Vous êtes sur la page 1sur 8

ACTIVE HIGH PASS FILTER

Anita Dewi Permatasari, Muh. Zauki, Rika, Zurnansyah*)


Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi
2017

LATAR BELAKANG
Dalam peralatan elektronika yang kompleks sangat banyak ditemukan komponen-
komponen seperti dioda transistor, OP-Amplifier, IC, timer 555 (LED dan Buzzer), 7 segment,
akusisi data, dan komponen lainnya. Suatu alat elektronik akan tersusun dari banyak rangkaian
elektronika. Serangkaian itu sesungguhya hanya memanfaatkan penggabungan sifat dari
masing-masing komponen. Karena tiap-tiap komponen elektronika memiliki karakteristik
kerja yang berbeda.
Seiring dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, maka komponen-
komponen elektronika seperti transistor, resistor, kapasitor dapat digabung dalam satu
kemasan yang disebut IC (Integrated Circuit). Dari suatu IC dapat tersusun dari beribu-ribu
transistor di dalamnya. Dalam percobaan ini IC yang digunakan sebagai penguat adalah Op-
Amp 741. Op-Amp merupakan rangkaian terintegrasi yang dikemas dalam bentuk chip,
sehingga sangat praktis penggunaannya. Penggunaan Op-Amp sangat luas, termasuk
diantaranya sebagai osilator, filter, rangkaian instrumentasi.
Op-Amp biasa disebut penguat operasional adalah suatu penguat beda (penguat
diferensial) yang mempunyai penguatan tegangan sangat tinggi dengan impedansi keluaran
rendah. Penguat operasional ini merupakan jenis penguat pada elektronika dengan arus searah
(DC). OP-AMP memiliki faktor penguat besar dengan dua masukan dan satu keluaran.
Rangkaian penyusun utama dari Op-Amp adalah penguat beda. Penguat beda atau Differential
Amplifier merupakan rangkaian yang banyak dipakai dalam rangkaian terintegrasi termasuk
Op-Amp. Pada prinsipnya rangkaian penguat beda terdiri atas dua buah transistor dan
emitornya dihubungkan jadi satu.
Dalam hal rangkaian, IC dapat dirangkai menjadi rangkaian inverter, non-
inverter,buffer, adder(penjumlah), integrator dan differensiator. Dalam pengaplikasiannya,
rangkaian inverting dan rangkaian non inverting biasanya dipadukan dengan sebuah kapasitor
pada sebuah rangkaian inverting maupun non inverting. Biasanya kapasitor tersebut dipasang
seri dengan sebuah resistor ataupun paralel dengan kapasitor. Inilah yang dinamakan dengan
rangkaian tapis lolos tinggi atau active high pass filter.

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana merancang sistem filter aktif lolos tinggi orde 1 mode inverting dan non
invertingm?
2. Bagaimana menentukan besar amplitudo tegangan filter aktif lolos tinggi orde 1 sebagai
fungsi frekuensi input?
3. Bagaimana menentukan frekuensi cut-off filter aktif lolos tinggi orde 1 mode inverting dan
non inverting?
TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa diharapkan dapat :
1. Merancang sistem filter aktif lolos tinggi orde 1 mode inverting dan non inverting.
2. Menentukan besar amplitudo tegangan filter aktif lolos tinggi orde 1 sebagai fungsi
frekuensi input.
3. Menentukan frekuensi cut-off filter aktif lolos tinggi orde 1 mode inverting dan non
inverting.

KAJIAN TEORI
Operational Amplifier atau biasa disingkat Op Amp, adalah sebuah penguat
differensial dengan penguatan sangat tinggi dengan impedansi input yang tinggi dan dengan
impedansi output yang rendah. Sebuah Op Amp terdiri dari sejumlah tingkatan penguat
differensial untuk mencapai penguatan tegangan yang tinggi. Jenis Op Amp 741 sangat
dikenal secara umum dalam penggunaan penguat, tapis aktif, aplikasi sensing dan lain
sebagainya. Skema dasar dan wujud dari jenis penguat operasional (Operational Amplifier, Op
Amp) ini ditunjukkan pada Gambar berikut. (Tim Elektronika Dasar, 2016)

Keterangan Gambar :

