Vous êtes sur la page 1sur 37

BAB I

TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi

Gastroenteritis adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara


berlebihan yang terjadi karena frekuensi lebih dari tiga kali sehari atau buang
air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair (Suriadi&Yuliani
Rita,2006).

Gastroenteritis merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak


normal atau tidak seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume,
keenceran, serta frekuensi lebih dari tiga kali sehari pada neonates dengan atau
tanpa lendir darah (Hidayat Azis,2006).

B. Etiologi

Faktor Infeksi:

1. Bakteri: enteropatogenic escerichia coli, salmonella, shigella, yersinia


enterocolitica.
2. Virus: enterovirus, adenovirus, rotavirus.
3. Jamur: candida enteritis
4. Parasit: giardia clamblia, cryptosporidium
5. Protozoa

Bukan faktor infeksi:

1. Alergi makanan: susu, protein


2. Gangguan metabolik atau malabasorbsi: penyakit celiac, cystic fibrosis
pada pancreas.
3. Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan
4. Obat-obatan: antibiotic
5. Penyakit usus: colitis ulcerative, crohn disease, enterocolitis
6. Obstruksi usus (Hidayat Azis,2006).

1
C. Patofisiologi

Proses terjadinya Gastroenteritis dapat disebabkan oleh berbagai


kemungkinan faktor diantaranya:

1. Faktor infeksi, proses ini dapat diawali adanya mikroorganime (kuman)


yang masuk ke dalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang
dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan daerah
permukaan usus. Selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus yang
akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam absorbsi cairan dan
elektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin bakteri akan menyebabkan
system transport aktif dalam usus halus, sel di dalam mukosa intestinal
mengalami iritasi dan meningkatnya cairan dan elekrtolit.
Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal
sehingga menurunkan area permukaan intestinal, perubahan kapasitas
intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit.
2. Faktor malabsorbsi merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsi
yang mengakibatkan tekanan osmotic meningkat sehingga terjadi
pergeseran air dan eletrolit ke ronga usus yang dapat meningkatkan isi
rongga usus sehingga terjadilah Gastroenteritis.
3. Faktor makanan ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu
diserap dengan baik. Sehingga terjadi peningkatan peristaltic usus yang
mengakibatkan penurunan kesempatan untuk menyerap makanan yang
kemudian menyebabkan Gastroenteritis.
4. Faktor psikologi dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan peristaltic
usus yang akhirnya mempengaruhi proses penyerapan makanan yang
dapat mnyebabkan Gastroenteritis (Hidayat Azis,2006).

D. Manifestasi Klinik

1. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
2. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi; turgor kulit jelek (elastisitas kulit
menurun), ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering

2
3. Kram abdominal
4. Demam
5. Mual dan muntah
6. Anoreksia
7. Lemah
8. Pucat
9. Perubahan tanda-tanda vital; nadi dan pernapasan cepat
10. Menurun atau tidak ada pengeluaran urine

E. Komplikasi

1. Dehidrasi
2. Hipokalemi
3. Hipokalsemi
4. Cardiac dysrhrythmias akibat hipokalsemi dan hipokalsemi
5. Hiponatremi
6. Syok hipovolemik
7. Asidosis

F. Pemeriksaan Diagnostik

1. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan


2. Kultur tinja
3. Pemeriksaan elektrolit, BUN, creatinin, dan glukosa
4. Pemeriksaan tinja; pH, lekosit, glukosa, dan adanya darah

G. Penatalaksanaan Terapeutik

1. Penanganan fokus pada penyebab;


2. Pemberian cairan dan elektrolit; oral (seperti; pedialyte atau oralit) atau
terapi parenteral;
3. Pada bayi, pemberian ASI diteruskan jika penyebab bukan dari ASI.

3
H. Pengkajian

Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data,analisa data


dan penentuan masalah. Pengumpulan data diperoleh dengan cara
intervensi,observasi,psikal assessment. Kaji data menurut Cyndi Smith
Greenberg,1992 adalah:

1. Identitas klien.

2. Riwayat keperawatan. Awal serangan: Awalnya anak cengeng,gelisah,suhu


tubuh meningkat,anoreksia kemudian timbul diare.

3. Keluhan utama : Faeces semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air


dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi,berat badan menurun. Pada bayi
ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lendir
mulut dan bibir kering,frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi
encer.

4. Riwayat kesehatan masa lalu.

5. Riwayat penyakit yang diderita,riwayat pemberian imunisasi.

6. Riwayat psikososial keluarga: dirawat akan menjadi stressor bagi anak itu
sendiri maupun bagi keluarga,kecemasan meningkat jika orang tua tidak
mengetahui prosedur dan pengobatan anak,setelah menyadari penyakit
anaknya,mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa bersalah.

7. Kebutuhan dasar.

a. Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali
sehari,BAK sedikit atau jarang.

b. Pola nutrisi : diawali dengan mual,muntah,anopreksia,menyebabkan


penurunan berat badan pasien.

c. Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi


abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman.

d. Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.

e. Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lamah dan

4
adanya nyeri akibat distensi abdomen.

8. Pemerikasaan fisik.

a. Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah,kesadran


composmentis sampai koma,suhu tubuh tinggi,nadi cepat dan
lemah,pernapasan agak cepat.

b. Pemeriksaan sistematik :

1) Inspeksi : mata cekung,ubun-ubun besar,selaput lendir,mulut dan


bibir kering,berat badan menurun,anus kemerahan.

2) Perkusi : adanya distensi abdomen.

