Vous êtes sur la page 1sur 16

ACARA I

PENCANDRAAN TANAMAN

A. Hasil Pengamatan
Tanaman Padi (Oryza sativa)
a. Situ Bagendit b.IR 64 c. Ciherang
1. Batang

2. Daun
3. Bunga

4. Buah
5.
Tanaman Cabai (Capsicum sp.)
a. (Cabe Keriting) b. (Cabe Rawit)
1. Batang

2. Daun
3. Bunga

4. Buah

5. Buah
Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum)
a. (CLN) b. (B 52) c. (A 175)
1. Batang

2. Daun

3. Bunga
4. Buah
5.
Tabel 1. Karakter tanaman padi (Oryza sativa)

VARIETAS/KARAKTERISTISTI
VARIETAS 1 VARIETAS 2 VARIETAS 3
K
Nama varietas Situ Bagendit IR64 Ciherang
Batang
1. Tinggi tanaman (cm) 89 96 79,5
malai keluar malai keluar malai dan leher
2. Pemunculan malai leher sedang sebatas leher keluar
3. Warna antosianin pada buku ada Tidak ada Tidak ada
4. Warna antosianin pada ruas ada Tidak ada Tidak ada
Daun
Pendek (21- Pendek (21- Panjang (61-
5. Panjang helai daun 40cm) 40cm) 80cm)
6. Lebar helai daun (cm) 1,5 1 1,3
7. Permukaan daun sedang sedang berambut
8. Sudut daun bendera tegak tegak tegak
9. Telinga daun (ligule) ada ada Tidak ada
10. Warna telinga daun Tidak berwarna Bergaris ungu Tidak ada
11. Warna buku daun hijau hijau hijau
12. Warna helaian daun hijau muda Hijau muda Hijau muda
13. Lidah daun (autoricle) ada ada ada
14. Bentuk lidah daun runcing runcing runcing
15. Warna lidah daun Tidak berwarna hijau Tidak berwarna
Bunga
16. Warna putik Tidak ada Tidak ada Tidak ada
17. Tipe malai kompak kompak sedang
18.malai merunduk Semi tegak merunduk
Buah
19. Warna lemma dan palea kuning jerami kuning jerami kuning jerami
20. Bulu ujung gabah ada ada ada
21. Warna bulu ujung gabah putih putih putih
Hanya dibagian
22. Distribusi bulu ujung gabah Sepanjang malai Sepanjang malai atas
sangat panjang sangat panjang sangat panjang
23. Panjang biji (>7,5mm) (>7,5mm) (>7,5mm)
24. Lebar biji (mm) 2,1 0,4 3
Tabel 2. Karakter tanaman cabai (Capsicum sp.)

VARIETAS
KARAKTERISTIK
Rawit Keriting
Karakter tanaman
1. Tinggi tanaman (cm) 18 63
2. Habitus darat darat
Batang
3. Warna batang coklat Coklat kehijauan
4. Diameter batang (mm) 3 5
Daun
5. Warna daun hijau hijau
6. Bentuk daun lebih lebar lebih lonjong
7. Panjang daun (cm) 4 5,5
8. Lebar daun (cm) 2,5 2
Bunga
9. Umur mulai berbunga (hst) 28 30
Merunduk pada ketiak
10. Orientasi bunga daun merunduk
11. Warna mahkota bunga Putih putih
12. Warna kotak sari biru tua biru kehijauan
13. Warna tangkai sari putih kekuningan kuning
14. Posisi stigma terhadap
anter lebih tinggi lebih tinggi
15. Umur mulai berbuah (hst) - -
Buah
16. Warna buah muda Hijau hijau
17. Warna buah masak merah merah
18. Bentuk buah kecil (pendek) panjang
19. Panjang buah (cm) 2,8 5,6
20. Diameter buah (mm) 1,5 1
21. Bobot buah (gr) - -
22. Orientasi buah Tegak menggantung
23. Batas kelopak pada pangkal buah pada pangkal buah
24. Bentuk pangkal buah sedikit meruncing melebar
25. Bentuk ujung buah sedikit tumpul runcing
26. Bentuk penampang
melintang - -
Biji
27. Warna biji Coklat kekuningan Coklat kekuningan
28. Berat 1000 biji (gram) - -
Tabel 3. Karakter tanaman tomat (Solanum lycopersicum)

