Vous êtes sur la page 1sur 10

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

ABLASIO RETINA

TINJAUAN TEORITIS

A. PENDAHULUAN
Retina adalah selembar tipis jaringan saraf yang semi transparan dan multilapis
yang melapisi bagian dalam dua per tiga posterior dinding bola mata. Retina atau
selaput jala mengandung reseptor yang menerima rangsangan cahaya
(fotoresptor). Terdapat dua tipe sel fotoreseptor pada retina, yaitu sel batang dan
sel kerucut 1,2,3,4.

Retina berbatasan dengan koroid dengan sel epitel pigmen retina. Epitel pigmen
retina terdiri dari satu lapis sel yang terfiksasi pada membrana Bruch yang
merupakan lapisan aseluler di mana bagian dalamnya berfungsi sebagai
membrana basalis epitel pigmen retina. Ruang potensial antara neuroretina dan
epitel pigmennya sesuai dengan rongga vesikel optik embrionik. Kedua jaringan
ini melekat longgar pada mata yang matur sehingga mudah terpisah dan
membentuk suatu ruang subretina, seperti yang terjadi pada ablasio retina 1,2,3.
B. DEFINISI
Ablasio retina adalah suatu keadaan terlepasnya sehingga terjadi penggumpalan
cairan retina antara lapisan basilus (sebatang) dan konus (sel kerucut) dengan sel
epitelium pigmen retina (Vera H. Darling Magaret R. 1996 : 73).

C. ETIOLOGI
1. Malformasi kongenital
2. Kelainan metabolisme
3. Penyakit vaskuler
4. Inflamasi intraokuler
5. Neoplasma
6. Trauma
7. Perubahan degeneratif dalam vitreus atau retina
(C. Smelzer, Suzanne, 2002).
D. PATOFISIOLOGI
Pada Ablasio Retina cairan dari vitreus bisa masuk ke ruang sub retina dan
bercampur dengan cairan sub retina. Ablasio Retina dapat diklasifikasikan secara
alamiah menurut cara terbentuknya.

1. Ablasio Rhegmatogen terjadi setelah terbentuknya tulang atau robekan


dalam retina yang menembus sampai badan mata masuk ke ruang sub
retina, apabila cairan terkumpul sudah cukup banyak dapat menyebabkan
retina terlepas.
2. Ablasio oleh karena tarikan, terjadi saat retina mendorong ke luar dari
lapisan epitel oleh ikatan atau sambungan jaringan fibrosa dalam badan
kaca.
3. Ablasio eksudatif, terjadi karena penumpukan cairan dalam ruang retina
akibat proses peradangan, gabungan dari penyakit sistemik atau oleh
tumor intraocular, jika cairan tetap berkumpul, lapisan sensoris akan
terlepas dari lapisan epitel pigmen.

E. MANIFESTASI KLINIS
Ablasio retina akan memberikan gejala terdapatnya :
1. gangguan penglihatan yang kadang-kadang terlihat sebagai tabir yang
menutup.
2. Riwayat melihat benda mengapung atau pendaran cahaya(fotopsia) / light
flashes atau keduanya.
3. Floater dipersepsikan sebagai titik-titik hitam kecil/rumah laba-laba
4. Pasien akan melihat bayangan berkembang atau tirai bergerak dilapang
pandang ketika retina benar-benar terlepas dari epitel berpigmen
5. Penurunan tajam pandangan sentral aau hilangnya pandangan sentral
menunjjukkan bahwa adanya keterlibatan macula
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
Pengobatan pada ablasio retina adalah dengan tindakan pembedahan atau operasi.
Tujuan operasi adalah untuk mengeluarkan cairan sub retina, menutup lubang atau
robekan dan untuk melekatkan kembali retina. Hal ini dikarenakan jarang terjadi
pertautan kembali secara spontan. Apabila diagnosis ablasio retina telah
ditegakkan maka pasien harus MRS dan dipersiapkan untuk menjalani operasi.

1. Persiapan pre-operatif
Sedikitnya 5 7 hari sebelum operasi, penderita sudah harus masuk rumah sakit,
harus tirah baring sempurna (Bedrest total). Kepala dan mata tidak boleh
digerakan, mata harus di tutup segera, segala keperluan pen-derita dibantu. Kedua
mata ditetesi midriatik sikloplegik seperti: Atropin tetes 1 % jangan menggunakan
obat- Obat mata dalam bentuk salep mata karena akan menghalangi Jalannya
operasi (kornea akan keruh akibat salep). Persiapan lainnya sama dengan
persiapan operasi katarak, operasi ablasio retina menggunakan anestesi umum
tetapi bila menggunakan anestesi lokal maka 1 jam sebelum operasi diberikan
luminal (100 mg) atau largactil (100 mg) IM, kemudian jam sesudahnya diberi
pethidine (50 mg) dan phenergan (25 mg) IM.

