Vous êtes sur la page 1sur 68

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KEBUTUHAN GIZI

MASA NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS


KATOBU RAHA KABUPATEN MUNA
PERIODE JANUARI S.D JULI 2016

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Pendidikan


di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

Oleh :

DESI
2013 IB 0006

YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE


AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2016
RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI :

Nama : Desi

NIM : Psw.B. 2013.IB.0006

Tempat / Tanggal Lahir : Pulau Tobea Besar / 27 April 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Suku / Bangsa : Muna / Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Desa Lakarama, Kec. Towea

II. PENDIDIKAN

A. SD : SD Negeri 2 Napabalono 2001 2007

B. SMP : SMP Negeri 3 Napabalono 2007 2009

C. SMA : SMA Madrasa Aliya Negeri Kota Baru Raha 2010 2012

D. Sejak tahun 2013 mengikuti Pendidikan Diploma III Akademi Kebidanan

Paramata Raha Kabupaten Muna dan Insya Allah akan menyelesaikannya

tahun 2016
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

limpahan berkat, hidayat dan karunia serta anugerah-Nya sehingga Karya Tulis

Ilmiah (KTI) dengan judul Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas tentang Kebutuhan

Gizi Masa Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Periode Januari Juli Tahun

2016 dapat terselesaikan.

Penghargaan yang tinggi dan ucapan terima kasih yang tiada henti ingin penulis

haturkan kepada Ibu Asmaidah, SST selaku Pembimbing I dan Bapak Samudra

Taufuk, S.Gz selaku pembimbing II atas segala bimbingan, waktu, motivasi,

dukungan moral maupun materil serta nasehat yang tidak ternilai harganya bagi

penulis.

Dalam Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai

pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendehan hati

perkenankan penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Bapak La Ode Muhlisi, A.Kep., M.Kes selaku ketua Yayasan Pendidikan Sowite

Kabupaten Muna
2. Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan

Paramata Raha, sekaligus penguji Karya Tulis Ilmiah

3. Wa Ode Siti Asma, SST, M.Kes selaku pudir 1 Akademi Kebidanan Paramata

Raha

4. Seluruh jajaran Dosen dan para Staf Akademi Kebidanan Paramata Raha yang

telah memberikan petunjuk dan bimbingan selama mengikuti pendidikan dan

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Kepala Kesbang dan Kepala Dinas kesehatan Kabupaten Muna yang telah

membantu memberikan izin serta kesempatan kepada peneliti untuk melakukan

penelitian ini.

6. Kepala Puskesmas Katobu yang telah banyak membantu penulis dalam

pemberian informasi untuk penyusunan karya tulis ilmiah ini.

7. Seluruh Petugas Puskesmas Katobu khususnya petugas Ruang KIA/KB yang

bersedia bekerja sama dengan penulis selama melaksanakan penelitian.

8. Orang tua tercinta Ayahanda La Dolo dan Ibunda Sukaena, saudara-saudariku

Deli, Dodi, dan adik tercinta Dina dan Dita serta Bibi Rina yang telah

memberikan segala dukungan baik moral maupun materil, doa, pengorbanan,

ketulusan, pengertian serta cinta kasih yang tidak pernah berhenti kepada penulis

selama mengikuti pendidikan hingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat penulis

selesaikan.

9. Teman-teman seangkatan khususnya kelas A yang namanya tidak dapat saya

sebutkan satu persatu, terima kasih atas semangat yang kalian berikan dan
sahabat-sahabatku terutama kepada, Mira, Ici, Fatkhi, Erna, Eda, Fifi, Hikma,

Mariani, Piana, Waliati dan Rasni atas persahabatan yang tulus selama ini, terima

kasih telah memberi warna, bantuan dan arti pertemanan serta kesan yang sudah

kalian berikan selama tiga tahun ini.

10. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu, tegur, sapa dan saran demi perbaikan dan

kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini senan tiasa dan akan penulis terima dengan

senang hati. Sebagai Akhir, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak.

Wassalamu `alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Raha, Juli 2016

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................. i


Lembar Persetujuan .......................................................................................... ii
Lembar Pengesahan ......................................................................................... iii
Riwayat Hidup ................................................................................................. iv
Kata pengantar ................................................................................................ v
Daftar Isi .......................................................................................................... viii
Daftar Tabel ..................................................................................................... x
Pernyataan ........................................................................................................ xi
Daftar Lampiran .............................................................................................. xii
Intisari .......................................................................................................... xiii
Bab I Pendahuluan .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4
1. Tujuan Umum ....................................................................... 4
2. Tujuan Khusus ...................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5
Bab II Tinjauan Pustaka ........................................................................... 7
A. Telaah Pustaka 7
1. Masa Nifas.. 7
2. Gizi Masa Nifas 11
3. Pengetahuan .. 18
B. Landasan Teori. 24
C. Kerangka Konsep ... 26
D. Pertanyaan Penelitian 27
Bab III Metode Penelitian .......................................................................... 28
A. Jenis dan Rancangan Penelitan .................................................. 28
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 28
C. Subjek Penelitian ...................................................................... 29
D. Variabel Penelitian ..................................................................... 29
E. Instrumen Penelitian ................................................................... 29
F. Tekhnik Pengumpulan Data ....................................................... 30
G. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data ............................... 30
1. Pengolahan Data .................................................................. 30
2. Analisis Data ........................................................................ 30
H. Definisi Operasional .................................................................. 32
I. Jalannya Penelitian .... 32
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................... 34
A. Hasil Penelitian ........................................................................... 34
B. Pembahasan ................................................................................ 39
Bab V Kesimpulan dan Saran....................................................................... 45
A. Kesimpulan ................................................................................. 45
B. Saran ........................................................................................... 45
Daftar Pustaka ................................................................................................ 46

Lampiran Lampiran
DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif.................................... 31


Tabel 2 : Distribusi Responden Menurut Golongan Pendidikan Ibu
Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Periode Januari-
Juli Tahun 2016............................................................................... 35
Tabel 3 : Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Berdasarkan
Tingkat Tahu Ibu Nifas tentang Gizi masa Nifas di Wilayah
Kerja Puskesmas Katobu Periode Januari-Juli
Tahun 2016............................................................. 36

Tabel 4 : Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Berdasarkan


Tingkat Paham Ibu NIfas tentang Gizi masa Nifas di Wilayah
Kerja Puskesmas Katobu Periode Januari Juli Tahun
2016..................................................................................... 37
Tabel 5 : Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Berdasarkan
Tingkat Aplikasi Ibu Nifas tentang Gizi masa Nifas di
Wilayah Puskesmas Katobu Periode Januari-Juli
Tahun 2016.................................................................................... 37
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi, disepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah dan tulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Raha, Juli 2016

Desi
Daftar Lampiran
Lampiaran 1 : Surat Ijin Penelitian
Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 3 : Master Tabel Hasil Penelitian
Lampiran 4 : Surat Telah Melakukan Penelitian
INTISARI
Desi (Psw.2013.IB.006) Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas tentang Kebutuhan
Gizi Mass Nifas di Wilayah Puskesmas Katobu Periode Januari Juli tahun
2016. Di bawah bimbingan Asmaidah dan Samudra Taufik
Latar Belakang: Menurut WHO sebagian besar (80%) penyebab kamatian utama ibu
terkait kehamilan, persalinan dan nifas (Direct Obstetric Death) dan selebihnya (20%)
tidak langsung (Direct Abstetric Death). Penyebab kematian ibu cukup kompleks,
dapat di golongkan atas faktor-faktor reproduksi, kompleks obstetrik, pelayanan
kesehatan dan sosial-ekonomi. Penyebab komplikasi obstetrik langsung kematian ibu
adalah perdarahan (40%), eklampsia (20%), infeksi (7%) dan lain-lain (33%). Data
ibu nifas yang diperoleh dari Puskesmas Katobu Raha Kabupaten Muna ibu yang
sedang dalam masa nifas pada tahun 2015 periode bulan Januari sampai Desember
sebanyak 610 ibu dan pada tahun 2016 periode bulan Januari sampai Juni sebanyak
340 ibu.
Metode Penelitian: penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan tekhnik
pengambilan sampling secara Accidental
Hasil Penelitian: Berdasarkan Hasil Penelitian, peneliti mendapatkan 30 responden,
pendidikan ibu nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu yaitu tingkat SD sebesar
(0%), SMP sebanyak 1 orang (3%), SMA sebanyak 22 orang (73%), dan perguruan
tinggi sebanyak 7 orang(24%). Tingkat Tahu Ibu Nifas tentang Gizi Mass Nifas
kategori baik sebanyak 19 orang (63,33%), Cukup sebanyak 7 orang (23,33%),
kurang sebanyak 4 orang (13,33%). Tingkat Paham Ibu Nifas tentang Gizi Mass
Nifas kategori baik sebanyak 17 orang (56,66%), cukup sebanyak 12 orang (40%),
kurang 1 orang (3,33%). Tingkat aplikasi Ibu Nifas tentang Gizi Masa Nifas kategori
baik senyak 15 orang (50%), cukup senyak 12 orang (40%), kurang sebanyak 3 orang
(10%)
Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian dapat di simpulkan. Tingkat tahu ibu nifas
tentang gizi masa nifas kategori baik sebesar (63,33%), Tingkat paham ibu nifas
tentang gizi Masa nifas kategori baik sebesar (56,66%), Tingkat aplikasi ibu nifas
tentang gizi masa nifas kategori baik sebesar (50%)

