Vous êtes sur la page 1sur 14

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP AKHLAK

Disususn Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengantar : Miftah Wangsadanuraja M. Pd. I

Disusun Oleh :
Heri Perdian (311610552)
Asep Saepudin (311610353)
Deni (311610619)
Yanwar Purnama (311610746)

Prodi Teknik Informatika Class TI.16.E.1


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI (STT) PELITA BANGSA
Jl. Inspeksi Kali Malang Tegal Danas , Cibatu, Cikarang Selatan Bekasi, Jawa Barat 1753

0
KATA PENGANTAR

Berkat rahmat dan karuniaNya, serta didorong kemauan yang keras dan disertai
kemampuan yang ada, alhamadulillah akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini
yang membahas tentang akhlak dalam mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Manusia
yang hidup dalam bimbingan akhlak akan melahirkan suatu kesadaran untuk berprilaku
sesuai dengan tuntunan Allah serta Rasulnya, serta akan mendapatkan kebahagiaan dunia
akhirat. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Karena keterbatasan
ilmu, kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca yang budiman.
Dengan terselesaikannya pembuatan makalah ini penulis tidak lupa mengucapkan
terimakasih kepada:
Ahmad Aguswin S.T. MM selaku dosen pembimbing untuk kelas TI.16.E.1 STT Pelita
Bangsa yang memeberi izin kepada tim penyusun untuk mengumpulkan data sebagai
referensi penyusun makalah ini.
Miftah Wangsadanureja M.Pd I selaku dosen pengimpu mata kuliah Pendidikan
Agama Islam yang telah memberikan pengarahan dan koneksi pembelajaran sehingga
makalah ini dapat terselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan. Teman-teman mahasiswa
yang telah memberikan motivasinya serta semua pihak yang membantu dalam mengerjakan
makalah ini.
Akhirul kalam, tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu,
dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin
memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.

Bekasi, Maret 2017

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ 1


DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 2
BAB I .............................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 3
Latar Belakang ............................................................................................................................. 3
BAB II ............................................................................................................................. 4
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 4
1. Pengertian dan Ruang Lingkup Akhlak ................................................................................ 4
2. Akhlak Kepada Allah SWT ......................................................................................................... 6
3. Fungsi dan Tanggung Jawab Manusia dalam Islam .................................................................. 7
4. Akhlak Manusia Dengan Manusia............................................................................................. 8
5. Akhlak Manusia Dengan Alam ................................................................................................ 11
BAB III ......................................................................................................................... 12
PENUTUP ............................................................................................................................ 12
1. KESIMPULAN ............................................................................................................................ 12
2. SARAN ...................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 13

2
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Membina akhlak merupakan bagian yang sangat penting dalam tujuan Pendidikan Nasional.
Sebagaimana tercantum dalam Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional yang menyatakan bahwa tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan YangMaha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Disamping itu, banyaknya
tindak kriminal yang dilakukan para remaja, dan seringnya terjadi tawuran antar pelajar
disinyalir sebagai akibat dari tidak berhasilnya pembinaan akhlaq dan budi pekerti pada
siswa. Kegagalam pembina akhlaq akan menimbulkan masalah yang sangat besar, bukan saja
pada kehidupan bangsa saat ini tetapi juga masa yang akan datang. Ini pada posisi yang
sangat penting, bahkan membina akhlaq merupakan inti dari ajaran islam. Rosulullah saw
bersabda

Artinya : Sesunguguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia. Menurut
sebagian ahli bahwa akhlaq tidak perlu dibentuk, karena akhlaq adalah insting atau gharizah
yang dibawa manusia sejak lahir. Dalam pendangan ini, maka akhlaq akan tumbuh dengan
sendirinya walaupun tanpa dibentuk atau diusahakan. Namun pendapat lain mengatakan
bahwa akhlak adalah hasil dari pendidikan, latihan, pembinaan dan perjuangan keras dengan
sungguh sungguh.

3
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian dan Ruang Lingkup Akhlak


a. Pengertian Akhlak
Secara etimologis, lughatan, bahasa arab, akhlak adalah bentuk jamak dari khuluk
yang berarti : budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Seakar dengan kata Khaliq
artinya : pencipta, Makhluk artinya : Yang di ciptakan, Khulq artinya : Penciptaan.

