Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Visi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Wahididn Sudirohusodo untuk menjadi rumah
sakit dengan layanan berstandar International telah diwujudkan dengan diraihnya
akreditasi dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dan dari Joint Commision
International(JCI) dengan melakukan langkah-langkah pemenuhan standar untuk
untuk mewujudkan Patient Centre Care.
Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas
merupakan suatu hal yang sangat disadari, berbagai tuntutan masyarakat
terhadap mutu pelayanan kesehatan rumah sakit perlu disikapi dengan bijak,
RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar sebagai rumah sakit pusat rujukan
Indonesia Timur dan sebagai rumah sakit pendidikan sebagai penyedia layanan
terbesar bagi pasien jaminan, memiliki banyak masalah yang dikeluhkan penerima
jasa.
Mengingat masih banyak terdapat banyak hal mendasar yang perlu dilakukan
perbaikan dalam rangka peningkatan mutu dan keselamatan pasien, sebagai
rumah sakit yang sudah terakreditasi, dengan komitmen direksi yang didukung
oleh seluruh staf, berbagai upaya telah dilakukan untuk perbaikan kualitas
pelayanan, pendidikan dan penelitian yang terintegrasi antara RSWS dan FKUH.
Perbaikan fisik bangunan, penyediaan peralatan, peningkatan kuantitas dan
1
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
kualitas sumber daya manusia, perbaikan sistem, serta penetapan Key
Performance Indicator terus diupayakan.
Sebagai rumah sakit yang telah terakreditasi nasiaonal (KARS) dan International
(JCI), Pimpinan RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo makassar terus berkomitmen
untuk melakukan upaya perbaikan mutu dan keselamatan pasien yang terintegrasi
terhadap proses pendidikan secara terus menerus untuk kepuasan konsumen,
olehnya itu rumah sakit terus berupaya agar dapat memastikan bahwa :
Perawatan yang diberikan berdasarkan bukti/ evidence based dan praktik
klinik yang up to date
Perawatan dan pelayanan sesuai dengan kebutuhan setiap konsumen dan
tersedia bila dibutuhkan
Risio terhadap konsumen, penyedia layanan dan lain-lain diminimalkan,
kesalahan dalam pemberian layanan dapat dicegah
Harapan dan kebutuhan konsumen dalam pngambilan keputusan
mengenai perawatan dan prosedure yang akan diberikan dengan rasa
kepedulian
Prosedure perawatan dan pelayanan diberikan tepat waktu dan efisien
dengan koordinasi yag tepat dan berkesinambungan disemua tahap
perawatan dan pelayanan
2
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
Selain itu area rawat jalan tahun 2015 juga sebagai prioritas perbaikan secara
berkelanjutan direncanakan perbaikan untuk tahun 2016 mengingat kompleksitas
pelayanan rawat jalan.
Tahun 2016, selain rawat jalan, prioritas area yang ditetapkan adalah Unit gawat
darurat, Farmasi, Pelayanan Bedah sentral dan unit rawat inap (yaitu pelayanan
kemoterapi).
A. Tujuan Umum
Terlaksananya kegiatan pelayanan rumah sakit melalui peningkatan mutu
dan keselamatan pasien secara berkelanjutan dan berkesinambungan dengan
meningkatkan proses asuhan klinis melalui pengurangan risiko keselamatan
pasien
B. Tujuan Khusus
1. Terlaksananya standar asuhan klinis secara konsisten sesuai protokoll
klinis
2. Terlaksananya upaya perbaikan terhadap prioritas kegiatan yang
dievaluasi melaui pengumpulan data indikator mutu prioritas dan indikator
prioritas sasaran keselamatan pasien serta Indikator mutu kunci.
3. Agar dapat dilakukan upaya peningkatan mutu pelayanan melalui indikator
prioritas unit kerja
A. KEGIATAN POKOK
1. Upaya Peningkatan Mutu
2. Manajemen risiko klinis/keselamatan pasien
3
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
3. Program Peningkatan mutu, melalui Penetapan Prioritas Kegiatan
Yang di evaluasi, Indikator Mutu Kunci, dan Indikator Mutu Unit
Pelayanan
4. Meningkatkan budaya Keselamatan Pasien.
5. Manajemen Risiko
6. Menurunkan Angka Infeksi melalui monitoring pelaksanaan PPI
7. Program Penilaian Kinerja
8. Evaluasi kontrak dan perjanjian lainnya
9. Diklat PMKP
10. Pencatatan dan Pelaporan
11. Monitoring dan Evaluasi kegiatan PMKP
B. RINCIAN KEGIATAN
Audit Klinis
Audit Klinis adalah metode yang terbukti meningkatkan mutu pelayanan klinis.
Melalui Audit Klinis maka staf dapat mengetahui praktik klinis secara
sistematis sehingga memudahkan untuk perbaikan.
Adalah sebuah proses peningkatan kualitas pelayanan klinis termasuk
prosedure yang digunakan untuk diagnosis dan pengobatan, penggunaan
sumber daya dan hasil kualitas hidup yang dihasilkan bagi pasien yang
bertujuan untuk meningkatkan pelayanan pasien dan hasil melalui review
sistimatis pelayanan terhadap standar eksplisit dan implementasi perubahan.