2. Operatif
a. Elektrodiatermi
Dengan menggunakan jarum elektroda, melalui sclera untuk memasukkan
cairan subretina dan mengeluarkan suatu bentuk eksudat dari pigmen
epithelium yang menempel pada retina.
b. Sclera Buckling
Suatu bentuk tehnik dengan jalan sclera dipendekkan, lengkungan terjadi
dimana kekuatan pigmen epithelium lebih menutup retina, mengatasi
pelepasan retina dan menempatkan posisi semula, maka sebuah silikon
kecil diletakkan pada sclera dan diperkuat dengan membalut melingkar.
c. Photocoagulasi
Suatu sorotan cahaya dengan laser menyebabkan dilatasi pupil. Dilakukan
dengan mengarahkan sinar laser pada epithelium yang mengalami
pigmentasi.
d. Cyro Surgery
Suatu pemeriksaan super cooled yang dilakukan pada sclera, menyebabkan
kerusakan minimal seperti suatu jaringan parut, pigmen epithelium
melekat pada retina.
e. Cerclage
Operasi yang dikerjakan untuk mengurangi tarikan badan kaca. Pada
keadaan cairan retina yang cukup banyak dapat dilaksanakan phungsi
lewat sklera.

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK DAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan visus
2. Ophtalmoskop indirek
3. USG mata

H. KOMPLIKASI
1. Komplikasi awal setelah pembedahan
a. Peningkatan TIO
b. Glaukoma
c. Infeksi
d. Ablasio koroid
e. Kegagalan pelekatan retina
f. Ablasio retina berulang

2. Komplikasi lanjut
a. Infeksi
b. Lepasnya bahan buckling melalui konjungtiva
atau erosi melalui bola mata
c. Vitreo retinopati proliveratif (jaringan parut yang mengenai retina)
d. Diplopia
e. Kesalahan refraksi
f. Astigmatisme

Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktek
keperawatan yang langsung diberikan pada klien atau pasien, pada berbagai
tatanan Pelayanan Kesehatan denga menggunakan metodologi proses keperawatan
berpedoman pada standart keperawatan, dilandasi etika keperawatan dalam
lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan. Asuhan keperawaan klien
ablasio retina sebelum operasi.

1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan proses keperawatan. Tahap
pengkajian terdiri atas tiga kegiatan yaitu pengumpulan data, pengelompokan data
dan perumusan diagnose keperawatan :
a. Pengumpulan Data
Identitas klien meliputi : nama, jenis kelamin, alamat, agama, suku bangsa,
pekerjaan, bahasa, nomer register, tanggal masuk rumah sakit, diagnosa medis.
b. Riwayat penyakit sekarang
Adanya keluhan pada pengelihatan seperti : pengelihatan menurun melihat seperti
ada kilat cahaya dalam lapangan pandang adanya tirai hitam yang menutupi
pengelihatan.
c. Riwayat penyakit dahulu
Apakah klien pernah menderita penyakit ablosio retina sebelumnya miopi,
retinopati serta pernahkan klien mengalami trauma.

d. Riwayat penyakit keluarga


Adakah riwayat keturunan dari salah satu anggota keluarga yang menderita
ablosio retina ataupiun yang menderita miopi.
e. Riwayat psikososial dan spiritual
Bagaimana hubungan pasien dengan orang-orang disekitarnya serta bagaimana
koping mekanisme yang digunakan oleh pasien dalam menghadapi masalah serta
bagaimana tentang kegiatan ibadah yang dilakukan.
f. Pola-pola fungsi kesehatan
1. Pola persepsi dan tatalaksana hidup
Kemampuan merawat diri pasien menurun dan juga terjadi perubahan
pemeliharaan kesehatan.
2. Pola nutrisi dan metabolisme
Pada klien tidak mengalami perubahan nutrisi dan metabolisme.
3. Pola aktivitas dan latihan
4. Pola eliminasi
Pada klien tidak mengalami gangguan dan perubahan eliminasi.
5. Pola tidur dan istirahat
Pola tidur klien berubah sampai berkurangnya pemenuhan kebutuhan tidur
klien.
6. Pola persepsi dan kognitif
Pengelihatan klien kabur, adanya tirai dan adanya kilatan cahaya pada
pengelihatan.
7. Pola pesepsi dan konsep diri
Klien merasa resah dan cemas akan terjadi kebutaan.
8. Pola hubungan dan peran
Hubungan klien dengan orang disekitarnya menurun begitu juga dalam
melaksanakan perannya.
9. Pola reproduksi dan seksual, pola ini tidak mengalami gangguan.
10. Pola penanggulangan stress dan klien bertanya kapan akan dilakukan
indakan operasi.
11. Pola tata nilai dan kepercayaan , pola ini tidak mengalami gangguan.
2. Analisa data
Analisa data adalah kemampuan mengkaitkan data dan menghubungkan data
tersebut dengan kosnep, teori dan prinsip yang relevan untuk membuat
kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan pasien.

a. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon
manusia (pola interaksi atau status kesehatan yang terganggu actual atau
potensial) dari individu atau kelompok yang mana secara legal perawat dapat
mengidentifikasi dan merencanakan tindakan tertentu untuk mempertahankan
status kesehatan atau mengurangi, membatasi atau mencegah gangguan atau
perubahan tersebut.
Dari data yang diperolah dapat ditemukan diagnosa pada pasien,yaitu :
Sebelum operasi :
1. Cemas sehubungan dengan ancaman kehilangan pengelihatan.
2. Cemas sehubungan dengan akan dilakukan tindakan operasi.
3. Gangguan persepsi sensori pengelihatan sehubungan dengan lepasnya retina.
4. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakitnya dan pengobatan
sehubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakitnya.
5. Potensial terjadinya kecelakaan sehubungan dengan penurunan pengelihatan.
6. Resiko terjadinya perluasan robekan retina sehubungan dengan kurangnnya
pengetahuan (Informasi) tentang penyakitnya
Post op :
1. Nyeri berhubungan dengan adanya luka operasi
2. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan adanya proses pembedahan

b. Perencanaan
Cemas sehubungan dengan anacaman kehilangan pengelihatan.
Tujuan : cemas berkurang / hilang.
KH : klien tidak menunjukkan tanda-tanda cemas seperti gelisah,
wajah murung, pandangan kosong, klien nampak tenang.

Rencana tindakan :
1. Tanyakan faktor penyebab kecemasan.
2. Beri dorongan pada klien untuk mengutarakan perasaannya.
3. Beri informasi tentang hal-hal yang dapat menyebabkan penurunan
pengelihatan (karena lepasnya retina).
4. Beri penjelasan tentang tujuan operasi.
5. Beri dorongan pada klien untuk mendekatkan diri pada Tuhan YME.

Rasional :
1. Dengan menanyakan akan didapatkan faktor yang menyebabkan kecemasan
klien.
2. Dengan dorongan diharapkan klien dapat mengungkapkan perasaannya
sehingga dapat mengurangi kecemasan.
3. Dengan infomasi akan mengurangi kecemasan karena ketidakj tahuan klien.
4. Penjelasan akan menambah pengetahuan dan menambah rasa percaya diri.
5. Perasaan aman dan tenang akan timbul bila klien mendekatkan diri pada Tuhan
YME.

Gangguan persepsi sensori pengelihatan sehubungan dengan efek dari


lepasnya retina.
Tujuan : Gangguan persepsi sensori pengelihatan dapat diatasi.
KH : - Klien dapat menggambarkan obyek yang dilihat sesuai dengan yang
sebenarnya.
- Klien mengungkapkan tidak ada keluhan dalam pengelihatan lebih lanjut.

Rencana tindakan :
1. Orientasikan dengan ruangan, pegawai dan penderita lain dalam ruangan.
2. Kunjungilah klien sesuai tingkat kecemasan (ringan, sedang atau berat) untuk
membantu kebutuhannya terutama pada malam hari.
3. perhatikan penglihatan yang kabur dan suram iritasi mata yang timbul.
4. Beri pengamanan pada samping tempat tidur baik kanan maupun kiri.
5. Bantu klien makan, kebersihan diri dan berjalan bila diperlukan.
Rasional :
1. Dengan memberikan orientasi untuk meningkatkan rasa nyaman dan rasa
kekeluargaan bagi klien sehingga mengurangi dis orientasi.
2. Dengan mengunjungi klien diharapkan kebutuhan klien dapat di bantu.
3. dengan memperhatikan secara dini dapat menghindarkan hal-hal yang tidak
diinginkan / komplikasi yang lebih lanjut.
4. Dengan adanya gangguan penglihatan potensial terjadinya cedera /
kecelakaan.
5. Untuk memenuhi kebutuhan sehingga klien merasa nyaman.
6. Memudahkan klien untuk memanggil perawat bila memerlukan bantuan.

c. Pelaksanaan.
Adalah pengelolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah
ditentukan, meliputi tindakan dependent, independent, dan interdependent, usaha
tersebut dilakukan untuk membantu klien dalam mencegah masalahnya serta
membantu untuk memenuha kebutuhan klien. Tahap pelaksanaan dilakukan
berdasarkan rencana tindakan yang telah ditentukan pada tahap perencanaan dan
juga harus disesuaikan dengan kondisi klien saat dilakukan tindakan.

d. Evaluasi.
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan, tahap ini dimaksudkan
untuk menilai apakah tujuan, kriteria hasil sudah tercapai atau belum dan untuk
melakukan pengkajian ulang. Evaluasi berhasil bila tujuan dan kriteria hasil sudah
tercapai, begitu pula sebaliknya.

Vous aimerez peut-être aussi