Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh :
ABSTRAK
Konservasi tanah adalah penempatan tiap bidang tanah pada cara penggunaan
yang sesuai dengan kemampuan tanah dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-
syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Pemakaian istilah
konservasi tanah sering diikuti dengan istilah konservasi air. Meskipun keduanya
berbeda tetapi saling terkait. Secara umum, tujuan konservasi tanah adalah
meningkatkan produktivitas lahan secara maksimal, memperbaiki lahan yang
rusak/kritis, dan melakukan upaya pencegahan kerusakan tanah akibat erosi. Kegiatan
praktek lapang terpadu ini dilaksanakan pada hari Minggu, 24 April 2011 yang secara
administrasi daerah praktek lapang terletak dalam wilayah Kelurahan Darma,
Kecamatan Polewali, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat. Adapun
yang melatarbelakangi diambilnya kelurahan Darma sebagai daerah praktek lapang
karena penggunaan wilayahnya didasarkan pada pertimbangan praktek-praktek usaha
konservasi tanah dan air serta merupakan areal percontohan usaha konservasi oleh
Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah dan pelestarian lingkungan oleh
masyarakat setempat. Kegiatan praktek lapang terpadu ini dilaksanakan karena dapat
dipergunakan untuk membantu menerangkan prediksi erosi dan pengaruh penggunaan
lahan terhadap erosi dengan tujuan untuk mendapatkan angka prediksi erosi yang
mewakili kondisi lapangan yang sangat penting dalam penetapan rekomendasi teknik
konservasi.
PENDAHULUAN
merupakan sumberdaya yang sangat menentukan hidup dan kehidupan manusia. Untuk itu
penggunaan sumberdaya alam tersebut perlu disadari bahwa keseimbangan harus dicapai
Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen
padat, cair, dan gas dan mempunyai sifat serta perilaku yang dinamik. Benda alami ini
terbentuk oleh hasil kerja interaksi antara iklim (i) dan jasad hidup (o) terhadap suatu
bahan induk (b) yang dipengaruhi oleh relief tempatnya terbentuk (r) dan waktu (t)
Tanah yang merupakan sumberdaya alam mempunyai pengaruh yang besar bagi
dipermukaan bumi, maupun sebagai media alami bagi pertumbuhan tanaman, sehingga
tanah akan mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung bagi kehidupan
manusia. Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuannya serta tidak diikuti
dengan usaha-usaha konservasi tanah dan air, akan menyebabkan tanah menjadi kritis,
sehingga akan menurunkan kualitas sumberdaya alam yang ada. Penurunan kualitas
sumberdaya alam tersebut salah satunya bisa di sebabkan karena kerusakan lingkungan,
erosi merupakan salah satu dari sekian banyak kerusakan lingkungan yang terjadi. Erosi
Tanah adalah proses penguraian dan proses pengangkutan partikel-partikel tanah oleh
tenaga erosi, seperti air dan angin (Morgan, 1979 dalam Taryono 1995).
Erosi tanah adalah peristiwa terangkutnya tanah dari satu tempat ke tempat lain
oleh air atau angin (Arsyad, 1976). Pada dasarnya ada tiga proses penyebab erosi yaitu
(sedimentation). Erosi menyebabkan hilangnya tanah lapisan atas (top soil) dan unsur hara
yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Erosi yang disebabkan oleh air hujan
merupakan penyebab utama degradasi lahan di daerah tropis termasuk Indonesia. Tanah-
tanah di daerah berlereng mempunyai risiko tererosi yang lebih besar daripada tanah di
daerah datar. Selain tidak stabil akibat pengaruh kemiringan, air hujan yang jatuh akan
dengan daerah datar, selain massa tanah dalam posisi stabil, air hujan yang jatuh tidak
selamanya memukul permukaan tanah karena dengan cepat akan terlindungi oleh genangan
air.
Tanah yang hilang akibat proses erosi tersebut terangkut oleh air sehingga
menyebabkan pendangkalan saluran drainase termasuk parit, sungai, dan danau. Erosi yang
waktu lama dan biaya yang mahal. Menurut Kurnia et al. (2002), kerugian yang harus
ditanggung akibat degradasi lahan tanpa tindakan rehabilitasi lahan mencapai Rp 291.715,-
/ha, sedangkan apabila lahan dikonservasi secara vegetatif, maka kerugian akan jauh lebih
rendah. Pencegahan dengan teknik konservasi yang tepat sangat diperlukan dengan
mempertimbangkan faktor-faktor penyebab erosi. Kondisi sosial ekonomi dan sumber daya
penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan
tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai syarat-syarat yang diperlukan agar tidak
terjadi kerusakan tanah. Sifat-sifat fisik dan kimia tanah dan keadaan topografi lapangan
menentukan kemampuan tanah untuk suatu penggunaan dan perlakuan yang diperlukan.
