Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Y
DENGAN ASMA BRONKIAL
I. Identitas Pasien
Nama : An. Y
Usia : 7 th
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Candi Mendut No.48, Malang
No. Reg : 123-45-67-8
Diagnosa medis : Asma Bronkial
Tanggal MRS : 25 Oktober 2016
Jam MRS : 09.00 WIB
Tanggal pengkajian : 25 Oktober 22016
Jam pengkajian : 09.10 WIB
Time
Sesak nafas muncul 30 menit yang lalu, kemudian klien segera dibawa oleh
ibunya ke IRD RS Malang.
1
III. Data Obyektif
Airway
Pasien menjawab pertanyaan perawat dengan suara terengah-engah karena sesak
nafas yang dialaminya, suara batuk pasien berbunyi grok-grok, serta adanya otot-
otot bantu pernafasan.
Breathing
RR: 42 x/min, terdapat retraksi intercostae dan supraklavikula, serta terdengar suara
wheezing saat fase ekspirasi, dan ada pernafasan cuping hidung.
Circulation
Nadi: 126 x/min, regular, TD: 100/60 mmHg, terdapat sianosis disekitar bibir, akral
teraba dingin, CRT: 2 detik, T: 37,2oC
Disability
Kesadaran kualitatif : kompos mentis
Kesadaran kuantitatif: GCS 456
Head to toe
Keadaan umum
Pasien duduk di kursi dengan posisi agak membungkuk dan sambil memegangi
dadanya, pasien tampak kesulitan bernafas dan gelisah.
Kepala dan wajah
- Kepala
Bentuk kepala simetris dan fungsi kepala normal.
- Mata
Fungsi penglihatan normal, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
- Telinga
Bentuk simetris dan fungsi pendengaran baik.
- Hidung
Terdapat sekret kental kekuningan, dan tampak adanya pernafasan cuping
hidung.
- Mulut
Mukosa bibir kering dan ada sianosis.
- Leher
Ada penggunaan otot supraklavikula saat pasien bernafas.
Dada
Pergerakan dinding dada simetris, pernafasan cepat, terdapat retraksi intercostae
dan supraklavikula, diameter anteroposterior 1:2, RR: 42 x/min, dan terdengar
wheezing saat ekspirasi di kedua lapang paru, Ronkhi (+).
Perut dan pinggang
Abdomen bentuk simetris, dan tidak ada kelainan fungsi abdomen dan pinggang.
Pelvis dan perineum
Tidak ada kelainan bentuk dan gangguan fungsi.
Ekstremitas
Nadi radialis 126 x/min, akral teraba dingin dan lembap, diaphoresis, CRT: 2 sec.
V. Therapi
Metilpredisolon 260 mg IV (4 mg/kg BB)
Nebulizer; Ventolin : NS 0,9% = 1:2 (dapat diulang ketika masih ada wheezing)
Tgl/Jam
No Tindakan Resusitasi Keterangan
25 Okt 16
1 09.05 Pemberian Nebulizer; Ventolin : NS= 1:2 Nadi: 126 x/min
Pasang monitor TTV & Pulse oksimetri RR: 42 x/min
Pemberian Prednisolon 250 mg IV TD: 100/60 mmHg
SaO2: 90%
2 09.20 Pemeriksaan ulang suara nafas dan Wheezing berkurang
respon pasien Sesak masih ada, namun sudah
Monitor hasil pemeriksaan vital sign berkurang
TD: 90/60 mmHg
RR: 36 x/min
Nadi: 112 x/min
SaO2: 93%
3 09.22 Pemberian Nebulizer; Ventolin : NS= 1:2
4 09.50 Evaluasi ulang respon pasien dan suara Pasien mengatakan sesaknya
nafas sudah berkurang
Wheezing minimal di kedua
lapang paru
RR: 28 x/min
Nadi: 102 x/min
TD: 90/60 mmHg
SaO2: 96%
3
Pasien mengatakan bahwa
tenggorokannya terasa sakit
dan kering.
