Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB V
Nasional dan saat itu dipimpin oleh Drs. La Ode Hidali, yang secara struktural
oleh Drs. La Ora, M.Pd. Kemudian pada tahun 2004 Sampai tahun 2006 Dinas
Pendidikan Nasional di pimpin oleh Drs. La Ode Alimuddin B., M.Si. Tahun
2006 sampai tahun 2009 Dinas Pendidikan Nasional dipimpin oleh Drs.
60
Safiuddin. Pada masa ini Struktur Bagian Tata Usaha berubah nama menjadi
1. Sekretaris
3. BidangTeknis
4. Bidang Dikluseporabud
Pada tahun 2010 Dinas Pendidikan Nasional berubah lagi nama menjadi
Dinas Pendidikan yang saat itu Kepala Dinas dijabat oleh Hayadi,S.Pd.,
1. Sekretaris
3. BidangPembinaanSekolahDasar
5. BidangKebudayaan
6. BidangPembinaanKetenagaan
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dahulu waktu zaman orde baru juga
disebut dengan nama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan atau yang biasa
nama. Namun kemungkinan hal ini terjadi karena segala kebijakan Dinas
tersebut selalu berimbas pada maslah administrasi kebijakan yang ada di Dinas
Hal ini dilakukan agar Belanda tidak mengetahui bahwa para cendekia Indonesia
telah melakukan proses pendidikan yang mana hal ini sangat dibenci oleh
Saat itu warga Indonesia tetap semangat belajar meskipun dngan cara
mengajarkan rakyat Indonesia agar dapat membaca dan menulis. Pada saat itu
ditandai dengan munculnya perkumpulan Tiga Serangkai yang terdiri diri para
cendekiawan Indonesia.
Hasil kerja keras tokoh Tiga Serangkai ini pada tahun 1980 berhasil
mendirikan sekolah yang diberi nama Stovia yang kemudian menjadi tonggak
semakin banyak yang pandai baca tulis sehingga saat itu bangsa Indonesia
semakin banyak yang cerdas, sehingga pada tahun 1928 tepatnya pada tanggal 28
Indonesia. Sejak lahirnya Sumpah Pemuda ini bangsa Indonesia tidak lagi
1945, pada saat yang sama pula berdirilah Dinas Pendidikan yang saat itu
Nasional selanjutnya terjadi pada era tahun 1981. Hal ini ditandai dengan
pada pemerintah daerah. Saat itu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dipelopori
No. 11 tahun 1989 yang berisi tentang penyerahan sebagian urusan pemerintah di
tahun 1990 pemerintah mengeluarkan Perda No. 3 Tahun 1990 yang didalamnya
membahas tentang dibentuknya dinas dan juga cabang Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan, yang tidak lama kemudian disusul dengan kebijakan pada tahun
1. Visi
2. Misi
yang kondusif
SLTA
Pada bagian ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan yang
diperoleh dari penyebaran angket kepada responden sebagai sumber data utama
dalam penelitian ini, selain upaya perolehan data melalui observasi, wawancara
dan studi pustaka untuk melengkapi data utama. Angket terdiri dari 34 butir
mengolah dan menganalisis data pada penelitian ini adalah analisis deskriptif dan
22;
30,99%
Pria
Wanita
49;
69,01%
kelamin dapat dilihat paling banyak responden adalah pria, yaitu sebanyak
49 orang atau sebesar 69,01% dari total responden. Meihat hal tersebut
Kebudayaan Kabupaten Muna adalah laki laki hal tersebut tidak lepas
11; 7;
15,49% 9,86%
21;
29,58%
> 18 - 25 tahun
> 25 - 35 tahun
32; > 35 - 45 tahun
45,07% > 45 tahun
responden dimana hasil analisis data dapat diketahui bahwa dari usia,
berada pada masa usia produkti sumber daya manusia dalam organisasi
8;
11,27%
63; Menikah
88,73%
Belum Menikah
4;
5,63%
67; PNS
94,37% Honorer
11; 1;
15,28% 1,39% 14;
19,44%
1;
1,39%
SLTP
SLTA
D-3
45; Sarjana
62,50% Magister
pendidikan tinggi dimana dalam tingkat penididkan seperti ini pola pikir
diketahui bagaimana kondisi setiap indikator variabel yang sedang diteliti. Agar
berdasarkan rentang skor maksimum dan skor minimum dibagi jumlah kategori
maka skor maksimum yang mungkin diperoleh adalah 5 dan skor minimum yang
mungkin diperoleh adalah 1. Apabila dibagi menjadi lima kategori, maka rentang
skor setiap kategori adalah sebesar 0,8 sehingga interval setiap kategori dapat
Tabel 5.1
Interval Penafsiran Rata-Rata Skor Tanggapan Responden
No Interval Kategori
1 1,0 1,8 Sangat Buruk/ Sangat Rendah/Tidak Pernah
2 1,81 2,6 Tidak Baik/Rendah/Jarang
3 2,61 3,4 Kurang/Kadang-Kadang
4 3,41 4,2 Baik/Tinggi/Sering
5 4,21 5,0 Sangat Baik/Sangat Tinggi/Selalu
Sumber : Sugiyono (2004)
Kecerdasan Intelektual (X1) nilai rerata jawaban responden atas indikator variabel
intelektual adalah kemampuan verbal sebesar 3,65, hal ini menunjukkan bahwa
pimpinan saat ini memiliki pemahaman dan nalar dibidang bentuk yang baik
tepat.