Audit Klinis :
Mengidentifikasi dan mempromosikan praktik yang baik
Menghasilkan perbaikan dalam pelayanan pasien
Memberikan informasi tentang efektivitas layanan
Fokus terhadap masalah dan membantu dengan solusi
Meningkatkan tim kerja dan komunikasi
4
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
3. Mengumpulkan data
4. Melakukan analisis dan melakukan perbandingan dengan standar
5. Implementasi untuk perubahan
6. Melakukan reaudit
5
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
Penetapan prioritas dengan mempertimbangkan kriteria :
1. Risiko tinggi (High Risk)
2. Jumlah tinggi (High Volume)
3. Biaya tinggi (High cost)
4. Permasalahan yang ada (Problem prone)
6
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
Kegiatan PMKP diarea Prioritas (PPK, Indikator Area Klinis, Indikator Area
Manajerial)
Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien di area prioritas
Problem
High Risk High Volume
Prone
7
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
INDIKATOR PRIORITAS INSTALASI GAWAT DARURAT
Problem
High Risk High Volume
Prone
Problem
High Risk High Volume
Prone
(nilai x bobot = (nilai x bobot = (nilai x bobot
skor) skor) = skor)
No INDIKATOR YANG DIPERBAIKI JUMLAH
Rentang Nilai Rentang Nilai = Rentang Nilai
=1-5 1-5 =1-5
Bobot = 50 Bobot = 30 Bobot = 20
N B S N B S N B S
Kelengkapan
Indikator laporan operasi
1 3 50 150 3 30 90 3 20 60 300
Area Klinis 24 jam pasca
operasi
8
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
Kejadian efek
samping akibat
2 50 100 2 30 60 2 20 40 200
obat anastesi
pasca operasi
Perbedaan
diagnosa pre dan 2 50 100 1 30 30 3 20 60 190
pasca
Indikator
Penerapan
Sasaran
2 Keselamatan 4 50 200 4 30 120 3 20 60 380
Keselamatan
Operasi
Pasien
Angka kejadian
3 50 150 3 30 90 4 20 80 320
pasien jatuh
Indikator
Waktu Tunggu
3 Area 3 50 150 3 30 90 3 20 60 300
Operasi Elektif
Manajerial
Kejadian tertusuk
jarum petugas 3 50 150 1 30 30 2 20 40 220
kamar operasi
Problem
High Risk High Volume
Prone
(nilai x bobot (nilai x bobot (nilai x bobot
= skor) = skor) = skor)
No INDIKATOR YANG DIPERBAIKI JUMLAH
Rentang Nilai Rentang Nilai Rentang
=1-5 =1-5 Nilai = 1 5
Bobot = 50 Bobot = 30 Bobot = 20
N B S N B S N B S
Skrining resiko
Indikator Area
1 jatuh pasien 4 50 200 4 30 120 4 20 80 400
Klinis
rawat jalan
Kepatuhan
perawat dalam
Indikator Sasaran
melakukan
2 Keselamatan 4 50 200 3 30 90 4 20 80 370
identifikasi
Pasien
pasien pada
tindakan invasif
Insiden pasien
3 50 150 3 30 90 4 20 80 320
jatuh
Indikator Area Waktu Tunggu
3 3 50 150 4 30 120 4 20 80 350
Manajerial Rawat Jalan
Problem
High Risk High Volume
Prone
(nilai x
(nilai x bobot = (nilai x bobot = bobot =
skor) skor) skor)
No INDIKATOR YANG DIPERBAIKI JUMLAH
Rentang Nilai Rentang Nilai Rentang
=1-5 =1-5 Nilai = 1 5
Bobot = 50 Bobot = 30 Bobot = 20
N B S N B S N B S
Pengkajian awal
medis rawat inap
Indikator Area pasien kemoterapi
1 3 50 150 3 30 90 3 20 60 300
Klinis dengan kanker
serviks dalam
waktu 24 jam
9
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
Pengkajian awal
keperawatan
rawat inap pasien
kemoterapi 2 50 100 3 30 90 3 20 60 250
dengan kanker
serviks dalam
waktu 24 jam
Indikator
Sasaran Angka kejadian
2 3 50 150 2 30 60 3 20 60 270
Keselamatan pasien jatuh
Pasien
Kepatuhan
petugas dalam
melakukan cuci 3 50 150 3 30 90 3 20 60 300
tangan 5 momen
5 langkah
Kepatuhan
perawat dalam
melakukan
identifikasi 3 50 150 3 30 90 4 20 80 320
pemberian obat
pasien dengan
kanker serviks
Ketersediaan obat
Indikator Area
3 kemoterapi di 3 50 150 3 30 90 3 20 60 300
Manajerial
rumah sakit
Kejadian tertusuk
jarum petugas
pada tindakan
3 50 150 2 30 60 3 20 60 270
kemoterapi pasien
dengan kanker
serviks
10
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
Kepatuhan perawat
dalam melakukan
identifikasi
3 50 150 3 30 90 4 20 80 320
pemberian obat
pasien dengan
kanker payudara
Indikator Ketersediaan obat
3 Area kemoterapi di 3 50 150 3 30 90 3 20 60 300
Manajerial rumah sakit
Kejadian tertusuk
jarum petugas pada
tindakan kemoterapi 3 50 150 2 30 60 3 20 60 270
pasien dengan
kanker payudara
Problem
High Risk High Volume
Prone
(nilai x bobot = (nilai x bobot (nilai x bobot
skor) = skor) = skor)
No INDIKATOR YANG DIPERBAIKI JUMLAH