Secara terminologis pengertian akhlak terbagi kedalam beberapa definisi, yaitu sebagai
berikut:

1. Menurut Imam Al-Ghazali

Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan
dengan gampang dan mudah, tampa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

2. Menurut Ibrahim Anis


Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan nya lahirlah macam-
macam perbuatan yang baik atau yang buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan
pertimbangan.

3. Menurut Karim Zaidan


Akhlak adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan sorotan
dan pertimbangannya, baik atau buruk, untuk kemudian memilih melakukan atau
meninggalkannya.

Jadi, kesimpulannya bahwa akhlak atau khuluq adalah:


Sifat yang tertanam dalam jiwa manusia sehingga dia akan muncul secara spontan, bila
mana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu, serta
tidak memerlukan dorongan dari luar.

4
Beberapa ciri-ciri khusus akhlak yaitu:
o Akhlak memiliki sifat yangt tertanam kuat didalam jiwa atau lubuk hati seorang
yang menjadi kepribadiannya dan itu akan membuatnya berbeda dengan orang lain.
o Akhlak mengandung perbuatan yang terus menerus , dalam keadaan bagai manapun
juga. Dalam kata lain akhlak merupakan kebiasaan yang selalu dilakukan oleh
seseorang.
o Akhlak mengandung perbuatan yang dilakukan karna kesadaran sendiri, bukan
karena dipaksa, atau mendapat tekanan dan intimidasi dari orang lain.

b. Ruang Lingkup Akhlak


Ruang lingkup akhlak dalam pandangan islam sangatlah luas sepanjang sikap jiwa
atau hajat manusia, mulai dari hajat yang terkecil sampai hajat yang terbesar.
Muhammad Abdullah Daras membagi ruang lingkup akhlak menjadi 5 bagian,
diantaranya:
1. Akhlak pribadi (Al-Ahklaq Al-Fardiyah). Terdiri dari:
a. Yang diperintahkan (Al Awanir).
b. Yang dilarang (An-Nawahi)
c. Yang dibolehkan (Al Mubahal) dan
d. Akhlak dalam keadaan darurat (Al-Mukholafah bi-al Idhtbirar).

2. Akhlak berkeluarga (Al-Akhlaq Al-Usrawiyah). Terdiri dari:


a. kewajiban timbal balik orang tua dan anak (Wajibal nahwa al-
Usbul wa-Alfuru)
b. kewajiban suami istri (Wajibal Baina al- Azwaja) dan
c. kewajiban terhadap karib kerabat (Wajibal nahwa al- aqarib).
3. Akhlak bermasyarakat (Al-Akhlaq Al-Ijtimaiyah). Terdiri dari:
a. a. Yang dilarang (Al- Mahzurrat)
b. Yang diperintahkan (al- Awamir) dan
c. kaedah-kaedah adab (Qowaid al- Adab).

4. Akhlak bernegara (Akhlaq ad-Daulah). Terdiri dari:


a. Hubungan antara pemimpin dan rakyat (Al-Alaqah baina ar- Rais
wa as- Syab)

5
b. Hubungan luar negeri (al- Alaqat al Kharijiyyah).
5. Akhlak beragama (al-Akhlaq ad-Diniyah). Yaitu kewajiban terhadap Allah Swt.
(Wajibat nahwa Allah).

Dari beberapa uraian diatas Yunahar Ilyas berpendapat bahwa ruang lingkup akhlak
itu sangat luas, mencakup seluruh asfek kehidupan, baik secara vertikal dengan Allah Swt.
maupun secara horizontal sesama makhluk Tuhan.
Dan Yunahar Ilyas pun membagi ruang lingkup akhlak menjadi 6 bagian,
diantaranya:
1. Akhlak terhadap Allah Swt.
2. Akhlak terhadap Rasulullah Saw.
3. Akhlak terhadap diri sendiri.
4. Akhlak dalam keluarga.
5. Akhlak bermasyarakat.
Itulah beberapa pengertian dan ruang lingkup akhlak, dan dapat juga ditambah
pembagian seperti diatas yaitu, bersifat mulia, mengikat dan universal.