Kata Kunci: Ibu Nifas, Gizi


Daftar Pustaka :6 (2006 2015)
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa nifas merupakan proses merupakan proses pemulihan rahim dan alat-alat

reproduksi yaitu proses mengecilnnya kembali rahim ke ukuran semula tentu akan

berlangsung secara bertahap, membutuhkan waktu yang berbeda-beda setiap

orangnya, biasanya berlangsung sekitar 40 hari. Ibu di masa nifas memerlukan diet

untuk mempertahankan tubuh terhadpa infeksi,mencegah komplikasi, dan untuk

memulai proses pemberian ASI Esklusif (Bahiyatun, 2009).

Ibu mebutuhkan gizi yang cukup saat nifas. kualitas dan jumlah makanan yang

dikonsumsi ibu sangat berpengaruh pada jumlah asi yang dihasilkan. Menu makanan

yang harus dikonsumsi adalah porsi cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas dan

berlemak, tidak mengandung alkohol, nikotin, serta bahan pengawet dan pewarna.

Kekurangan gizi pada ibu nifas menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu dan

bayinya. Gangguan pada bayi meliputi proses tumbuh kembang anak, bayi mudah

sakit, mudah terkena nfeksi, kekurangan zat-zat esensial menimbulkan gangguan

pada mata ataupun tulang (Bahiyatun, 2009).

Pada masa nifas , makanan yang bergizi dan sesuai porsi akan menyebabkan

ibu dalam keadaan sehat dan segar. Ibu nifas yang Faktor makanan yang bergizi

terutama protein sangat penting di konsumsi ibu nifas karena dapat mempengaruhi

proses penyembuhan karena penggantian jaringan sangat penting untuk membantu

proses pencernaan, kadar vitamin dan air dalam buah juga sangat baik untuk menjaga
kesehatan tubuh dan ibu nifas perlu makanan bergizi dan dan porsi makan perlu

ditingkatkan untuk proses pemenuhan fisik ibu selama nifas dan melawan

infeksi.pemenuhan kebutuhan nutrisi yang baik merupakan salah satu faktor yang

membantu proses penyembuhan luka perineum. Jadi kebiasan berpantang makanan

pada ibu nifas akan kurang menguntungkan bahkan merugikan.

Menurut WHO sebagian besar (80%) penyebab kamatian utama ibu terkait

kehamilan, persalinan dan nifas (Direct Obstetric Death) dan selebihnya (20%) tidak

langsung (Direct Abstetric Death). Penyebab kematian ibu cukup kompleks, dapat di

golongkan atas faktor-faktor reproduksi, kompleks obstetrik, pelayanan kesehatan

dan sosial-ekonomi. Penyebab komplikasi obstetrik langsung kematian ibu adalah

perdarahan (40%), eklampsia (20%), infeksi (7%) dan lain-lain (33%) (Depkes RI,

2012).

Angka kematian ibu di indonesia masih cukup tinggi, pada tahun 2012

mencapai 228 kasus per 100.000 kelahiran hidup, yang mana masih dibawah

pencapaian target tahun 2014 yaitu 118 kasus per 100.000 kelahiran hidup dan

cenderung meningkat dibanding dengan tahun sebelumnya (Pratis dan Kemidah,

2013).

Angka kematian ibu tahun 2012 di Sulawesi Tenggara sebesar 189 per 100.000

kalahiran hidup. Penyebab utama kematian ibu di Sulawesi Tenggara yaitu

perdarahan (55,22%), eklampsia (28,42%), infeksi (11,29%), dan lain-lain (5,06%)>

penyebab kematian tersebut dapat dicegah dengan pemeriksaan kehamilan (Antenatal


Care), persalinan (Intranatal Care), dan nifas (Post Natal Care) yang memadai (Profil

Dinkes Propinsi SULTRA, 2014).

Data ibu nifas yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Muna yaitu

pada tahun 2013 sebanyak 5936, tahun 2014 sebanyak 5674, tahun 2015 sebanyak

4276.

Data ibu nifas yang diperoleh dari Puskesmas Katobu Raha Kabupaten Muna

ibu yang sedang dalam masa nifas pada tahun 2015 periode bulan Januari sampai

Desember sebanyak 610 ibu dan pada tahun 2016 periode bulan Januari sampai Juni

sebanyak 340 ibu.

B. Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang masalah tersebut dan tingginya angka kematian ibu

(AKI) yang salah satunya dikarenakan kurangnya gizi dan pemahaman tentang gizi

seimbang terhadap ibu nifas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Kebutuhan Gizi masa nifas di

Walayah Kerja Puskesmas Katobu Raha Kabupaten Muna Tahun 2016.


C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Kebutuhan Gizi masa

nifas di Walayah Kerja Puskesmas Katobu Raha Kabupaten Muna Tahun

2016.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas berdasarkan tingkat tahu

tentang kebutuhan gizi masa nifas di wilayah kerja Puskesmas Katobu

Raha Kabupaten Muna tahun 2016.

b. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas berdasarkan tingkat paham

tentang kebutuhan gizi masa nifas di wilayah kerja Puskesmas Katobu

Raha Kabupaten Muna tahun 2016.

c. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas berdasarkan tingkat aplikasi

tentang kebutuhan gizi masa nifas di wilayah kerja Puskesmas Katobu

Raha Kabupaten Muna tahun 2016.


D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep atau teori yang

menyokong perkembangan ilmu pengetahuan khusus serta sebagai referensi bagi

peneliti selanjutnya dan sumbangan pengembangan dan penyempurnaan ilmu

pengetahuan yang sudah ada yang terkait dengan Gambaran Pengetahuan Ibu

Nifas tentang Kebutuhan Gizi Masa Nifas diwilayah Kerja Puskesmas Katobu

periode Januari Juli tahun 2016

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi profesi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber informasi

penentu kebijakan baik di Rumah sakit, Departemen Kesehatan, Dinas

Kesehatan, Puskesmas Katobu dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi program kesejahteraan ibu dan anak yang terkait dengan permasalahan

pengetahuan ibu nifas tentang kebutuhan gizi masa nifas

b. Manfaat bagi institusi

Sebagai tambahan literatur dan referensi bagi mahasiswa kebidanan dalam

rangka peningkatan pengetahuan khususnya tentang pengetahuan ibu nifas

tentang kebutuhan gizi masa nifas

c. Manfaat bagi peneliti

Sebagai wahana latihan untuk menambah wawasan dalam pembuatan Karya

Tulis Ilmiah dan bahan pengetahuan bagi peneliti tentang permasalahan ibu
nifas khususnya yang berhubungan gambaran pengetahuan ibu nifas tentang

keutuhan gizi masa nifas diwilayah kerja Puskesmas Katobu periode Januari

Juli tahun 2016

d. Manfaat bagi peneliti selanjutny

Hasil penelitian diharapkan menjadi salah satu sumber informasi dalam

memperkaya wawasan ilmu pengetahuan dan bahan kepustakaan sekaligus

dapat dijadikan acuan untuk penelitian yang berhubungan gambaran

pengetahuan ibu hamil tentang kebutuhan gizi masa nifas diwilayah kerja

Puskesmas Katobu periode Januari Juli tahun 2016


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Masa Nifas

a. Pengertian

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya placenta

sampai 6 minggu satelah melahirkan. Masa nifas dimulai setelah kelahiran

plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan

sebelum hamil yang berlangsung kira kira 6 minggu (Ai Yeyeh

Rukiyah,2011).

b. Tujuan Asuhan Masa Nifas

1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.