Sistem penilaian tanah untuk maksud tersebut dirumuskan dalam system klasifikasi
kemampuan lahan yang ditujukan untuk mencegah kerusakan tanah oleh erosi,
memperbaiki tanah yang rusak dan memelihara serta meningkatkan produktifitas tanah
permasalahan yang dapat menimbulkan kerusakan tanah, seperti dengan adanya proses
erosi, dan faktor manusia dan vegetasi yang kurang mendukung konservasi tanah. Oleh
karena itu perhatian pada tindakan konservasi tanah sangat diperlukan. Agar tindakan
konservasi tanah dapat efisien dan efektif baik dari segi waktu maupun biaya, maka
jenis dan penyebab kerusakan pada tanah. Identifikasi diperlukan agar dalam pelaksanaan
dapat diarahkan sesuai dengan sasaran-sasaran yang dituju, yang merupakan sumber
kerusakan, sehingga dapat ditentukan prioritas mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu
dan akhirnya dapat ditentukan metode perlakuan konservasi tanah pada masing-masing
lahan.
vegetatif dan cara gabungan dari kedua cara tersebut, cara mekanis dapat dilihat dengan
adanya pembuatan teras-teras seperti teras kredit, teras guludan dan teras bangku
sedangkan cara vegetatif yakni berupa penanaman sejajar kontur dan reboisasi serta
Sitanala Arsyad (1989) juga mengemukakan tentang dua strategi konservasi tanah.
Pertama, metode prediksi erosi yaitu cara untuk memperkirakan laju erosi yang akan
terjadi dari tanah yang dipergunakan untuk penggunaan dan pengelolaan lahan tertentu.
Prediksi erosi merupakan salah satu hal penting untuk mengambil keputusan dalam
perencanaan konservasi tanah pada suatu bidang lahan. Model prediksi erosi yang umum
Metode untuk mengetahui erosi yang dikembangkan oleh Wischmeier dan Smith
(1978 dalam Sitanala Arsyad, 1989), yang disebut dengan metode USLE adalah metode
1. USLE hanya memperkirakan erosi lembar dan erosi alur, dan tidak untuk erosi parit.
Metode USLE adalah model prediksi erosi yang dirancang untuk memprediksi
erosi jangka panjang dari erosi lembar dan alur pada keadaan tertentu dengan
menggunakan rumus :
A = R x K x LS x C x P
Dimana :
Besarnya kehilangan tanah atau erosi dalam hal ini hanya terbatas pada erosi
Metode yang kedua adalah metode konservasi tanah. Metode konservasi tanah
adalah masalah menjaga agar struktur tanah tidak terdepresi. dan mengatur kekuatan gerak
dan jumlah aliran pernukaan. Berdasarkan asas ini ada tiga cara pendekatan dalam
konservasi tanah, yaitu (1) menutup tanah dengan tumbuh-tumbuhan dan tanaman atau
sisa-sisa tanaman atau tetumbuhan agar terlindung dari daya perusak butir-butir hujan yang
jatuh, (2) memperbaiki dan menjaga keadaan tanah agar resisten terhadap penghancuran
agregat dan terhadap pengangkutan, dan lebih besar dayanya untuk menyerap air di
permukaan tanah, dan (3) mengatur air aliran permukaan agar mengalir dengan kecepatan
yang tidak merusak dan memperbesar jumlah air yang terinfiltrasi ke dalam tanah.
Darma, Kecamatan Polewali, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat. Jenis
Penggunaan lahan yang ada meliputi lahan sawah, permukiman, hutan, dan perkebunan.
usaha konservasi tanah dan air serta merupakan areal percontohan usaha konservasi oleh
Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah dan pelestarian lingkungan oleh
masyarakat setempat.
Oleh karena itu diperlukan pengamatan yang cermat atas kenyataan yang
berlangsung di dalam penanganan konservasi tanah dan air. Sehingga dapat dirumuskan
suatu konsep sebagai perkakas pembanguna menuju harapa di masa depan yang lebih cerah
METODE PENELITIAN
Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Pelaksanaan praktek lapang terpadu dimulai pada hari
Metode yang digunakan adalah metode survei, analisa lapangan, dan analisa
laboratorium serta pengumpulan data sekunder. Sedangkan untuk besarnya indikasi erosi
Metode pengambilan sampel dalam praktek lapang ini adalah stratified sampling
dimana satuan lahan sebagai stratanya. Pada setiap satuan lahan tersebut dilakukan
pencatatan kenampakan erosi, pengelolaan tanaman dan pengelolaan lahan atau konservasi
tanah.