1. Input membalik (Inverting),


2. Input tak membalik (Non-nverting),
3. Sumber daya negatif,
4. Output,
5. Sumber daya positif.

Gambar 1. Bagian- Bagian Operational Amplifier

Op-Amp LM-741 mempunyai 8 kaki yang mana masing-masing kaki mempunyai fungsi
masing-masing (Tim Penyusun Elektronika dan Instrumentasi UB)
(a)

Gambar 2. Kaki-kaki Op-Amp LM-741

Penjelasan kaki Op-Amp LM-741, yaitu :


1. Kaki 1 : Offset Null, kaki ini berfungsi untuk mengontrol offset tegangan untuk
meminimalkan kebocoran, karena Op-Amp berjenis diferensial
2. Kaki 2 : Inverting Input, Kaki ini berfungsi sebagai masukan pada Op-Amp. Sifat
keluaran dari masukan melalui kaki ini, yaitu fasa sinyal keluaran akan berlawanan
dengan sinyal masukan.
3. Kaki 3 : Non_Inverting Input. Kaki ini berfungsi sebagai masukan pada Op-Amp.
Sifat keluaran dari masukan melalui kaki ini, yaitu fasa sinyal keluaran akan berfasa
sama dengan sinyal masukan.
4. Kaki 4 : V negatif. Kaki ini berfungsi sebagai sumber daya tegangan negatif pada
Op-Amp agar dapat bekerja.
5. Kaki 5: Offset Null. Fungsi kaki ini sama dengan kaki 1
6. Kaki 6: Output. Kaki ini berfungsi ssebagai keluaran dari Op-Amp
7. Kaki 7 : V positif. Kaki ini berfungsi senagai sumber daya tegangan positif
8. Kaki 8 : Not connected. Kaki ini berfungsi sebagai pelengkap kemasan standar 8 pin.
Kaki ini tidak terhubung ke manapun pada rangkaian.
Filter frekuensi dibagi menjadi dia, yaitu filter aktif dan filter pasif. Filter aktif adalah
rangkaian filter dengan menggunakan komponen-komponen elektronik pasif dan aktif seperti
Operational Amplifier (Op-Amp), Transistor dan komponen lainnya. Filter pasif adalah
rangkaian filter yang menggunakan komponen-komponen pasif saja, dimana komponen pasif
itu adalah resistor, kapasitor, dan induktor. Perbedaan dari komponen aktif dan pasif adalah
pada komponen aktif dibutuhkan sumber agar dapat bekerja (op-amp dan transistor
membutuhkan sumber lagi agar dapat bekerja/digunakan), sedangkan komponen pasif tidak
membutukan sumber lagi untuk digunakan/bekerja. (Anonim, 2014)
Beberapa keuntungan dan kerugian dari filter aktif ialah pada filter aktif dapat
mengolah sinyal dengan amplitudo kecil, dapat diatur penguatan outputnya (diperkuat atau
diperlemah), kualitas respon yang lebih baik dari filter pasif, mempunyai impedansi input
tinggi dan impedansi output yang rendah, sedangkan kerugiannya adalah pada komponen
dihasilkan panas, perlu sumber agar dapat bekerja, terdapatnya pembatasan frekuensi dari
komponen yang digunakan sehingga pengaplikasian untuk frekuensi tinggi terbatas.
Terdapat beberapa filter frekuensi yaitu filter frekuensi LPF (Low Pass Filter) yaitu
filter yang hanya melewatkan frekuensi rendah, HPF (High Pass Filter) yaitu filter yang hanya
melewatkan frekuensi tinggi, BSF (Band Stop Filter) atau terkadang disebut Band Reject Filter
(BRF) yaitu filter yang memilih frekuensi tertentu untuk tidak dilewatkan dan melewatkan
frekuensi lain, BPF (Band Pass Filter) yaitu filter yang melewatkan frekuensi tertentu dan
tidak melewatkan frekuensi yang lain (kebalikan BSF). (Anonim, 2014)

Gambar 3. Respon untuk beberapa jenis filter


Active High Pass Filter Inverting Mode

Gambar 4. Rangkaian High Pass Filter Mode Inverting


Besar penguatan tegangan untuk tapis aktif lolos tinggi dengan mode inverting di atas adalah
:

R2 V
AF atau AF (dB) 20 log out
R1 Vin
Frekuensi cut off untuk tapis aktif lolos tinggi mode inverting adalah :

1
fc Hz
2 R1 C1
Active High Pass Filter Non Inverting Mode

Gambar 4. Rangkaian High Pass Filter Mode Non Inverting


Besar penguatan tegangan untuk tapis aktif lolos tinggi dengan mode non inverting di atas
adalah :

R2 V
AF 1 atau AF (dB) 20 log out
R1 Vin
Frekuensi cut off untuk tapis aktif lolos tinggi mode non inverting adalah :

1
fc Hz
2 R3 C1
Respon frekuensi kedua rangkaian di atas, baik mode inverting maupun mode non
inverting tetap sama dengan filter RC passif, kecuali amplitude output yang diloloskan
semakin meningkat hingga sebesar AF. Tapis aktif lolos tinggi untuk kedua mode memiliki
penguatan semakin meningkat dari 0 Hz hingga frekuensi cut off fc. Pada titik fc, penguatan
menjadi 0,707AF dan setelah fc semua sinyal akan diloloskan dengan penguatan sebesar AF.
(Tim Elektronika Dasar, 2016)
METODE PERCOBAAN
Alat dan bahan
1. Osiloskop Sinar Katoda + Probe 1 set.
2. Audio Function Generator (AFG) 1 set.
3. Op Amp Power Supply Unit 1 buah.
4. Op Amp Universal Kit 1 buah
5. Resistor 1 k 1 buah.
6. Resistor 10 k 2 buah
7. Kapasitor 10 nF 1 buah
8. Kabel penghubung 11 buah

Identifikasi variabel
Variabel manipulasi : Frekuensi (f) (Hertz)
Variabel respon : Tegangan Output (Vo) (Volt)
Variabel kontrol : Resistansi Resistor (R)(), Kapasitansi Kapasitor (C)(F),Tegangan
Input (Vi)(Volt)

Definisi operasional variabel


1. Frekuensi adalah besarnya frekuensi yang diubah-ubah pada AFG selama praktikum
dengan satuan Hertz
2. Resistansi Resistor adalah nilai hambatan resistor yang digunakan dalam praktikum.
Resitansi yang digunakan yaitu R1 = 1 k dan Rf= 10 k. dengan satuan k
3. Kapasitansi Kapasitor nilai kapasitor yang digunakan dengan satuan nF
4. Tegangan input adalah AFG dihubungkan dengan CRO diukur dengan satuan Volt.
5. Tegangan output adalah tegangan yang dihasilkan dari setiap perubaghan frekuensi yang
berbentuk gelombang yang tampak pada layar osiloskop dengan satuan volt (v).

Prosedur kerja
Merangkai rangkaian tapis aktif lolos tinggi mode inverting pada Op Amp Universal Kit
yang disiapkan dengan komponen-komponen R1 = 1 k, RF = 10 k, dan CF = 10 nF.Setelah
itu menghubungkan Op Amp dengan power supply sesuai polaritasnya lalu menhubungkan
input rangkaian dengan AFG pada frekuensi 10 Hz. Setelah itu mengukur tegangan input dan
output rangkaian.
Setelah selesai, langkah selanjutnya adalah menaikkan frekuensi sumber secara
logaritmik dan mencatat tegangan output rangkaian untuk setiap perubahan frekuensi yang
telah diberikan.
HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA
Hasil Pengamatan
Mode Inverting
1 = 1
2 = 10
= 22 10 3 = 22 10 9 F
= 2

Tabel 1. Hubungan frekuensi dengan tegangan output dan penguatan tegangan pada Mode
Inverting
No f(Hz) Vo Vo/Vi 20 Log Vo/Vi
1 100 0,28 0,14 -17,07
2 200 0,6 0,3 -10,45
3 300 0,88 0,44 -7,13
4 400 1,2 0,6 -4,44
5 500 1,5 0,75 -2,49
6 600 1,7 0,85 -1,41
7 700 2 1 0
8 800 2,2 1,1 0,82
9 900 2,4 1,2 1,58
10 1000 3 1,5 3,52
11 2000 6 3 9,54
12 3000 8,8 4,4 12,87
13 4000 10,4 5,2 14,32
14 5000 13 6,5 16,26
15 6000 13 6,5 16,26
16 7000 13 6,5 16,26
17 8000 13 6,5 16,26
18 9000 13 6,5 16,26
19 10000 13 6,5 16,26
Analisis Data