2. Akhlak Kepada Allah SWT

Menurut Kahar Mansyur akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sifat atau
perbuatan yang dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada tuhan sebagai Khalik.
Menurut pendapat Quraish Shihab bahwa titik tolak akhlak kepda Allah adalah pengakuan
dan kesadaran bahwa tiada Tuhan Melainkan Allah yang memiliki sifat-sifat terpuji.
Setiap muslim meyakini bahwa Allah adlah sumber dari segala sumber dalam
kehidupan, Allah lah yang menciptakan jagad raya beserta isinya dan juga alam akhirat.
Maka dari itu Allah lah yang harus menjadi prioritas dalam berakhlak, karna akhlak kepada
Allah merupakan pondasi dan dasar berakhlak terhadap siapapun dimuka bumi.
Kita sebagai umat Islam memang sudah seharusnya berakhlak baik kepada Allah,
karna Allah lah yang telah menyempurnakan kita sebagai manusia, untuk itu akhlak kepada
Allah itu harus yang baik-baik seperti misalnya ketika kita sedang diberi nikmat , kita harus
bersyukur kepada Allah. Dan ketika kita sedang mendapat musibah, kita harus bersabar dan
ikhlas, karna semua itu telah terjadi atas kehendak Allah dan pasti ada tujuan yang baik
dibalik itu.

6
Berakhlak kepada Allah juga bisa dilakukan dengan baerbagai cara, diantaranya
adalah sebagai berikut :
a. Beribadah kepada Allah yaitu melaksanakan perintah Allah utuk menyembah_Nya
sesuai dengan perintah_Nya
b. Berdzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi,
baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati. Berdzikir kepada Allah melahirkan
ketenangan dan ketentraman hati.
c. Berdoa kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah, doa merupakan inti
ibadah, karena ia merupakan pengakuan atas keterbatasan dan ketidak mampuan
maanusia, sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu.
d. Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu
hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.
e. Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati dihadapan Allah. Mengakui bahwa dirinya
rendah dan hinadihadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu tidak layak kalau
hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain dan pamrih
dalam melaksanakan ibadah kepada Allah.

3. Fungsi dan Tanggung Jawab Manusia dalam Islam

Berpedoman pada Qs Al-Baqarah, 30-36, maka peran yang dilakukan adalah selaku
pelaku ajaran Allah sekaligus pelopor dalam membudayakan ajaran Allah. Untuk menjadi
pelaku ajaran Allah, apalagi menjadi pelopor ajaran Allah, seseorang dituntut dari diri sendiri
dan keluarganya, baru setelah itu dari orang lain.
Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang telah ditetapkan
Allah, diantaranya adalah :
a. Belajar, belajar yang dinyatakan dalam ayat pertama disurat Al Alaq mempelajari
ilmu Allah yaitu Al-Quran.
b. Mengajarkan ilmu, Al-baqarah (31-39) khalifah yang telah diajarkan ilmu Allah wajib
mengajarkan ilmunya kepada orang lain.
c. Membudayakan ilmu ( Al- Mukmin 35) ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk
disampaikan kepada orang lain, melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri agar
membudaya, seperti yang telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW.

Manusia dapat memilih dua jalan (baik dan buruk) tetapi ia sendiri yang harus

7
mempertanggung jawabkan perbuatannya. Manusia tidak membebani orang lain untuk
memikul dosanya, tidak juga dosa orang lain di pikulkan keatas pundaknya. Tetapi dalam Al-
Quran surat Al Anam ayat 164 dinyatakan bahwa tanggung jawab tersebut akan diminta
pertanggung jawabannya apabila telah memenuhi syarat-syarat tertentu seperti pengetahuan,
kemampuan dan kesadaran.
Dan seseorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan kami tidak
akan menyiksa sebelum kami mengutus seorang rasul (Qs Al Isra 17;15). Dan allah tidak
membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya (Qs Al Baqarah 2:286).
Dari gabungan kedua ayat diatas, kita dapat memetik dua kaidah yang berkaitan
dengan tanggung jawab yaitu :
a. Manusia tidak diminta unuk mempertanggung jawabkan apa yang tidak diketahui
atau tidak mampu dilakukannya. Manusia tidak dituntut untuk mempertanggung
jawabkan apa yang tidak dilakukanya atau tidak mampu dilakukannya.
b. Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia, baik binatang,
tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda tak bernyawa. Pada dasarnya, akhlak yang
diajarkan Al-Quran terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai
khalifah.
4. Akhlak Manusia Dengan Manusia