2) Melaksanakan skrining secara komprehensif, deteksi dini, menobati atau

merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.

3) Member pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,

KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan

bayi sehari-hari.

4) Memberikan pelayanan keluarga berencana

5) Mendapatkan kesehatan emosi.

biasanya memiliki budaya pantang makan seperti telur, ayam dan daging

akan mempengaruhi proses kesembuhan, misalnya ibu nifas setelah makan

telur jahitannya gatal-gatal dianggap telur adalah penyebab gatal pada luka
jahitan, tidak boleh makan ikan, telur dan daging supaya jahitan cepat

sembuh (Atikah Proverawati, 2009).

c. Tahapan nifas

Menurut Ai Yeyeh Rukiyah (2011), nifas dibagi menjadi tiga tahap yaitu :

1) Puerperium Dini

Merupakan masa kepuliahan, yang dalam hal ini ibu telah diperbolehkan

berjalan-jalan.

2) Puerperium intermedial

Kepulihan menyelururh alat-alat genetalia, yang lamanya 6-8 minggu.

3) Remote Puerperium

Waktu yang diperbolehkan untuk pulih dan sehat sempurna terutama

bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikASI.

Waktu untuk sehat sempurna biasanya berminggu-minggu, bulanan dan

tahunan.

d. Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas

1) Perdarahan Pervaginam Post Partum

Definisi perdarahan pervaginam 500ml atau lebih, sesudah anak lahir

atau sesudah kala III. Perdarahan ini bisa terjadi segera begitu ibu

melahirkan. Terutama di dua jam pertama. Kalau terjadi perdarahan,

maka tinggi rahim akan bertambah naik, tekanan darah menurun dan

denyut nadi ibu menjadi cepat.


2) Infeksi masa nifas

Macam-macam infeksi masa nifas

a) Infeksi masa nifas perineum, vulva, vagina dan serviks :

Nyeri serta panas pada tempat inveksi dan kadang-kadang perih bila

kencing. Bila getah radang bisa keluar, biasanya keadaannya tidak

berat, suhu 38c dan nadi dibawah 100/menit. Bila luka terinfeksi

tertutup oleh jahitan dan getah radang tidak dapat keluar, demam

bisa naik sampai 39-40c disertai menggigil.

b) Endometris

Tanda-tanda dan gejala yaitu Takikardi, Suhu 38-40c, Menggigil,

Nyeri tekanan uterus, Subin volusi, Distensi abdomen, Lochia

sedikit dan tidak berbau, atau banyak, berbau busuk, mengandung

darah dengan jumlah sel darah putih meningkat

e. Health Education

1) Nutrisi

Diet yang diberikan harus bermutu tinggi dengan cukup kalori,

megandung cukup protein, cairan serta banyak buah-buahan dikarenakan

mengalami hemokonsetrasi. Bagi ibu nifas yang menyusui dalam hal

nutrisi harus :

a) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari

b) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral

dan vitamin yang cukup


c) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu minum setiap

setiap kali menyusui)

d) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya

selama 40 hari persalinan

e) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan

vitamin A kepada bayinya melalui ASI

f. Hygiene ( kebersihan diri)

a) Anjurkan kebersihan seluruh tubuh

b) Mengajarkan ibu bagaimana membersihakan daerah kelamin dengan

sabun dan air. Pastikan ibu mengerti untuk membersihkan daerah

disekitar vulva terlebih dahulu, dari depan kebelakang, baru kemudian

membersihkan daerah sekitar anus.

c) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pelembut setidaknya 2

kali sehari.

d) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan

sesudah membersihkan daerah kelaminnya

e) Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu

untuk menghindari daerah yang mengalami luka

g. Perawatan payudara

a) Menjaga payudara tetap bersih dan kering

b) Menggunakan BH yang menyokong payudara


c) Apabila putting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada

sekitar putting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap

dilakukan dimulai dari putting susu yang tidak lecet

d) Apabila lecet sangat berat dapat diistrahatkan selama 24 jam. ASI

dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok

e) Untuk menghilangkan nyeri dapat minum paracetamol 1 tablet setiap 4

sampai 6 jam

f) Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI lakukan

pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat

selama 5 menit, urut payudara dari arah pangkal menuju putting atau

gunakan sisir untuk mengurut payudara dengan arah Z menuju puting,

keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga putting

payudara susu menjadi lunak, susukan bayi setiap 2-3 jam sekali, apabila

tidak dapat menghisap seluruh ASI keluarkan dengan tangan, letakkan

kain dingin pada payudara setelah menyusui lalu keringkan payudara (Ai

Yeyeh Rukiyah, 2011).

2. Gizi Ibu Nifas

a. Pengertian

Gizi adalah suatu proses organism menggunakan makanan yang

dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

penyimpanan, metabolism dan pengekuaran zat-zat yang tidak digunakan


untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari

organ-organ serta menghasilkan energi (Purwitasari, 2009).

Gizi ibu nifas adalah zat-zat makanan yang sangat diperlukan untuk

pertumbuhan kesehatan ibu dan bayi pada masa nifas.

b. Kebutuhan Gizi Saat Nifas

Ibu nifas memerlukan nutrisi dan cairan untuk pemulihan kondisi

kesehatan setelah melahirkan, cadangan tenaga serta untuk memenuhi

produksi air susu. Ibu nifas dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan akan gizi

sebagai berikut :

1) Mengkonsumsi makanan tambahan, kurang lebih 500 kalori tiap hari

2) Makanan dengan diet gizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan

karbihidrat, protein, lemak, Vitamin Dan mineral

3) Minum sedikitnya 3 liter setiap hari

4) Mengkonsumsi tablet besi selama 40 hari post partum

5) Mengkonkonsumsi Vitamin A 200.000 intra unit

c. Zat-Zat yang Dibutuhkan Ibu Nifas

Menurut Biyatun (2009), zat-zat yang dibutuhkan ibu nifas antara lain :

1) Kalori

Kebutuhan kalori pada masa menyusui sekitar 400-500 kalori. Wanita

dewasa memerlukan 180 kalori perhari. Sebaiknya ibu nifas jangan

mengursngi kebutuhan kalori, karena mengganggu proses metabolism

tubuh dan menyebabkan ASI rusak.


2) Protein

Kebutuhan protein yang dibutuhkan adalah 3 porsi perhari. Satu protein

serta dengan tiga gelas susu, dan dua butir telur, lima putih telur, 120

gram keju, 120-140 gram kacang dan 1 yogurt.

3) Kalsium dan Vitamin D

kalsium dan Vitamin Dberguna untuk pembentukah tulang dan gigi.

kebutuhan kalsium dan Vitamin D di dapat dari minuman susu rendah

kalori atau berjemur dipagi hari. konsumsi kalsium pada masa menyusui

meningkat mejadi 5 porsi perhari. satu setara dengan 50-60 gram keju, 1

cangkir susu klim, 160 gram ikan salmon, 120 gram ikan sarden, atau

280 gram tahu kalsium.

4) Magnesium

Magnesium dibutuhkan sel tubuh untuk membantu gerak otot, fungsi

syaraf dan memperkuat tulang. Kebutuhan magnesium didapat pada

gandum dan kacang-kacangan.

5) Sayuran hijau dan buah

Kebutuhan yang diperlukan sedikitnya tiga porsi sehari. Satu porsi

setara dengan 1/8 semangka, mangga, cangkir brokoli, wortel,

- cangkir sayuran hijau yang telah dimasak, satu tomat.

6) Karbohidrat kompleks

Selama menyusui, kebutuhan karbohidrat kompleks diperlukan enam

porsi perhari. Satu porsi setara dengan cangkir nASI, cangkir


jagung pipil, satu porsi sereal atau oat, satu iris roti dari bijian utuh,

kue muffin dari bijian utuh, 2-6 biskuit kering, atau crackers, cangkir

kacang-kacangan. 2/3 cangkir kacang kork, atau 40 gram mi/pasta dari

bijian utuh.

7) Lemak

Rata-rata kebutuhan dewasa adalah 41/2 porsi lemak (14 gram perporsi)

perharinya. Satu porsi lemak sama dengan 80 gram keju, tiga sendok

makan kacang tanah atau kenari, empat sendok makan krim, secangkir

es krim, buah alpukat, dua sendok makan selai kacang, 120-140 gram

daging tanpa lemak, sembilan kentang goring, dua iris cake, satu sendok

makan mayones atau mentega, atau dua sendok makan salad.

8) Garam

Selama periode nifas, hindari konsumsi garam berlebihan. Hindari

makanan asin seberti kacang asin, kripik kentang atau acar.