3) Palpasi : Turgor kulit kurang elastis

4) Auskultasi : terdengarnya bising usus.

c. Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang: pada anak diare akan


mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga berat badan
menurun.

d. Pemeriksaan penunjang: pemeriksaan tinja,darah lengkap dan


doodenum intubation yaitu untuk mengetahui penyebab secara
kuantitatip dan kualitatif.

e. Diagnosa Keperawatan
1. Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan GI berlebihan
melalui feses atau emesis.
2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kehilangan cairan melalui diare, masukan yang tidak adekuat.
3. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan mikroorganisme yang
menembus saluran gastrointestinal.
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena diare.
5. Cemas/takut berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua,
lingkungan tidak dikenal, prosedur yang menimbulkan stress.

5
6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis situasi, kurang
pengetahuan.

f. Intervensi
Diagnosa keperawatan 1: Kurang volume cairan berhubungan dengan
kehilangan GI berlebihan melalui feses atau emesis.
Sasaran pasien1: Pasien menunjukkan tanda-tanda rehidrasi dan
mempertahankan hidrasi adekuat.

Intervensi Rasional
Beri larutan rehidrasi oral (LRO). Untuk rehidrasi dan penggantian
kehilangan cairan melalui feses.
Beri LRO sedikit tapi sering, Karena muntah, kecuali jika muntah itu
khususnya bila anak muntah. hebat, bukanlah kontraindikasi
untuk penggunaan LRO.
Berikan dan pantau cairan IV sesuai Untuk dehidrasi hebat dan muntah.
ketentuan.
Beri agens antimikroba sesuai Untuk mengobati patogen khusus yang
ketentuan. menyebabkan kehilangan cairan
yang berlebihan.
Setelah rehidrasi, berikan diet reguler Penelitian menunjukkan pemberian
pada anak sesuai toleransi. ulang diet normal secara dini
bersifat menguntungkan untuk
menurunkan jumlah defekasi dan
penurunan berat badan serta
pemendekan durasi penyakit.
Ganti LRO dengan cairan rendah Mempertahankan terapi cairan.
natrium seperti air, ASI, formula
bebas-laktosa, atau formula yang
mengandung setengah laktosa.
Pertahankan pencatatan yang ketat Mengevaluasi keefektifan intervensi.
terhadap masukan dan keluaran

6
(urin, feses, dan emesis).
Pantau berat jenis urin setiap 8 jam atau Untuk mengkaji hidrasi.
sesuai indikasi.
Timbang berat badan anak. Untuk mengkaji dehidrasi.
Kaji tanda-tanda vital, turgor kulit, Untuk mengkaji hidrasi.
membrane mukosa, dan status
mental setiap 4 jam atau sesuai
indikasi.
Hindari masukan cairan jernih seperti Karena cairan ini biasanya tinggi
jus buah, minuman berkarbonat, karbohidrat, rendah elektrolit dan
dan gelatin. mempunyai osmolalitas tinggi.
Instrusikan keluarga dalam Untuk menjamin hasil optimum dan
memberikan terapi yang tepat, memperbaiki kepatuhan terhadap
pemantauan masukan dan keluaran aturan terapeutik.
dan mengkaji tanda-tanda dehidrasi.
Hasil yang diharapkan: Anak menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang adekuat.

Diagnosa keperawatan 2: Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan kehilangan cairan melalui diare, masukan yang tidak
adekuat.
Sasaran 1: Pasien mengkonsumsi nutrsi yang adekuat untuk mempertahankan
berat badan yang sesuai dengan usia.

Intervensi Rasional
Setelah dehidrasi, instrusikan ibu Karena hal ini cenderug mengurangi
menyusui untuk melanjutkan kehebatan dan durasi penyakit.
pemberian ASI.
Hindari pemberian diet dengan pisang, Karena diet ini rendah dalam energi dan
beras, apel, dan roti panggang atau protein terlalu tinggidalam
teh. karbohidratdan rendah elektrolit.
Observasi dan catat respon terhadap Untuk mengkaji toleransi pemberian
pemberian makan. makan.

7
Instrusikan keluarga dalam Untuk meningkatkan kepatuhan
memberikan diet yang tepat. terhadap program terapeutik.
Gali masalah dan prioritas anggota Untuk memperbaiki kepatuhan terhadap
keluarga. program terapeutik.
Hasil yang diharapkan: Anak mengkonsumsi nutrisi yang ditentukan dan
menunjukkan penambahan berat badan yang memuaskan.

Diagnosa keperawatan 3: Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan


mikroorganisme yang menembus saluran gastrointestinal.
Sasaran 1: pasien (orang lain) tidak menunjukkan tanda infeksi gastrointestinal.

Intervensi Rasional
Implementasikan isolasi substansi Untuk mencegah penyebaran infeksi.
tubuh atau praktek pengendalian
infeksi Rumah Sakit, termasuk
pembuangan feses dan pencucian
yang tepat, serta penanganan
specimen yang tepat.
Pertahankan pencucian tangan yang Untuk mengurangi resiko penyebaran
benar. infeksi.
Pakaikan popok dengan tepat. Untuk mengurangi kemungkinan
penyebaran feses.
Gunakan popok sekali pakai. Superabsorbent untuk menampung
feses dan menurunkan
kemungkinan terjadinya dermatitis
popok.
Upayakan untuk mempertahankan bayi Untuk mencegah penyebaran infeksi.
dan anak kecil dari menempatkan
tangan dan objek dalam area
terkontaminasi.
Ajarkan anak bila mungkin tindakan Untuk mengurangi resiko penyebaran
perlindungan seperti pencucian infeksi.

