Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Kamus Kedokteran (Ed,2005) menjelaskan bahwa atelektaksis adalah
pengembangan paru-paru secara tidak sempurna. Atelektaksis sebenarnya bukan
suatu penyakit tetapi ada kaitannya dengan penyakit parenkim paru.
Kamus Keperawatan (Ed. 17, 2005) menjelaskan bahwa atelektaksis adalah
sejumlah alveoli paru yang tidak mengandung udara akibat kegagalan ekspansi
(atelektaksis kongenital) atau kegagalan resorpsi udara dari alveoli (collapse).
Menurut Somantri (2008) atelektaksis adalah suatu kondisi dimana paru-paru
tidak mengembang secara sempurna.
Jadi atelektaksis adalah suatu keadaan kolaps, dimana paru-paru tidak dapat
mengembang dengan sempurna tepatnya pada alveoli atau alveolus paru yang
tidak mengandung udara.
2.2 Etiologi
Penyebab dari atelektaksis antara lain : (Soemantri,Irman, 2009)
1. Obstruktif :
Sebab utama dari atelektasis adalah penyumbatan sebuah bronkus.
Penyumbatan juga bisa terjadi pada saluran pernafasan yang lebih kecil.
Penyumbatan bisa disebabkan oleh adanya gumpalan lendir, tumor atau benda
asing yang terhisap ke dalam bronkus. Atau bronkus bisa tersumbat oleh sesuatu
yang menekan dari luar, seperti tumor atau pembesaran kelenjar getah bening.
Jika saluran pernafasan tersumbat, udara di dalam alveoli akan terserap ke dalam
aliran darah sehingga alveoli akan menciut dan memadat. Jaringan paru-paru yang
mengkerut biasanya terisi dengan sel darah, serum, lendir, dan kemudian akan
mengalami infeksi.
a) Bronkus yang tersumbat, penyumbatan bias berasal di dalam bronkus seperti
tumor bronkus, benda asing, cairan sekresi yang massif. Dan penyumbatan
bronkus akibat panekanan dari luar bronkus seperti tumor sekitar bronkus,
kelenjar yang membesar.
b) Tekanan ekstra pulmonary, biasanya diakibatkan oleh pneumothorah, cairan
pleura, peninggian diafragma, herniasi alat perut ke dalam rongga thorak, tumor
thorak seperti tumor mediastinum.
c) Paralisis atau paresis gerakan pernapasan, akan menyebabkan perkembangan paru
yang tidak sempurna, misalkan pada kasus poliomyelitis dan kelainan neurologis
lainnya. Gerak napas yang terganggu akan mempengaruhi lelancaran pengeluaran
sekret bronkus dan ini akan menyebabkan penyumbatan bronkus yang berakhir
dengan memperberat keadaan atelektasis.
d) Hambatan gerak pernapasan oleh kelainan pleura atau trauma thorak yang
menahan rasa sakit, keadaan ini juga akan menghambat pengeluaran sekret
bronkus yang dapat memperberat terjadinya atelektasis.
2. Non-obstruktif (menurut SEMA FK-UNAIR, SIE BURSA. KUMPULAN
KULIAH RADIOLOGI I. Surabaya : LAB/UPF Radiologi RSUD dr. Soetomo :
20-21 :
a) pasif pneumothorax, operasi
b) cicatrix perlekatan-perlekatan
c) adhesive RDS (Respiratory Distress Syndrome)
d) Pneumonitis radiasi, pneumonia, uremia.
e) kompresi Pneumothorax, pleural effusion, tumor
2.7 Penatalaksanaan
Menurut Smeltzer (2002), tujuan penatalaksanaan atelektaksis adalah untuk
memperbaiki ventilasi dan membuang sekresi. Beberapa penatalaksanaan pada
klien atelektasis yang biasanya di lakukan adalah :
1. Berbaring pada sisi paru-paru yang sehat sehingga paru-paru yang
terkena kembali bisa mengembang
2. Menghilangkan penyumbatan, baik melalui bronkoskopi maupun
prosedur lainnya
3. Latihan menarik nafas dalam ( spirometri insentif )
4. Lakukan perkusi (menepuk-nepuk) dada untuk mengencerkan
dahak
5. Posisikan postural drainase utuk mengeluarkan secret yang ada.
6. Pemberian antibiotik diberikan untuk semua infeksi
7. Pengobatan tumor atau keadaan lainnya
8. Pada kasus tertentu, jika infeksinya bersifat menetap atau berulang,
menyulitkan atau menyebabkan perdarahan, maka biasanya bagian paru-
paru yang terkena mungkin perlu diangkat
9. Jika atelektasis terjadi sebgai akibat efusi pleura atau pneumotorak,
tekanan cairan atau udara mungkin dibuang dengan aspirasi jarum.
10. Jika penyebabnya obstruksi bronchial, obstruksi harus di hilangkan
untuk memungkinkan udara memasuki bagian paru tersebut.
