel listrik,sensor ini berfungsi dalam
sistem otomatisasi untuk melakukan kinerja dalam membuka dan
menutup pintu rebusan, dan jika sensor ini diaplikasikan untuk threser

7
sensor ini akan mendeteksi getaran pergerakan pada threser agar
threser bergerak secara otomatis,sensor gerak ini akan di aplikasikan
pada pressan untuk mengatur alur pergerak cone pada saat mesin press
beroperasi secara otomatis.

2.2.4 Sensor suhu

Sensor suhu adalah suatu komponen yang dapat mengubah besaran


panas menjadi besaran listrik sehingga dapat mendeteksi gejala
perubahan suhu pada objek tertentu sensor suhu melakukan
pengukuran terhadap jumlah energy panas/dingin yang di hasilkan
oleh suatu objek sehingga memungkinkan kita untuk mengetahui atau
mendeteksi gejala perubahan-perubahan suhu tersebut dalam bentuk
output analog maupun digital. Dalam sistem otomatisasi ini sensor
suhu berfungsi dalam pemanasan air untuk membentuk uap untuk
sistem perebusan,sensor suhu dalam otomatisasi ini mengukur suhu
yang terjadi dalam bejana uap yang akan memanaskan air.

2.2.5 Sensor tekanan

Sensor tekanan adalah sensor untuk mengukur tekanan suatu zat.


Tekanan (p) adalah satuan fisika untuk menyatakan gaya (f) persatuan
luas (A).satuan tekanan sering digunakan untuk mengukur kekuatan
dari suatu cairan atau gas. Satuan tekanan dapat dihubungkan dengan
satuan volume isi dan suhu.semangkin tinggi tekanan di dalam suatu
tempat dengan isi yang sama,maka suhu akan semangkin tinggi.hal ini
dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa suhu di pegunungan
lebih rendah dari pada suhu di dataran rendah,karena di dataran
rendah tekanan lebih tinggi. Maka dari itu sensor tekanan digunakan
dalam sistem perebusan (sterilizer) untuk mengetahui tenkanan uap
yang akan masuk dan keluar pada sterilizer. Cara kerja sistem sensor
tekanan pada sterilizer yaitu apabila tekanan telah mencapai batas
setingan yang sesuai maka keran steam sterilizer akan otomatis

8
terbuka dan mendistribusikan uap masuk kedalam ruang sterilizer,
maka sebaliknya jika waktu perebusan telah selesai maka sensor
tekanan akan otomatis membuka keran exhsaust untuk membuang
steam keluar dari ruang sterilizer, hal ini di pengaruhi oleh sistem
otomatis yang telah di seting dalam perebusan.

2.3 Panel listrik

Electrical switchboard atau bisa di sebut dengan panel listrik yang terbentuk
berdasarkan susunan komponen listrik dan sengaja disusun dalam sebuah papan
kontrol, sehingga bisa memudahkan penggunanya Untuk lebih mengenal fungsi
panel listrik maka terlebih dahulu mengenal komponen-komponenya serta mesti
memahami fungsi setuap bagian-bagian listrik tersebut dan berikut ini jumlah
komponen listrik beserta dengan fungsinya yang mesti diketahui.

2.3.1 Kontaktor magnet

Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat di


operasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan
loncatan bunga api pada alat penghubung nya.selain itu,dalam
pengoperasian yang dapat di lengkapi dengan beberapa alat otomatis
dan alat penghubung yang paling mudah dengan menggunakan sakelar
magnet yang di kenal dengan kontaktok magnet. Kontaktor magnet
yaitu suatu alat penghubung listrik yang bekerja atas dasar magnet
yang dapat menghubungkan antara sumber arus dengan muatan. Bila
inti koil pada kontaktor di berikan arus, maka koil akan menjadi
magnet dan menarik kontak sehingga kontaknya menjadi terhubung
dan dapat mengalirkan arus listrik. Kontaktor magnet merupakan
saklar yang bekerja berdasarkan kemagnetan. Artinya sakelar ini
bekerja jika ada gaya kemagnetan pada penarik kontak nya. Magnet
berfungsi sebagai penarik dan sebagai pelepas kemagnetan pada
penarik kontak nya dengan bantuan pegas pendorong. Sebuah kotaktor
harus mampu mengalirkan dan memutuskan arus dalam keadaan kerja

9
normal. Sebuah kontaktor dapat memiliki koil yang bekerja pada
tegangan DC atau AC. Pada tengangan AC,tegangan minimal adalah
85% tegangan kerja, apabila kurang maka kontaktor akan
bergetar,ukuran dari kontaktor di tentukan oleh batas kemampuan
arusnya. Biasanya pada kontaktor terdapat beberapa kontak,yaitu
kontak normal membuka (Normally Open= NO) dan kontak normal
menutup (Normally Close =NC). Kontak NO berarti saat kontaktor
magnet belum bekerja kedudukanya membuka bila kontaktor bekerja
kontak itu menutup/menghubung. Sedangkan kontak NC berarti saat
kontaktor belum bekerja kedudukan kontak nya menutup dan bila
kontak tor bekerja kontak itu membuka. Jadi fungsi kerja kontak NO
NC berlawanan.