9) Cairan

Konsumsi cairan sebanyak 8 gelas perhari. Minum sedikitnya 3 liter tiap

hari. Kebutuhan akan cairan diperoleh dari air putih, sari buah, susu dan

sup.

10) Vitamin

Kebutuhan vitamin selama menyusui sangat dibutuhkan. Vitamin yang

diperlukan yaitu :
a) Vitamin A yang berguna bagi kesehata kulit, kelenjar serta mata.

Vitamin A terdapat dalam telur, hati dan keju, jumlah yang

dibutuhkan 1,300mcg

b) Vitamin B6 membantu penyerapan protein dan meningkatkan fungsi

syaraf. Asupan Vitamin B6 sebanyak 2,0 mg perhari. Vitamin B6

dapat ditemui did aging, hati, padi-padian, kacang polong dan

kentang

c) Vitamin Eberfungsi sebagai antioksidan, meningkatkan stamina dan

daya tuhan tubuh. Terdapat dalam makanan berserat. Keceng-

kacangan, minyak nabati dangandum

11) Zinc (Seng)

Berfungsi sebagai kekebalan tubuh, penyembuhan luka dan

pertumbuhan. Kebutuhan zinc di dapat dalam daging, telur dan gandum.

Enzim dalam pencernaa dan metabolism memerlukan seng. Kebutuhan

seng setiap hari sekitar 12 mg. Sumber seng terdapat pada seafood, hati

dan daging.

12) Dokosa Heksanoid Acid (DHA)

DHA penting untuk perkembangan daya lihat dan mental bayi. asupan

DHA berpengaruh langsung pada kandungan dalam ASI, sumber DHA

ada pada telur, otak, hati dan ikan.


d. Gizi Seimbang Masa Nifas

Pedoman umum gizi seimbang harus diaplikasikan dalam penyajian

hidangan yang memenuhi syarat gizi yang dikenal dengan menu seimbang.

Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan

dalam jumlah dan porsi yang sesuai sehingga memenuhi kebutuhan gizi

seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses

kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan (Atikah Proverawati,

2009).

Depertemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat (2010), mengeluarkan pedoman

praktis untuk mengatur makanan sehari-hari yang seimbang bertuang dalam

13 pesan dasar sebagai berikut :

1) Konsumsi makanan yang beraneka ragam

2) Konsumsi makanan untuk memenuhi kecukupan energi

3) Makanlah sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi

4) batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kebutuhan

energi

5) Gunakan garam beryodiu m

6) Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat bese (fe). Seperti

sayuran yang berwarna hijau

7) Berikan ASI saja kepada bayi sampai umur 6 bulan

8) Biasakan makan pagi

9) Minum air bersih yang sudah dimasak agar aman dikonsumsi


10) Lakukan kegiatan fisik olahraga secara teratur

11) Hindari minum-minuman beralkohol

12) Makan makanan yang aman bagi kesehatan

13) Baca label pada makanan yang dikemas sebelum dikonsumsi

e. Bahaya kurang gizi pada ibu nifas

Menurut Sulistyawati (2009), kurang gizi pada nifas dapat menyebabkan

beberapa hal antara lain :

1) Penyembuhan luka perineum faktor gizi terutama protein akan sangat

mempengaruhi terhadap proses penyembuhan luka terhadap perineum

karena jaringan sangat membutuhkan protein dan apabila ibu mengalami

kurang gizi membuat penyembuhan luka perineum labih lambat

2) Produksi ASI

Ibu dengan masalah gizi kurang tetap mampu memproduksi ASI,

namun jika berlangsung lama dapat mempengaruhi beberapa zat gizi

yang terdapat pada ASI. Kualitas komponen imun dalam ASI pun akan

menurun seiring memburuknya status gizi ibu. Asupan gizi ibu nifas

yang kurang dari 1500 kalori/hari dapat menyebabkan terjadinya

penurunan total lemak seta terjadi perubahan asam lemak.

Asupan kalori ibu yang meyusui yang kurang dari 1500-1700

kalori dapat mangurangi 15 volume ASI. Hal yang harus menjadi

perhatian adalah apabila kebutuhan gizi ibu menyusui tidak terpenuhi

maka kebutuhan gizi untuk pembentukan ASI akan diambil dari


cadangan yang ada pada ibu. Kondisi ini akan menyebabkan ibu

mengalami defisiensi zat besi sehingga meningkatkan resiko timbulnya

penyakit. Jika hal ini berlangsung lama, kualitas ASI akan menurun,

sehingga akan berdampak buruk juga pada bayinya. Berat badan bayi

akan sulit bertambah dan sangat memungkinkan bayinya akan

mengalami berbagai penyakit akibat kekurangan gizi serta memudahkan

terserang penyakit.

Kekurangan gizi pada ibu nifas menimbulkan gangguan

kesehatan pada ibu dan bayinya. Gangguan pada ibu adalah

terganggunya proses pemulihan kondisi tubuh setelah

melahirkan.gengguan pad abayi meliputi proses pertumbuhan dan

perkembangan anak terganggu, bayi mudah sakit, mudah terkena

infeksi. Kekurangan zaat-zat esensial menimbulkangangguan pada mata

akibat kekurangan Vitamin A, gangguan pada tulang akibat kekurangan

Vitamin D (Ai Yeyeh Rukhiyah, 2011).

3. Pengetahuan

a. pengertian

Pengetahuan adalah sejumlah informasi yang dikumpulkan, dipahami dan

pengenalan terhadap suatu hal atau benda benda secara objektif.

Pengetahuan juga berasal dari pengalaman tertentu yang pernah dialami dan

diperoleh dari hasil belajar secara formal, informal dan nonformal.


Pengetahuan merupakan hasil dari tahu seseorang terhadap obyek sehingga

dapat menimbulkan perilaku dalam mengambil keputusan untuk

menentukan pilihan akan dirinya.

Pengetahuan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang, adapun unsur tersebut adalah meliputi :

1) Pengetahuan atau pengertian dan pemahaman tentang apa yang akan

dilakukannya.

2) Keyakinan dan kepercayaan tentang manfaat dan kebenaran dari apa

yang dilakukan.

3) Dorongan atau motivasi untuk berbuat yang akan dilandasi

olehkebutuhan yang dirasakannya.

b. Cara Untuk Memperoleh Pengetahuan

Berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi 2

yakni :

1) Cara Tradisional

Cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain :

a) Cara Coba-Coba (Trial And Error)

Cara paling sederhana yang pernah digunakan oleh manusia

dalam meperoleh pengetahuan adalah melalui cara coba-coba. Cara

ini telah dipakai sebelum adanya kebudayaan bahkan peradaban pada

waktu apabila seseoran gmendapat masalah atau persoalan. Upaya


pemecahan masalah dilakukan dengan cara coba-coba yang

dilakukan dengan menggunakan kemugnkinan dalam menyelesaikan

masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba

dengan kemunginan yang lain. Apabila kemungkinan kedua gagal

lagi, maka akan dicobak lagi dengan kemungkinanberikutnya sampai

masalah tersebut terpecahkan.

b) Berdasarkan Pengalaman

Pengalaman adalah guru yang paling baik, pepatah ini

mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber

pengatahuan atau pengalaman itu merupakan salah satu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan

mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan

masalah yang dihadapi pada masa lalu.

c) Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangna kebudayaan umat manusia, cara

berfikir manusia ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu

menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan.

2) Cara Modern

Cara modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa in lebih

sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah

atau yang lebih popular dikenal metodologi penelitian. Cara ini mula-

mula dikembangkan oleh seorang tokoh yang berasal dari prancis


mengembangkan metode berpikir induktif. Mula-mula mengadakan

pengamatan terhadap gejala-gejala alam atau kemasayrakatan kemudian

hasil pengamatan tersebut disimpulkan dan diklasifikasikan yang pada

akhirnya diambil kesimpulan umum.