Rentang Nilai Rentang Rentang
=1-5 Nilai = 1 - 5 Nilai = 1 - 5
Bobot = 50 Bobot = 30 Bobot = 20
N B S N B S N B S
Pengkajian awal
medis rawat inap
Indikator pasien kemoterapi
1 3 50 150 3 30 90 3 20 60 300
Area Klinis dengan kanker
serviks dalam waktu
24 jam
Pengkajian awal
keperawatan rawat
inap pasien
2 50 100 3 30 90 3 20 60 250
kemoterapi dengan
kanker serviks
dalam waktu 24 jam
Indikator
Sasaran Angka kejadian
2 3 50 150 2 30 60 3 20 60 270
Keselamata pasien jatuh
n Pasien
Kepatuhan petugas
dalam melakukan
3 50 150 3 30 90 3 20 60 300
cuci tangan 5
momen 5 langkah
Kepatuhan perawat
dalam melakukan
identifikasi
3 50 150 3 30 90 4 20 80 320
pemberian obat
pasien dengan
kanker serviks
Indikator Ketersediaan obat
3 Area kemoterapi di rumah 3 50 150 3 30 90 3 20 60 300
Manajerial sakit
Kejadian tertusuk
jarum petugas pada
tindakan kemoterapi 3 50 150 2 30 60 3 20 60 270
pasien dengan
kanker serviks
11
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
Indikator kunci/ prioritas di 11 area klinik
13
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
a. Ketepatan kepatuhan berobat pasien
7 Instalasi Infection Centre Lt.3 ODHA (Early Warning Indikator) selama
1 (satu) tahun
b. Kejadian dampak pengobatan HIV
8 Instalasi Infection Centre Lt.2 Angka keberhasilan pengobatan pasien TB
9 Instalasi Bedah Pusat a. Waktu Tunggu Operasi Elektif
b. Ketidaksesuaian diagnosa pre dan post
operasi
10 Instalasi Gawat Darurat Emergency Respon Time 2
Instalasi Perawatan Intensif
11
(ICU) Readmisi pasien intensif < 72 Jam
Kepatuhan perawat dalam melakukan
12 Cath Lab
identifikasi pasien untuk tindakan invasive
Pemberian aspirin kepada pasien NSTEMI
13 CVCU dan STEMI dalam waktu 24 jam sejak
datang ke rumah sakit
Kejadian Drop Out terhadap Pelayanan
14 Instalasi Rehabilitasi Medik
Rehabilitasi yang Direncanakan
a. Medication error pada fase transkripsi
15 Instalasi Farmasi
resep
b. Persentase kekosongan obat
Instalasi Laboratorium
16 Waktu Lapor Hasil Test Kritis Laboratorium
Patologi Klinik
17 Bank Darah Reaksi transfuse
Instalasi Laboratorium a. Tepat Label identitas pasien pada slide
18
Patologi Anatomi histopatologi
b. Tepat Label identitas pasien pada slide
sitology
Persentase pembacaan hasil ekspertise
19 Instalasi Radiologi
radiologi kritis
20 Instalasi Rekam Medik a. Pengembalian Rekam Medik Lengkap
dalam 24 Jam (PRM)
b. Kelengkapan Informed consent setelah
mendapatkan informasi yang jelas
a. Ketersediaan linen steril untuk kamar
21 Instalasi CSSD dan Loundry
operasi
b. Ketersediaan linen steril untuk rawat inap
Pelabelan identitas pasien pada makanan
22 Instalasi Gizi dan Dapur
pasien
23 NICU Infeksi aliran darah perinatology
Kepatuhan perawat dalam melakukan
24 Haemodialisa
identifikasi pasien untuk tindakan invasif
KATEGORI NO INDIKATOR
14
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
3 Prosentasse Kejadian Pasien Jatuh
4 Penerapan Keselamatan Operasi
Pengendalian Infeksi di RS 5 Infeksi Daerah Operasi (IDO)
6 Ventilator Associated Pneumonia (VAP)
7 Cuci Tangan (Hand Hygiene)
Capaian Indikator Medik 8 Waktu Lapor Hasil Test Kritis Laboratorium
9 Kematian Pasien di IGD
Akreditasi 10 Ketepatan Identifikasi Pasien
11 Kecepatan Respon Terhadap Komplain
Ketepatan Waktu 12 Emergency Respon Time 2 (ERT)
Pelayanan
13 Waktu Tunggu Rawat Jalan
14 Waktu Tunggu Operasi Elektif (WTOE)
15 Waktu Tunggu Pelayanan Radiologi
(WTPR)
16 Waktu Tunggu Pelayanan Resep Obat Jadi
(WTOJ)
17 Pengembalian Rekam Medik Lengkap
dalam waktu 24 Jam
Keuangan 18 Rasio Pendapatan PNBP Terhadap Biaya
Operasional (PB)
Pengump Hasil
Validasi Valid
ulan Rekap
Pengumpulan Data ini dilakukan oleh PIC Pengumpul Data di setiap unit/ruangan
yang bertanggung jawab untuk :
1. Mengetahui jenis indikator yang akan dikumpulkan sesuai dengan Kamus Indikator
Mutu.
15
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
2. Menentukan sampel data indikator mutu sesuai dengan metode yang telah
ditentukan.
3. Mengumpulkan dan menginput data indikator mutu ke dalam sistem Indikator Mutu
Rumah Sakit sesuai unit dan jenis indikatornya dan dilakukan secara harian.
4. Mengumpulkan dan mencatat data indikator mutu ke dalam formulir dan atau buku
sebagai data pendukung.