2.3.2 MCB

MCB merupakan singkatan dari miniature circuit breaker.komponen


ini berfungsi sebagai switch pembatas arus listrik yang di sebabkan
karena naik nya daya atau tegangan yang melampaui batas.
Komponen ini umumnya terbatas pada arus kecil hingga kurang dari
100 Amper. fungsi dari komponen ini sebagai pengaman listrik dengan
adanya grounding maka aliran arus listrik yang liar atau pun yang
tidak berfungsi Nominal MCB adalah 1A,2A,3A,4A,6A,10A,16A,20A
dan lainya sebagianya. Nominal MCB di tentukan dari besarnya arus
yang bisa MCB hantarkan.

2.3.3 Thermal Overload (TOR)

Thermal overload adalah alat pegaman rangkaian arus listrik yang


lebih di akibat kan beban yang terlalu besar dengan jalan memutuskan
rangkaian ketika arus yang melebihi batas melewatinya. Cara kerja
alat ini adalah dengan cara mengkonversi arus yang mengalir menjadi
panas untuk mempengaruhi bimental, bimental inilah menggerakan

10
tuas untuk mengalirkan arus listrik pada motor listrik melalui satu
control motor stater.

2.3.4 Timer switch otomatis

Timer switch otomatis adalah rangkaian elektronika yang


menggunakan waktu untuk menggerakan koil dan memindahkan
kontak NC (normaly Close) menjadi NO (normaly open) namun
dengan waktu sementara. Prinsip kerja timer hampir sama dengan
push botton yang tidak dapat menahan sumber masuk arus listrik pada
sekali tekan saja, oleh karena itu timer juga memerlukan pengunci
yang terdapat pada kontaktor.

2.3.5 Push botton

Push botton adalah perangkat atau saklar sederhana yang berfungsi


untuk menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik dengan
sistem kerja tekan unlock (tidak mengunci). Sistem kerja unlock di
sini berarti saklar akan bekerja sebagai device penghubung atau
pemutus aliran arus listrik saat tombol di tekan,dan saat tombol tidak
di tekan (di lepas), maka saklar akan kembali pada kondisi normal.
Sebagai device penghubung atau pemutus, push botton switch hanya
memiliki dua kondisi, yaitu on dan Off (satu dan nol). Istilah on dan
off ini menjadi sangat penting karena semua perangkat listrik yang
memerlukan sumber energi listrik pasti membutuhkan kondisi on dan
off. Karena sistem kerjanya yang unlock dan langsung berhubungan
dengan operator,push botton switch menjadi device paling utama yang
biasa di gunakan untuk memulai dan menghakhiri kerja mesin
industri. Secanggih apapun sebuah mesin bisa di pastikan sistem
kerjanya tidak terlepas dari keberadaan sebuah saklar seperti push
botton switch atau perangkat lain yang bekerja mengatur
pengkondisian on dan off. Berdasarkan fungsi kerjannya

11
menghubungkan dan memutuskan hubungan, push botton switch
mempunyai dua tipe kontak yaitu NC (normally close) dan NO
(normally open)

a. NO (normally open), merupakan kontak terminal dimana kondisi


normal nya terbuka (aliran arus listrik tidak mengalir). Dan ketika
tombol saklar di tekan,kontak NO ini akan menjadi menutup atau
close dan mengalirkan atau menghubungkan arus listrik. Kontak
NO di gunakan sebagai penghubung atau menyalakan sistem circuit
(push botton on).
b. NC (normally close), merupakan kontak terminal dimana kondisi
normalnya tertutup (mengalirkan arus listrik). Dan ketika tombol
push botton di tekan, kontak NC ini akan menjadi terbuka (open),
sehingga memutus aliran arus listrik. Kontak NC digunakan
sebagai pemutus atau mematikan sistem circuit (push botton off).

2.3.6 Motor induksi 1 fasa

Motor induksi satu fasa terdiri atas dua komponen yaitu


stator dan rotor. Stator adalah bagian dari motor yang tidak
bergerak dan rotor adalah bagian yang bergerak yang bertumpu
pada bantalan poros terhadap stator. Motor induksi terdiri atas
kumparan kumparan stator dan rotor yang berfungsi
membangkitkan gaya gerak listrik akibat dari adanya arus listrik
bolak balik satu fasa yang melewati kumparan kumparan tersebut
sehingga terjadi suatu interaksi induksi medan magnet antara stator
dan rotor. Fungsi dari motor induksi 1 fasa dalam sistem otomatisai
ini adalah sebagai alat bantu untuk mengerakan threser,digester,dan
pressan secara otomatis dengan di bantu dengan pengontrolan
sistem yang di seting dari panel listrik.

