Vous êtes sur la page 1sur 9

LAPORAN PRESENTASI JURNAL DI RUANG

HEMODIALISA RS BETHESDA YAKKUM


YOGYAKARTA

Efektifitas Latihan Fisik dan Breathing Exercise Terhadap


Fatigue Pasien Hemodialisis

Disusun oleh:

1. Idha Astuti
2. Nila Sari Chandra
3. P. Ari Surya Ardikayasa
4. Putri Wahyu Wigati
5. Yohanes Harly Suwito Kabut
6. Ornandus

PROGRAM STUDI NERS


STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA
2017

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRESENTASI JURNAL DI RUANG POLIKLINIK
RS BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA

Efektifitas Latihan Fisik dan Breathing Exercise Terhadap


Fatigue Pasien Hemodialisis

Oleh

Kelompok I

Laporan jurnal ini telah disetujui oleh pembimbing klinik dan pembimbing
akademik STIKES Bethesda YAKKUM Yogyakarta.

Yogyakarta, Agustus 2017

Pembimbing Akademik Pembimbing Akademik Pembimbing Akademik

Vivi Retno Intening, S.Kep., Vivi Retno Intening, S.Kep., Vivi Retno Intening, S.Kep.,
Ns., MAN Ns., MAN Ns., MAN

ABSTRACT
The effect of physical exercise against fatigue on Intra-hemodialysis patients
at Regional General Hospital TugurejoSemarang

Dwi Nur Aini1, Arlina Dewi2, Novita Kurnia Sari3


1
Nursing Student, Magister of Nursing, Muhammadiyah University of Yogyakarta
2
Center of Islamic Medicine Studies, Muhammadiyah University of Yogyakarta
3
Magister of Nursing, Muhammadiyah University of Yogyakarta

Chronic kidney disease is chronic or irreversible condition where kidney


tissues experience depressed function progressively with the result unable to
maintain fluid balance in the body and need therapy namely
dialysis (hemodialysis, peritoneal dialysis) and transplantation. The most
common problem faced by the patients is fatigue, which is known as exhaustion,
tiredness, lethargy, and loss of energy. This study aimed to explore the effect of
physical exercise toward fatigue on Intra-hemodialysis patients.
The research used quasy-experiment design with pre-post without control
group design. The number of respondents were 30 patients who got physical
exercise. The tool was Piper Fatigue Scale (PFS).
The result showed that the average value of the fatigue score prior to
physical exercise is 5.68. The average value after physical exercise is 3.92.
Wilcoxon test results obtained p value 0,000 (p <), so otherwise there is a
significant difference level of fatigue before and after physical exercise in patients
intrahemodialisis.
Conclusion influential studies physical exercise to reduce fatigue in
patients with chronic kidney disease who intrahemodialysis.

Chronic kidney disease, fatigue, physical exercise, Intra-hemodialysis

INTISARI
Pengaruh Latihan Fisik Terhadap Fatigue Pada Pasien Intrahemodialisis
di RSUD Tugurejo Semarang

Dwi Nur Aini


Program Studi Magister Keperawatan

Penyakit ginjal kronik adalah kondisi kronik atau irreversible dimana


jaringan ginjal mengalami penurunan fungsi secara progresif sehingga tidak
mampu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh dan perlu dilakukan terapi
yaitu dialisis (hemodialisis , peritoneal dialisis) dan transplatasi. Permasalahan
yang sering dihadapi adalah fatigue yaitu lebih dikenal dengan keletihan,
kelelahan, lesu dan perasaan kehilangan energi. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh latihan fisik terhadap fatigue pada pasien
intrahemodialisis
Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment, dengan rancangan
pre-post without control group design. Jumlah responden dalam penelitian adalah
30 pasien yang diberikan intervensi latihan fisik. Alat ukur yang digunakan dalam
penelitan adalah PSF (Piper Fatigue Scale).
Hasil penelitian didapatkan bahwa nilai rata-rata skor fatigue sebelum
dilakukan latihan fisik adalah 5,68. Nilai rata-rata setelah dilakukan latihan fisik
adalah 3,92. Hasil uji Wilcoxon didapatkan p value 0,000 (p< ), sehingga
dinyatakan ada perbedaan yang signifikan tingkat fatigue sebelum dan setelah
dilakukan latihan fisik pada pasien intrahemodialisis.
Kesimpulan penelitian latihan fisik berpengaruh untuk menurunkan
tingkat fatigue pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis.
PENGARUH BREATHING EXERCISE TERHADAP
LEVEL FATIGUE PASIEN HEMODIALISIS DI RSPAD
GATOT SUBROTO JAKARTA

Cahyu Septiwi
Jurusan Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong

ABSTRACT
The dependence of kidney failure patients on dialysis machine,
malnutrition and anemia can create fatigue. Fatigue can cause the malaise,
sleep and emotional disturbances, decrease in concentration and the
patient's ability to perform daily activities, andalso reduce the quality of
life. This study aimed to determine the influence of breathing exercise to
the fatigue level of hemodialisays patients in Gatot Subroto Hospital of
Jakarta. The study used a quasi- experimental research with pre and post
test design, and purposive sampling technique with the inclusion criteria.
The fatigue level was measured by the Fatigue Visual Numeric Scale. The
results of paired T test obtained p value of 0.000 that indicate that there are
significant differences between the levels of fatigue before and after
breathing exercise. Those results indicate that breathing exercises influence
the fatigue level of hemodialisys patients. Nurses need to improve the
quality of nursing care by implementing effective and efficient nursing
interventions to solve the problem of hemodialysis patients and improve
their quality of life.