5. Melakukan koordinasi dengan petugas verifikasi di ruangan terkait pengumpulan
data indikator mutu.
Penentuan jumlah sampel populasi dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:
Validasi data adalah kegiatan pengecekan data yang dikumpulkan dibandingkan dengan
kriteria sesuai data yang dikumpulkan, laporan dari waktu ke waktu atau dibandingkan
dengan data dari rumah sakit lain yang dilakukan secara berjenjang.
Validasi data dilakukan untuk indikator - indikator klinis. Validasi data dapatdilakukan
apabila :
1. Indikator baru diimplementasikan (indikator klinis tertentu yang digunakan untuk
membantu evaluasi rumah sakit dan meningkatkan proses atau hasil klinis yang
penting).
2. Data akan dipublikasi pada website rumah sakit atau dengan cara lain. Ada
perubahan terhadap indikator yang ada sebelumnya (perubahan telah dilakukan
untuk indikator yang sudah ada, seperti alat pengumpulan data telah diubah atau
proses abstraksi data atau abstraktor telah diubah)
3. Data dihasilkan dari indikator yang sudah ada telah diubah tanpa ada penjelasan
4. Sumber data telah diubah, seperti ketika sebagian rekam medis pasien telah
dialihkan dalam format elektronik maka sumber data saat ini ada dalam format
elektronik dan kertas.
5. Subyek pengumpulan data telah diubah, seperti perubahan rata-rata usia pasien,
komorbiditas, alterasi protokol penelitian, panduan-panduan praktek terbaru yang
diimplementasikan, atau teknologi-teknologi dan metodologi-metodologi perawatan
baru diperkenalkan.
16
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
Pada proses pelaporan ini, kegiatan validasi data dilakukan oleh Tim Validasi Data
sesuai Surat Keputusan Direktur Utama RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo dengan
Nomor. HK.02.04/I/8483/2015. Petugas validasi data ini bertanggungjawab untuk :
1. Menentukan jumlah sampel yang akan di validasi untuk masing masing
indikator mutu.
2. Melakukan validasi data indikator mutu pada Sistem Indikator Mutu Rumah
Sakit sesuai unit dan jenis indikatornya dari unit pelayanan terkait.
3. Memonitoring akurasi data indikator mutu yang dikumpulkan dan memverifikasi
bahwa pengambilan data adalah konsisten dan reproducible.
4. Merangkum hasil pengumpulan data indikator mutu setiap akhir bulan atau
apabila data telah tercukupi.
5. Melakukan perbandingan data yang sudah tervalidasi dengan data validasi bulan
sebelumnya sesuai dengan standard dan literatur.
6. Melakukan koordinasi bersama Komite Mutu dan Keselamatan Pasien terkait
capaian data indikator mutu.
6. Jika elemen data yg diketemukan ternyata tidak sama, dengan catatan alasannya
(misalnya data tidak jelas definisinya) maka dilakukan tindakan koreksi dengan
melakukan pengumpulan data ulang.
17
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
Analisa Data
Analisa atau interpretasi terhadap data capaian dilakukan unit dalam hal ini oleh Kepala
Instalasi atau Kepala Pelayanan. Apabila target tidak tercapai, maka instalasi atau unit
kerja harus menulis hal-hal apa yang menjadi penyebab dan apa yang selanjutnya akan
dilakukan sebagai upaya perbaikan.Selanjutnya Komite Mutu akan merangkum
merangkum dan mengevaluasi hasil pencapaian semua instalasi dan unit kerja untuk
memberikan rekomendasi tindak lanjut. Rekomendasi yang dihasilkan merupakan cara
atau sarana untuk melakukan perbaikan dan pengembangan kualitas pelayanan.
Ketika kejadian sentinel terjadi, Tim Keselamatan Pasien akan melakukan analisis
akar masalah atau Root Cause Analysis (RCA) untuk melakukan perbaikan
system agar kejadian tidak terulang kembali, maka perlu merancang kembali
proses serta mengambil tindakan yang seharusnya.
18
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
d. Semua ketidak cocokan yang besar (major) antara diagnosis pre-operasi dan
pasca-operasi
e. Efek samping atau pola efek samping selama sedasi moderat atau mendalam dan
pemakaian anastesi
f. Kejadian lain bila terjadi, misalnya wabah penyakit infeksi (infection outbreak)
5. Laporan Insiden
Laporan insiden adalah laporan tertulis dari setiap Insiden Keselamatan Pasien. Jenis
Insiden yang harus dilaporkan (Permenkes 1691 Tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit).
Jenis Insiden yang harus dilaporkan adalah :
a. Kejadian Nyaris Cedera (KNC)
b. Kejadian Tidak Diharapkan(KTD)
c. Kejadian Tidak Cedera (KTC)
d. Kondisi Potensial Cedera (KPC)
e. Kejadian Sentinel
19
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
6. Risk Grading
Analisis matriks risiko adalah suatu metode analisis kualitatif untuk menentukan
derajat risiko suatu insiden berdasarkan Dampak dan Probabilitas.