12
Gambar rangkaian Kendali dan rangkaian daya sistem otomatisasi

2.4 Rangkaian Kendali,

Rangkaian kendali adalah untuk mengoperasikan motor 1 fasa secara


otomatis,posisi motor listrik harus terhubung pada level control. Dengan
terhubungnya level control maka motor listrik akan bekerja tanpa menekan
tombol lagi dan kemudian motor listrik akan di control secara otomatis mati
hidupnya menggunakan sistem control panel listrik,dalam sistem control kendali
inilah yang akan mengatur semua kerja sensor pada setiap alat dan mesin dalam
pengolahan kelapa sawit (Autopom v1.0)

2.5 Rangkain daya

Rangkaian daya pada panel listrik adalah tempat menyalurkan dan


mendistribusikan energy listrik dari panel daya ke beban panel daya dan distribusi
listrik di gunakan untuk memudahkan pembagian energy listrik secara merata.
mengantisipasi terjadi gangguan dari salah satu panel harus di hubungkan ke tanah
atau di beri grounding untuk memperkecil tegangan sentuh listrik apabila terjadi

13
kebocoran isolasi besar penampung listrik harus sesuai dengan puil berguna untuk
mengetahui besar tegangan antara fasa,arus dll.kemudian rangkaian daya dalam
penggunaan sistem otomatisasi ini sebagai penyalur beban listrik kedalam setiap
sensor serta komponen beban lainya serta untuk membantu pergerakan dalam
setiap alat dan mesin pengolahan kelapa sawit Autopom v1.0.

2.6 Daya listrik

Daya listrik atau dalam bahasa inggris di sebut dengan electrical power
adalah jumlah energy yang di serap atau di hasilkan dalam sebuah sirkuit atau
rangkaian. Sumber energy seperti tegangan listrik akan menghasilkan daya listrik
sedangkan beban terhubung denganya akan meyerap daya listrik tersebut, dengan
kata lain daya listrik adalah tingkat konsumsi energy dalam sebuah sirkuit
rangkain listrik.berdasarkan defenisi tersebut,perumusan daya listrik adalah
seperti di bawah ini :

P=E/T

Dimana:

P = daya listrik

E = Energi dengan satuan Joule

T = waktu dengan satuan detik

Dalam rumus perhitungan,daya listrik biasanya di lambangan dengan


huruf p yang merupakan singkatan dari power. Sedangkan satuan internasional
(SI) daya listrik adalah watt yang di singkat dengan W. watt adalah sama dengan
satu joule perdetik,satuan turunan watt yang sering di jumpai di antaranya adalah
seperti di bawah ini:

1 mili/watt = 0,001 watt

1 kilo wat = 1.000 watt

14
1 mega wat = 1.000.000 watt

2.7 Arus listrik

Arus listrik adalah mengalirnya elektron secara terus menerus dan


berkesinambungan pada konduktor akibat perbedaan jumlah elektron pada
beberapa lokasi yang jumlah elektronya tidak sama. Satuan arus lisrik adalah
ampere,arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal (-) sedangkan
arus listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang bergerak dari
terminal(-) ke terminal positif (+) , arus listrik di anggap berlawanan dengan arah
gerakan elektron.

Dimana:

I = biasanya arus listrik yang mengalir, ampere

Q = besaranya muatan listrik,coulomb

T = waktu,detik.

15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan April 2017 yang
bertempat di Laboratorium Proses Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan,
Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan.

3.2 Rancangan penelitian

3.3.1 Rangkaian Kendali,

Rangkaian kendali adalah untuk mengoperasikan motor 1 fasa secara


otomatis,posisi motor listrik harus terhubung pada level control. Dengan
terhubungnya level control maka motor listrik akan bekerja tanpa
menekan tombol lagi dan kemudian motor listrik akan di control secara
otomatis mati hidupnya menggunakan sistem control panel listrik,dalam

16
sistem control kendali inilah yang akan mengatur semua kerja sensor pada
setiap alat dan mesin dalam pengolahan kelapa sawit (Autopom v1.0)

3.3.2 Rangkain daya

Rangkaian daya pada panel listrik adalah tempat menyalurkan dan


mendistribusikan energy listrik dari panel daya ke beban panel daya dan
distribusi listrik di gunakan untuk memudahkan pembagian energy listrik
secara merata. mengantisipasi terjadi gangguan dari salah satu panel harus
di hubungkan ke tanah atau di beri grounding untuk memperkecil tegangan
sentuh listrik apabila terjadi kebocoran isolasi besar penampung listrik
harus sesuai dengan puil berguna untuk mengetahui besar tegangan antara
fasa,arus dll.kemudian rangkaian daya dalam penggunaan sistem
otomatisasi ini sebagai penyalur beban listrik kedalam setiap sensor serta
komponen beban lainya serta untuk membantu pergerakan dalam setiap
alat dan mesin pengolahan kelapa sawit Autopom v1.0.