8
tangan setelah menggunakan toilet.
Instrusikan anggota keluarga dan
pengunjung dalam praktek isolasi,
khususnya mencuci tangan.
Hasil yang diharapkan: infeksi tidak menyebar ke orang lain

Diagnosa keperawatan 4: Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi


karena diare.
Sasaran 1: Kulit pasien tetap utuh.

Intervensi Rasional
Ganti popok dengan sering. Untuk menjaga agar kulit tetap bersih
dan kering.
Bersihkan bokong perlahan-lahan Karena feses diare sangat mengiritasi
dengan sabun lunak, non alkalin, kulit.
dan air atau celupkan anak dalam
bak untuk pembersih yang lembut.
Beri salep seperti seng oksida (tipe Untuk melindungi kulit dari iritasi.
salep data bervariasi untuk setiap
anak dan memerlukan periode
percobaan).
Pajankan dengan ringan kulit utuh yang Untuk meningkatkan penyembuhan.
kemerahan pada udara jika
mungkin; Berikan salep pelindung Untuk memudahkan penyembuhan.
pada kulit yang sangat teriritasi atau
kulit terekskoriasi.
Hindari menggunakan tissue basah Karena akan menyebabkan rasa
yang dijual bebas yang menyengat.
mengandung alcohol pada kulit
yang terekskoriasi.
Observasi bokong dan perineum akan Sehingga terapi yang tepat dapat
adanya infeksi, seperti Candida. dimulai.

9
Berikan obat antijamur yang tepat. Untuk mengobati infeksi jamur kulit.
Hasil yang diharapkan: Anak tidak mengalami bukti-bukti kerusakan kulit

Diagnosa keperawatan 5: Cemas/takut berhubungan dengan perpisahan dengan


orang tua, lingkungan tidak dikenal, prosedur yang menimbulkan stress.
Sasaran pasien 1: Pasien menunjukkan tanda-tanda kenyamanan.

Intervensi Rasional
Beri perawatan mulut dan empeng Untuk memberikan rasa nyaman.
untuk bayi.
Dorong kunjungan dan partisipasi Untuk mencegah stress yang
keluarga dalam perawatan sebanyak berhubungan dengan perpisahan
yang mampu dilakukan keluarga.
Sentuh, gendong, dan bicara pada anak Untuk memberikan rasa nyaman dan
sebanyak mungkin. menghilangkan stress.
Beri stimulasi sensoris dan pengalihan Untuk meningkatkan pertumbuhan dan
yang sesuai dengan tingkat perkembangan yang optimal.
perkembangan anak dan
kondisinya.
Hasil yang diharapkan 1: Anak menunjukkan tanda-tanda distress fisik atau
emosional yang minimal.
Hasil yang diharapkan 2: Keluarga berpartisipasi dalam perawatan anak sebanyak
mungkin.

Diagnosa Keperawatan 6: Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis


situasi, kurang pengetahuan.
Sasaran1: Keluarga memahami tentang penyakit anak dan pengobatannya serta
memberikan perawatan.

Intervensi Rasional
Berikan informasi kepada keluarga Untuk mendorong kepatuhan terhadap
tentang penyakit anak dan tindakan program terapeutik, khususnya jika
terapeutik. seudah berada di rumah.

10
Bantu keluarga dalam memberikan rasa Untuk memenuhi kebutuhan anak dan
nyaman dan dukungan kepada anak. keluarga.
Izinkan anggota keluarga untuk Untuk mencegah penyebaran infeksi.
berpartisipasi dalam perawatan anak
sebanyak yang mereka inginkan.
Instrusikan keluarga mengenai Untuk menjamin pengkajian dan
pencegahan. pengobatan yang kontinu.
Atur perawatan kesehatan pasca Untuk pengawasan perawatan di rumah
hospitalisasi. sesuai kebutuhan.
Rujuk keluarga pada lembaga
perawatan kesehatan komunitas
Hasil yang diharapkan: Keluarga menunjukkan kemampuan untuk merawat anak,
khususnya di rumah (Wong, 2004).

g. Evaluasi

1. Volume cairan dan elektrolit kembali normal sesuai kebutuhan.

2. Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhantubuh.

3. Integritas kulit kembali noprmal.

4. Rasa nyaman terpenuhi.

5. Pengetahuan kelurga meningkat.

6. Cemas pada klien teratasi.

11
BAB II

APLIKASI

A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Identitas
Anak AR umur 10 bulan diantar orang tuanya ke UGD RSI
Ibnu Sina Sigli dengan keluhan utama muntah-muntah 2x dan bab cair
sebanyak 5x. Keluhan ini dirasakan sejak masuk rumah sakit tanggal 8
juni 2016 jam 3 dini hari. Ibu anak mengatakan pada tanggal 7 juni
anak diberi minum minuman bersuplemen, dan pada pukul 3 dini hari
anak mulai bab sebanyak 5x dan muntah 2x. Anak juga sempat diberi
minum ramuan obat tradisional oleh neneknya, yang menurut ibunya
untuk mecegah sarampa masuk kedalam.

b. Keluhan Utama
Anak tampak sakit sedang, kesadaran composmentis, nadi 126
x/menit, respirasi 34x/menit,irama teratur, jenis pernapasan dada, suhu
badan 37,2 C. Kulit pucat, akral dingin,turgor kulit tidak elastis,
membran mukosa kering.

c. Persepsi Kesehatan Dan Pemeliharaan Kesehatan


Saat dikaji ibu anak mengatakan bahwa anaknya yang pertama
sempat dirawat karena penyakit Thipoid, sering menggunakan
pengobatan tradisional dari neneknya. Menurut ibu anak bahwa anak
pernah mendapatkan imunisasi polio, dan belum pernah mendapat
imunisasi DPT, BCG, CACAR, CAMPAK, TT. Terlihat ibu
memberikan mainan yang kotor dan dimasukan ke dalam mulut.