PROBABILITAS
DAMPAK POTENSIAL
Probabilitas/
Frekuensi/ Insignifi Moder Catast
Minor Mayor
Kemungkinan cant at ropic
1 2 3 4 5
Sangat sering (setiap Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
minggu/bulan)
5
Sering terjadi Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
(beberapa x / tahun)
4
Mungkin Terjadi Rendah Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
(1-2 x /tahun)
3
20
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
Jarang terjadi Rendah Rendah Modera Tinggi Ekstrim
(2-5 x/tahun) t
2
Sangat jarang sekali Rendah Rendah Modera Tinggi Ekstrim
(satu kali dalam >5 t
tahun)
1
21
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
TINGKAT RISIKO = PROBABILITY X DAMPAK X CURRENT SYSTEM
KRITERIA Current System (CS) :
LEVEL KRITERIA
LEVEL
1 Solid (Kuat)
2 Good (Baik)
3 Fair (Cukup)
4 Kurang
5 None (Tidak ada)
c. Pelaporan risiko.
Pelaporan risiko mencakup :
1. Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (KNC, KTC, KTD, KPC,
Kejadian Sentinel)
2. Sumber data proses berisiko tinggi yang berasal dari complain
customer, hasil temuan lapangan, data bad performance RS, dan lain-
lainDaftar proses berisiko tinggi.
Daftar proses berisiko tinggi tersebut akan dikategorikan : Rendah,
Menengah atau Tinggi. Berdasarkan kategori tersebut akan dilakukan
brainstorming untuk pemilihan topik FMEA.
d. Manajemen Risiko
Manajemen risiko merupakan proses berkesinambungan dan
berkelanjutan. Risiko terhadap pasien, staf, pengunjung dan organisasi
dapat berubah dan harus dapat diidentifikasi secara terus menerus.
Program manajemen risiko akan menggunakan proses lima langkah
meliputi :
1. Tetapkan konteks
2. Identifikasi risiko
3. Analisis risiko
4. Evaluasi risiko
5. Kelola Risiko
22
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
e. Investigasi Kejadian Tidak Diharapkan
Invesigasi insiden adalah proses pengkajian ulang laporan insiden
denganmencatat ringkasan kejadian secara kronologis dan
mengidentifikasi masalah pelayanan/Care Management Problem, mencatat
staf yg terlibat dan mewawancarai mereka.
23
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
2. Investigasi Komprehensif / Root Cause Analysis
Investigasi Komprehensif / Root Cause Analysisdilakukan pada insiden
dengan grading kuning dan merah, dilakukan oleh Tim Keselamatan
pasien melibatkan bagian terkait
RCA adalah metode evaluasi terstruktur untuk identifikasi akar
masalah dari kejadian tidak diharapkan dan tindakan adekuat untuk
mencegah kejadian yang sama berulang kembali. Metode proses
analisis yang dapat digunakan secara retrospektif untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kejadian tidak
diharapkan (KTD) atau Kejadian Sentinel (KS).
Proses RCA merupakan gambaran kritis sistem manajemen mutu dan
keselamatan karena dapat menjawab pertanyaan2 untuk hal2 yg
berisiko tinggi.
Langkah-langkah RCA adalah sebagai berikut:
1. Inisiasi dan rumuskan masalah
a. Tentukan Tim Investigasi
b. Perumusan masalah yang lengkap
c. Pengkajian masalah
2. Menetapkan peristiwa sentinel
a. Kumpulkan data yang relevan
b. Pelaporan/ kronologis kejadian
3. Menetapkan kejadian kritis.
a. Mencari kejadian yang dianggap kritis
b. Analisis perubahan
4. Menetapkan Akar Masalah
a. Memperoleh akar penyebab timbulnya masalah
b. Kondisi Majemuk
c. 4 langkah menyususn bagan sebab akibat
Tanyakan mengapa (why) untuk setiap primary effect
Rumuskan setiap penyebab ke dalam kategori aksi dan
kondisi
Hubungkan setiap penyebab dengan kata-kata disebabkan
oleh
Dukung setiap penyebab dengan bukti-bukti (evidences)
d. Diagram tulang ikan
5. Tetapkan upaya penanggulangan risiko
6. Uji coba upaya penanggulangan risiko
7. Implementasi upaya penaggulangan risiko
f. Manajemen Klaim
Manajemen Klaim mencakup analisis risiko untuk kemungkinan
frekuensi kehilangan dan keparahannya, pengkajian terhadap klaim
potensial didasarkan pada analisis data. Data complain akan menjadi
salah satu sumber data reaktif proses berisiko rumah sakit, dengan
melihat akar masalah setiap komplain.
24
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
4.5. MENURUNKAN ANGKA INFEKSI
Proses Pengendalian dan Pencegahan Infeksi diintegrasikan dengan
keseluruhan program rumah sakit dalam peningkatan mutu dan keselamatan
pasien termasuk mekanisme pengawasan.
Kegiatan-kegiatan untuk menurunkan angka infeksi akan difokuskan pada
area-area di bawah ini:
1. Audit kepatuhan Cuci Tangan
IPCN bertanggung jawab pada surveilens bulanan untuk memahami
situasi terkini. IPCN akan melakukan observasi secara langsung terhadap
semua staf medis di ruang perawatan terkait kepatuhan cuci tangan.