Data primer yang digunakan dalam praktek lapang terpadu ini, yang merupakan
hasil pengamatan dan pengukuran di lapangan meliputi panjang dan kemiringan lereng,
dan tindakan pengendalian erosi. Selain dari data primer (pencatatan dan pengamatan di
lapangan) juga diperlukan data sekunder berupa data curah hujan bulanan dan tahunan
Dari data tersebut diatas kemudian dilakukan analisis data. Hasil dari data dari
masing-masing faktor erosi untuk memperkirakan besar erosi tanah (Nilai A) dan
laboratorium meliputi nilai faktor erosivitas hujan, faktor erodibilitas tanah, tekstur tanah,
kandungan bahan organik, permeabilitas, faktor vegetasi penutup tanah, dan faktor
tindakan konservasi.
Indeks erosivitas hujan (R) yang digunakan adalah EI30 yang menurut Bols (1978) dapat
Besarnya indeks erosivitas hujan pada lahan praktek lapang diketahui sebesar
6076.11 cm/bulan.
Erodibilitas tanah (K) adalah kepekaan tanah terhadap erosi. Erodibiltas tanah dapat diduga
dengan mengetahui nilai analisis ukuran partikel (tekstur tanah), kandungan C-organik dan
. . ( )( ) + . ( ) + . ( )
=
Dimana :
Berdasarkan dari hasil analisis tersebut maka diketahui bahwa nilai erodibiltas
tanah (K) pada lahan praktek lapang terpadu yaitu sebesar 0,1199 dengan kriteria rendah.
metode segitiga tekstur (USDA) sehingga akan diperoleh persentase pasir, debu, dan liat.
Hasil analisis tekstur menunjukkan bahwa lahan praktek lapang memiliki 44,42 % pasir,
1,71 % debu, dan 53,87 % liat, dalam analisis segitiga tekstur (USDA) tergolong kedalam
kelas liat.
berdasarkan kehilangan berat, kandungan unsur C, dan Reagen. Bahan organik pada suatu
( ),
%=
% = % ,
Dari hasil analisis diketahui bahwa persentase bahan organik pada lahan praktek lapang
Penentuan Permeabilitas
Permeabilitas merupakan sifat yang menyatakan laju pergerakan suatu zat cair
melalui suatu media yang berpori-pori, dan disebut pula konduktifitas hidrolik yang
dipengaruhi oleh kadar air pada saat air dialirkan sehingga permeabilitas tanah dan
hantaran hidrolik tanah sebagian besar pada ukuran pori dan tingkat pengisian pori-pori
oleh air pada suatu tingkat tertentu. Perhitungan permeabilitas dengan dasar Hukum Darcy
(Syarief, 1989) :
= /
Dimana :
K = permeabilitas (cm/jam)
=
(, + , + , )
Dimana :
LS = faktor lereng
L = panjang lereng
Sedangkan untuk nilai faktor panjang lereng (L) dan kemiringan lereng (S), dapat
.
= = [ ]
Nilai faktor panjang dan kemiringan lereng pada lahan praktek lapang tersebut, diketahui
sebesar 0,75 cm
Kondisi tutupan lahan berdasarkan jenis penggunaan lahan untuk mengetahui nilai
indeks tutupan vegetasi di lokasi praktek. Dan nilai C dapat dihitung dengan persamaan :
=
Dimana :
Nilai C juga dapat diketahui dengan menggunakan tabel indeks pengelolaan tanaman
berikut, sehingga diperoleh niilai indeks tutupan vegetasi di lokasi praktek lapang
Nilai faktor tindakan manusia dalam konservasi tanah (P) adalah nisbah antara
besarnya erosi dari lahan dengan suatu tindakan konservasi tertentu terhadap besarnya
erosi pada lahan tanpa tindakan konservasi (Suripin, 2001). Nilai P adalah 1,0 yang
diberikan untuk lahan tanpa adanya tindakan pengendalian erosi. Menurut USLE
dimana :
R = erosivitas
K = erodibilitas
LS = faktor lereng
Nilai faktor tindakan manusia dalam konservasi tanah (P) sebesar 0,04.
Dari faktor erosivitas hujan, faktor erodibilitas tanah, tekstur tanah, permeabilitas
tanah, kandungan bahan organik, faktor panjang dan kemiringan lereng, faktor vegetasi
penutup tanah, dan faktor tindakan konservasi, maka diketahui indikasi erosi lokasi praktek
lapang terpadu, yaitu sebesar 5,45 cm/jam yang diperoleh dari persamaan berikut :
A=RxKxLxSxCxP
Dimana :
KESIMPULAN
Hasil praktikum teknik konservasi tanah dan air dengan panjang lahan 200 cm dan
kemiringan lereng 60% sehingga diperoleh nilai faktor panjang dan kemiringan lereng
cm
0,75 cm memiliki indikasi erosi 9,37 /jam, yang diperoleh dari faktor erosivitas hujan
cm
6076,11 /hari, faktor erodibiltas tanah 0.1199, dengan tekstur liat (44,42% pasir, 1,71%
debu, dan 53,87% liat), kandungan bahan organik 0.013 %, permeabilitas 0,4 cm/jam, dan
Teknik konservasi tanah yang baik dan benar umumnya dilakukan pada dataran
tinggi, sehingga kehilangan tanah (erosi) dari lahan pertanaman terus terjadi, menyebabkan
produktivitas tanah terus menurun. Selain itu, erosi membawa sejumlah unsur hara dari
konservasi tanah yang sesuai dengan agroekosistem dan sosial budaya petani dataran tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Abdurachman, A., S. Abuyamin, dan U. Kurnia. 1984. Pengelolaan tanah dan tanaman
untuk usaha konservasi tanah. Pemberitaan Penelitian Tanah dan Pupuk 3: 7-11.
