Vous êtes sur la page 1sur 4

Abses Hati

Ada dua tipe abses hati yang sudah dikenali: abses ameba dan pirogenik. Abses ameba
hati paling sering disebabkan oleh entamoeba histilytica. Sebagian besar abses ameba pada hati
terjadi di negara berkembang di kawasan tropis dan subtropis sebagai akibat dari sanitas serta
higieneyang jelek. Abses pirogenik hati lebih jarang ditemukan, namun tipe ini paling sering
ditemukan pada Negara maju dari pada tipe ameba.

Patifisiologi. Jika suatu infeksi terjadi di bagian mana pun di sepanjang saluran cerna,
mikroorganisme penyebab infeksi dapat mencapai hati melalui system bilier, system vena porta,
atau system arterial hepatic atau system limfatik. Sebagian besar bakteri akan dihancurkan
dengan segera, tetapi sebagian lagi kadang-kadang dapat hidup dan tumbuh. Toksin bakteri akan
menghancurkan sel-sel hati disebelahnya, dan jaringan nekrotik yang dihasilkan bekerja sebagai
dinding pelindung bagi mikroorganisme tersebut.

Sementara itu, leukosit akan bermigrasi ke daerah yang terinfeksi. Akibat migrasi ini
adalah terbentuk rongga abses yang penuh dengan cairan yang berisi leukosit yang mati dan yang
hidup, sel-sel hati yang mencair serta bakteri. Abses piogenik tipe ini dapat soliter, multipel dan
berukuran kecil. Contoh-contoh penyebab abses pirogenik hati adalah kolangitis dan trauma
abdomen.

Manifestasi Klinik. Gambaran kliniknya berupa sepsis tanpa atau dengan bbeberapa
tanda yang terbatas. Gejala demam disertai menggigil dan diaphoresis, malaise, anokresia, mual,
muntah serta penurunan berat badan dapat terjadi. Pasien dapat mengeluh nyeri tumpul pada
abdomen dan nyeri tekan pada kuadran kanan-atas abdomen. Hepatomegali, ikterus, anemia dan
effuse pleura dapat terjadi. Sepsis serta syok dapat terjadi dan menyebabkan kematian. Pada
masa lalu, angka mortalitasnya mencapai 100% akibat gejala klinisnya yang tidak jelas, sarana
diagnostik dan operasi untuk drainse abses yang tidak adekuat. Dengan bantuan USG, pemindai
hati, maka penegakkan diagnosis dan operasi untuk drainase abses yang dikerjakan secara dini
telah berhasil menurunkan angka mortalitas.

Evaluasi diagnostic. Pemeriksaan kultur darah perlu dilakukan meskipun


mikroorganismenya mungkin tidak teridentifikasi. Aspirasi abses hati yang dipandu oleh USG
atau pemindai CT dapat dilakukan untuk mebantu meneggakkan diagnosis dan mengambil
sampel bagi pemeriksaan kultur mikroorganisme. Drainase abses pirogenik dan perkutan
dilakukan untuk mengevaluasi bahan abses dan mempercepat proses penyembuhan. Kateter
dapat dipasang untuk drainase abses yang bersifat kontinyu.

Penatalaksanaan. Terapi abses hati mencakup pemberian antibiotic secara intravena,


antibiotic yang digunakan dalam terapi tergantung pada jenis mikroorganisme yang ditemikan.
Perawatan pendukung yang kontinyu merupakan indikasi mengingat kondisi pasien yang serius

A. ASUHAN KEPERAWATAN ABSES LIVER


A. Pengkajian:
Identitas (klien dan penanggung jawab)
Riwayat kesehatan (keluhan utama, riwayat kesehatan sekarang, riwayat
kesehatan yang lau, riwayat kesehatan keluarga)
Pemeriksaan fisik (keadaan umum, system endokrin)
Pola aktifitas (nutrisi, aktifitas, aspek psikologis, aspek penunjang)
B. Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan berat badan
Intervensi Rasional
Tawarkan TKTP Memberikan kalori bagi tenga dan
Berikan suplemen vitamin (A.B protein bagi proses penyembuhan
Kompleks,C dan K) Memberikan nutrient tambahan
2. Perubahan status nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia dan
gangguan gastrointestinal
Intervensi Rasional
Motivasi pasien untuk makan Motivasi sangat penting bagi gangguan
makanan dan suplemen makanan anoreksia dan gangguan
Tawarkan makanan dengan posisi gastrointestinal
sedikit tapi sering Makanan dengan porsi kecil lebih
ditolerin oleh penderita
3. Nyeri dan gangguan rasa nyaman berhubungan dengan hati yang membesar serta
nyeritekan dan asietas
Intervensi Rasional
Pertahankan tirah baring ketika Mengurani kebutuhan metabolic dan
pasien mengalami gangguan rasa melindungi hati
nyaman pada abdomen Mengurangi iritabilitas traktus
Berikan antispasmodic dan sedative gastrointestinal dan nyeri serta
seperti yang diresepkan gangguan rasa nyaman pada abdomen
Amati, catat dan laporkan Memberikan dasar untuk mndeteksi
keberadaan serta rasa nyeri dan lebih lanjut kemunduran keadaan
gangguan rasa nyaman pasien dan untuk mengevaluasi
Kurangi asupan natrium dan cairan intervensi
jika diintruksikan Meminimalkan pembentukan asites
lebih lanjut
C. Perencanaan:
1. Peningkatan energi.
2. Perbaikan status nutrisi.
3. Menghilangkan nyeri dan meningkatkan istirahat.
D. Implementasi:
1. Peningkatan BB.
2. Selera makan meningkat.
3. Nyeri hilang.

E. Evaluasi:
Hasil yang diharapkan
1. Menunjukkan kenaikan BB.
2. Melaporkan mual/muntah hilang.
3. Melaporkan nyeri hilang/terkontrol.
KEPUSTAKAAN

1.) Marllyn E. Doengoes, Nursing Care Plan, Fa. Davis Company, Philadelpia, 1993.P:
523-536.
2.) Brunner & Suddarth, Keperawatan Medikal Bedah. Penerbit Buku Kedokteran: EGC

Vous aimerez peut-être aussi