12
d. Pemeriksaan Fisik.
Kulit kepala bersih dan berbau, rambut hitam, distribusi merata.
Hygiene rongga mulut: tidak berbau, membran mukosa mulut kering,
bibir pucat.
Kulit pucat,dan kuku panjang dan kotor. Genital bersih, anus
tidak ada tanda peradangan. Tidak ada tanda scar Vaccinasi BCG

e. Kajian Pola Nutrisi Metabolik


Anak mengalami kehilangan cairan tubuh melalui diare 5x
dan muntah 2x. Anak malas makan, dan berat badan menurun, finger
print (+), Anak mendapat terapi IVFD Kaen 4B, Berat badan 8 Kg.
Kesimpulan : kekurangan volume cairan tubuh.
Abdomen : membusung, peristaltik usus 9x/menit. Nyeri perut
(+), turgor kulit tidak elastis.

f. Pola Eliminasi
BAB 5x, konsistensi cair tidak berbentuk, warna kuning.
Peristaltik 9 x/mnt. Perfusi pembuluh perifer kuku : < 2 detik

g. Aktifitas harian: bantuan penu


2. Analisa Data
a. Aktual

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 S: Ibu anak mengatakan bahwa Iritasi Diare
anak sudah 5 kali sehari BAB
sebelum masuk RS, dan
konsistensi feses cair tidak
berbentuk.
O: Feses cair, tidak berbentuk,
warna kuning, bising usus
hiperaktif, peristaltik 9 x/menit,

13
2 S: Ibu anak mengatakan bahwa Diare Kekurangan
anak sudah 5 kali sehari BAB volume cairan
sebelum masuk RS, konsistensi
feses cair tidak berbentuk, jarang
BAK, dan berat badan menurun.
O: Tampak lemah, BB 8 Kg,
turgor kulit tidak elastis,
membran mukosa kering, finger
print positif
3 S: Ibu anak mengatakan bahwa Ketidakmampuan Nutrisi tidak
anak sudah 5 kali sehari BAB untuk mencerna seimbang: kurang
sebelum masuk RS, konsistensi makanan dari kebutuhan
feses cair tidak berbentuk, jarang tubuh
BAK, malas makan, dan berat
badan menurun.
O: Tampak lemah, Peristaltik 9
kali/menit, bising usus hiperaktif,
menolak untuk makan, dan BB 8
kg.
4 S: Ibu anak mengatakan, Tape Rendahnya tingkat Kurang
anak sarampa ka dalam. pendidikan dan pengetahuan
Sebelum dirawat di RS, anak kesalahan informasi orang tua tentang
sempat diberikan obat ramuan penyakit dan
tradisional dari neneknya. Ibu perawatan anak
hanya lulus SD.
O: Ibu anak kurang
memperhatikan anak, dan takut
untuk merawat anak.

14
b. Risiko

Kerusakan integritas kulit


Faktor risiko: Kelembaban yang berlebihan.

15
3. PATOFLOW GASTROENTERITIS

Rendahnya Kesalahan
tingkat informasi
iritasi
pendidikan

Gastroenteritis (Dx 2)

Kurangnya pengetahuan
orangtua tentang Malabsorbsi
penyakit dan perawatan makanan
anak (Dx 4)
Tekanan osmotic dalam rongga

Pergeseran cairan & elektrolit


kedalam rongga usus

Pengeluaran isi
lambung Distress Motilitas usus

Gastrointestinal
Anoreksia

Kram abdomen

Ketidakmampuan utk
mencerna makanan
Pengeluaran cairan
dan elektrolit
Kekurangan volume

Nutrisi tidak cairan (Dx 1)

seimbang (Dx 3) Diare

Kelembaban yang
berlebihan (Dx 5)

16
B. Diagnosa Keperawatan

NAMA
TANGGAL NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
PERAWAT
12 -06-16 1 Diare berhubungan dengan iritasi, yang Bustamam,
ditunjukkan oleh ibnu saleh,
DS: Ibu anak mengatakan bahwa anak rahma yanti
sudah 5 kali sehari BAB sebelum masuk
RS, dan konsistensi cair tidak berbentuk.
DO: Feses cair, tidak berbentuk, warna
kuning, bising usus hiperaktif, peristaltik 9
x/menit,
12-06-16 2 Kekurangan volume cairan berhubungan Bustamam,
dengan diare, yang ditunjukkan oleh ibnu saleh,
DS: Ibu anak mengatakan bahwa anak rahma yanti
sudah 5 kali BAB sebelum masuk RS,
konsistensi cair tidak berbentuk, jarang
BAK, dan berat badan menurun.
DO: Tampak lemah, BB 8 Kg, turgor kulit
tidak elastis, membran mukosa kering,
finger print positif
12-06-16 3 Nutrisi tidak seimbang: kurang dari Bustamam,
kebutuhan tubuh berhubungan dengan ibnu saleh,
ketidakmampuan untuk mencerna rahma yanti
makanan, yang ditunjukkan oleh
DS: Ibu anak mengatakan bahwa anak
sudah 5 kali sehari BAB dan muntah
sebelum masuk RS, konsistensi cair tidak
berbentuk, jarang BAK, malas makan, dan
berat badan menurun.
DO: Tampak lemah, Peristaltik 9
kali/menit, bising usus hiperaktif, menolak

