Vous êtes sur la page 1sur 8

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme
tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis dan
lingkungan. Keseimbangan cairan adalah esensial bagi kesehatan. Dengan kemampuannya
yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya
dengan proses-proses faal (fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya
lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis. Kemampuan tubuh untuk mempertahankan
keseimbangan cairan ini dinamakan homeostasis.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Konsep keseimbangan cairan


2. Konsep elektrolit
3. Konsep asam basa

1.3 TUJUAN

Untuk memahami dan mengetahui apa itu konsep keseimbangan cairan, konsep
elektrolit dan konsep asam basa yang berhubungan dengan ilmu keperawatan.

1.4 MANFAAT

Setelah memahami dan mengetahui konsep-konsep tersebut, kita dapat menjadi lebih
paham mengenai konsep keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa dan juga
kegunaannya di dalam keperawatan sendiri.
BAB II. PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN CAIRAN TUBUH

Cairan Tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut) yang diperlukan untuk kesehatan sel dan jumlah cairan tubuh itu 60% dari berat
badan.

KOMPARTEMEN CAIRAN

Seluruh cairan tubuh didistribusikan diantara dua kompartemen utama, yaitu : cairan
intraselular (CIS) dan cairan ekstra selular (CES). Pada orang normal dengan berat 70 kg,
Total cairan tubuh (TBF) rata-ratanya sekitar 60% berat badan atau sekitar 42 L. persentase
ini dapat berubah, bergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas ( Guyton & Hall,
1997)

1.Cairan Intraselular (CIS) = 40% dari BB total

Adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa kira-kira 2/3 dari cairan
tubuh adalah intraselular, sama kira-kira 25 L pada rata-rata pria dewasa (70 kg). Sebaliknya,
hanya dari cairan tubuh bayi adalah cairan intraselular.

2.Cairan Ekstraselular (CES) = 20% dari BB total

Adalah cairan diluar sel. Ukuran relatif dari (CES)menurun dengan peningkatan usia. Pada
bayi baru lahir, kira-kir cairan tubuh terkandung didalam (CES). Setelah 1 tahun, volume
relatif dari (CES) menurun sampai kira-kira 1/3 dari volume total. Ini hampir sebanding
dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70 kg). Lebih jauh (CES) dibagi menjadi :

(a) Cairan interstisial (CIT) : Cairan disekitar sel, sama dengan kira-kira 8 L pada
orang dewasa. Cairan limfe termasuk dalam volume interstisial. Relatif terhadap ukuran
tubuh, volume (CIT) kira-kira sebesar 2 kali lebih besar pada bayi baru lahir dibanding orang
dewasa.

(b) Cairan intravaskular (CIV) : Cairan yang terkandung di dalam pembuluh


darah. Volume relatif dari (CIV) sama pada orang dewasa dan anak-anak. Rata-rata volume
darah orang dewasa kira-kira 5-6 L (8% dari BB), 3 L (60%) dari jumlah tersebut adalah
PLASMA. Sisanya 2-3 L (40%) terdiri dari sel darah merah (SDM, atau eritrosit) yang
mentranspor oksigen dan bekerja sebagai bufer tubuh yang penting; sel darah putih (SDP,
atau leukosit); dan trombosit. Tapi nilai tersebut diatas dapat bervariasi pada orang yang
berbeda-beda, bergantung pada jenis kelamin, berat badan dan faktor-faktor lain. Adapun
fungsi dari darah adalah mencakup :

pengiriman nutrien (mis ; glokusa dan oksigen) ke jaringan

transpor produk sisa ke ginjal dan paru-paru


pengiriman antibodi dan SDP ke tempat infeksi

transpor hormon ke tempat aksinya

sirkulasi panas tubuh

3.Cairan Transelular (CTS) :

Adalah cairan yang terkandung di dalam rongga khusus dari tubuh. Contoh (CTS) meliputi
cairan serebrospinal, perikardial, pleural, sinovial, dan cairan intraokular serta sekresi
lambung. Pada waktu tertentu (CTS) mendekati jumlah 1 L. Namun, sejumlah besar cairan
dapat saja bergerak kedalam dan keluar ruang transelular setiap harinya. Sebagai contoh,
saluran gastro-intestinal (GI) secara normal mensekresi dan mereabsorbsi sampai 6-8 L per-
hari.

Secara Skematis Jenis dan Jumlah Cairan Tubuh dapat digambarkan sebagai berikut :
komposisi-cairan

2.2 FUNGSI CAIRAN TUBUH

1.Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke sel-sel

2.Mengeluarkan buangan-buangan sel

3.Mmbentu dalam metabolisme sel

4.Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit

5.Membantu memelihara suhu tubuh

6.Membantu pencernaan

7.Mempemudah eliminasi

8.Mengangkut zat-zat seperti (hormon, enzim, SDP, SDM)

2.3 KOMPOSISI CAIRAN TUBUH

Semua cairan tubuh adalah air larutan pelarut, substansi terlarut (zat terlarut)

1. Air

Air adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Rata-rata pria Dewasa hampir 60% dari berat
badannya adalah air dan rata-rata wanita mengandung 55% air dari berat badannya.

2. Solut (terlarut)
Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut (zat terlarut) elektrolit dan
non-elektrolit.

(a) Elektrolit : Substansi yang berdiasosiasi (terpisah) di dalam larutan dan akan
menghantarkan arus listrik. Elektrolit berdisosiasi menjadi ion positif dan negatif dan diukur
dengan kapasitasnya untuk saling berikatan satu sama lain( miliekuivalen/liter

mEq/L ) atau dengan berat molekul dalam garam ( milimol/liter mol/L ). Jumlah
kation dan anion, yang diukur dalam miliekuivalen, dalam larutan selalu sama.

Kation : ion-ion yang mambentuk muatan positif dalam larutan. Kation ekstraselular
utama adalah natrium (Na), sedangkan kation intraselular utama adalah kalium (K). Sistem
pompa terdapat di dinding sel tubuh yang memompa natrium ke luar dan kalium ke dalam

Anion : ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion ekstraselular
utama adalah klorida ( Cl ), sedangkan anion intraselular utama adalah ion fosfat (PO4).

Karena kandungan elektrolit dari palsma dan cairan interstisial secara esensial sama (lihat
Tabel. 1-2), nilai elektrolit plasma menunjukkan komposisi cairan ekstraselular, yang terdiri
atas cairan intraselular dan interstisial. Namun demikian, nilai elektrolit plasma tidak selalu
menunjukkan komposisi elektrolit dari cairan intraselular. Pemahaman perbedaan antara dua
kompartemen ini penting dalam mengantisipasi gangguan seperti trauma jaringan atau
ketidakseimbangan asam-basa. Pada situasi ini, elektrolit dapat dilepaskan dari atau bergerak
kedalam atau keluar sel, secara bermakna mengubah nilai elektrolit palsma.

(b) Non-elektrolit : Substansi seperti glokusa dan urea yang tidak berdisosiasi dalam larutan
dan diukur berdasarkan berat (miligram per 100 ml-mg/dl). Non-elektrolit lainnya yang
secara klinis penting mencakup kreatinin dan bilirubin.

Tabel. 1.2 Unsur utama kompartemen cairan tubuh

unsur-caiaran

Ini adalah daftar parsial. Unsur lain termasuk ion kalsium Ca 2+, magnesium Mg2+,
protein dan asam organik.

Catatan : Nilai tertentu adalah rata-rata.


Pendapat ahli lain tentang unsur utama kompartemen cairan tubuh disebutkan sebagai berikut
:

unsur-caiaran1

Morgan, G. Edward. Clinical Anesthesiology. Appleton & Lange, 1996, p.518

KANDUNGAN ELEKTROLIT CAIRAN TUBUH

komposisi-cairan2

INTAKE DAN OUTPUT RATA-RATA HARIAN DARI UNSUR TUBUH YANG


UTAMA

intake-cairan

Catatan : Kehilangan cairan melalui kulit (difusi) & paru disebut Insensible Loss (IWL)

Bila ingin mengetahui Insensible Loss (IWL) maka kita dapat menggunakan penghitungan
sebagai berikut :

DEWASA = 15 cc/kg BB/hari

ANAK = (30 usia (th)) cc/kg BB/hari

Jika ada kenaikan suhu :

IWL = 200 (suhu badan sekarang 36.8C)

(Dari Iwasa M, Kogoshi S. Fluid Therapy. Bunko do, 1995. P 8.)


JUMLAH KEHILANGAN AIR DAN ELEKTROLIT per 100 kcal BAHAN METABOLIK
DALAM KEADAAN NORMAL MAUPUN SAKIT

water-loss

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN CAIRAN DAN


ELEKTROLIT

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit diantaranya
adalah :

1. Usia

Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh, metabolisme yang diperlukan dan berat
badan. selain itu sesuai aturan, air tubuh menurun dengan peningkatan usia. Berikut akan
disajikan dalam tabel perubahan pada air tubuh total sesuai usia.

faktor-usia

2. Jenis kelamin

Wanita mempunyai air tubuh yang kurang secara proporsional, karena lebih banyak
mengandung lemak tubuh

3. Sel-sel lemak

Mengandung sedikit air, sehingga air tubuh menurun dengan peningkatan lemak tubuh

4. Stres

Stres dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi darah dan glikolisis otot,
mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air. Proses ini dapat meningkatkan
produksi ADH dan menurunkan produksi urine

5. Sakit

Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal dan jantung, gangguan hormon akan
mengganggu keseimbangan cairan

6. Temperatur lingkungan

Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang dapat kehilangan NaCl melalui
keringat sebanyak 15-30 g/hari

7. Diet
Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah cadangan energi, proses ini akan
menimbulkan pergerakan cairan dari interstisial ke intraselular.
BAB III

PENUTUP

SARAN

KESIMPULAN

Vous aimerez peut-être aussi