Vous êtes sur la page 1sur 2

INTISARI: Latar Belakang: Ikterus neonatorum merupakan masalah yang sering dijumpai pada

bayi pada minggu pertama setelah lahir. Bayi lahir sehat dengan usia kehamilan cukup bulan

60% berisiko terjadi ikterus neonatorum dan 5-12% bayi disusui mengembangkan risiko

terjadinya ikterus berat. Ikterus berat penyebab ensepalopati bilirubin/kernikterus dan bayi yang

menderita kernikterus akan mengalami gangguan tumbuh kembang. Kernikterus dapat dicegah

dengan manajemen menyusui yang optimal. Kecukupan asupan ASI menjamin kecukupan kalori

dan cairan serta menurunkan risiko terjadinya ikterus neonatorum pada bayi. Pemanfaatan sinar

matahari juga umum dilakukan masyarakat untuk mengatasi ikterus neonatorum pada bayi.

Tujuan: Untuk menurunkan risiko terjadinya ikterus neonatorum di Yogyakarta. Mengetahui

insiden ikterus neonatorum pada bayi yang disusui, mengetahui pengaruh kecukupan asupan

ASI, inisiasi menyusu dini, pemberian susu formula, pendidikan kesehatan, pemantauan petugas

kesehatan dan pemanfaatan sinar matahari terhadap risiko kejadian ikterus neonatorum.

Mengetahui permasalahan dan hambatan dalam menyusui untuk pencegahan risiko terjadinya

ikterus neonatorum. METODE: Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan

rancangan prospektif kohort. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.

Pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Besar sampel 115 pasangan ibu-bayi

yang sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan

lembar monitoring, check list, dan kuesioner. Data kualitatif didapat dari wawancara 9

responden. Uji hipotesis menggunakan chi-square dengan p < 0,05 dan Confidence Interval 95%.

Analisis data menggunakan univariabel, bivariabel, stratifikasi, multivariabel, dan analisis

kualitatif. Hasil Penelitian: Terdapat perbedaan proporsi kejadian risiko terjadinya ikterus

neonatorum antara bayi yang mendapatkan kecukupan ASI baik dengan bayi yang mendapatkan

kecukupan asupan ASI kurang. Bayi yang mendapatkan kecukupan asupan ASI kurang
mempunyai peluang 3,0 kali lebih besar untuk terjadi ikterus neonatorum dibandingkan dengan

bayi yang mendapatkan kecukupan ASI baik. Hasil analisis regresi binomial menunjukkan

kecukupan asupan ASI, inisiasi menyusu dini dan pemanfaatan sinar matahari berhubungan

bermakna dengan risiko terjadinya ikterus neonatorum. Masalah dan hambatan menyusui berasal

dari ibu dan bayi. Ibu masih mempunyai pengetahuan yang kurang tentang pencegahan dan

bahaya dari ikterus neonatorum. Kesimpulan: Bayi yang mendapatkan kecukupan asupan ASI

kurang mempunyai risiko lebih tinggi untuk terjadi ikterus neonatorum dibandingkan bayi yang

mendapat kecukupan asupan ASI baik.

Vous aimerez peut-être aussi