2.8 Komplikasi
Menurut Madappa (2010), komplikasi atelektaksis di antaranya adalah :
1. Pnemonia akut
2. Bronkietaksis
3. Hipoksemia dan gagal nafas
4. Sepsis
5. Efusi plura dan empiema
2.9 Prognosis
Menurut Soemantri (2009), atelektasis biasa pada klien-klien yang mengalami
penyakit :
1. Asma bronkial
2. Brokitis kronis
3. Bronkiektasis
4. Aspirasi benda asing
5. Post operasi
6. Aspirasi darah beku
7. Neoplasma bronkus
8. Pada klien mengalami penurunan kesadaran (Somantri, 2009)
9. Efusi pleura
10. Pnemotoraks
3. Riwayat kesehatan :
a. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
Px atelektasis mengalami demam subfebril, febril (40-41derajat C) hilang timbul,
lalu timbul batuk karena adanya iritasi pada bronkus, batuk ini dimulai dari batuk
kering sampai batuk purulenta (menghasilkan sputum), sesak nafas bila sudah
lanjut dimana infiltrasi radang sampai setengah paru, nyeri dada jarang
ditemukan, nyeri timbul bila infiltrasi radang sampai ke pleura sehingga
menimbulkan pleuritis.
b. Riwayat Penyakit Sebelumnya (RPD)
Px atelektasis mempunyai riwayat adanya bronkus yang tersumbat, penyumbatan
bisa berasal di dalam bronkus seperti tumor bronkus, benda asing, cairan sekresi
yang massif. Dan penyumbatan bronkus akibat panekanan dari luar bronkus
seperti tumor sekitar bronkus, kelenjar yang membesar.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Atelektasis bukanlah merupakan penyakit keturunan, melainkan suatu penyakit
yang didapat atau bawaan sejak lahir.
4. Review Of System (ROS) dan Pemeriksaan Fisik
a. B1(breathing)
Inspeksi : Sesak, batuk, nyeri dada, penggunaan otot bantu pernafasaan,
pernafasaan diafragma dan perut meningkat, pernafasan cuping hidung, pola nafas
cepat dan dangkal, retraksi otot bantu pernafasan.
Palpasi : fremitus berkurang, biasanya terdapat perbedaan pada gerak dinding
thorak, gerak sela iga dan diafragma
Perkusi : pekak atau datar
Auskultasi : suara pernapasan tidak terdengar, terdengar suara ronchi pada lapang
paru ( karena penumpukan secret)
b. B2 (blood)
Pada umumnya klien atelektasis mengalami Peningkatan leukosit dan LED,
BGA menunjukkan derajat hipoksemia (penurunan kadar oksigen dalam darah),
terkadang kadar Hb dalam darah menurun, denyut nadi meningkat
(takhikardi), dan sianosis
c. B3 (brain)
Pada klien atelektasis biasanya dapat terjadi penurunan kesadaran dikarenakan
penurunan suplay O2 ke otak, gelisah, kejang
d. B4 (bladder)
Terkadang prodeuksi urine menurun
e. B5 (bowel)
Mual dan terkadang juga muntah
f. B6 (bone)
Pada umumnya tidak ada kelainan
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada penderita atelektasis, diantaranya adalah
a. Foto rontgen dada
1) Tampak gambaran radiologis atelektasis adalah pengurangan volume bagian paru
baik lobaris, segmental atau seluruh paru.
2) Pada kavitas bayangan berupa cincin.
3) Pada klasifikasi tampak bayangan bercak-bercak padat dengan densitas tinggi.
b. Bronkoskopi serat optic
Pemeriksaan khusus untuk melihat kerusakan bronkus atau kerusakan paru
karena TB.
c. Laboratorium
1) Darah : leukosit meninggi, LED meningkat karena ada suatuinfeksi
2) Sputum : pada kultur ditemukan BTA (pada klien dengan komplikasi TBC yang
bias menyebabkan atelektasis)
3) Test Tuberkulin : Mantoux test (indurasi lebih dari 10 15 mm)
4) Hasil test ini akan menunjukkan hasil positif jika klien terkena sakit TBC
5) BGA menunjukkan derajat hipoksemia dan keadekuatan ventilasi alveola
6) Karena pada klien atelektasis akan kekurangan oksigen sehingga pO2 akan
menurun sedangkan pCO2 akan meningkat.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Atelektasis berkenaan dengan kolaps dari bagian paru. Kolaps ini dapat
meliputi subsegmen paru atau seluruh paru. Atelektasis terjadi karena berbagai
macam faktor antara lain karena adanya benda asing di saluran nafas seperti
secret, gumpalan lendir, tumor atau benda asing yang terhisap ke dalam bronkus.
Atau bronkus bisa tersumbat oleh sesuatu yang menekan dari luar, seperti tumor
atau pembesaran kelenjar getah bening. Factor-faktor tersebut merupakan
manifestasi klinis dari berbagai penyakit saluran pernafasan seperti pneumonia,
efusi pleura, ca paru, dll.
3.2 Saran
Dalam suatu penerapan Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Atelektasis
diperlukan pengkajian, konsep dan teori oleh seorang perawat.
Informasi atau pendidikan kesehatan mengenai pencegahan atelektasis sangat
berguna bagi klien dengan atelaktasis, seperti:
a) Berbaring pada sisi paru-paru yang sehat sehingga paru-paru yang terkena
kembali bisa mengembang
b) Menghilangkan penyumbatan, baik melalui bronkoskopi maupun prosedur
lainnya
c) Latihan menarik nafas dalam ( spirometri insentif )
d) Lakukan perkusi (menepuk-nepuk) dada untuk mengencerkan dahak
e) Posisikan postural drainase utuk mengeluarkan secret yang ada.
f) Pemberian antibiotik diberikan untuk semua infeksi
g) Pengobatan tumor atau keadaan lainnya
h) Pada kasus tertentu, jika infeksinya bersifat menetap atau berulang, menyulitkan
atau menyebabkan perdarahan, maka biasanya bagian paru-paru yang terkena
mungkin perlu diangkat
i) Jika atelektasis terjadi sebgai akibat efusi pleura atau pneumotorak, tekanan
cairan atau udara mungkin dibuang dengan aspirasi jarum.
j) Jika penyebabnya obstruksi bronchial, obstruksi harus di hilangkan untuk
memungkinkan udara memasuki bagian paru tersebut.
Selain itu, dukungan psikologik baik dari keluarga maupun lingkungan juga
sangat berguna untuk klien dengan atelektasis.
DAFTAR PUSTAKA