Hallen Varney mengatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan

dilakukan dengan mengadakan observasi langsung, dan membuat

pencatatan terhadap semuan afakta sehubungan dengan obyek yang

diamatinya. Pencatatan ini mencakup 3 hal pokok yaitu :

a) Segala sesuaatu yang positif yakni gejala tertentu yang muncul ketika

dilakukan pengamatan.

b) Segala sesuatu yang negative yakni gejala tertentu yang tidak muncul

pada saat dilakukan pengamatan

c) Gejala gejala yang muncul secara bervariat yaitu gejala yang

berubah-ubah pada kondisi tertentu.

c. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

indera menusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan

raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga. Pengetahuan merupakan dominan yang sangat pentinng untuk

terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Pengetahuan yang dicakup

dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yakni:


a. Tahu (Know)

Diartikan sebagai mengingat suaatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Yang termaksud dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami ( Comprehension)

Memahami di artikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara

benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan

materi tersebut sevara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek

atau materi haru dapat menjelaskan dan menyebutkan.

c. Analisis (Analysis)

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi dan kondisi rill (seharusnya).

d. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan unutk meletakkan atau

menghubungkan bagian bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan akta lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

e. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi. Penelitian penelitian ini berdasarkan suatu


criteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan criteria yang telah ada

(Notoatmodjo,2006).

Faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut notoatmodjo

(2007) yaitu :

1) Social Ekonomi

Lingkungan social akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang,

sedangkan ekonomi dikaitkan dengan pendidikan, ekonomi yang baik

tingkat pendidikan akan tinggi sehingga tingkat pengetahuan akan

tinggi juga.

2) Kultur (Budaya Dan Agama)

Budaya sangat berpengau terhadap tingkat pengetahuan seseorang,

karena informasi yang baru akan disaring kira-kira sesuai tidak

dengan budaya yang ada dan agama yang dianut.

3) Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan maka ia akan mudah menerima hal-hal

baru dan mudah menyesuaikan dengan hal yang baru tersebut.

4) Pengalaman

Berkaitan dengan umur dengan pendidikan individu, bahwa

pendidikan yang tinggi maka pengalaman akan luas, sedangkan

semakin tua umur seseorang maka pengalaman akan semakin banyak.

Proses seseorang menghadapi perilaku baru, didalam diri seseorang

terjadi proses berurutan yakni awareness (kesadaran) dimana orang


menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi.

Interest (masa tertarik) terhadap objek atau stimulasi tersebut bagi

dirinya.

Trail yaitu subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

d. Pengukuran Pengetahuan

menurut Ari Kuntuo, S. 2010 pengetahuan seseorang dapat di ketahui dan di

interprestasikan dengan skala kualitatif yaitu kuantitatif :

a. pengetahuan baik, jika presentasee jawaban 76% - 100%

b. pengetahuan cukup. jika presentasi jawaban 56% - 75%

c. pengetahuan kurang, jika presentase jawaban < 55% (Putri Arini, Ayu,

2014).

B. Landasan Teori

Gizi masa nifas adalah zat-zat yang makanan yang sangat diperlukan untuk

pertumbuhan kesehatan ibu dan bayi pada masa nifas yang berfungsi sebagai sumber

tenaga, pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh, dan mengatur keseimbangan

tubuh.

Tahu di artikan sebagai sebagai mengingat suatu materi yang telah dIpelajari

sebelumnya. Termaksud kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

(recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan

yang telah diterima.


Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara

benar.

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan

sebagai aplikasi atau penggunaan hokum-hukum, rumus, metode, prinsip dan

sebagainya.
C. Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Tahu

Ibu Nifas
Paham

Aplikasi

Gambar 1. Kerangka Konsep

Keterangan :

: Variabel Terikat

: Variabel Tidak Terikat

: Hubungan Antar Variabel


D. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran pengetahuan ibu nifas berdasarkan tingkat tahu tentang

kebutuhan gizi masa nifas di wilayah kerja Puskesmas Katobu Raha Kabupaten

Muna tahun 2016?

2. Bagaimana gambaran pengetahuan ibu nifas berdasarkan tingkat paham tentang

kebutuhan gizi masa nifas di wilayah kerja Puskesmas Katobu Raha Kabupaten

Muna tahun 2016?

3. Bagaimana gambaran pengetahuan ibu nifas berdasarkan tingkat Aplikasi tentang

kebutuhan gizi masa nifas di wilayah kerja Puskesmas Katobu Raha Kabupaten

Muna tahun 2016?


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif adalah statistik yang berfungsi untuk

mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang di teliti melalui data

sampel atau populasi dengan data berbentuk kuantitatif. Data kuantitatif adalah data

yang berbentuk angka atau data kuantitatif yang dianggap (Sugiyono, 2012).

Rancangan penelitian dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan

Accidental dimana data yang menyangkut variabel bebas atau resiko dan variabel

terikat atau variabel akibat akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan

(Notoatmodjo, 2010).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian (Notoatmodjo,

2010). Lokasi penelitian ini adalah Puskesmas Katobu Raha Kabupaten Muna

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk pelaksanaan

penelitian (notoatmodjo, 2010). Penelitian ini di laksanakan pada bulan Juli

tahun 2016.
C. Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang melahirkan di wilayah kerja

Puskesmas Katobu Raha Kabupaten Muna periode Januari- Juli 2016.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang di teliti dan

di anggap mewakili seluruh populasi (Notoadmojo, 2007). Untuk menentukan

sampel menurut arikunto (2006), apabila subyeknya 100 lebih baik diambil

semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, tetapi jika populasi

100 dapat diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih. Sampel dalam

penelitian ini menggunakan 30 responden yang sudah ditentukan oleh peneliti

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Variabel dalam

penelitian ini merupakan variabel tunggu yaitu pengetahuan ibu nifas tentang gizi

masa nifas.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan

data (Notoatmodjo, 2010). Instrumen penelitian ini menggunakan kuisioner dalam

penelitian ini adalah ibu nifas tentang gizi masa nifas. Jenis kuisioner dalam

penelitian ini adalah kuisioner tertutup. Kuisioner tertutup adalah yang bila
respondenya hanya memberi kesempatan untuk memilih jawaban yang telah

disediakan yaitu jawaban benar atau salah.

F. Tekhnik Pengumpulan Data

1. Data primer

Data primer adalah data yang diporelah secara langsung diambil dari obyek atau

subyek peneliti oleh peneliti (Riwidikdo, H. 2013). Dalam penelitian ini yang

termaksud data primer adalah hasil kuisioner pengetahuan ibu nifas tentang gizi

masa nifas

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang didapatkan tidak secara langsung dari

subyek penelitian (Riwididko, H. 2013). Data sekunder diperoleh dari data.

Puskesmas Katobu Raha Kabupaten Muna Dalam penelitian ini yang termaksud

data sekunder adalah jumlah ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Katobu Raha

Kabupaten Muna.

G. Metode Pengelolahan dan Analisis Data

1. Pengelolahan data

a. Koding yaitu memberikan kode pada lembaran kuesiner yang telah

dibandingkan kepada akseptor.

b. Aditing yaitu mengoreksi kembali data akseptor yang telah dikumpulakan

melalui lembar kuesioner yang meliputi identitas akseptor dan hasil jawaban

responden.
c. Scoring yaitu memberikan skor pada setiap hasil jawaban akseptor pada

lembaran kuisioner yang telah dikumpulkan

d. Tabulating yaitu menyusun data data akseptor baik identitas maupun

pengetahuan akseptor kedalam table sesuai dengan kategorinya

2. Analisis data

Analisis univariat pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan

distribusi dan presentase dan tiap variabel. Variabel penelitian dideskripsikan dan

disajikan dalam tabel distribusi frekuensi.

f
X= x k
N

Keterangan

x : presentase hasil yang diketahui

f : frekuensi kategori variabel yang diteliti

n : jumlah sampel penelitian

k : konstanta (100%)
H. Defenisi Operasional Dan Kriteria Onyektif

Defenisi operasional dan kriteria obyektif dapat disajikan dalam bentuk tabel 1

TABEL 1. Defenisi Opersional Dan Kriteria Obyektif

Defenisi Kriteria Alat


No Variabel Skala
Operasional Obyektif Ukur
1 Dependent Ibu nifas
Ibu nifas diwilayah kerja
puskesmas
katobu raha
kabupaten muna
tahun 2016
2 Independent Segala sesuatu Baik :Presentase Kuisioner Ordinal
Pengetahuan yang diketahui, 76-100%
berdasarkan dipahami dan di Cukup:
tingkat tahu, aplikasikan oleh Presentase 56-
paham dan ibu nifas saat 75%
aplikasi masa nifas Kurang:
Presentase <56%

I. Jalannya Penelitian

Jalannya beberapa tahap yaitu penelitian di lakukan di bagi dalam

1. Tahap Persiapan

Pelaksaan surat pengantar dari institusi Akbid Paramata Raha Kabupaten Muna.