1. Penguat tegangan pada mode inverting


a. Secara Teori
2
=
1
10
=
1
= 10
b. Secara Praktikum

() = 20 ( )

0,28
() = 20 ( )
2,0
() = 17,07


% = | | 100%


(10 (17,07)
% = | | 100%
3,86
7,07
% = | | 100%
13,535
% = 52,23 %

2. Frekuensi Cut-off
1
= 21 1
Hz
1
=
2(3,14)(1000)(22 10 9 )
= 7.237,98

Analisis Grafik
Tapis Aktif Lolos Tinggi Mode Inverting
a. Secara Teori
= 7.237,98

b. Secara Praktikum
= 5000


% = | | 100%

(7.237,98 5.000)
% = | | 100%
6.118,99
2.237,98
% = | | 100%
6.118,99
% = 36,57 %

PEMBAHASAN
Dalam praktikum ini untuk membuat rangkaian filter aktif dibutuhkan komponen
penting berupa kapasitor, resistor dan op amp. Dalam praktikum ini IC yang digunakan sebagai
penguat adalah Op-Amp 741. Secara teori penguatan yang dihasilkan oleh Op-Amp
bergantung pada besar resistansi resistor yang digunakan. Sedangkan berdasarkan praktikum
penguatan berganantung pada tegangan input dan tegangan output. Besar frekuensi cut off
secara teori bergantung pada besar resistansi reistor 1 dan kapasitor. Spesifikasi komponen
yang digunakan dalam percobaan ini yaitu R1 = 1 k, Cf = 22 10 9 F , R2= 10 k dengan
Vi sebesar 2 volt pada penguatan membalik
Dari hasil percobaan pertama filter aktif lolos rendah mode inverting yang
menggunakan 2 resistor dan 1 kapasitor, diperoleh nilai perhitungan yaitu untuk besar
penguatan secara teori yaitu -10 dB sedangkan secara praktikum, besar penguatannya adalah
-17,07 dB. Besar frekuensi cut off yang diperoleh secara teori yaitu 7.237,98 Hz dan secara
praktikum sebesar 5.000 Hz. Ketika kedua data dibandingkan diperoleh besar % diff 52,23%
dan 36,57% yang tergolong besar. Ini diakibatkan kurangnya ketelitian praktikan dalam
melakukan praktikum khusunya pembacaan data. Dari tabel dapat dilihat bahwa semakin besar
frekuensi yang diberikan maka semakin besar pula penguatan pada osiloskop. Hal ini sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa, semakin tinggi frekuensi yang dimasukkan maka
semakin besar amplitudo tegangan yang diperoleh, hal ini membuktikan bahwa terjadi
pelemahan isyarat keluaran untuk frekuensi rendah.

KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum dapat disimpulkan bahwa :
1. Active high pass filter dirancang dengan menggunakan sebuah resistor yang seri dengan
sebuah kapasitor non polar dengan komponen aktif yaitu op amp.
2. Besar amplitudo tegangan untuk mode inverting yang diperoleh berdasarkan teori adalah
-10 dB dan berdasarkan praktikum adalah -17,07 dB.
3. Besar frekuensi cut-off secara teori untuk rangkaian tersebut secara teori yaitu 7.237,98
Hz dan berdasarkan percobaan yang bisa terlihat pada grafik adalah 5000 Hz.

DAFTAR PUSTAKA
Tim Elektronika Dasar. 2016. Penuntun Praktikum Elektronika Dasar 2. Makassar:UNM
Tim Penyusun Elektronika dan Instrumentasi. Modul Praktikum Elektronika Dasar.
Malang:Universitas Brawijaya
Anonim. 2014. Filter Frekuensi. diakses pada wesbite comp-
eng.binus.ac.id/files/2014/05/Filter-Frekuensi.pdf tanggal 24 Mei

Vous aimerez peut-être aussi