Vous êtes sur la page 1sur 2

Beliau bersabda: "Sesungguhnya di antara cara memuliakan Allah adalah dengan menghormati

orang muslim yang sudah tua, dengan menghormati ahli Alquran tanpa berlebihan dan tanpa
menghinanya, serta dengan menghormati penguasa yang adil.

Dalam kalimat yang lembut ini, Rasulullah ingin menegaskan kemuliaan orang tua di kalangan
kaum muslimin sampai-sampai didahulukan dari ahli Alquran dan pemimpin adil yang
kemuliaan mereka begitu besar.

Suatu hari ada seorang tua datang kepada Rasulullah. Orang-orang pada waktu itu tidak
bersegera memberi jalan kepadanya. Dengan penuh kelembutan dan kasih sayang Rasulullah
menyatakan: "Tidak termasuk bagian dari kami orang yang tidak mencintai anak kecil dan tidak
menghormati orang tua."

Beliau ingin menyatakan bahwa siapa yang tidak menyayangi anak kecil dan tidak menghormati
orang tua, ia tidak termasuk bagian kaum muslimin; Ia tidak bersifat seperti sifat kami, tidak
beramal seperti amalan kami, dan tidak berakhlak dengan akhlak kami. Tidak ada hukum dan
undang-undang lain di dunia iniselain Islamyang memasukkan penghormatan kepada orang
tua sebagai salah satu poin penting.

Nabi sendiri telah menggambarkan hal ini dalam kehidupannya. Ketika Fathu Makkah, Abu
Bakar datang dengan bapaknya, Abu Quhafah, yang pada saat itu telah berusia lanjut untuk
masuk Islam di hadapan Rasulullah di Baitul Haram. Rasulullah bersabda kepada Abu Bakar:
"Mengapa engkau tidak membiarkan orang tua ini di rumahnya biar saya yang mendatanginya."

Inilah dia Sang Jenderal penakluk kota Mekah. Sementara Abu Quhafah adalah seorang tua yang
terlambat masuk Islam sampai dua puluh tahun. Meskipun begitu, Rasulullah tetap
menghormatinya dan memandang bahwa beliaulah yang seharusnya datang ke rumah orang tua
ini.

Demikianlah orang tua dalam pandangan Rasulullah. Beliau bahkan menolak memanjangkan
shalat berjamaahseberapa pun besar kecintaan Rasulullah terhadap shalat jamaah inikarena
dapat menyusahkan orang tua dan orang-orang yang mempunyai keperluan. Ini menunjukan
pandangan beliau yang menyeluruh dalam permasalahan kasih sayang. Hal ini juga menunjukkan
keluasan wawasan dan pemahaman beliau terhadap hakikat Islam; bahwa Islam sesungguhnya
datang untuk menebar kasih sayang dan bukan untuk menyiksa dan menyusahkan.

Semua ini bisa kita saksikan dari salah satu sikap beliau yang mulia, sebagaimana diriwayatkan
oleh Abu Mas'ud. Dalam riwayat tersebut disebutkan bahwa seorang laki-laki mendatangi
Rasulullah sambil berkata, "Wahai Rasulullah saya selalu berlambat-lambat shalat Subuh karena
si fulan yang suka memanjangkan shalatnya (ketika ia menjadi imam). Saya tidak pernah
melihat Rasulullah begitu keras dalam memberi peringatan lebih dari hari itu.

Beliau bersabda: "Sungguh di antara kalian ada yang menjadi penyebab orang-orang lari (dari
shalat jamaah). Siapa saja di antara kalian yang menjadi imam, hendaknya ia memendekkannya.
Karena di antara para makmum ada yang lemah, ada yang tua dan ada yang memiliki keperluan."
Betapa agungnya sikap ini!!!

Apabila kasih sayang beliau kepada orang tua yang telah berusia lanjut sedemikian besar, tentu
terhadap kedua ibu bapaknya lebih besar lagi. Di beberapa negarakhususnya di kalangan
orang-orang kotabanyak orang tua yang tidak mendapatkan perlindungan dan pemeliharaan
dari anak-anaknya saat usia mereka telah lanjut dan kesehatan mereka mulai melemah.
Rasulullah tidak memerintahkan demikian!!

Seorang laki-laki mendatangi Rasulullah Saw lalu bertanya, Wahai Rasulullah, siapakah orang
yang paling berhak untuk aku muliakan? Beliau menjawab, Ibumu. Ia bertanya lagi,
Kemudian siapa? Beliau menjawab, Ibumu. Ia bertanya lagi, Kemudian siapa? Beliau
menjawab, Ibumu. Ia bertanya lagi, Kemudian siapa? Beliau menjawab, Bapakmu."

Vous aimerez peut-être aussi