2. Memonitor Healthcare Associated Infection (HAIs)
IPCN bertanggung jawab pada pengecekan harian untuk memahami
situasi terkini infeksi di rumah sakit. Berikut ini adalah area-area fokus
monitor:
a. Ventilator Associated Pneumonia (VAP) Adalah infeksi yang
terjadi dalam area respiratori yang rendah karena penggunaan
ventilator setelah 48 jam.
b. Urinary Tract Infections (UTI) Adalah UTI symptomatic yang
diakibatkan oleh penggunaan indwelling bladder cathteter.
c. Infeksi Aliran Darah Primer (IADP) Adalah ditemukannya
organisme dari hasil kultur darah semikuantitatif/kuantitatif disertai
tanda klinis yang jelas serta tidak ada hubungannya dengan infeksi
ditempat lain, seperti pelayanan kateter vena sentral, saluran vena
perifer.
d. Infeksi Daerah Operasi (IDO) Adalah infeksi yang terjadi dalam 30
hari setelah prosedur bedah dan layanan pasca operasi dengan
pembersihan luka dan pembersihan kontaminasi dari luka.
e. Penyakit epidemiologis, multidrug resistant organism, virulensi
infeksi yang tinggi.
f. Emerging dan reemarging infekdi di masyarakat (bila terjadi)
3. Pelatihan dan Pendidikan Terkait PPI
Pelatihan dan pendidikan terkait PPI adalah tanggung jawab dari bagian
penelitian dan pendidikan berkolaborasi dengan komite PPI. Pelatihan ini
diatur dan dilaksanakan setiap tahun untuk semua staf medis dan non
medis termasuk peserta didik.
PENILAIAN KINERJA
INDIVIDU
Staf Medis:
OPPE/FPPE
Sesuai dengan
uraian tugas & Staf
hasil kerja yg Keperawatan
telah ditetapkan
Staf Kes Prof
Lainnya
9
25
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
A. Penilaian Kinerja Staf Medis
Penilaian kinerja staf medik merupakan suatu ringkasan
dokumentasi data yang dikumpulkan secara berkelanjutan untuk
menilai 6 (enam) area kompetensi inti staf medik. Penilaian kualitas
kinerja staf medik ini melakukan rekapitulasi selama satu tahun,
Selanjutnya data tersebut akan digunakan untuk re-kredensial.
Hasil penilaian kinerja staf medik ini bersifat rahasia dan tidak untuk
diketahui oleh pasien maupun staf medik lain.
26
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
Indikator ini menilai kehadiran pada pertemuan bagian serta
kehadiran untuk melakukan visite setiap hari kerja.
6. Praktek berbasis sistem
Melalui pemahaman terhadap konteks dan sistem dimana
pelayanan kesehatan diberikan.melalui penilaian kelengkapan
pengisian rekam medis dan pernggunaan obat sesuai
formularium nasional
B. Staf kesehatan professional lainnya berpartisipasi dalam aktifitas
peningkatan mutu rumah sakit, Kinerja staf kesehatan professional
lainnya direview bila ada indikasi akibat temuan pada aktifitas
peningkatan mutu.
Pelatihan Audit
2
Klinik
Workshop PMKP
(Direksi,
3
Manajemen,
Komite mutu)
Workshop PMKP
untuk
manajemen,
4
Pelayanan dan
PIC pengumpul
data
Pelatihan
Pengumpul Data
5
(PIC Pengumpul
data)
Inhouse Training
6
PMKP untuk Unit
Inhouse Training
7 Penetapan
Prioritas
Inhouse Training
Pengumpul Data
8
Indikator Unit
Kerja
Inhouse Training
cara membuat
9 FMEA dan
PDSA untuk unit
27
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
Workshop
Keselamatan
Pasien dan
Manajemen
10 Risiko Klinis
untuk Direksi,
Komite Mutu,
Manajemen dan
Pelayanan
Pelatihan
Manajemen
11
Risiko Klinis-
FMEA
Workshop
12
Penilaian Kinerja
Workshop
13 standar
akreditasi
Pelatihan IPCN
14
berkelanjutan
Plan/ Rencana-perbaikan
Langkah pertama adalah mengidentifikasi peluang awal untuk perbaikan.Plan
adalah untuk menganalisis data untuk mengidentifikasi masalah dan
menentukan hasil yang diharapkan. Dicari ide untuk memperbaiki proses yang
ada. Langkah ini dengan melakukan identifikasi 5W 1H. Tahap ini dilakukan :
28
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
Pertanyaan dan prediksi (Why), mengapa perlu diperbaiki
Rencanakan untuk melaksanakan siklus (Who, What, Where, When).
Who : Siapa yang bertanggungjawab, siapa staf atau orang yang
dilayanoi dan melayani serta siapa yang akan mengumpulkan data;
What : Apa/ proses apa yang perlu diperbaiki dan apa data indikator
perbaikan yang akan dikumpulkan; Where : Dimana perbaikan akan
dilakukan, dimana data dikumpulkan; When :Kapan data akan
dikumpulkan, kapan perbaikan akan dilakukan, kapan evaluasi akan
dilakukan, berapa lama uji coba berlangsung
How : Bagaimana upaya perbaikan yang akan dilakukan/ sistem baru
yang akan diujicobakan
Do - "Just do it"
Melaksanakan rencana
Menjelaskan apa yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana tersebut.
Masalah dokumen dan observasi tak terduga
Mengumpulkandata
Action/ Bertindak
Langkah yang akan diambil selanjutnya, perubahan apa yang harus
dibuat
Apakah sistem baru yang diujicobakan dapat dijadikan kebijakan yang
permanen atau masih perlu diperbaiki dalam siklus PDSA berikutnya
Siklus PDSA dapat diulang terus menerus dengan mengulang kembali
setiap langkah yang ada.