17
untuk makan, dan BB 8 kg.
12-06-16 4 Kurang pengetahuan orang tua tentang Bustamam,
penyakit dan perawatan anak berhubungan ibnu saleh,
dengan rendahnya tingkat pendidikan dan rahma yanti
kesalahan informasi, yang ditunjukkan
oleh
DS: Ibu anak mengatakan, Tape anak
sarampa ka dalam. Sebelum dirawat di
RS, anak sempat diberikan obat ramuan
tradisional dari neneknya. Ibu hanya lulus
SD.
DO: Ibu anak kurang memperhatikan anak,
dan takut untuk merawat anak.
12-06-16 5 Risiko gangguan integritas kulit Bustamam,
berhubungan dengan kelembaban yang ibnu saleh,
berlebihan rahma yanti

18
C. Rencana Keperawatan

DIAGNOSA HASIL YANG NAMA


TANGGAL INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN DIHARAPKAN PERAWAT
12-06-16 1. Diare berhubungan Orang tua akan: Mandiri Bustamam,
dengan iritasi, yang Mengatakan anak BAB 1- 1. Kaji pola BAB Pengkajian pola BAB ibnu saleh,
ditunjukkan oleh 3 kali sehari, feses lembek (frekuensi BAB dan akan memban-tu rahma yanti
DS: Ibu anak mengatakan berbentuk. karakteristik feses) penanganan lang-sung
bahwa anak sudah 5 kali Anak akan: setiap hari. (Mertz et al, 1995;
BAB sebelum masuk RS, 1. Menunjukkan feses Hogam, 1998).
dan konsistensi feses cair lembek dan berben- 2. Observasi feses. Pendokumentasian
tidak berbentuk. tuk, warna kuning. haluaran memberikan
DO: Feses cair, tidak 2. Menunjukkan bising pedoman dan
berbentuk, warna kuning, usus aktif, peristaltik
bising usus hiperaktif, 3-5 x/menit
peristaltik 9 x/menit. 3. Auskultasi bising Mengetahui fungsi
usus dan periksa usus.
peristaltik.
4. Berikan cairan sesuai Mencegah kekurangan
kemampuan. volume cairan.
5. Dorong anak untuk Membantu
makan sedikit tapi pembentukan feses
sering (makanan yang normal.

19
lunak)
6. Anjurkan keluarga Makanan berserat dan
untuk menghindari berlemak dapat
pemberian makanan memperberat diare.
tinggi serat (buah)
dan makanan tinggi
lemak (susu).
7. Anjurkan ibu untuk Mencegah
memberi ASI. kekuarangan volume
cairan.
Kolaborasi
Berikan Trolit sesuai Mengganti cairan dan
indikasi. elektrolit.
12-06-16 2. Kekurangan volume Orang tua akan: Mandiri Bustamam,
cairan berhubungan dengan Mengatakan bahwa anak 1. Kaji haluaran urin Haluaran urin < 30 ibnu saleh,
diare, yang ditunjukkan oleh BAK sekurang-kurangnya setiap 4 jam. ml/jam tidak cukup rahma yanti
DS: Ibu anak mengatakan 30 ml/jam. untuk fungsi ginjal
bahwa anak sudah 5 kali Anak akan: yang normal dan
BAB dan muntah sebelum 1. Menunjukkan bebas menunjukkan
masuk RS, konsistensi feses dari kelemahan umum. hipovolemia atau
cair tidak berbentuk, jarang 2. Menunjukkan serangan gagal ginjal
BAK, dan berat badan peningkatan BB (> 8 akut.

20
menurun. kg). 2. Kaji/Observasi Anak dengan
DO: Tampak lemah, BB 8 3. Menunjukkan N = penampilan anak kekurangan volume
kg, turgor kulit tidak elastis, 100-140 x/menit dan setiap 4 jam. cairan akan tampak
membran mukosa kering, SB = 36,5 - 37,5 C lemah, turgor kulit
finger print positif 4. Menunjukkan kulit tidak elastic, mukosa
lembab, turgor kulit mulut kering, dan
elastis, membran mata cekung.
mukosa lembab dan 3. Timbang berat badan Perubahan berat badan
lidah basah. dengan timbangan menggambarkan
5. Menunjukkan finger yang sama, jenis perubahan volume
print negatif. pakaian yang sama, cairan tubuh.
dan pada waktu yang
sama setiap hari.
4. Ukur nadi dan suhu Penurunan volume
badan setiap 4 jam. intravascular
mengakibatkan
hipotensi dan
penurunan oksigenasi
jaringan. Suhu akan
menurun akibat
penurunan
metabolism, atau akan

21
adanya infeksi atau
hipernatremia
(Metheny, 1996).
5. Periksa kelembaban Kulit kering, turgor
kulit, turgor kulit, kulit tidak elastis,
membran mukosa dan membran mukosa dan
lidah setiap 4 jam. lidah kering
berhubungan dengan
kekurangan volume
cairan.
6. Berikan cairan per Rute oral bermanfaat
oral sesuai untuk
kebutuhan. mempertahankan
keseimbangan cairan
(Metheny, 1996).
7. Anjurkan ibu untuk Mengganti cairan
menyusui anak yang hilang.
sesering mungkin dan
memberikan cairan
per oral.
Kolaborasi
Berikan cairan Larutan hipotonik