5 09.51 Pemberian O2 via nasal canula
Edukasi untuk pasien
4
Pemeriksaan Ro
Thoraks: Hyperlucent
SaO2 ) bronkus
RR: 42 x/min
Bronkospasme
Diaphoresis
Akral teraba dingin dan
Ventilasi terganggu (Hipoventilasi)
lembap
Hiperkapnea dan Hipoksemia
Asidosis respiratori akut
Gangguan Pertukaran Gas
5
batuknya yang grok-
grok
DO:
Wheezing (+) saat
ekspirasi di kedua
lapang paru
Ronkhi (+)
Tampak sekret kental
kekuningan di bagian
hidung
Dispnea (+)
Batuk klien tidak efektif
(terdengar bunyi grok-
grok)
Klien tampak gelisah.
6
IX. Rencana Asuhan Keperawatan
No Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Ketidakefektifan bersihan Setelah dilakukan perawatan selama NIC: Airway Management NIC: Airway Management
jalan nafas berhubungan 3x24 jam, penumpukan mukus klien 1. Posisikan klien untuk 1. Memastikan klien mendapatkan
dengan hipersekresi dapat berkurang dengan kriteria hasil: memaksimalkan ventilasi (posisi O2 yang cukup pada lingkungan
NOC :
mukus (mukus yang semifowler) yang optimal
Respiratory Status: airway patency
2. Berikan fisioterapi dada 2. Melatih klien cara-cara untuk
berlebihan) Indikator 1 2 3 4 5 3. Berikan tindakan nebulizer mengeliminasi jumlah mukus
RR 4. Auskultasi bunyi nafas, dan catat
yang berlebihan pada jalan nafas
Adventitious area mana yang mengalami 3. Membersikan jalan nafas agar
breath sound penurunan atau tidak adanya tidak terganggu dengan cara
Accumulation of ventilasi maupun adanya suara mengencerkan mukus/ sekret
sputum tambahan yang menumpuk
Accessory 5. Monitor status pernafasan dan 4. Mengidentifikai adanya gangguan
muscle use oksigenasi klien pernafasan
Coughing 6. Dukung klien untuk melakukan 5. Mengevaluasi fungsi pernafasan
Ability to clear teknik nafas dalam secara perlahan, dan kadar O2 klien secara optimal
secretion dan ajarkan cara batuk efektif. 6. Mengoptimalkan pengeluaran
Gasping mukus yang berlebihan dari jalan
NIC: Respiratory Monitoring
Nasal flare 1. Monitor RR, ritme, kedalaman, dan nafas klien
upaya untuk bernafas NIC: Respiratory Monitoring
2. Catat adanya batuk (onset, 1. Mengidentifikasi tanda gejala
karakteristik, dan lamanya batuk) yang dapat memperburuk kondisi
Keterangan: 3. Monitor suara nafas klien (adanya
1: Severe deviation from normal range. asma
2: Substantial deviation from normal wheezing saat ekspirasi) 2. Evaluasi keparahan batuk
4. Monitor adanya sekresi pada saluran 3. Memantau adanya suara
7
range. nafas klien tambahan saat bernafas
3: Moderate deviation from normal 5. Fasilitasi klien untuk mendapatkan 4. Mengidentifikasi kebersihan
range. terapi nebulizer sesuai indikasi saluran nafas klien
4: Mild deviation from normal range. 5. Membantu mengencerkan mukus
5: No deviation from normal range.
yang menghambat sistem
pernafasan.
2. Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC: Terapi Oksigen NIC: Terapi Oksigen
nafas berhubungan selama 3X24 jam, diharapkan pola nafas 1. Siapkan peralatan O2 dan berikan 1. Menyiapkan peralatan
dengan hiperventilasi klien dapat membaik dengan kriteria melalui sistem humidifier pemberian O2 kepada klien
hasil: 2. Monitor aliran O2 sesuai indikasi
NOC :
3. Monitor posisi perangkat (alat) 2. Memastikan kepatenan aliran O2
Respiratory status: Ventilation
pemberian O2 3. Memastikan kepatenan posisi
Indikator 1 2 3 4 5
Chest retraction 4. Periksa perangkat pemberian O2 perangkat pemberian O2
Pursed lip breathing secara berkala 4. Memastikan bahwa pemberian
RR
Accessory muscle 5. Lakukan penggantian masker O2/ konsentrasi O2 sedang
use kanul nasal setiap kali perangkat berlangsung
Impaired expiration diganti 5. Mencegah terjadinya iritasi pada
Distorted voice
6. Pantau adanya tanda-tanda kulit akibat penggunaan masker
sound on
keracunan O2 dan kejadian yang sama
auscultation
Depth of inspiration atelektasis 6. Mengetahui tanda gejala akibat
Chest x-ray findings 7. Monitor peralatan O2 scara berkala pemberian O2 yang berlebih
individual 4. Identifikasi faktor pemicu asma dan pasien karena asma yang
Maintains access to reaksi klien saat asma kambuh kambuh
medication 5. Auskultasi suara paru setelah 3. Mengidentifikasi adanya
Uses inhalers and
dilakukan penanganan terhadap gangguan pola nafas
nebulizers correctly
Self-manages asma 4. Menghindari faktor yang dapat
10
Arterial pH CRT pernafasan
Cyanosis 4. Monitor usaha klien untuk bernafas 5. Optimalisasi fungsi sistem
Ventilation pernafasan
(RR, P, penggunaan otot bantu
perfusion 6. Posisi semi fowler merupakan
pernafasan, diaphoresis)
balance 5. Pertahankan bersihan jalan nafas posisi yang efektif untuk
Keterangan: 6. Posisikan klien semi fowler optimalisasi ventilasi-perfusi
7. Kolaborasi pemeriksaan gas darah,
1: Severe deviation from normal range. 7. Mengevaluasi adanya
2: Substantial deviation from normal serta monitor perubahan kadar perubahan (peningkatan atau
range. AGD setiap waktunya penurunan) gas darah yang
3: Moderate deviation from normal 8. Instruksikan klien untuk beristirahat
dapat mengganggu fungsi
range. secara efektif.
4: Mild deviation from normal range. sistem pernafasan
5: No deviation from normal range. 8. Memulihkan kondisi klien
dengan istirahat yang cukup.
X. Pelaksanaan dan Evaluasi
Tanggal & Jam
No. Diagnosa Keperawatan Implementasi Respon Pasien dan Evaluasi Tindakan
Pelaksanaan
1. 27 Oktober Ketidakefektifan bersihan jalan nafas 1. Mengajarkan cara batuk efektif kepada S: Klien merasa lega setelah melakukan
2016 berhubungan dengan hipersekresi klien untuk mengeluarkan dahaknya tindakan batuk efektif
2. Mengauskultasi bunyi nafas, dan O:
mukus
09.00 WIB Ronkhi minimal,
mencatat area mana yang terdapat Batuk klien tidak berbunyi grok-grok,
suara tambahan (Ronkhi +) Sekret kental di bagian hidung
3. Melakukan tindakan nebulizer (Ventolin: berkurang.
NS = 1:2) A: Masalah teratasi sebagian
P:
Melanjutkan tindakan batuk efektif,
Memberikan nebulizer lanjutan (6-8
jam kemudian)
11
2. 27 Oktober Ketidakefektifan pola nafas berhubungan 1. Menyiapkan peralatan oksigen S: Sesak klien berkurang
O:
2016 dengan hiperventilasi 2. Menghitung kebutuhan Oksigen klien RR: 25 x/min,
(MV= RR x TV) Pernafasan cuping hidung (-),
10.00 WIB
Pasien tidak lagi memegangi
3. Memberikan terapi oksigen
dadanya,
Wheezing (+)
A: Masalah teratasi sebagian
P:
Memonitor tindakan pemberian
oksigen secara berkala, dan
Membuat jadwal pemberian oksigen
pada pasien.
12