A) Akhlak terpuji (Mahmudah)


Akhlak mahmudah adalah segala tingkah laku yang terpuji, dapat disebut juga dengan akhlak
fadhilah (), akhlak yang utama.

Perbuatan yang baik merupakan akhlaq karimah yang wajib dikerjakan. Akhlaq karimah
berarti tingkah laku yang terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang
kepada Allah. Akhlaq al karimah dilahirkan berdasarkan sifat-sifat yang terpuji. Akhlak yang
baik disebut juga dengan akhlak mahmudah. Pandangan al-Ghazali tentang akhlak yang baik
hampir senada dengan pendapat Plato yang mengatakan, bahwa orang adalah orang yang
dapat melihat kepada Tuhannya secara terus-menerus. Al-Ghazali memandang orang yang
dekat kepada Allah adalah orang yang mendekati ajaran-ajaran Rasulullah yang memiliki
akhlak sempurna.

1) Husnuzan
Berasal dari lafal husnun (baik) dan Adhamu (Prasangka). Husnun berarti prasangka,
perkiraan, dugaan baik. Lawan kata husnuzan adalah suuzan yakni berprasangka buruk
terhadap seseorang. Hukum kepada Allah dan Rasuln_Nya, waji. Wujud husnuzan kepada
Allah dan Rasul_Nya antara lain:

8
- Meyakini dengan sepenuh hati bahwa perintah Allah dan Rasul_Nya adalah untuk
kebaikan manusia.
- Meyakini dengan sepenuh hati bahwa larangan semua agama pasti berakibat buruk.
Hokum husnuzan kepada manusia mubah atau jaiz (boleh dilakukan)
2) Tawaduk
Tawaduk berarti rendah hati. Orang yang tawaduk berarti orang yang merendahkan
diri dalam pergaulan. Lawan kata Tawaduk adalah Takabur.
3) Tasamu
Artinya sikap tenggang rasa, saling menghormati dan saling menghargai sesama
manusia. Allah SWT Berfirman:

Untukmu agamamu, dan untukku agamaku (Q.S. Alkafirun/109: 6) Ayat tersebut


menjelaskan bahwa masing-masing pihak bebas melaksanakan ajaran agama yang diyakini.

4) Taawun
Taawun berarti tolong menolong, gotong royong, bantu membantu dengan sesama
manusia. Allah SWT Berfirman:

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan


jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah
kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya [al-Midah/5:2].

B) Akhlak Tercela (Mazmumah)

1. Hasad
Artinya iri hati, dengki. Iri berarti merasa kurang senang atau cemburu melihat orang
lain beruntung. Sebagaimana sabda Rasulullah saw, Janganlah kamu saling
membenci dan janganlah kamu saling mendengki, dan janganlah kamu saling

9
menjatuhkan. Dan hendaklah kamu menjadi hamba Allah yang bersaudara dan tidak
boleh seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari. (HR. Anas).

2. Dendam
Dendam yaitu keinginan keras yang terkandung dalam hati untuk membalas
kejahatan. Allah berfirman:

Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan
siksaan yang ditimpakan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhlah itulah
yang terbaik bagi orang yang sabar (Q.S.An Nahl/16:126)

3. Gibah dan Fitnah


Membicarakan kejelekan orang lain dengan tujuan untuk menjatuhkan nama baiknya.
Apabila kejelekan yang dibicarakan tersebut memang dilakukan orangnya dinamakan
gibah.Sedangkan apabila kejelekan yang dibicarakan itu tidak benar, berarti
pembicaraan itu disebut fitnah. Allah berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan),


karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan
orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu
yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu
merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (Q.S. Al Hujurat/49:12)