Selanjutnya guna di sampaikan pula Kepala Kesbang Pol dan Linmas Kabupaten

Muna sebelum melakukan pengumpulan data di wilayah kerja Puskesmas Katobu

Kabupaten Muna.
2. Tahap Pelaksanaan

Melapor pada Kepala Puskesmas lalu melakukan penelitian dengan mengisi

kuesioner berdasarkan jarak, pengalaman sebelumnya, biaya yang di ambil

berdasarkan jawaban ibu di kuesioner.

3. Tahap Pengolaan dan Analisa Data

Data yang dikumpulkan kemudian diolah, dan dianalisis serta disajkan secara

deskriptif dalam bentuk narasi dan tabel

4. Tahap Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Pada tahap ini disusun suatu laporan sebagai tahap akhir dari penelitian
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

1. Gambaran Umum letak geografis

a. Letak Geografis

Secara astronomis Puskesmas Katobu terletak dibagian Selatan Muna.

Secara geografis katobu terletak dibagian selatan garis khatulistiwa,

memanjang dari Utara ke Selatan di antara 4,490 4500lintang Selatan dan

membentang dari Barat ke Timur diantara masyarakat di Kecamatan Katobu

1) Letak teritorial

a) Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Laiworu

b) Sebelah selatan berbatasan dengan Selat Buton

c) Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Duruka

d) Sebelah barat berbatasan dengan Hutan Jati

2) Wilayah kerja

Wilayah kerja puskesmas meliputi kelurahan Raha I, Kelurahan Laende,

Kelurahan Raha II, Kelurahan Mangga Kuning, Kelurahan Butung

Butung, Kelurahan Watonea, Kelurahan Wamponiki, dan Kelurahan Raha

III dengan Luas daratan 12,88 km2


b. Demografis

Jumlah penduduk wilayah kerja puskesmas katobu tahun 2015 sebanyak

30.034 jiwa terdiri dari 14,299 jiwa laki laki, dan 15.735 jiwa perempuan.

Adapun sarana pelayanan dan tenaga kesehatan sebagi berikut:

1) Sarana pelayanan

Sarana pendukung pelayanan kesehatan di Puskesmas katobu terdiri

dari Puskesmas Pembantu 1 buah, posyandu 29 pos, kendaraan roda empat 1

unit, dan kendaraan roda dua ada 6 unit.

2) Tenaga kesehatan

Pelaksana pelayanan kesehatan di Puskesmas katobu memiliki

beberapa tenaga kesehatan berbagai profesi seperti tenaga medis, paramedic

perawat, paramedis non perawat, tata usaha dan sopir. Tenaga medis terdiri

dari 3 orang dokter Umum dan 2 orang dokter Gigi. Tenaga paramedic

perawat 9 orang bidan, perawat 20 orang dan gizi 4 orang. Tenaga paramedis

non perawat terdiri dari kesling 3 orang, analisis 3 orang, SPK 3 orang,

farmasi 2 orang, dan FKM 4 orang. Tenaga tata usaha terdiri dari tenaga ahli

computer 4 orang dan sopir 1 orang.

2. Tingkat Pendidikan

Distribusi responden menurut golongan pendidikan ibu nifas tentang gizi

masa nifas wilayah kerja Puskesmas Katobu periode Januari - Juli tahun 2016

dapat dilihat pada Tabel 1.


Tabel 2. Distribusi menurut Golongan Pendidikan Ibu nifas
di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu Kabupaten Muna
Periode Januari-Juli Tahun 2016
Jumlah
No Pendidikan
F %
1 SD 0 0
2 SMP 1 3
3 SMA 22 73
4 SI/Perguruan Tinggi 7 24
Jumlah (n) 30 100
Sumber : Data Primer,2016.

Berdasarkan tabel.1 menunjukan bahwa pendidikan responden yang

diteliti bervariasi berdasarkan golongan yaitu SD, SMP, SMA, SI/Perguruan

Tinggi. Pada golongan SD tidak terdapat ibu nifas dengan pendidikan terakhir

SD (0%), golongan SMP terdapat 1 orang (3%), sedangkan golongan SMA

berjumlah 22 orang (73%), sedangkan pada golongan SI/Perguruan Tinggi

terdapat 7 orang (24%).

3. Analisis Univariat

Setelah data primer tersebut di kumpulkan kemudian di lakukan

pengelompokan sesuai dengan tujuan penulisan selanjutnya disajikan dalam

bentuk analisis univariat.

Analisis univariat dilakukan untuk menggambarkan semua variabel yang di

teliti dengan cara mendiskripsikan tiap variabel penelitian yang selengkapnya

disajikan dalam bentuk Tabel. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden

Berdasarkan Pengetahuan ibu Nifas tentang Gizi masa Nifas di wilayah kerja

Puskesmas Katobu bulan Januari Juli Tahun 2016.


1. Tingkat Tahu

Distribusi frekuensi pengetahuan responden berdasarkan tingkat tahu ibu

nifas tentang gizi masa nifas wilayah kerja Puskesmas Katobu periode Januari -

Juli tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Berdasarkan Tingkat Tahu


Ibu Nifas tentang Gizi Masa Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu
Periode Januari Juli Tahun 2016
Tingkat tahu Frekuensi(f) Persentase ( % )
Baik 19 63
Cukup 7 24
Kurang 4 13
Jumlah(n) 30 100
Sumber : Data primer, 2016

Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 30 orang responden yang mempunyai

pengetahuan berdasarkan tingkat tahu terbanyak pada pengetahuan kategori baik

sebanyak 19 orang (63%), pengetahuan cukup sebanyak 7 orang (24%) dan

pengetahuan kurang sebanyak 4 orang (13%).

2. Tingkat Paham

Distribusi frekuensi pengetahuan responden berdasarkan tingkat paham ibu nifas

tentang gizi masa nifas di wilayah kerja Puskesmas Katobu Periode Januari - Juli

tahun 2016 di lihat pada Tabel 3.


Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Berdasarkan Tingkat Paham Ibu Nifas
tentang Gizi Mass Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu
Periode Januari - Juli Tahun 2016
Tingkat paham Frekuensi (f) Persentase ( % )
Baik 17 56
Cukup 12 40
Kurang 1 4
Jumlah (n) 30 100
Sumber : Data primer, 2016

Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 30 orang responden yang mempunyai

pengetahuan berdasarkan tingkat paham terbanyak pada pengetahuan kategori baik

sebanyak 17 orang (56%), pengetahuan cukup sebanyak 12 orang (40%) dan

pengetahuan kurang 1 orang (4%).

3. Tingkat Aplikasi

Distribusi frekuensi pengetahuan responden berdasarkan tingkat aplikasi ibu nifas

tentang gizi masa nifas di wilayah kerja Puskesmas Katobu Periode Januari - Juli

tahun 2016 di lihat pada Tabel 4.

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Berdasarkan Tingkat Aplikasi Ibu


Nifas tentang Gizi Mass Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas Katobu
Periode Januari - Juli Tahun 2016
Tingkat aplikasi Frekuensi (f) Persentase ( % )
Baik 15 50
Cukup 12 40
Kurang 3 10
Jumlah (n) 30 100
Sumber : Data primer, 2016

Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 30 orang responden yang mempunyai

pengetahuan berdasarkan tingkat aplikasi terbanyak pada pengetahuan kategori


baik sebanyak 15 orang (50%), pengetahuan cukup sebanyak 12 orang (40%) dan

pengetahuan sebanyak 3 orang (10%).

B. Pembahasan

1. Tingkat Tahu

Tahu di artikan sebagai sebagai mengingat suatu materi yang telah

dIpelajari sebelumnya. Termaksud kedalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Menurut Notoadmojo (2007), pengetahuan yang tercakup dalam domain

kognitif yang mempunyai 6 tingkatan salah satunya adalah tingkat tahu di artikan

sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya. Termasuk

kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang

spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di terima.

Oleh sebab itu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja

untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang di pelajari antara lain dengan

menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya

Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, menurut

Notoadmojo (2007), yaitu pendidikan. Pendidikan adalah suatu usaha untuk

mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan

berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin

tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima

informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk


mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin

banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat

tentang kesehatan.Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana

diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan

semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang

berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula.

Pengetahuan merupakan hasil tahu pengindraan manusia terhadap suatu

obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni

indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan

atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang (over behavior) (Notoadmojo, 2007).