VI. SASARAN
Sasaran program adalah target per tahun yang spesifik dan terukur untuk
mencapai tujuan program. Sasaran dari setiap kegiatan dalam Program
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien adalah sebagai berikut :
1. Monitoring Evaluasi Standar Mutu Klinis
Sasaran Pemantauan Panduan Praktik Klinik dan Clinical Pathways:
Pemberian asuhan klinik sesuai dengan alur klinis yang telah disusun,
melalui evaluasi Clinical Pathway :
Batu Ginjal
End Stage Renal Disease
Malignant Neoplasm Of Breast
Cerebral Infarction
Pneumonia anak
2. Sasaran Manajemen Mutu, melalui penetapan Indikator Prioritas Rumah
Sakit, Indikator Mutu Kunci, dan Indikator Prioritas Unit Kerja.
29
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
Adanya perbaikan area prioritas :
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Farmasi
3. Instalasi Bedah Pusat
4. Instalasi Rawat Inap
5. Instalasi Rawat Jalan
3. Sasaran Indikator yang divaluasi di setiap area tercapai sesuai target yang
telah ditetapkan.
4. Monitoring dan Evaluasi Indikator Mutu Kunci RS
Indikator Area
No Klinis/ Library of Indikator Target
Measure
1 Asesment Pasien Asssmen awal medis pasien 100%
rawat inap dalam 24 jam
Asssmen awal keperawatan 100%
pasien rawat inap dalam 24
jam
2 Pelayanan Penyampaian nilai kritis hasil 100%
Laboratorium laboratorium tepat waktu
3 Pelayanan Radiologi Penyampaian hasil ekspertise 100%
radiologi kritis tepat waktu
4 Prosedur Bedah Bedah Caesar pada pasien 0%
dengan kehamilan pertama,
usia kehamilan 37 minggu,
bayi tunggal, posisi normal
Ketidaksesuaian Diagnosa pre
dan pasca operasi
5 Penggunaan Pemberian aspirin pada pasien 100%
Antibiotika dan Obat AMI < 24 jam setelah tiba di
Lainnya RS
Pemberian aspirin pada pasien 100%
AMI pada saat pulang
6 Kesalahan Medikasi & Medication error fase <10%
KNC transkripsi resep
7 Penggunaan Anestesi Transfer pasien pasca general 100%
& Sedasi anastesi ke recovery room
sesuai Aldrette Score
Kejadian Efek samping obat 0%
anastesi pasca operasi
8 Penggunaan Darah & Waktu tunggu permintaan 80%
Produk Darah darah cyto < 45 menit
Kejadian Reaksi Transfusi 0%
9 Ketersediaan Isi dan Kelengkapan laporan operasi 100%
Penggunaan Rekam dalam 24 jam pasca operasi
Medis Pasien
10 PPI, Surveilance, Lap Angka kejadian decubitus <1,5
Ventilator Associated 14,7
Pneumonia (VAP)
11 Riset Klinis Penelitian dengan ethical 100%
clearance
30
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
Sasaran Indikator Area Sasaran Keselamatan Pasien
No Indikator Sasaran Indikator Target
Keselamatan Pasien
1 Ketepatan Identifikasi Prosedur identifikasi pada 100%
pasien pemberian transfusi darah
atau produk darah
Kepatuhan perawat dalam 100%
melakukan pemasangan
gelang pasien rawat inap
2 Peningkatan Prosedur TBAK untuk tindak 100%
Komunikasi yang efektif lanjut pelaporan nilai kritis
hasil laboratorium
3 Peningkatan keamanan Pemberian label high alert 100%
obat yg perlu di pada obat kategori high alert
waspadai
4 Kepastian tepat lokasi, Kelengkapan pengisian 100%
tepat prosedur, tepat format check list keselamatan
pasien operasi pasien operasi
5 Pengurangan infeksi Kepatuhan melakukan 80%
terkait pelayanan kebersihan tangan dengan
kesehatan metode enam langkah dan
lima momen
6 Pengurangan risiko Insiden pasien jatuh selama 3%
jatuh perawatan di rumah sakit
31
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
keuangan Sistem
Akuntansi Keuangan
(SAK)
9 Pencegahan Dan Edukasi cuci tangan 100%
Pengendalian Dari
Kejadian Yang Dapat
Menimbulkan Masalah
Bagi Keselamatan Pasien,
Keluarga Pasien Dan Staf
32
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
untuk tindakan invasive
33
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
Pengendalian 5 Infeksi Daerah Operasi (IDO) 2%
Infeksi di RS
6 Ventilator Associated Pneumonia 5,8%
(VAP)
7 Cuci Tangan (Hand Hygiene) Ada
kebijakan,
ada SOP
dan
dilaksanaka
34
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
3. Semua kesalahan medis (medical error) yang signifikan
4. Semua ketidakcocokan (discrepancy) antara diagnosis pra dan pasca
operasi
5. Efek samping atau pola efek samping selama sedasi moderat atau
mendalam pemakaian anestesi
6. Kejadian lain bila terjadi di rumah saki (infection outbreak)
e. Terlaksananya analisis terhadap Kejadian Nyaris Cedera (KNC)
8. Sasaran Manajemen Risiko
a. Identifikasi risiko : Tersusunnya register risiko RSUP Dr.Wahidin
Sudirohusodo Makassar
b. Adanya penetapan prioritas risiko
- Tersusunnya FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) Rumah Sakit
dan FMEA unit
- Tersusunnya rancang ulang FMEA
c. Adanya Pelaporan tentang risiko
d. Adanya Manajemen risiko klinis