sebesar 3,65 hal ini menjelaskan bahwa mayoritas reponden beranggapan bahwa
kemampuan verbal pimpinan masih dalam kategori cukup baik namun masih lebih
masih kurang jelas, sehingga kemampuan verbal pimpinan dianggap masih lebih
rendanh dari kemampuan figur dan kemampuan numerik yang dimilki pimpinan
saat ini.
Rata-
Ndicator item SS (5) S (4) N (3) TS (2) STS (1) Jumlah Rata
pernyataan F % F % F % F % F % Sampel Skor
Pengenalan X2.1.1 13 18% 14 20% 41 58% 3 4% 0 0% 71 3.52
Diri (X2.1) X2.1.2 9 13% 43 61% 15 21% 4 6% 0 0% 71 3.80
X2.1.3 44 62% 19 27% 6 8% 2 3% 0 0% 71 4.48
Rerata Skor Jawaban Indikator Pengenalan Diri ( X2.1) 3.93
Pengendalian X2.2.1 16 23% 37 52% 16 23% 2 3% 0 0% 71 3.94
Diri (X2.2) X2.2.2 11 15% 42 59% 18 25% 0 0% 0 0% 71 3.90
X2.2.3 49 69% 13 18% 7 10% 2 3% 0 0% 71 4.54
X2.2.4 44 62% 20 28% 5 7% 2 3% 0 0% 71 4.49
X2.2.5 6 8% 40 56% 24 34% 1 1% 0 0% 71 3.72
Rerata Skor Jawaban Indikator Pengendalian Diri ( X2.2) 4.12
Motivasi
(X2.3) X2.3.1 8 11% 54 76% 8 11% 1 1% 0 0% 71 3.97
X2.3.2 14 20% 45 63% 8 11% 4 6% 0 0% 71 3.97
X2.3.3 4 6% 46 65% 19 27% 2 3% 0 0% 71 3.73
X2.3.4 8 11% 49 69% 13 18% 1 1% 0 0% 71 3.90
Rerata Skor Jawaban Indikator Motivasi
(X2.3) 3.89
Empati
(X2.4) X2.4.1 10 14% 12 17% 47 66% 2 3% 0 0% 71 3.42
X2.4.2 5 7% 44 62% 22 31% 0 0% 0 0% 71 3.76
X2.4.3 3 4% 40 56% 28 39% 0 0% 0 0% 71 3.65
Rerata Skor Jawaban Indikator Empati
(X2.4) 3.61
Keterampilan X2.5.1 4 6% 20 28% 42 59% 5 7% 0 0% 71 3.32
Sosial (X2.5) X2.5.2 7 10% 12 17% 44 62% 8 11% 0 0% 71 3.25
X2.5.3 3 4% 53 75% 11 15% 4 6% 0 0% 71 3.77
Rerata Skor Jawaban Indikator Keterampilan Sosial
(X2.5) 3.45
Rerata Indikator Variabel Kecerdasan
Emosional 3.80
emosional dengan nila rerata jawaban responden setiap indikator adalah 3,80. Hal
emosional dalam kategori baik. Dimana hal tersebut ditunjukkan melalui cara
perasaan emosi dengan baik meskipun memiliki sifat percaya diri yang cukup
tinggi.
