Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
I. PENGERTIAN
R.D.S/H.M.D atau penyakit membran hialin adalah suatu sindroma gawat
napas yang terjadi secara akut, segera setelah lahir dan biasanya terjadi pada bayi
preterm dimana surfaktan masih belum/sedikit diproduksi (defisiensi surfaktan)
II. ETIOLOGI
A. Preterm
Bayi preterm mempunyai organ fisiologis yang immatur, termasuk organ
paru dimana surfaktan masih sedikit diproduksi (defisiensi surfaktan).
Komponen utama surfaktan adalah lesitin, yang terdiri dari cytidine
diphosphate cholin (C.D.P cholin) dan phosphatidyldimethyl etanolamine
(P.M.D.E). surfaktan diproduksi oleh sel pnemosit tipe II yang mulai tumbuh
pada gestasi 22-24 minggu, mulai aktif pada gestasi 24-26 minggu dan mulai
berfungsi pada masa gestasi 32-36 minggu. Paru fetus berhubungan dengan
cairan amnion, maka jumlah fosfolipid dalam cairan amnion dapat dipakai
untuk menilai produksi surfaktan, sebgai tolak ukur kematangan paru, yaitu
dengan cara menghitung rasio lesitin/spingomielin dalam cairan amnion.
80% dari bayi dengan ratio L:S 1,5:1 sebelum kelahiran akan menderita
sindroma gawat nafas.
B. Perinatal asfiksia
Pada keadaan asfiksia perinatal, sintesa surfaktan akan dihambat oleh adanya
hipoksia, asidosis dan hipotermi.
C. Ibu yang menderita diabetes mellitus
Bayi yang lahir dari ibu dengan diabetes tidak terkontrol akan menderita
sindroma gawat napas. Hal ini disebabkan karena sintesa
phosphatidylglyserol yang terhambat.
D. Kelahiran sectio caesaria
III. PATOFISIOLOGI
Kurangnya surfaktan pada paru bayi akan menyebabkan alveoli kolaps dan paru
akan menjadi tidak elastis. Berikut ini beberapa penyebab perubahan pada
fisiologi paru:
1. Compliance paru menurun + 25% dari normal
2. Kerja (usaha) napas meningkat
3. Shunting intrapulmonary meningkat dan terjadi hipoksemia berat
4. Hipoventilasi menyebabkan asidosis respiratorik
IV. GAMBARAN KLINIK
1. Adanya tanda-tanda gawat napas : takipnea (frekuensi napas lebih dari
60x/menit), retraksi dinding dada, napas dengan cuping hidung, sianosis dan
merintih saat ekspirasi
2. Perburukan pernapasan yang cepat, diikuti perburukan analisa gas darah.
Gawat napas ini timbul dalam 6-8 jam setelah lahir dan makin memburuk
dalam 24-48 jam berikutnya.
3. Didapatkan juga adanya hipotensi, oliguria, hipotonia, suhu tidak stabil, ileus
dan edema perifer
V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
A. Radiologi: foto thorak
B. Laboratorium:
1. Analisa gas darah: PaO2 kurang dari 50 mmHg sementara oksigen yang
diberikan 100%, PaCO2 kurang dari 60 mmHg, saturasi oksigen 92%-
94%
2. Pemeriksaan kalium: didapatkan adanya peningkatan kalium yang
berhubungan dengan injury alveoli
VI. PENATALAKSANAAN
A. SUPORTIF
1. Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan klien
2. Lakukan fisioterapi dada dan isap lendir
3. Monitor saturasi oksigen
4. Pemberian terapi surfaktan
5. Foto torak
B. LAIN-LAIN
1. Jaga kestabilan suhu
2. Cairan dan elektrolit adekuat
3. Pertahankan keseimbangan asam dan basa
4. Monitor tekanan darah
5. Monitor analisa gas darah, elektrolit dan gula darah
6. Pemberian obat-obatan: lasix, antibiotik, sedatif dan lain-lain