22
parenteral, pertahankan membantu rehidrasi
kepatenan infuse, atur intraseluler (Cullen,
dan pertahankan 1992); cairan isotonic
kecepatan aliran infuse membantu
konstan sesuai anjuran penggantian volume
intravaskuler.
12-06-16 3. Nutrisi tidak seimbang: Orang tua akan: Mandiri: Bustamam,
kurang dari kebutuhan tubuh Mengatakan nafsu 1. Kaji nafsu makan. Nafsu makan ibnu saleh,
berhubungan dengan makan anak mempengaruhi rahma yanti
ketidakmampuan untuk bertambah. masukan oral.
mencerna makanan tubuh, Anak akan: 2. Kaji/Observasi Anak yang kurang
yang ditunjukkan oleh 1. Menunjukkan bebas penampilan anak. gizi tampak lemah.
DS: Ibu anak mengatakan dari kelemahan umum. Anak dengan
bahwa anak sudah 3-5 kali 2. Menunjukkan BB kekurangan volume
BAB dan muntah sebelum meningkat (> 8 kg). cairan akan tampak
masuk RS, konsistensi feses lemah, turgor kulit
cair tidak berbentuk, jarang tidak elastic, mukosa
BAK, malas makan, dan mulut kering, dan
berat badan menurun. mata cekung.
DO: Tampak lemah, 3. Timbang BB anak. Perubahan berat badan
Peristaltik 9 kali/menit, menggambarkan
bising usus hiperaktif, perubahan volume

23
menolak untuk makan, dan cairan tubuh.
BB 8 kg. 4. Berikan sedikit cairan Merangsang nafsu
per oral sebelum makan.
makan.
5. Berikan makan Makan sedikit tapi
sedikit tapi sering. sering mengurangi
rasa kenyang dan
menurunkan
rangsangan muntah.
(Love, Seaton, 1991).
6. Anjurkan ibu untuk Memberikan asupan
memberikan ASI gizi.
dengan sering.
7. Anjurkan ibu untuk Istirahat diperlukan
memberikan istirahat untuk konservasi
yang cukup kepada energi.
anak.
Kolaborasi
Berikan cairan parenteral Mencegah kekurangan
yang mengandung cairan dan elektrolit.
sumber kalori dan
elektrolit.

24
12-06-08 4. Kurangya pengetahuan Orang tua akan: Mandiri Bustamam,
orang tua tentang penyakit 1. Menjelaskan tentang 1. Kaji tingkat Mengidentifikasi ibnu saleh,
dan perawatan anak penyakit dan pemahaman orang tua kebutuhan belajar rahma yanti
berhubungan dengan perawatan anak tentang penyakit dan orang tua.
rendahnya tingkat dengan tepat. perawatan anak.
pendidikan dan kesalahan 2. Mendemonstrsikan 2. Dorong orang tua Mengevaluasi
informasi, yang ditunjukkan perawatan anak untuk melakukan kemampuan ibu untuk
oleh dengan tepat tanpa perawatan pada anak merawat anak.
DS: Ibu anak mengatakan, rasa takut. dengan tepat.
Tape anak sarampa ka 3. Berikan informasi Meningkatkan
dalam. Sebelum dirawat di pada keluarga tentang pemahaman keluarga.
RS, anak sempat diberikan penyakit dan
obat ramuan tradisional dari perawatan anak yang
neneknya. Ibu hanya lulus tepat dan sesuai
SD. kebutuhan.
DO: Ibu anak kurang 4. Demonstrasikan cara Memberikan contoh
memperhatikan anak, dan perawatan anak yang kepada keluarga
takut untuk merawat anak. tepat. mengenai perawatan
anak.
12-06-16 5. Risiko kerusakan Anak akan : Mandiri Bustamam,
integritas kulit Menunjukkan area 1. Inspeksi kondisi kulit Inspeksi sistematis ibnu saleh,
berhubungan dengan perineal bebas dari iritasi area perianal. dapat rahma yanti

25
kelembaban yang dan kemerahan. mengidentifikasi
berlebihan masalah yang terkait
secara dini (Krasner,
Kane, 1996).
2. Berikan losion atau Mencegah iritasi pada
bedak pada daerah daerah perianal.
perinanal.
3. Ganti popok/celana Mencegah
dengan sering setiap kelembaban yang
kali anak BAB atau berlebihan di area
BAK. perianal.
4. Dorong orang tua Masukan nutrisi yang
untuk memberikan tidak adekuat
nutrisi yang adekuat. menempatkan orang
pada risiko kerusakan
kulit dan
memperlambat
penyembuhan.
5. Anjurkan orang tua Bila area perianal
untuk menjaga kulit kotor dan lembab,
area perianal tetap dapat terjadi iritasi
bersih dan kering. kulit.

26
D. Implementasi Keperawatan

NAMA
TANGGAL WAKTU NO Dx IMPLEMENTASI HASIL
PERAWAT
13-06-16 09.00 2, 3 Mengkaji penampilan Keadaan umum Bustamam,
anak anak tampak ibnu saleh,
lemah, pucat, akral rahma yanti
dingin.
09.02 2 Mengukur nadi dan SB = 37,2
suhu setiap 4 jam N = 126
R = 36.
09.05 1 Mengkaji pola BAB BAB 3x sehari,
konsistensi cair,
tidak berbentuk.
09.07 5 Menginspeksi kondisi Tidak terdapat
kulit area perianal. iritasi.
09.10 5 Menganjurkan orang Orang tua mengerti
tua untuk menjaga kulit penjelasan
area perianal tetap perawat.
bersih dan kering.
09.20 2 Memeriksa kelembaban Kulit kering, turgor
kulit, turgor kulit, kulit tidak elastis,
membran mukosa dan membran mukosa
lidah setiap 4 jam. kering.
09.25 1 Mengauskultasi bising Bising usus
usus dan memeriksa hiperaktif,
peristaltik. peristaltik usus
9x/menit.
11.30 3 Mengkaji nafsu makan. Anak malas
makan.
11.32 1,2 Memberikan cairan Anak minum 30ml
peroral sesuai air putih.
kemampuan anak.
11.35 1,2,3 Menganjurkan ibu Ibu tampak