e. Terlaksananya Investigasi KTD dan
f. Terlaksananya Menajemen klaim di Rumah sakit
35
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
Indikator melalui
SIRS
7 Kompilasi hasil X X X X X X X X X X X X Sub Kom
Pengukuran mutu Mutu
indicator (Area Klinis,
Area Managemen,
ILM, Keselamatan
Pasien)
8 Kompilasi hasil X X X X X X X X X X X X Sub Kom
Pengukuran mutu Mutu
unit kerja
9 Validasi data X Tim
indicator mutu Validasi
10 Analisa data X X X X Sub Kom
indicator mutu Mutu
dengan
membandingkan
waktu ke waktu di
dalam rumah sakit
dan sesuai standard
11 Melakukan X X Sub Komite
perbandingan data Mutu
dengan rumah sakit
lain
12 Monitoring X X X X X X X X X X X X Sub Komite
kepatuhan standar Akreditasi
akreditasi
13 Penilaian kinerja staf X SDM
klinis dan non klinis
14 Melaporkan dan X X X X Sub Kom
analisis data insiden KPRS dan
keselamatan pasien Sub Kom
Manrisk
15 Melakukan RCA Insidentil Tim RCA
terhadap kejadian
Sentinel
16 Pencatatan dan X X X X X X X X X X X X Sub Kom
Pelaporan insiden KPRS dan
keselamatan pasien Sub Kom
Manrisk
36
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
17 Melakukan analisa Insidentil Sub Kom
terhadap KTD KPRS dan
Sub Kom
Manrisk
18 Melakukan analisa Insidentil Sub Kom
terhadap KNC KPRS dan
Sub Kom
Manrisk
19 Menyusun register X Sub Kom
risiko Manrisk
20 Menetapkan prioritas X Sub Kom
risiko Manrisk
21 Pelaporan risiko X X X X X X X X X X X X Sub Kom
(Laporan Insiden) KPRS dan
Sub Kom
Manrisk
22 Manajemen risiko X X X X X X X X X X X X Sub Kom K
klinis
23 Investigasi kejadian Insidentil Sub Kom
tidak diharapkan KPRS dan
Sub Kom
Manrisk
24 Melaksanakan dan X X X X X X X X X X X X Sub Kom
mendokumentasikan Manajemen
FMEA RS dan Risiko
rancang ulang
25 Melaksanakan FMEA X Sub Kom
unit Manajemen
Risiko
26 Mencapai dan X X Komite
Mempertahankan Mutu dan
Kegiatan (Design / Tim
Redisign dan PDSA masing-
masing
area
27 Rapat kordinasi X X Sekertaris
bersama Komite PPI Komite
28 Pencatatan dan X X X X X X X X X X X X Masing
Pelaporan hasil masing sub
kegiatan PMKP Komite
37
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
29 Publikasi hasil upaya X Humas dan
klinik dan Instalasi
keselamatan pasien SIRS
kepada public
Agar proses pelaksanaan program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien dapat
berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka proses evaluasi pelaksanaan
kegiatan dilakukan setiap bulan oleh masing-masing unit kerja, dengan uraian
kegiatan sebagai berikut :
1. Evaluasidilakukan oleh masing-masing sub komite sebagai penanggungjawab
pada setiap pelaksanaan kegiatan, serta koordinasi dengan bagian yang terkait.
Jadwal yang telah disusun akan dievaluasi apakah sudah berjalan sesuai jadwal
atau ada pergeseran jadwal.
2. Setiap bulan setiap subkomite akan melakukan evaluasi pelaksanaan seluruh
kegiatan untuk mengukur pencapaian sasaran.
3. Setiap akhir tahun Komite Mutu akan melakukan evaluasi dan tindak lanjut dari
pelaksanaan program.
4. Hasil pelaksanaan kegiatan dilaporkan setiap bulan sekali kepada Komite Mutu
dan Keselamatan Pasien RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo.
5. Selanjutnya setiap triwulan akan dilakukan pembahasan melalui pertemuan/
rapat koordinasi yang dipimpin langsung oleh Direktur utama RSUP. Dr Wahidin
Sudirohusodo Makassar
38
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
penginputan data ke dalam software indikator dengan periode pengumpulan
harian.
2. Data indikator disatukan dan dikelompokkan sesuai dengan klasifikasi, jenis
indikator disetiap unit.
3. Setiap bulan laporan data indikator dari setiap unit pelayanan direkapitulasi oleh
sub komite mutu
4. Hasil pengolahan dan analisa data dituangkan dalam bentuk laporan yang
kemudian akan dilaporkan ke pimpinan setiap triwulan, serta evaluasi hasil
pencapaian seluruh unit kerja selama setahun
5. Laporan pencapaian akan disampaikan ke staf secara reguler melalui saluran
yang efektif, yaitu melalui Breefing, Rapat koordinasi, serta melalui layanan Sistim
Informasi Rumah sakit, termasuk kemajuan dalam hal kepatuhan standar sasaran
keselamatan pasien.
6. Pimpinan akan membuat rekomendasi tindak lanjut untuk perbaikan mutu dan
keselamatan pasien yang akan disampaikan ke unit/ instalasi terkait dan
selanjutnya akan dilaporkan ke Governing Body
7. Governing Body akan membuat rekomendasi perbaikan untuk peningkatan mutu
dan keselamatan pasien.
8. Rekomendasi yang dihasilkan dari merupakan cara untuk melakukan perbaikan
dalam rangka peningkatan mutu pelayanan rumah sakit.
39
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
40
PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN