Vous êtes sur la page 1sur 3

Media Kedokteran Hewan Vol. 21, No.

2, Mei 2005

Dampak Isi Rumen Sapi sebagai Subtitusi Rumput Raja terhadap Produk
Metabolit pada Kambing Peranakan Etawa
Impact of Rumen Content as Feed Substitution of King Grass on the Matabolite Product
of Ettawa Cross Goat.

Koesnoto Soepranianondo
Bagian Ilmu Peternakan, Fakultas Kedokteran Hewan , Universitas Airlangga, Surabaya.

Abstract
The experiment tried to make benefits of rumen content of slaughtered cattle in abattoir as
feed substitution againts king grass for ruminant. The Measured parameters were amonia nitrogen
and volatile fatty acid. There were two stages in the is experiment, the preliminary experiment was to
reduce the water of rumen content and the technology to produce the delicacy of rumen content. The
experimental animal were, 24 male goats, 1,5 year old with an average weight are 25 kg, divided into
six groups. Six different food mixtures were, P 0 was 80% king grass and 20% Urea Molasses Block, P 1
was 70% king grass and 30% delicacy of Rumen Content, P 2 was 60% king grass and 40% delicacy of
Rumen Content, P 3 was 50% king grass and 50% delicacy of Rumen Content, P 4 was 40% king grass
and 60% delicacy of rumen content, P 5 was 30% king grass and 70% delicacy of rumen content.
Experimental design was completely Randomize Design with six treatments a nd four replications.
The data were analyzed by analysis of Variance and if there were differences among the treatment, the
Duncan Multiple Range Test was used. The Result indicated that there were no significantly
difference (P>0,05) in the concentration of amonia nitrogen and total volatile fatty acid. The conclusion
showed that the use of delicacy rumen content as substitution for king grass up 70% total feed could
be used in the daily ratio for ettawa cross goat.

Key words: delicacy rumen content, feed substitute, amonia nitrogen, total volatile fatty acid

Pendahuluan setelah hewan dipotong. Kandungan nutrisi IRS


Usaha pengembangan ternak ruminansia di cukup tinggi, hal ini disebabkan karena zat makanan
Indonesia akan sulit dilaksanakan jika hanya meng - terkandung belum terserap sehingga kandungan
andalkan hijauan pakan ternak, hal ini disebabkan nutrisi tidak jauh berbeda dengan zat makana n yang
antara lain kurang terse dianya lahan untuk tanaman berasal dari bahan bakunya (Hungate, 1971). Kadar
pakan ternak di daerah padat penduduk karena lahan protein IRS adalah 9,13% dengan kadar serat
yang ada digunakan untuk pemukiman, industri kasarnya 34,68%, sedangkan rumput raja kadar
tanaman pangan dan perkebu nan. Menurut Soeharso proteinnya 10,5% dengan kadar serat kasarnya 29,7%
dan Tawaf (1994) kekurangan pakan ternak (Soepranianondo, 2002).
ruminansia di Indonesia meningkat sekitar 4 % setiap Dengan demikian komposisi kimia IR S tidak
tahun, termasuk dalam hal ini kekurangan pakan jauh berbeda dengan rumput raja. Rangnekar dan
konsentrat. Masalah kekurangan pakan ruminansia Ranjhan (1985), menyatakan bahwa untuk mening -
dapat diatasi dengan cara meman faatkan limbah katkan nilai nutrisi pakan ternak yang tingkat
Rumah Potong Hewan (RPH) yang masih mengan - proteinnya rendah dan serat kasarnya tinggi, dapat
dung nilai nutrisi yang relatif tinggi sebagai pakan dengan menambahkan pakan tambahan dalam bentuk
ternak, yaitu dengan memanfaatkan Isi Rumen Sapi Urea Mineral Molasis Blok (UMMB). Pembuatan
(IRS), sebagai bahan pakan untuk ternak ruminansia. Dodol Isi Rumen (DIR) yang melalui proses formulasi
Penelitian ini mencoba memanfaatkan isi rumen Tepung Isi Rumen (TIR) dengan UMMB dapat
sapi menjadi pakan pengganti rumput raja pada meningkatkan mutu nutrisi IRS dan memelihara pH
ternak ruminansia. Pada dasarnya IRS merupakan rumen yang netral, kondisi ini menyebabkan mikroba
bahan pakan yang terdapa t dalam rumen sebelum rumen dapat tumbuh dan berkem bang serta aktivitas-
menjadi feses dan dikeluarkan dari dalam rumen nya meningkat (Soepranianondo, 2002).

94
Koesnoto Soepranianondo ; Dampak Isi Rumen Sapi sebagai Subtitusi Rumput Raja terhadap Produk

Mc.Donald et al (1994), menyatakan bahwa sampai tingkat 70% tidak berbeda nyata diantara
melalui manipulasi pakan ternak dapat mengoptimal - kelompok perlakuan (p<0,05) terhadap total asam
kan kondisi ekosistem rumen berdasarkan penguku - lemak volatil dan konsentrasi amonia N.
ran produk metabolit di dalam cairan rumen yang
meliputi amonia N dan total asam lemak volatil. Tabel 2. Rata-rata Total Asam Lemak Volatil, K on-
Tujuan penelitian ini adalah untuk dapat digunakan sentrasi Amonia N dan pH
sebagai dasar ilmiah dalam upaya pemanfaatan IRS
Asam Lemak
menjadi pengganti hijauan pakan ternak yang Amonia-N
Perlakuan Volatil pH
memiliki kualitas dan potensi untuk dapat digunakan (mg/l)
sebagai sumber pakan s ecara komersial dan aman (mmol/l)
untuk kesehatan ternak. P0 115,92 49,64 6,57
P1 109,32 50,54 6,50
Materi dan Metode
Hewan coba yang digunakan 24 ekor kambing P2 114,85 50,00 6,62
PE jantan umur 1,5 tahun dengan berat rata -rata 25 kg P3 114,82 50,12 6,65
dibagi dalam 6 kelompok perlakuan dengan empat
kali ulangan (Tabel 1). P4 110,92 50,62 6,60
P5 116,75 49,30 6,45
Tabel 1. Komposisi Pakan pada setiap Perlakuan (Kg)
Perlakuan Total asam Lemak Volatil berkisar antara
Bahan (Kg)
P0 P1 P2 P3 P4 P5 109,32116,75 m.mol/l. Menurut Blummel et al (1999)
konsentrasi normal total asam lemak volatil di dalam
Rumput raja 4,0 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 rumen berkisar antara 26 242 mmol/l, hal ini
UMMB 1,0 - - - - - tergantung pada susunan pakan yang diberikan.
Bahan pakan yang mengandung konsentrasi 40 -60%
Dodol Isi Rumen - 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 menyebabkan pH rumen berkis ar 6,0 6,7 , keadaan
Total 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 pH rumen yang demikian menyebabkan terjadi
peningkatan total Asam Lemak Volatil di dalam
rumen (Hvelplund,1991).
Sebelum dilakukan penelitian, kambing diadap - Davies et al (1999), menyatakan bahwa pH
tasikan terhadap lingkungan dan diberi pakan merupakan parameter yang paling erat kaitannya
percobaan sesuai dengan perlakuan selama satu dengan Total Asam Lemak Volatil, hal ini dapat
bulan. Pada awal masa adaptasi kambing diberi obat dibuktikan pada penelitian ini yaitu Total Asam
cacing Valbazen 1,9% dengan dosis 2,5 ml/10Kg.BB. Lemak Volatil tertinggi dicapai pada perlakuan P 5
Pemberian obat cacing ini diulangi setiap bulan. yaitu pada waktu pH cairan rumen dalam keadaan
Pengambilan cairan rume n dilakukan setelah 3 bulan terendah (6,45). Hal ini sesuai pula dengan pendapat
pemberian ransum percobaan, yaitu pada saat akhir Van Soest (1994) yang menyatakan meningkatny a
penelitian. Pemotongan kambing dilakukan pagi hari produksi Total Asam Lemak Volatil akan menyebab -
sebelum kambing diberi pakan cairan rumen diambil kan penurunan pH cairan rumen Amonia-N berkisar
sebanyak 30 ml ditampung ke dalam botol, ke dalam antara 49,3050,62 mg/l. Blummer et al (1997)
cairan rumen ditambahkan as am sulfat 1% sebanyak menyatakan bahwa konsentrasi Amonia -N cairan
3 ml dan kemudian disimpan dalam freezer sampai rumen bervariasi antara 10 340 mg/l. Sedangkan
saat pemeriksaan total asam lemak volatil dan untuk aktivitas dan pertumbuhan mikroba rumen
konsentrasi amonia N dilakukan. Data yang diperlukan konsentrasi amonia -N antara 45-235 mg/l.
diperoleh dari setiap parameter pada penelitian ini Jadi pada hasil penelitian ini konsentrasi amonia -N
dianalisa dengan rancangan penelitian dengan p ola cairan rumen yang diperoleh masih dalam kisaran
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan bila terjadi normal untuk perkembangan mikroba rumen.
perbedaan diantara perlakuan diuji dengan uji jarak Konsentrasi terendah diperoleh pada perlakuan P 5
berganda Duncans (Steel and Torrie, 1993). yang diberi DIR 70% dari total pakan. Rendahnya
konsentrasi amonia-N pada perlakuan P 5 ini
Hasil dan Pembahasan disebabkan oleh karena rendahnya kandungan
Rata-rata total Asam Lemak Volatil, konsentrasi protein kasar yaitu 14,30%. Hal ini sesuai dengan
Amonia N dan pH dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil pendapat Haresign dan Cole (1981) yang menyatakan
penelitian menunjukkan bahwa pemberian DIR protein dalam pakan akan mempengaruhi kandungan

95
Media Kedokteran Hewan Vol. 21, No. 2, Mei 2005

amonia-N rumen, makin besar kandungan protein Davies, Z.S., D. Mason, A.E. Brooks, G.W. Griffith,
dalam pakan maka makin meningkat kandungan R.J. Merry and M.K. Theodoron. 1999. An Auto -
amonia-N dalam rumen, karena 60% protein pakan mated System for Measuring Gas Pro duction
akan diubah menjadi amonia -N sedangkan sisanya from Forages Inoculated with rumen Fluid and
40% akan diteruskan ke abomasum d an usus halus Its Use in Determining the Effect of Enzymes on
untuk dicerna dan diabsorbsi. Dengan demikian Grass Silage. Animal Feed Sci.Technol; 83(1 5):
pengukuran konsentrasi amonia-N ditujukan untuk 205-221
mengetahui aktivitas mikroba organisme dalam Haresign, W. and D.J.A. Cole. 1981. Recent
mendegradasi protein. Davies et al (1999) menyatakan Development in Ruminant Nutrition University
dengan mengetahui produk metabolit rumen maka of Notingham School of Agriculture.
aktivitas enzim amilolitik, cellulolitik dan hemi -
Hungate, R.E. 1971. The Rumen and Its Microbes
selulolitik di dalam rumen dapat diukur, selanjutnya
Academic Press. New York.
kondisi ekosistem rumen dapat dievaluasi berdasar -
kan pH, konsentrasi amonia -N dan Total Asam Hvelplund,T. 1991. Volatile Fatty Acids and Pro tein
Lemak Volatil. Production in The Rumen. In : J.P.Jouvany (Ed),
Rumen Microbial Metabolism and Ruminant
Digestion Inra Paris
Kesimpulan Mc Donald, P., R.A. Edwards, and J.F.D.Greenhalgh.
Dodol Isi Rumen dapat diberikan s ebagai 1994. Animal Nutrition, 4 th Ed. Longman
pengganti rumput raja sampai tingkat pemberian 70% London and New York.
dari total ransum ruminansia, karena total asam
Rangnekar dan Ranjhan. 1995. P emanfaatan Tekno-
lemak volatil dan konsentrasi amonia -N masih dalam
logi Urea Molasis Mineral Block (UMMB)
kisaran normal untuk aktivitas dan pertumbuhan
sebagai Pakan Ternak Kerbau di Brebes.
mikroba rumen.
Soeharsono dan R. Tawaf. 1994. Perkembangan
Peternakan Sapi Potong dan Kerbau di Indonesia.
Daftar Pustaka Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran
Blummel, M., H. Steingass, and K. Becker. 1997. The Bandung.
Relationship Between in Vitro Gas Production, Soepranianondo, K. 2002.Teknologi Manipulasi
In vitro Microbial Biomass Yield and 15 N Nutrisi Isi Rumen Sapi Menjadi Pakan Ternak
Incorporation and Its Implications for The Ruminansia. Disertasi; Pascasarjana Universitas
Prediction of Voluntary Feed Intake of Rougha - Airlangga.
ges. Brit.Jour.of Nutr. 77(5) :911 -921 Steel, R.G.D. and J.H.Torrie. 1993, Principles and
Procedures of Statistic a Biometrical Approach
Blummel, M., H. Steingass, and K. Becker. 1999.
2nd ed.Mc.Graw Hill Inter national Book
Anote on The Stoichiometrical Relationship of
Company.London.New York Toronto.
Short Chain Fatty Acid Production and Gas
Formation in Vitro in Feedstuffs Widely Van Soest, P.J. 1994. Nutrition Ecology of The
Differing Quality. J. Anim. Physiol. A. Anim. Ruminant. 2 nd Ed. O and B Books, Inc.Corvalis.
Nutr. 78(9) : 92-102 Cornell University Press.New York.

96

Vous aimerez peut-être aussi