27
untuk memberi ASI mengerti
dan cairan peroral. penjelasan
perawat.
11.37 2 Memberikan cairan Larutan KA EN 4B
parenteral. 10 gtt/menit
12.25 1 Memberian trolit sesuai Anak minum trolit.
indikasi.
14-06-16 08.45 2, 3 Mengobservasi Anak tampak sakit Bustamam,
penampilan anak setiap sedang, lemah, ibnu saleh,
4 jam. membran mukosa rahma yanti
lembab, lidah
basah, dan
menangis
mengeluarkan air
mata.
08.50 2 Mengukur nadi dan N = 116x/menit,
suhu setiap 4 jam. SB = 37,5 C.
08.55 1 Mengkaji pola BAB. BAB saat dikaji
1x.
08.59 1 Mengobservasi feses. Konsistensi
lembek berbentuk,
berwarna kuning.
09.00 5 Menginspeksi kondisi Tidak terdapat
kulit area perianal. iritasi.
09.18 5 Mengganti Popok/celana
popok/celana dengan diganti setiap kali
sering setiap kali anak kencing atau BAB.
BAB dan BAK.
09.20 1 Memeriksa kelembaban Turgor kulit
kulit, turgor kulit, elastis, membran
membran mukosa dan mukosa & lidah
lidah setiap 4 jam. lembab.
11.50 1 Mengkaji nafsu makan. Nafsu makan

28
bertambah.
12.00 3 Memberikan sedikit Anak minum air
cairan peroral sebelum putih sebelum
makan. makan.
12.15 1, 3 Mendorong anak untuk Anak makan 3x
makan sedikit tapi sehari dengan porsi
sering. sedikit.
12.20 1 Menganjurkan keluarga Keluarga tidak
untuk menghindari memberikan buah
pemberian makanan dan susu pada
tinggi serat(buah) dan anak.
makanan tinggi
lemak(susu).
13.15 2 Mengkaji haluaran urin Anak kencing
setiap 4 jam. banyak.
14.02 1, 2 Memberikan cairan Anak sering
peroral sesuai minum ASI.
kemampuan.
14.15 1, 2 Menganjurkan ibu Ibu mengerti
untuk memberi ASI penjelasan
dan cairan peroral. perawat.
15.00 3 Menganjurkan ibu Ibu mengerti
memberikan istirahat penjelasan
yang cukup pada anak. perawat.
15.05 4 Mengkaji tingkat Orang tua tidak
pemahaman orang tua paham tentang.
tentang penyakit dan penyakit anak.
perawatan anak.
15.10 4 Menganjurkan orang Orang tua mengerti
tua untuk melakukan dan ingin merawat
perawatan pada anak anak dengan tepat.
dengan tepat.
15.15 4 Memberikan informasi Keluarga

29
pada keluarga tentang mendapatkan
penyakit dan perawatan informasi tentang
anak yang tepat sesuai perawatan anak
kebutuhan. dengan tepat.
15.20 4 Mendemonstrasikan Orang tua
cara perawatan dengan memperhatikan
tepat. cara perawatan.
16-06-16 09.00 2, 3 Mengobservasi Keadaan umum Bustamam,
penampilan anak setiap anak tampak ibnu saleh,
4 jam. tenang,tidak pucat, rahma yanti
membran mukosa
lembab, turgor
kuilt elastis.
N =118x/menit,
09.15 2 Mengukur nadi dan SB = 36,9 C
suhu setiap 4 jam.
09.20 1 Mengobservasi feses. Konsistensi
lembek, warna
kuning.
09.25 2 Memeriksa kelembaban Kulit lembab,
kulit, turgor kulit, turgor kulit elastis,
membran mukosa dan membran mukosa
lidah setiap 4 jam. lembab.
09.30 3 Mengkaji nafsu makan. Nafsu makan
meningkat.
09.35 3 Menganjurkan ibu Ibu mengerti
memberikan istirahat penjelasan dari
yang cukup pada anak. perawat.
09.40 3 Timbang berat badan BB = 8,3 kg

30
E. Evaluasi Keperawatan

NO NAMA
TANGGAL WAKTU EVALUASI (SOAP)
Dx PERAWAT
13-06-16 12.30 1 S : Ibu mengatakan anak minum Bustamam,
air putih, BAB 5x dengan ibnu saleh,
konsistensi cair, tidak berbentuk. rahma yanti
O: Bising usus hiperaktif,
peristaltik usus 9x/menit, anak
minum 30 ml air putih
A: Diare masih ada.
P:
1. Kaji pola BAB.
2. Auskultasi bising usus
dan periksa peristaltik.
3. Berikan cairan peroral
sesuai kemampuan anak.
4. Anjurkan ibu untuk
memberi ASI dan cairan
peroral.