3.3 Alat

a. Sterilizer

Sterilizer adalah bejana uap bertekanan yang digunakan untuk merebus TBS
dengan uap (steam). Steam yang digunakan adalah saturated steam dengan
tekanan 2,8 3,0 kg/cm2 dan suhu 120 130 0C yang diinjeksi dari Back Pressure
Vessel (BPV) untuk mencapai suatu kondisi tertentu pada buah yang dapat
digunakan untuk pencapaian tujuan proses berikutnya.

b. Threser

Thresher berfungsi untuk memisahkan brondolan dari janjangannya dengan cara


mengangkat dan membanting serta mendorong janjang kosong ke Empty Bunch
Conveyor dan brondolan akan jatuh melalui kisi kisi ke Under Thressher
Conveyor.

17
c. Pressan

Press berfungsi untuk mengeluarkan minyak dari daging buah dengan cara
diperas.Feeding dari digester dialirkan Screw Press melalui Chute. Oleh tekanan
screw yang ditahan oleh Cone, daging buah diperas sehingga melalui lubang
lubang seicher minyak dipisahkan dari serabut dan biji (cake). Tekanan Cone
yang rendah mengakibatkan losses minyak pada fiber tinggi, tetapi persentase biji
pecah kecil dan ampas yang dihasilkan basah. Sebaliknya, tekanan Cone yang
terlalu tinggi mengakibatkan persentase biji pecah tinggi tetapi losses minyak
pada fiber rendah, sebaiknya tekanan Cone 40 50 Bar.

3.3.1 Tahapan penelitian

Tahapan penelitian dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Membuat alat sterilizer,threser,pressan


b. Melakukan pemasangan instalasi automatisasi berikut sensor
pada setiap mesin pengolahan.
c. Menyimpulkan efesiensi dari penggunaan sistem otomatisasi
pada Autopom v.1.0

3.4 Pengamatan Penelitian

Yakni melakukan pengamatan dan pencatatan langsung efektifitas sistem


otomatisasi pada alat dan mesin pengolahan kelapa sawit Autopom v.1.0
berkapasitas 30 kg yang telah dirancang bangun sendiri.

3.5 Metode penelitian


Rancangan ini menggunakan metode deskriptif dengan mengamati,mengukur dan
mencatat data yang ada yang di hasilkan pada panel listrik yang di rancang sendiri
selama dua minggu untuk mengetahui Efektifitas penggunaan otomatisasi pada

18
alat dan mesin pengolahan kelapa sawit menggunakan panel listrik pada Autopom
v.1.0.

2.5.1 Data Kuantitatif

Data yang didapat berupa temperatur suhu,tekanan,dan gerak serta


daya dan arus yang digunakan pada atomatisasi setiap mesin dan alat
pengolahan kelapa sawit Autopom v1.0

3.6 Bagan alur penelitian

mulai

Pemasangan rangkaian instalasi


automatisasi pada setiap mesin dan alat

Pengambilan data

Analisa data

Hasil

Selesai

3.7 Batasan masalah


a. Dalam penelitian ini peneliti tidak menganalisa kontruksi mesin dan
alat sistem otomatisasi.
b. Dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan analisa material alat dan
mesin dalam sistem otomatisasi.

3.8 Jadwal penelitian

19
DAFTAR PUSTAKA

20
Azrifirwan,STP,MEng.Dkk. 6 maret 2008.pengembangan mesin sortasi tandan
kelapa sawit otomatis.

Suyanto,dedy yulistyawan.september 2007,otomatisasi pengendalian berbasis


pada mesin vacuum metalizer untuk proses coating,bogor

Endra joelianto,alex dananjaya,1 maret 2008,perancangan dan analisis sistem


otomatisasi pada proses produksi bioetanol,intstitut teknologi bandung.

Ignatius Agus Purhadi,M.Khoiri,5 November 2009,rancang bangun simulasi


otomatisasi catu daya darurat tanpa terputus, sekolah tinggi teknologi nuklir
Yogyakarta.

Ocki mardoli,Dkk, 25 maret 2011, karakteristik sensor,Laboratorium elektronika


dan instrumentasi Universitas Andalas.

21

Vous aimerez peut-être aussi