4. Namimah
Adu domba atau namimah, yakni menceritakan sikap atau perbuatan seseorang yang
belum tentu benar kepada orang lain dengan maksud terjadi perselisihan diantara
keduanya. Allah Berfirman:

10
Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik(keluar dari ketaatan
kepada Allah dan Rasul-Nya datang kepadamu membawa suatu berita maka telitilah
kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan
(kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu. (Q.S. Al-
Hujurat/49:6)

5. Akhlak Manusia Dengan Alam

Selama ini, masalah akhlak ini hanya sering terfokus terhadap hubungan antara
manusia saja. Padahal, akhlak terhadap lingkungan sangatlah penting. Kita lihat sekarang ini
banyak sekali tingkah laku manusia yang tidak memperdulikan lingkungan sekitarnya.
Misalnya menebang hutan, mengubah area hutan menjadi area pemukiman, yang akan
mengakibatkan pemanasan global Karena hutan yang bisa digunakan untuk mengolah
kadar karbondioksida dialam ini sudah mulai tiada. Dalam kasus ini kita harus mengetahui
mana yang baik dan mana yang buruk. Jangan hanya memikirkan kepentingan diri kita
sendiri saja tapi merusak lingkungan.
Saat ini alam sudah sangat kritis. Namun, setidaknya saaat ini sudah bermunculan
aksi-aksi untuk melakukan penghijauan kembali karena saat ini pemanasan global
pengaruhnya sudah sangat tersa. Setidaknya, dengan peringatan dari Allah ini, manusia
dimuka bumi telah sadar dan lebih memperhatikan lingkungan hidupnya lagi. Karena pada
awalnya, manusia diciptakan leh Allah tujuannya adalah untuk menjadi khalifah dimuka
bumi, yang tentunya juga harus dapat melestarikan bumi ini. Meski suatu saat nanti kiamat
akan terjadi. Namun jika manusia terus bersikap merusak lingkungan seperti ini, tentunya
kiamat itu akan menjadi lebih cepat karena ulah mansuia itu sendiri. Setidaknya kita sebagai
seorang muslim, dapat melestarikan lingkungan karena tentunya kita telah mengetahui mana
yang baik dan mana yang bururk.
Jadi intinya kita sebagai umat Islam harus sadar memelihara kelestarian lingkungan
hidup, menjaga dan memanfaatkan alam terutama hewani dan nabati, flora dan fauna yang
sengaja diciptakan oleh Allah untuk kepentingan manusia, dan juga kita harus sayang kepada
seasama makhluk hidup.

11
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN

Berdasarkan aspek yang telah kami bahas, maka kami dapat menyimpulkan bahwa hakekat
manusia dalam pandangan Islam sebagai khalifah dibumi ini, yang harus mampu merubah
bumi ini kearah yang lebih baik , dan tentunya dengan ilmu juga manusia bisa membedakan
mana yang baik dan mana yang buruk. Dan ditunjang dengan akhlak yang baik, baik
terhadap sesama maupun terhadap alam, terlebih lagi tehadap Allah. Dan disisi lain, manusia
juga harus membudayakan belajar , memberi ilmu dan memanfaatkan ilmu itu untuk diri
sendiri.

2. SARAN

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca terutama pada dosen mata kuiah ini, agar dapat pembuatan makalah
selanjutnya menjadi lebih baik. Atas kritik dan saranya, penulis ucapkan terima kasih.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://aristasefree.wordpress.com/tag/fungsi-dan-peranan-manusia-dalam-islam/
https://almanhaj.or.id/2800-perintah-untuk-saling-menolong-dalam-mewujudkan-kebaikan-
dan-ketakwaan.html
http://mazroat.blogspot.co.id/2013/12/akhlak-mahmudah-dan-akhlak-
madzmumah.html
https://delialestari38.wordpress.com/2015/01/11/jenis-jenis-akhlak/
http://tafsirq.com/49-al-hujurat/ayat-12
http://www.altundo.com/pengertian-akhlak-dan-ruang-lingkupnya

13

Vous aimerez peut-être aussi