Keywords: fatigue level, breathing exercise, hemodialisys

ABSTRAK
Hemodialisis yang membutuhkan waktu selama 5 jam dan jika status
nutrisi buruk dapat menyebabkan malaise dan fatigue. Breathing exercise
adalah teknik penyembuhan alami terhadap fatigue. Penelitian ini adalah
quasi eksperimen dengan pendekatan pre-post test design yang
dilaksanakan di RSPAD Gatot Subroto Jakarta. Data diuji dengan uji t
berpasangan. Hasil uji T berpasangan didapatkan nilai p 0,000 (p < 0,05)
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara level fatigue sebelum dan sesudah breathing exercise. Rata-rata
level fatigue responden sebelum dilakukan breathing exercise adalah 5,70,
sesudah breathing exercise adalah 3,80.

Kata Kunci : hemodialisis, latihan nafas, kelelahan


No Kriteria Jawab Pembenaran & Critital Thinking
1 P Ya Dalam jurnal ini, populasi atau problem yang
ditemukan yaitu fatigue pada pasien yang
menjalani hemodialisis
2 I Ya - Pada Jurnal pertama, latihan fisik dilakukan
pada 30 pasien yang sedang menjalani
hemodialisis dengan rancangan pre post test
without control group. Instrumen yang
digunakan yaitu piper Fatigue Scale. Latihan
dapat dilakukan selama 30 sampai 45 menit
dan secara umum diberikan sebelum
hemodialisis selesai dilakukan.

- Pada jurnal kedua digunakan breathing


exercise untuk mengurangi fatigue pasien.
Penelitian ini menggunakan pre post test
design dengan jumlah sampel 20 responden.
Breathing exercise adalah teknik
penyembuhan yang alami dan merupakan
bagian dari strategi holistic self-care untuk
mengatasi berbagai keluhan seperti fatigue,
nyeri, gangguan tidur, stress dan kecemasan.
Secara fisiologis, breathing exercise akan
menstimulasi sistem saraf parasimpatik
sehingga meningkatkan produksi endorpin,
menurunkan heart rate, meningkatkan
ekspansi paru.
3 C Ya - Kedua penelitian ini membandingkan latihan
fisik dan breathing exercise dalam
mengurangi fatigue dengan masing 0 masing
menggunakan 30 responden dan 20
responden tanpa menggunakan kelompok
kontrol.
4 O Ya - Pada jurnal pertama, hasil penelitian
didapatkan bahwa nilai rata-rata skor fatigue
sebelum dilakukan latihan fisik adalah 5,68.
Nilai rata-rata setelah dilakukan latihan fisik
adalah 3,92. Hasil uji Wilcoxon didapatkan p
value 0,000 (p< ), sehingga dinyatakan ada
perbedaan yang signifikan tingkat fatigue
sebelum dan setelah dilakukan latihan fisik
pada pasien intrahemodialisis. Latihan yang
dilakukan akan merangasang pertumbuhan
pembuluh darah yang kecil (kapiler) dalam
otot. Hal ini akan membantu tubuh untuk
lebih efisien menghantarakan oksigen ke
otot, dapat memperbaiki sirkulasi secara
menyeluruh dan menurunkan tekanan darah
serta mengeluarkan hasil sampah metabolik
seperti asam laktat dari dalam otot.
- Pada jurnal pertama mendapatkan hasil
bahwa didapatkan nilai p 0,000 (p < 0,05)
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara level
fatigue sebelum dan sesudah breathing
exercise. Rata-rata level fatigue responden
sebelum dilakukan breathing exercise adalah
5,70, sesudah breathing exercise adalah 3,80.
Breathing exercise merupakan teknik
penyembuhan yang alami dan merupakan
bagian dari strategi holistic self-care untuk
mengatasi berbagai keluhan seperti fatigue,
nyeri, gangguan tidur, stress dan kecemasan.
Secara fisiologis, breathing exercise akan
menstimulasi sistem saraf parasimpatik
sehingga meningkatkan produksi endorpin,
menurunkan heart rate, meningkatkan
ekspansi paru sehingga dapat berkembang
maksimal, dan otot-otot menjadi rileks.
Breathing exercise membuat tubuh kita
mendapatkan input oksigen yang adekuat,
dimana oksigen memegang peran penting
dalam sistem respirasi dan sirkulasi tubuh.
Saat kita melakukan breathing exercise,
oksigen mengalir ke dalam pembuluh darah
dan seluruh jaringan tubuh, membuang racun
dan sisa metabolisme yang tidak terpakai,
meningkatkan metabolisme dan
memproduksi energi. Breathing exercise akan
memaksimalkan jumlah oksigen yang masuk
dan disuplay ke seluruh jaringan sehingga
tubuh dapat memproduksi energi dan
menurunkan level fatigue.

Kesimpulan :
Dari hasil kedua jurnal ini didapatkan hasil bahwa kedua eksperimen yang digunakan
dapat mengurangi fatigue pasien. Kedua eksperimen ini dapat digunakan semua di
rumah sakit, namun dalam tata laksananya latihan fisik dapat membuat pasien dapat
menurunkan fatigue dan mengurangi kebosanan menunggu proses hemodialisa dengan
melakukan aktifitas.
DAFTAR PUSTAKA

Mitchell, S.A.,Beck,S.L.,Hood,L.,Moore,K.,Tanmer,E.R.(2007). Putting


evidenceinto practice : Evidence based intervention for fatigue during and
following cancer and its treatment. Clinical Journal of Oncology Nursing,
11 (1), 99-113

Stanley et al (2011). Benefits of a holistic breathing technique in patients on


hemodialysis. Nephrology Nursing Journal: 38 (2)149-152

Vous aimerez peut-être aussi