pengendalian diri dengan skor rata-rata sebesar 4,12 sedangkan indikator yang
sebesar 3,45. Hal ini menggambarkan bahwa pimpinan pada dinas Pendidikan dan
dalam bertindak serta mampunyai jiwa inovasi namum pimpinan dianggap kurang
pegawai dan pimpinan sehingga masih banyak pegawai Dinas Pendidikan dan
kegiatan organisasi.
pengambilan keputusan secara intuisi dengan nila rerata jawaban responden setiap
indikator adalah 3,72, hal ini menggambarkan bahwa mayoritas responden merasa
setuju bahwa pimpinan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Muna
memiliki sudah tepat dalam pengambilan keputusan yang dilakukan secara intuisi.
sampai ada memilih alternative dan melakukan evaluasi terhadap setiap keputusan
yang diambil.
dari sebuah pengambilan keputusan yang dikeluarkan. Namun disi lain berdasarka
Agar estimasi dari koefisien regresi tidak bias, sebelum melakukan proses
Hasil uji asumsi analisis Regresi Linear Berganda pada penelitian ini
sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Model regresi yang baik adalah mempunyai distribusi data normal atau
dan Kolmogorov Smirnov Z dengan criteria apabila nilai Asymp. Sig (2-tailed)
lebih besar dari nilai = 0,05. Hasil uji metode grafik dengan melihat
keputusan jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
Pada Gambar 5.6 terlihat titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta
sebesar 0,681 sedangkan nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,743. Hasil
berdistribusi normal karena nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari nilai
= 0,05.
2. Uji Multikolinieritas
Variance Inflation Factor (VIF) dan toleransi. Kriteria suatu model regresi
yang bebas dari multikolinearitas apabila mempunyai nilai VIF tidak boleh
besaran nilai toleransi lebih dari cut of point 10 (Imam Ghozali. 2010). Hasil
pengujian multikolinearitas pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Pada Tabel 5.5. menunjukkan hasil Variance Inflation Factor (VIF) dan
nilai toleransi dari seluruh variabel bebas dengan cut of point 5. Dapat
3. Uji Heteroskedastisitas
Hasil uji koefisien korelasi Rank Spearman yang mengkorelasikan antara nilai
absolute residual dengan setiap variabel bebas. Hasil uji pada Lampiran 4
dari = 0.05 yang berarti model analisis regresi linear berganda yang
4. Uji Linieritas
79
bebas dengan variabel terikat adalah merupakan fungsi linier atau tidak. Uji
asumsi linieritas, yaitu bahwa hubungan antar variabel bebas pada variabel
software SPSS, Hasilnya disajikan pada Hasil olahan data primer dengan
model dikatakan linear jika model linear signifikan atau bila seluruh model
hipotesis, yakni hubungan antara variabel bebas dalam model analisis regresi
Emosional Keputusan
Sumber: Data primer diolah SPSS, Tahun 2017
keputusan dapat dikatakan linear karena tingkat signifikansinya lebih kecil dari
5% (p < 0,05). Hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa semua pengaruh antara
variabel yang terdapat dalam model adalah linear, sehingga asumsi linearitas pada
menjawab permasalahan dan hipotesis yang diajukkan dalam penelitian ini yaitu
keputusan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Muna baik secara
simultan maupun parsial dilakukan dengan analisis regresi linear berganda. Hasil
Standardized
Pengaruh antar variabel t-value Sig. t
Coefficient (Beta)
Kecerdasan Intelektual
0.408 4.583 0.000
Pengabilan Keputusan
Kecerdasan Emosional
0.477 5.351 0.000
Pengabilan Keputusan
R = 0.754 Constant = 0,470
R-Square = 0.569 F-value = 44.847
SEE = 0.314 Sig. F = 0.000 n = 71
81
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda pada tabel 5.8 diperoleh
adalah kuat karena nilainya berada di atas 0.50 (50%). Selanjutnya nilai koefisien
dan Kebudayaan Kabupaten Muna dapat di jelaskan oleh model sebesar 56,90%
dan sisanya 43,10% dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian ini.