Anonim. 2011. Modul dan Penuntun Praktikum Konservasi Tanah dan Air. Laboratorium
Fisika Tanah. Jurusan Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Universitas Hasanuddin.
Makassar. 2011.
Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Penerbit Institut Pertanian Bogor Press.
Bogor.
Kurnia, et al. 2002. Pengaruh Bedengan dan Tanaman Penguat Teras terhadap Erosi dan
Produktivitas Tanah pada Lahan Sayuran. Hlm. 207-219 dalam Prosiding
Seminar Nasional Pengelolaan Sumber Daya Lahan dan Pupuk. Cisarua Bogor,
30 31 Oktober 2001. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan
Agroklimat, Bogor. Buku II.
Kartasapoetra, A.G, dan M.M. Sutedjo. 1985. Teknologi Konservasi Tanah dan Air.
Penerbit Rineka Cipta. Jakarta
Taryono. 1995. Kajian Erosi Permukaan dan Perlakuaan Konservasai Tanah di Sub
Daerah Aliran Sungai Gobeh Kabupaten Wonogiri. Thesis. Yogyakarta : Fakultas
Geografi UGM.
LAMPIRAN
Diketahui data curah hujan untuk lokasi praktek lapang Polewali Mandar untuk tahun
2007 sebagai berikut :
Tabel 1. Data Curah Hujan Tahun 2007
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Curah Hujan Rata-
Rata /R 9 16 21 15 21 10 12 19 24 15 10 18
(cm/bulan)
Jumlah Hari
Hujan/H 6 11 4 16 12 10 4 2 1 11 11 15
(hari)
Curah Hujan
Maksimal/RM 20 27 43 45 40 23 20 26 24 29 17 40
(cm)
Penyelesaian :
Diketahui persentase pasir 44,42%, debu 1,71%, dan liat 53,87%, dengan harkat struktur
cm cm
tanah 0,07 /jam dan permeabilitas tanah 0,4 /jam, memiliki kandungan bahan organik
0,013 gram.
Penyelesaian :
= 123,225%
Penyelesaian :
1 + 0,3(1 19,8)
() = [ ] 0,5
2
8 + 0,3(2919,8)
= [ ] 0,5
2
= 4,88
2 + 0,3(2 19,8))
() = [ ]
2
8 + 0,3(2919,8)
= [ ] 0,5
2
= 4,73
% = 100 %
+
3,9
= 100 %
4,88+3,9
= 44,42 %
( )
% = 100 %
+
(4,88 4,73)
= 100 % = , %
4,88 + 3,9
% = 100 %
+
4,73
= 100 % = , %
4,88 + 3,9
Diketahui ml b 32,9 gram, ml t 23,6 gram, normalitas 0,2 N, dan contoh tanah tanpa air
1000 gram.
Penyelesaian :
(32,9 23,6)31,33
% =
1000
(32,923,6)31,33
=
1000
= 0,0074
Penentuan Permeabilitas
Diketahui banyaknya air yang mengalir pada setiap pengukuran 400 ml, waktu pengukuran
1 jam, dan tinggi permukaan air dari permukaan contoh tanah konstan 4 cm.
Penyelesaian :
1
= /
= 0,4 cm/jam
Penyelesaian:
200
= = = 3,02
22 22
1,4 60 1,4
= ( ) = ( ) = 14,24
9 9
Faktor panjang dan kemiringan lereng dihitung menggunakan rumus Morgan (1979).
= (1,38 + 0,965 + 0,138 2 )
100
3,02
= (1,38 + 0,965 14,24 + 14,242 )
100
= ,
Jadi, nilai faktor panjang dan kemiringan lereng, yaitu 0,75 cm.
Indikasi Erosi
cm
Diketahui faktor erosivitas hujan 6076,11 /hari, faktor erodibilitas tanah 0,1199, faktor
panjang dan kemiringan lereng 0,75 cm, faktor vegetasi penutup tanah 0,43 dan faktor
Penyelesaian :
A = R x K x LS x C x P
= 9,37