GALUR/KARAKTERISITIK GALUR 1 GALUR 2 GALUR 3


Nama galur B52 CLN A175
Karakter tanaman
1. Tinggi tanaman (cm) 89 52 54,5
2. Tipe tumbuh determinate determinate determinate
Batang
3. Pewarnaan anthocyanin pada tiga
ruas teratas Tidak ada lemah Tidak ada
4. Jumlah buku pada batang ( khusus
determinate) banyak banyak banyak
5. Diameter batang (mm) 15,92 11,136 35
Daun
Menyirip dan
6. Tipe daun Menyirip Menyirip memanjang
Hijau
7. Warna daun kekuningan hijau muda hijau
8. Panjang daun 8 cm 8,3 cm 8,5 cm
9. Lebar daun 2,6 cm 4,3cm 3,8 cm
10. Intensitas warna hijau Hijau muda muda tinggi
Bunga
11. Umur berbunga
12. Orientasi bunga menggantung datar datar
13. Warna bunga kuning kuning kuning
14. Bulu pada putik ada Tidak ada tidak ada
Buah
15. Ukuran buah sedang
Lonjong
16. Bentuk buah membulat
17. Bentuk ujung buah Bulat/tumpul
18. Warna buah muda hijau muda
19. Warna buah masak hijau
20. "bahu buah hijau" sebelum masak
21. Intensitas warna hijau buah
B. Pembahasan
Pencandraan adalah teknik penggambaran sifat-sifat tanaman dalam tulisan
verbal yang dilengkapi dengan gambar, data penyebaran, habitat, asal-usul, dan manfaat
dari golongan tanaman yang dimaksud. Kegiatan pencandraan tidak jauh-jauh dari ilmu
morfologi tanaman yaitu ilmu yang mempelajari bentuk luar tanaman dan organ-
organnya sehingga memungkinkan satu spesies atau varietas dapat dibedakan secara
visual (Makarim dan Suhartatik, 2009). Secara visual pencandraan dilakukan dengan
cara evaluasi terhadap penampilan fenotipik tanaman pada lingkungan tertentu, dengan
faktor penilaian berupa 1) sifat-sifat agronomi, 2) morfologi, dan 3) kenampakan atau
sifat lain yang menjadi pembeda antara satu varietas dengan varietas lain. Menurut
Kokwaro (1994), bagian tanaman yang dideskripsikan adalah organ vegetatif yang
meliputi akar, batang, dan daun serta organ generatif meliputi susunan bunga, bunga,
buah, serta biji.
Dalam praktikum ini digunakan 3 tanaman yaitu padi, cabai, dan tomat. Padi
yang dipakai adalah padi varietas Situ Bagendit, IR 64, dan Ciherang. Untuk cabai
digunakan cabai keriting dan cabai rawit, sedangkan untuk tomat adalah tomat galur
B52, CLN, dan A175. Dari hasil deskripsi dan identifikasi secara visual didapatkan hasil
pengamatan sebagai berikut:
Pada padi varietas Situ Bagendit tinggi padi yang diamati adalah 89 cm,
pemunculan malai adalah malai keluar dan leher sedang, ada warna antosianin pada buku
dan ruas, panjang helai daun termasuk pendek yaitu sekitar 21-40 cm, lebar daun 1,5 cm,
permukaan daun sedang, sudut daun bendera tegak, ada telinga daun namun tidak
berwarna, buku daun berwarna hijau, warna helaian daun hijau muda, ada lidah daun dan
bentuknya runcing dan tidak berwarna, tidak ada putik, malai bertipe kompak dan
merunduk, lemma dan palea berwarna kuning jerami, adanya bulu pada gabah dan
berwarna putih serta bulu terletak di sepanjang malai, panjang biji lebih dari 7,5 mm
dengan lebar 2,1 mm. Penelitian identifikasi varietas padi oleh Sitaresmi dkk (2013)
disebutkan bahwa tidak ada warna antosianin pada daun dan buku, perilaku helai daun
bendera tegak, warna putik putih, tidak ada bulu pada ujung gabah, kepadatan rambut
pada lemma sedang, posisi malai agak tegak lurus dan perilaku cabang malai agak tegak.
Selanjutnya adalah padi varietas IR 64 dengan tinggi tanaman 96 cm, malai
muncul sebatas leher, tidak ada warna antosianin pada buku dan ruas, helai daun
termasuk pendek yaitu 21-40 cm dengan lebar 1 cm serta permukaan daun sedang dan
sudut daun bendera tegak. Telinga daun bergaris ungu dan warna buku daun hijau serta
warna helaian daun hijau muda. Ada lidah daun dan bentuknya runcing berwarna hijau.
Putik tidak ada, malai bertipe kompak, dan semi tegak. Warna lemma dan palea kuning
jerami, ada bulu di ujung gabah dan berwarna putih. Bulu ujung gabah terdapat di
sepanjang malai, panjang biji lebih dari 7,5 mm dan lebarnya 0,4 mm. Pada literatur
disebutkan bahwa padi varietas IR 64 tidak mempunyai warna antosianin pada telinga
daun dan buku, helai daun bendera tegak, putik berwarna putih, tidak ada bulu pada
ujung gabah dan kepadatan rambut lemma sedang, posisi malai agak tegak lurus, serta
perilaku cabang tegak (Sitaresmi dkk, 2013).
Kemudian padi varietas Ciherang, didapatkan hasil yaitu: tinggi tanaman (cm)
79,5; pemunculan malai adalah malai dan leher keluar, tidak ada warna antosianin pada
buku dan ruas. Helai daun panjang yaitu sekitar 61-80 cm, lebar helai daun 1,3 cm
dengan permukaan daun berambut serta sudut daun bendera tegak. Tidak ada telinga
daun dan warna pada telinga daun juga tidak ada. Buku dan telinga daun berwarna hijau
dan hijau muda. Ada lidah daun dan berbentuk runcing serta tidak berwarna. Pada saat
pengamatan tidak ada putik dan malai bertipe sedang serta merunduk. Lemma dan palea
berwarna kuning jerami. Ada bulu pada ujung gabah berwarna putih, distribusinya hanya
pada bagian atas. Terdapat biji sepanjang lebih dari 7,5 mm dan lebar 3 mm. Hasil
penelitian yang dilakukan Sitaresmi dkk pada tahun 2013 menyebutkan bahwa tidak ada
warna antosianin pada telinga daun dan buku, helai daun bendera tegak, putik berwarna
putih, tidak ada bulu pada ujung gabah, kepadatan rambut pada lemma sedang, posisi
malai agak tegak lurus dan. perilaku cabang malai agak tegak.
Terdapat banyak perbedaan pada hasil praktikum dengan literatur dapat
dikarenakan oleh berbedanya keadaan lingkungan tempat dilakukannya penanaman
dengan penelitian sehingga penampakan fenotipiknya berbeda. Kemudian juga dapat
disebabkan oleh perbedaan umur pada saat pengamatan. Perbedaan umur menyebabkan
belum semua bagian tanaman padi terbentuk dengan baik sehingga mengakibatkan hasil
praktikum dan literatur yang didapatkan berbeda.
Hasil praktikum pencandraan tanaman cabai rawit adalah sebagai berikut: tinggi
tanaman adalah 18 cm dengan habitus di darat. Warna batang coklat dan diameter batang
adalah 3 mm. Daun berwarna hijau dengan bentuk daun lebih lebar serta panjangnya 4
cm dan lebar 2,5 cm. Tanaman mulai berbunga pada umur 28 hari setelah tanam,
orientasi bunga adalah merunduk pada ketiak daun, warna mahkota bunga putih dan
kotak sari berwarna biru tua serta tangkai sari berwarna putih kekuningan dengan posisi
stigma terhadap anter lebih tinggi. Buah muda pada tanaman cabai rawit berwarna hijau
dan buah tua berwarna merah dengan bentuk buah kecil dan pendek. Buah cabai rawit
mempunyai panjang 2,8 cm dengan diameter 1,5 cm. Buah berorientasi tegak dengan
batas kelopak pada pangkal buah. Bentuk pangkal buah sedikit meruncing dengan ujung
buah sedikit tumpul dan biji buah berwarna coklat kekuningan.
Pada beberapa literatur disebutkan bahwa cabai rawit mempunyai tinggi yang
dapat mencapai 50 - 150 cm. Batang cabai rawit berwarna hijau gelap, tidak berbulu,
berbentuk bulat halus, berbuku-buku, dan bercabang banyak (Setiadi, 1990). Warna
kepala putik kuning kehijauan. Tangkai sari berwarna putih, tetapi yang dekat dengan
kepala sari berwarna kecoklatan. Panjang tangkai sari 0,5 cm, kepala sari berwarna biru
atau ungu (Tjahjadi, 1991). Bunga cabai rawit berukuran kecil, terletak pada ujung
ranting, jumlahnya satu atau dua kadang-kadang lebih. Buah rawit yang kecil-kecil
memiliki ukuran panjang antara 2-2,5 cm dan lebar 5 mm, sedangkan cabai rawit yang
agak besar memiliki ukuran panjang mencapai 3,5 cm dan lebar mencapai 12 mm.
Warna buah cabai rawit bervariasi buah muda berwarna hijau atau putih, sedangkan buah
yang telah masak berwarna merah menyala atau merah jingga (merah agak kuning). Pada
waktu masih muda, rasa buah cabai rawit kurang pedas sedangkan setelah masak
menjadi pedas (Cahyono, 2003).
Selanjutnya adalah tanaman cabai keriting dan didapatkan hasil sebagai berikut:
tinggi tanaman cabai rawit yang diamati adalah 63 cm dan habitus di darat dengan warna
batang cokelat kehijauan berdiameter 5 mm. Daun berwarna hijau dengan bentuk lebih
lonjong dan panjang serta lebar 5,5 cm dan 2 cm. Bunga terbentuk pada hari ke 30
setelah tanam dengan orientasi bunga merunduk, mahkota berwarna putih, kotak sari
berwarna biru kehijauan, tangkai sari berwarna kuning, dan posisi stigma terhadap santer
lebih tinggi. Buah pada saat muda berwarna hijau dan pada saat masak berwarna merah
dengan bentuk buah panjang dengan panjang 5,6 cm dan lebar 1 mm. Orientasi buah
menggantung, batas kelopak pada pangkal buah, bentuk pangkal buah melebar, bentuk
ujung buah runcing, dan warna biji cokelat kekuningan.
Literatur menyebutkan bahwa cabai keriting mempunyai bunga tunggal dan
muncul di bagian ujung ranting dengan posisi menggantung. Mahkota bunga berwarna
putih atau ungu. Buah tunggal pada setiap ruas, bervariasi dalam ukuran, bentuk, warna,
dan tingkat kepedasan. Bentuk buah seperti garis, menyerupai kerucut, seperti tabung
memanjang, seperti lonceng atau berbentuk bulat. Buah bervariasi dari merah, Jingga,
kuning, atau keunguan dengan posisi buah menggantung serta biji berwarna kuning
pucat. Cabai keriting memliki tangkai daun yang panjang, daun tunggal dengan helai
daun berbentuk ovate atau lanceolate (Kusandriani, 1996).
Sebagian hasil praktikum dan literatur berbeda disebabkan oleh penampakan
fenotopik yang berbeda karena pengaruh genetik dan lingkungan, dalam hal ini
lingkungan lebih dominannya peranannya sebab hasil penelitian dengan praktikum
mempunyai keadaan lingkungan yang berbeda. Umur tanaman juga berpengaruh pada
kenampakan fenotopik sebab tanaman cabai yang masih muda belum bisa menampakkan
morfologi tanaman secara lengkap karena organ yang belum terbentuk.
Berikut ditampilkan hasil praktikum pencandraan tanaman tomat galur B52,
CLN, dan A175. Tinggi asing-masing galur tanaman tomat adalah 89 cm, 52 cm, dan
54,5 cm. Tipe tumbuh ketiga galur adalah determinate dengan pewarnaan antosianin
pada tiga ruas teratas masing-masing galur adalah tidak ada, lemah dan tidak ada serta
jumlah buku pada masing-masing batang berjumlah banyak. Panjang diameter batang
pada masing-masing galur adalah 15,92 mm; 11,136 mm; dan 35 mm dan tipe daun
menyirip, menyirip, dan menyirip memanjang. Warna daun pada masing-masing galur
adalah hijau kekuningan, hijau muda, dan hijau. Daun mempunyai panjang 8 cm; 8,3 c,;
8,5 cm serta lebar 2,6 cm; 4,3 cm; dan 3,8 cm. Intensitas warna hijau pada daun di
masing-masing galur adalah hijau muda, muda, dan tinggi. Orientasi bunga pada masing-
masing galur yaitu menggantung, datar, dan datar serta warna bunga kuning untuk tiga
galur tersebut. Bulu pada putik yaitu ada, tidak ada, dan tidak ada untuk masing-masing
galur. Ukuran buah untuk galur CLN adalah sedang dengan bentuk buah lonjong
membulat, bentuk ujung buah bulat (tumpul), warna buah yaitu hijau muda, dan warna
buah pada saat masak adalah hijau.
Sumpena dkk (tth) dalam penelitiannya pada tomat galur CLN menyebutkan
bahwa morfologi tanaman tomat tersebut adalah sebagai berikut: Galur tomat ini mulai
berbunga pada umur 20 hari dan umur panen 55 hari. Tipe tanaman tomat galur CLN
adalah determinate dan panjang diameter batangnya adalah 14,2 mm dan berwarna hijau
pada batang dan daun. Tepi daun bergerigi dengan ujung daun runcing dan
permukaannya tidak berbulu. Bunga tomat ini berbentuk terompet dan berwarna kuning
serta bentuk buah bulat dengan ukuran buah 4,95 cm. Buah muda tomat galur ini
berwarna hijau dan pada saat tua berwarna merah. Sebagian besar karakteristik tanaman
tomat sama dengan literatur, namun ada juga ditemukan perbedaan. Pertumbuhan
tanaman sangat ditentukan oleh keadaan lingkungan dan genetik. Apabila pada hasil
penelitian dan praktikum terdapat perbedaan, bisa dikarenakan keadaan lingkungan pada
penelitian dan praktikum berbeda sehingga kenampakan luar tanaman juga berbeda
walaupun tanaman berada pada galur maupun varietas yang sama. Umur tanaman juga
berpengaruh penting pada proses pencandraan karena perbedaan umur dapat
menyebabkan belum semua karakteristik yang diamati terbentuk sehingga terjadi
perbedaan pada hasil praktikum.
Adapun fungsi dari pencandraan adalah 1) untuk menunjukkan adanya
variabilitas pada tanaman, 2) melakukan seleksi dalam kegiatan pemuliaan tanaman, 3)
membedakan keragaman yang ada pada tingkat spesies, dan 4) langkah dalam
pengamatan dan identifikasi plasma nutfah dengan berbagai sifat penting.
Kesimpulan
1. Pencandraan dilakukan dengan cara visual yaitu penggambaran sifat-sifat tanaman dalam
tulisan yang dapat dilengkapi dengan gambar, data penyebaran, habitat, asal-usul, dan
manfaat dari golongan tanaman serta deskripsi karakteristik tanaman.
2. Setiap varietas mempunyai perbedaan karakter seperti bentuk buah, warna bunga,
kandungan antosianin, ada tidaknya bulu pada ujung gabah dan lain-lain.
Daftar Pustaka
Cahyono, B. 2003. Cabai Rawit Teknik Budidaya Dan Analisis Usaha Tani. Kanisius,
Yogyakarta.

Makarim, A.K dan E. Suhartatik. 2009. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi. Balai Besar
Penelitian Tanaman Padi, Sukabumi.

Kokwaro, J. O. 1994. Flowering Plants Families of East Africa: An Introduction to Plan


Taxonomy. English Press Ltd., Nairobi.

Kusandriani, Y. 1996. Pembentukan Hibrida Cabai. Balitsa, Bogor.

Setiadi, 1990. Jenis dan Budi Daya Cabai Rawit. Penebar Swadaya, Jakarta.

Sitaresmi T., R. H. Wening, A. T. Rakhmi, N. Yunani, dan U. Susanto. 2013. Identifikasi


varietas contoh untuk karakter penciri spesifik sebagai penunjang harmonisasi
pengujian BUSS padi. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan 32: 148-158.

Sumpena, U., Neni G., Suwaeni, dan R. Kirana. Tth. Uji daya hasil lanjutan calon varietas
kacang panjang, mentimun dan tomat di dataran medium Bandung pada musim kedua
(1804. 17. C 2 . 2). Balitsa, Lembang.

Tjahjadi, N. 1991. Seri Budidaya Cabai. Kanisius, Yogyakarta.

Vous aimerez peut-être aussi