12.40 2 S: Ibu anak mengatakan bahwa


anak sudah 5x BAB dengan
konsistensi feses cair tidak
berbentuk, jarang BAK, dan
berat badan menurun, anak malas
makan.
O: tampak lemah, BB 8 kg,
turgor kulit tidak elastis,
membran mukosa kering, finger
print positif.
A: volume cairan belum adekuat.
P:

31
1. Kaji haluaran urine
setiap 4 jam.
2. Observasi penampilan
anak setiap 4 jam.
3. Ukur nadi dan suhu
badan setiap 4 jam.
4. Periksa kelembaban
kulit, turgor kulit,
membran mukosa dan
lidah setiap 4 jam.
5. Berikan cairan peroral
sesuai kebutuhan.
6. Anjurkan ibu untuk
menyusui anak sesering
mungkin.
12.50 3 S: Ibu anak mengatakan bahwa
nafsu makan anak berkurang.
O: Anak tampak lemah, anak
makan beberapa sendok.
A: Nutrisi tidak seimbang.
P:
1. Kaji penampilan umum
anak.
2. Kaji nafsu makan anak.
3. Dorong anak untuk
makan sedikit tapi sering.
4. Berikan cairan oral
sedikit pada anak sebelum
makan.
13.00 4 S: Ibu anak mengatakan tape
anak sarampa ka dalam.
O: Ibu cemas, ibu anak
memasukan mainan yang kurang

32
bersih pada mulut anak.
A: Kurang pengetahuan keluarga.
P:
1. Berikan informasi tentang
penyakit anak pada
orangtua.
2. Ajarkan tentang
perawatan anak yang
benar.
14.10 5 S: Ibu anak mengatakan bahwa
anak BAB 5 kali sehari.
O: Daerah perianal tidak
menunjukkan tanda-tanda
infeksi.
A: Kerusakan integritas kulit
tidak terjadi.
P:
1. Kaji daerah perianal.
2. Anjurkan pada keluarga
untuk sering mengganti
popok/celana setiap kali
anak BAB/BAK.
14-06-2008 12.30 1 S: Ibu anak mengatakan bahwa Bustamam,
dari pagi anak baru satu kali ibnu saleh,
BAB. Konsistensi feses lembek, rahma yanti
berbentuk.
O: Turgor kulit elastis, membran
mukosa lembab, kulit lembab.
A: Diare berkurang.
P:
1. Kaji pola BAB anak.
2. Observasi feses.
3. Anjurkan ibu untuk tetap

33
memberi ASI pada anak.
12.40 2 S: Ibu anak mengatakan bahwa
anak tidak muntah, anak sering
menetek, anak mau mium air
putih
O: Turgor kulit elastis, membran
mukosa lembab, finger print
negatif.
A: Volume cairan mulai adekuat.
P:
1. Kaji penampilan anak.
2. Anjurkan ibu untuk
memberikan ASI dan
minum air putih pada
anak.
12.50 3 S: Ibu anak mengatakan bahwa
anak mau makan bubur, anak
mau menetek dan minum air
putih.
O: Anak makan bubur, anak suka
menetek.
A: Nutrisi mulai adekuat.
P:
1. Kaji pola makan anak.
2. Anjurkan orangtua untuk
memberi anak makan
sedikit tapi sering.
13.05 4 S: Ibu anak mengatakan bahwa
dia akan menjaga anaknya
dengan baik.
O: Ibu selalu bersama anak.
A: Pengetahuan tentang
Gastroenteritis bertambah namun

34
ibu belum mengaplikasikannya.
P:
1. Beri penjelasan pada
orangtua tentang penyakit
anak.
2. Anjurkan orangtua untuk
menjaga kebersihan
dalam merawat anak.
13.15 5 S: ibu anak mengatakan bahwa
anak BAB 1 x.
O: Perianal tidak terdapat iritasi
A: Tidak terjadi kerusakan
integritas kulit.
P:
1. Pantau area perianal.
2. Ganti popok/celana setiap
kali anak BAB/BAK.
16-06-16 12.40 1 S: Ibu mengatakan anak BAB Bustamam,
pagi ini 1 kali dengan ibnu saleh,
konsistensi lembek berbentuk, rahma yanti
dan anak tidak muntah.
O: Feses lembek dan berbentuk,
warna kuning. Menunjukkan
bising usus aktif, peristaltik
normal (3-5 x/menit).
A: Diare berhenti.
P: -
12.50 2 S: Ibu mengatakan bahwa anak
suka menetek, anak minum air
putih, dan anak banyak BAK
O: Turgor kulit elastik,
membran mukosa lembab, lidah
basah, finger print negatif.

35
A: Volume cairan adekuat.
P: -
13.05 3 S: Ibu mengatakan anak tidak
muntah dan nafsu makan
meningkat.
O: Anak tidak muntah, nafsu
makan meningkat dan anak
menghabiskan makanan yang
diberikan
A: Nutrisi seimbang
P: -
13.15 4 S : Ibu mengatakan bahwa ia
akan memberikan makanan
yang bersih dan sehat.
O: ibu tidak mencuci tangan dan
masih menggunakan barang-
barang yang tidak bersih saat
memberi makan, ibunya
memberikan mainan yang tidak
bersih dan dimasukan ked ala
mulut, pakaian anak jarang
diganti, kuku anak terlihat kotor.
A: Pengetahuan ibu bertambah
tapi belum diaplikasikan
P : Buat discharge planning.

36
DAFTAR PUSTAKA

Hadayat aa. 2006. Pengantar ilmu keperawatan anak buku 2. Salemba Medika:
Jakarta

Ngastiyah. 2005. Perawatan anak sakit. EGC: Jakarta

Nursalam, ddk. 2005. Asuhan keperawatan bayi dan anak (untuk perawat dan
bidan). Salemba Medika: Jakarta

Suriadi, dkk. 2001. Asuhan keperawatan pada anak. CW Sagung Seto: Jakarta

Will kj. 2006. Buku saku diagnosis keperawatan dengan intervensi NIC dan criteria
hasil NOC. EGC: Jakarta

Wong dll. 2004. Pedoman klinis keperawatan pediatric edisi 4. EGC: Jakarta

37

Vous aimerez peut-être aussi