Hasil dari penelitian yaitu d ari data keseluruhan responden 30 orang yang

mempunyai pengetahuan berdasarkan tingkat tahu tentang gizi mass nifas

terbanyak pada kategori baik sebanyak 19 orang (63%), pengetahuan cukup

sebanyak 7 orang (24%) dan pengetahuan kurang sebanyak 4 orang (13%). Dari

data dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas tentang gizi masa

nifas terbanyak pada kategori pengetahuan baik yaitu 19 orang (63%). Hasil

penelitian ini sejalan dengan teori yang ada dimana teori mengatakan bahwa ibu

nifas yang memiliki pendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan atau wawasan

yang luas.

Berbeda dengan hasil penelitiannya Indah Mustika Rini (2013)

berdasarka penelitian tingkat pengetahuan ibu nifas tentang gizi masa nifas di
RSUP pandan Arang Boyolali dari 30 responden terdapat 2 responden (6,7%)

yang berpengetahuan baik, 24 responden (80,0%) yang berpengetahuan cukup

baik, dan terdapat 4 responden (13,3%) yang berpengetahuan kurang baik.

2. Tingkat paham

Berdasarkan teori yang di kemukakan oleh Tri Kurniati (2012) memahami

diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang

di ketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang

yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya.

Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan responden tentang

anemia selama kehamilan salah satunya adalah informasi. Informasi yang

diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan

mempengaruhi jangka pendek (Immediate impact) sehingga mengahasilkan

perubahan atau peningkatan pengetahuan berbagai media massa untuk seperti

televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain lain mempunyai pengaruh besar

terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.

Hasil dari penelitian data keseluruhan responden 30 orang yang

mempunyai pengetahuan berdasarkan tingkat paham tentang Gizi Mass Nifas

terbanyak pada kategori baik sebesar (56%), pengetahuan cukup (40%) dan

pengetahuan kurang 1 orang (4%). Dari data dapat disimpulkan bahwa tingkat

pengetahuan ibu nifas tentang gizi masa nifas terbanyak pada kategori

pengetahuan baik yaitu 17 orang (56,66%). Hasil penelitian ini sejalan dengan
teori yang ada dimana teori mengatakan bahwa ibu nifas yang memiliki

pendidikan tinggi akan memiliki pemahaman yang luas.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh tingkat pengetahuan terbanyak

pada kategori baik yaitu sebanyak 17 orang (56%). hal ini dikarenakan informasi-

informasi yang di dapat dari Puskesmas Katobu, responden telah paham dengan

yang berkaitan dengan gizi mass nifas. Salah satu faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang, menurut Notoadmojo (2007), yaitu pendidikan.

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan

tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari

orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk

semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan

sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya.

Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti

mutlak berpengetahuan rendah pula.

3. Tingkat Aplikasi

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola

pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia


madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial

serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri

menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan

banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan

kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.

pengetahuan yaitu wawasan yang diperoleh secara formal maupun

nonformal.Secara formal didapatkan dari pendidikan yang merupakan tingkat

dasar dari pengetahuan. Pendidikan berhubungan positif terhadap pengetahuan

dalam pengembangan sikap dan ketarampilan, sedangakan secara informal

didapatkan dari pengalaman

Dari studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti bahwa data awal yang

diperoleh dari buku register Puskesmas Katobu bahwa kejadian Gizi Mass Nifas

mengalami penurunan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti bahwa hasil yang didapat untuk pengetahuan responden berdasrkan

kategori tingkat aplikasi tertinggi pada kategori baik yaitu sejumlah 15 orang

(50%). Responden mengatakan bahwa mereka memperoleh informasi terbanyak

dari pengalaman pengalaman sebelumnya.

Hasil dari penelitian yaitu dari data keseluruhan responden 30 orang yang

mempunyai pengetahuan berdasarkan tingkat paham tentang Gizi Mass Nifas

terbanyak pada kategori baik sebanyak 15 orang (50%), pengetahuan cukup

sebanyak 12 orang (40%) dan pengetahuan kurang sebanyak 3orang (10%). Dari

data dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas tentang gizi masa
nifas terbanyak pada kategori pengetahuan baik yaitu (50%). Hasil penelitian ini

sejalan dengan teori yang ada dimana teori mengatakan bahwa ibu nifas yang

memiliki pendidikan tinggi akan memenuhi kebutuhan Gizinya terutama pada

masa Nifas.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Bersasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di paparkan sebelumnya

maka, dapat disimpulkan bahwa :

1. Pengetahuan ibu nifas menunjukkan dari 30 orang ibu nifas yang mempunyai

pengetahuan berdasarkan tingkat tahu terbanyak pada kategori baik sebesar

(63%).

2. Pengetahuan ibu nifas menunjukkan dari 30 orang ibu nifas yang mempunyai

pengetahuan berdasarkan tingkat paham terbanyak pada kategori baik sebesar

(56%).

3. Pengetahuan ibu nifas menunjukkan dari 30 orang ibu nifas yang mempunyai

pengetahuan berdasarkan tingkat aplikasi terbanyak pada kategori baik sebesar

(50%).

B. Saran

Dari kesimpulan hasil penelitian gambaran pengeathuan ibu nifas Puskesmas

Katobu Kab.Muna Tahun 2016. Maka dapat dikemukakan beberapa saran yaitu :

1. Bagi Puskesmas Katobu Raha Kabupaten Muna.

Uttuk dapat meningkatkan pelayanan yang bermutu dan berkualitas dalam

memberikan asuhan kebidanan terutama pada ibu nifas yang sesuai dengan standar

optimal pelayanan.
2. Bagi Ibu nifas:

a. diharapkan untuk meningkatkan pengetahuan tentang pemenuhan kebutuhan

gizi masa nifas dan mengonsumsi makanan yang bergizi

b. diharapkan untuk meningkatkan pemahamannya tentang pemenuhan

kebutuhan gizi masa nifas

c. diharapkan untuk mengonsumsi makanan yang bergizi dan tanpa ada

pantangan makanan.

3. Bagi Bidan:

Bidan dapat memberikan pelayanan dan informasi pada ibu nifas khususnya

tentang gizi masa nifas secara optimal supaya ibu nifas mendapatkan

pengetahuan yang cukup.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya:

Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan belajar

untuk mengembangkan penelitian yang lain.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta.

Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC

Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Mass Nifas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Manuaba, (2010). Buku Ajar Ginekologi untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: ECG
Notoadmojo, (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT Rineka Cipta
Proverawati, Atikah dan Asfuah, Siti (2009) Buku Ajar Gizi Untuk
Kebidanan.Yogyakarta : Nuha Medika
Prawirohardjo, (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta, PT Prestasi Pustakarya
Purwitasari, D., (2009). Buku Ajar Gizi dalam Kesehatan Reproduksi Teori dan
Praktikum. Yogyakarta: Nuha Medika
Profil Sultra (2014) Profil Dinas Kesehatan Tahun 2014. Available at
http://dinkes.go.id/berita-179-.html. Diakses tanggal 29 Juli 2016.
Rukiyah, Ai Yeyeh (2011). Asuhan Kebidanan Nifas. Jakarta timur : CV Trans Info
Media
Riwidikdo, H. (2013). Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Rohima Press
Sukarni, Ucesmi, Sudarti (2014). Patologi Kehamilan, Persalinan, Nifas, Neonatus
Resiko Tinggi. Yogyakarta
Sulistyawati, Ari. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jokjakarta:
Andi Offset
Sediaoetama, Achmad, Djaeni (2008). Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi.
Jakarta: Dian Rakyat
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R dan B. Bandung:
Alfabeta
KUISIONER
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KEBUTUHAN GIZI
MASA NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KATOBU RAHA
KABUPATEN MUNA TAHUN 2016
1. Identitas responden

No responden :

Nama :

Umur :

Kebiasaan makan :

Berat badan :

Pekerjaan :

Alamat :

2. Petunjuk Pengisian

Berilah tanda ceklis pada salah satu kolom jawaban yang benar yang disediakan.

Keterangan jawaban B (benar), S (salah)

A. Tingkat Tahu

No Pernyataan B S
Masa nifas merupakan proses pemulihan rahim dan

1 alat-alat reproduksi yaitu proses mengecilnya

kembali rahim ke ukuran semula.

Ibu membutuhkan gizi yang cukup saat nifas,

2 kualitas dan jumlah makanan yang dikonsumsi ibu

sangat berpengaruh pada jumlah asi yang dihasilkan


3 Nutrisi adalah zat-zat yang diperoleh dari makanan

Sumber zat besi untuk kebutuhan ibu nifas


4
terkandung dalam makanan sayuran saja

Kalau ibu dalam masa nifas kekurangan asupan gizi


5
ibu akan merasa segarm tidak lemah dan tidak

Sumber makanan yang bergizi bagi ibu nifas adalah

6 gading, ikan, telur, kacang, tahu, tempe, buah,

sayuran dan beras

Gizi mempunyai nilai yang sangat penting untuk


7
mempercepat kembali rahim seperti semula

8 Asam folat adalah vitamin yang esensial bagi tubuh

9 Ibu nifas tidak membutuhkan kebutuhan gizi

Vitamin yang dibutuhkan ibu nifas adalah vitamin A,


10
vitamin B6 dan vitamin D

B. Tingkat Paham

No Pernyataan B S
Kalori dan protein tidak dibutuhka
1
n ibu dalam masa nifas

2 Kalsium dan vitamin d berguna untuk tulang dan


gigi

Sayuran hijau dan buah diperlukan sedikitnya tiga


3
porsi sehari

Karbohidrat kompleks dibutuhkan selama ibu


4
menyusui dan diperlukan enam porsi sehari

Lemak sama dengan 80 gram keju, tiga sendok

makan krim, secangkir es krim, buah alpukat, dua

sendok makan selai kacang, 120-140 gram daging


5
tanpa lemak, sembilan kentang goreng, dua iris

cake, satu sendok makan mayones atau mentega

atau dua sendok makan salad

6 Selama periode nifas diperlukan banyak gizi

7 Konsumsi cairan sebanyak 8 gelas perhari

8 Zinc (seng) didapat dalam daging, telur dan gandum

9 Dha bersumber pada telur, otak, hati dan ikan

kebutuhan magnesium didapat pada gandum dan


10
kacang-kacangan
C. Tingkat Aplikasi

No Pernyataan Y T
Apakah selama masa nifas anda banyak
1
mengkonsumsi sayuran dan kacang-kacangan

Apakah selama sehari anda mengkonsumsi cairan 8


2
gelas sehari

Apakah selama masa nifas anda mengkonsumsi


3
tablet fe untuk pemenuhan kebutuhan zinc

Apakah selama masa nifas anda mengkonsumsi


4
telur goreng atau telur rebus

Apakah selama masa nifas ibu melakukan


5
pantangan makan mengandung minyak

Apakah selama masa nifas ibu mengkonsumsi


6
makanan beraneka ragam

Apakah selama masa nifas mengkonsumsi makanan


7
tambahan

Apakah selama masa nifas ibu mengkonsumsi

makanan dengan diet gizi seimbang untuk


8
memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, lemak,

vitamin dan mineral

9 Apakah selama masa nifas ibu melakukan


pantangan makan-makanan tertentu?

Apakah selama masa nifas ibu dilarang


10
mengkonsumsi makanan pedas?
MASTER TABEL
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KEBUTUHAN GIZI
MASA NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KATOBU RAHA KABUPATEN MUNA
PERIODE JANUARI-JULI 2016
No Nama Tahu Paham Aplikasi
Baik cukup kurang baik cukup kurang baik Cukup kurang
1 Ny. A
2 Ny. F
3 Ny. H
4 Ny. S
5 Ny. M
6 Ny. S
7 Ny. T
8 Ny. Y
9 Ny. A
10 Ny. I
11 Ny. D
12 Ny. N
13 Ny. W
14 Ny. S
15 Ny. S
16 Ny. I
17 Ny. H
18 Ny. F
19 Ny. W
20 Ny. D
21 Ny. S
22 Ny. R
23 Ny. M
24 Ny. R
25 Ny. S
26 Ny. F
27 Ny. R
28 Ny. R
29 Ny. A
30 Ny. R

Vous aimerez peut-être aussi

  • Kti Elvi Akbid Paramata Raha 2015
    Kti Elvi Akbid Paramata Raha 2015
    Document107 pages
    Kti Elvi Akbid Paramata Raha 2015
    Septian Raha
    Pas encore d'évaluation
  • Kti Eka Fitriani
    Kti Eka Fitriani
    Document83 pages
    Kti Eka Fitriani
    Septian Raha
    Pas encore d'évaluation
  • Kti Darmina
    Kti Darmina
    Document107 pages
    Kti Darmina
    Septian Raha
    Pas encore d'évaluation
  • Kti Desi Akbid Paramata Raha
    Kti Desi Akbid Paramata Raha
    Document68 pages
    Kti Desi Akbid Paramata Raha
    Septian Raha
    Pas encore d'évaluation
  • Kti Eni Safitri
    Kti Eni Safitri
    Document89 pages
    Kti Eni Safitri
    Septian Raha
    Pas encore d'évaluation
  • Kti Elvi Akbid Paramata Raha 2015
    Kti Elvi Akbid Paramata Raha 2015
    Document107 pages
    Kti Elvi Akbid Paramata Raha 2015
    Septian Raha
    Pas encore d'évaluation
  • Kti Eka Fitriani
    Kti Eka Fitriani
    Document83 pages
    Kti Eka Fitriani
    Septian Raha
    Pas encore d'évaluation
  • Kti Darmina
    Kti Darmina
    Document106 pages
    Kti Darmina
    Septian Raha
    Pas encore d'évaluation
  • Kti Darmina
    Kti Darmina
    Document107 pages
    Kti Darmina
    Septian Raha
    Pas encore d'évaluation
  • Kti Darmina
    Kti Darmina
    Document106 pages
    Kti Darmina
    Septian Raha
    Pas encore d'évaluation
  • Aliran Atau Gaya Dalam Seni Rupa
    Aliran Atau Gaya Dalam Seni Rupa
    Document26 pages
    Aliran Atau Gaya Dalam Seni Rupa
    Septian Raha
    Pas encore d'évaluation
  • Kti BBLR
    Kti BBLR
    Document89 pages
    Kti BBLR
    Septian Raha
    Pas encore d'évaluation
  • BAB V Revisi
    BAB V Revisi
    Document34 pages
    BAB V Revisi
    Septian Raha
    Pas encore d'évaluation
  • Arsi 2
    Arsi 2
    Document24 pages
    Arsi 2
    Septian Raha
    Pas encore d'évaluation
  • Alasan Menghitung Perkembangan Seekor Sapi Betina
    Alasan Menghitung Perkembangan Seekor Sapi Betina
    Document1 page
    Alasan Menghitung Perkembangan Seekor Sapi Betina
    Septian Raha
    Pas encore d'évaluation
  • BAB I Egy
    BAB I Egy
    Document19 pages
    BAB I Egy
    Septian Raha
    Pas encore d'évaluation
  • ASMAULHUSNA
    ASMAULHUSNA
    Document14 pages
    ASMAULHUSNA
    Septian Raha
    Pas encore d'évaluation
  • Kti BBLR
    Kti BBLR
    Document89 pages
    Kti BBLR
    Septian Raha
    Pas encore d'évaluation
  • AINULSYAH
    AINULSYAH
    Document1 page
    AINULSYAH
    Septian Raha
    Pas encore d'évaluation
  • Seni Lukis1
    Seni Lukis1
    Document11 pages
    Seni Lukis1
    maynenw
    Pas encore d'évaluation
  • Badan Pembina Minvetcaddam Xiv
    Badan Pembina Minvetcaddam Xiv
    Document1 page
    Badan Pembina Minvetcaddam Xiv
    Septian Raha
    Pas encore d'évaluation
  • Arsi 8
    Arsi 8
    Document16 pages
    Arsi 8
    Septian Raha
    Pas encore d'évaluation
  • Arsi 4
    Arsi 4
    Document22 pages
    Arsi 4
    Septian Raha
    Pas encore d'évaluation
  • Apsen Kelas SD
    Apsen Kelas SD
    Document3 pages
    Apsen Kelas SD
    Septian Raha
    Pas encore d'évaluation
  • Arga
    Arga
    Document47 pages
    Arga
    Septian Raha
    Pas encore d'évaluation
  • Arsitek 6
    Arsitek 6
    Document23 pages
    Arsitek 6
    Septian Raha
    Pas encore d'évaluation
  • Aliran Seni Lukiss
    Aliran Seni Lukiss
    Document2 pages
    Aliran Seni Lukiss
    Septian Raha
    Pas encore d'évaluation
  • Adab Kepada Kedua Orang Tua
    Adab Kepada Kedua Orang Tua
    Document3 pages
    Adab Kepada Kedua Orang Tua
    Septian Raha
    Pas encore d'évaluation
  • Apsen Kelas
    Apsen Kelas
    Document3 pages
    Apsen Kelas
    Septian Raha
    Pas encore d'évaluation