Dapat disimpulkan bahwa dari nilai koefisien determinasi (R2) model penelitian
ini memiliki akurasi atau ketepatan model yang cukup baik. Selanjutnya hasil uji
F diperoleh nilai yang signifikansi atau probabilitas = 0.000 > = 0,05 pada
Muna.
Muna. Hasil analisis pengujian nilai koefisien jalur, titik kritis (t-statistik) dan p-
Hasil pengujian pada Gambar 5.7 di bawah diperoleh bahwa baik secara
berikut:
keputusan dapat dibuktikan dengan nilai estimate koefisien jalur sebesar 0.408
dengan arah positif. Koefisien jalur bertanda positif memiliki arti pengaruh antara
dapat pula dibuktikan dengan nilai signifingkasi (p-value) sebesar 0,000 < =
keputusan dapat dibuktikan dengan nilai estimate koefisien jalur sebesar 0.77
dengan arah positif. Koefisien jalur bertanda positif memiliki arti pengaruh antara
dapat pula dibuktikan dengan nilai signifingkasi (p-value) sebesar 0,000 < =
Muna, sehingga hipotesis kedua yang diajukkan dalam penelitian ini dapat
(p-value) = 0,000 < = 0,05. Hasil ini menunjukkan kecerdasan intelektual dan
model sebesar 56,90% dan sisanya 43,10% dapat dijelaskan oleh variabel lain di
luar model penelitian ini. Dapat disimpulkan bahwa dari nilai koefisien
determinasi (R2) model penelitian ini memiliki akurasi atau ketepatan model yang
cukup baik. Akhirnya hasil penelitian ini juga dapat membuktikan bahwa dari
sarjana dan memiliki pengalaman kerja yang sudah cukup lama karena mayoritas
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Robins dan Judge (2008: 57)
IQ masih merupakan hal yang penting dalam kesuksesan kerja. Tulisan mengenai
seseorang memiliki skor kecerdasan intelektual yang tinggi maka ia akan dapat
keputusan manajemen.
rasio seseorang. Dengan demikian, hal ini berkaitan dengan keterampilan bicara,
87
kecerdasan akan ruang, kesadaran akan sesuatu yang tampak, dan penguasaan
informasi objektif, yang diberikan oleh bawahannya yang terlibat dalam proses
berfikir, bekerja serta data data yang diberikan, untuk dianalisis agar
keputusan yang diambil oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
keputusan intuisi hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain
sering diabaikan. Oleh karena itu seoarang pimpinan harus benar benar
mengambil sebuah keputusan secara intusi seoarang pimpinan harus benar benar
diputuskan secara satu pihak ini dapat meminimalisir ketidak puasan dari seluruh
emosional yang tinggi akan mengambil keputusan dan melakukan tindakan yang
tepat saat situasi kritis dan mendesak (Emma, dalam Jurnal Psikologi, 2008).
Menurut Dorothy dan Finkelor (2004) apabila seseorang tidak dapat mengelola
diambil.
yang efektif dan dapat dijalankan oleh seluruh golongan di dalam organisasi.
kecerdasan emosional yang baik sehingga setiap keputusan yang dihasilkan dapat
efektif dan dapat diterima oleh seluruh pihak karena dengan kecerdasan emosional
yang baik seorang pimpinan memiliki kemampuan untuk mengenali perasaan diri
sendiri dan perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, serta mengelola emosi
90
dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.Dengan
dengan bijak dan efektif dan mampu dijalankan oleh seluruh individu dalam
Intuisi
menemukan orang yang tepat dalam organisasi bukanlah hal yang mudah, karena
yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan bukan hanya orang yang memilki tingkat
intelektual yang tinggi, tetapi ada faktor - faktor psikologis yang mendasari
91
Dari beberapa pendapat tersebut dikaitkan dengan hasil penelitian ini maka
dapat dikatakan bahwa keputusan yang baik ialah keputusan yang memenuhi
berbagai persyaratan. Dan keputusan yang diambil hanya akan ada artinya dalam
pelaksana yang memilki dedikasi, pengetahuan yang luas dan keterampilan yang
baik dalam artian memiliki kecerdasan intelektual yang baik serta kemampuan
dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan
Dalam penelitian ini, sudah barang tentu ada beberapa keterbatasan ketika