Vous êtes sur la page 1sur 124
ANALISIS DAERAH PENANGKAPAN KAN CAKALANG (Katsuwonus pelamisy DAN MADIDIHANG (Thunnus albacares) DENGAN MENGGUNAKAN DATA SATELIT DI PERAIRAN KABUPATEN WAKATOBI SULAWESI TENGGARA MUSLIM TADJUDDAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2005 SURAT PERNYATAAN Dengan ini menyatakan bahwa tesis yang berjudul : "ANALISIS DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelarnis) DAN MADIDIHANG (Thunnus albacares) DENGAN MENGGUNAKAN DATA SATELIT DI PERAIRAN KABUPATEN WAKATOBI SULAWESI TENGGARA adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dan karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Bogor, Januari 2005 250,SPLi)) Keterangan = s peta zona umbalan pada citra SPL waktu kei 25° = nilai SPL persyaratan umbalan 1 = nilai pirel baru area umbatan 0 = pixel bukan zone umbalan ‘SPL = peta SPL waktu kei 3.4.4 Analisis Hasil Tangkapan Data hasil tangkapan cakalang dan madidihang yang diperoleh merupakan data bulanan selama fima tahun yang tersebar dalam tokasi ‘penelitian, Dari nilai ini dihitung nifai kumulatif bulanan dan tahunan, selanjutnya ‘menilai trend data hasil tangkapan bulanan, kuartalan/musiman dan tahunan 31 untuk menentukan variabiitas sebaran hasil tingkapan Kemudion dlianjutkan dengan menilai pola kelerkaitannya dengan parameter lingkungan perairan, Diagram alic analisis peneliian ini dapat dithat pada Gambar 3. 32 Gambar 3. Diagram Alir Penelitian 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Suhu Permukaan Laut Pada musim barat rata-rata SPL sekitar 27.5°C. Suhu dominan dijumpai pada sisi timur Kepulauan ini dengan suhu berkisar 24-30°C. Suhu hangat berkisar 27-32'C terdapat pada bagian barat P. Binongko, P. Wangi-wangi, P. Kaledupa dan disekitar P. Runduma sedangkan suhu dingin berkisar 24-25°C terdapat di bagian tenggara P. Tomia dan selatan P. Binongko dan selatan P, Runduma (Tabel 4). ‘Adapun penyebaran atau profil SPL secara mendetail pada musim barat disajikan dalam bentuk citra pada Lampiran 2. Sebaran SPL pada citra tanggal 23 Desember 2002 tertinat lebih panes dibanding dengan citra tanggal 7 Desember 2000 dan 13 Desember 2001. Suhu hangat tertinat pada bagian timur Kepulauan Wakatobi dan suhu dingin cenderung berada pada bagian barat namun kondia! ini tidak memperfinatkan pola yang teratur. Citra tanggal 14 Januari 1999 memperlihatkan suhu yang lebih panas dibanding dengan citra tanggal 21 Januari 2002 dan 29 Januari 2003. Suhu hangat cenderung berada pada bagian timur dan suhu dingin cenderung pada bagian barat Kepulauan Wakatobi. Citra tanggal 27 Februari 1999 terlihat cenderung lebih hangat dibanding pada citra tanggal 15 Februari 2000 dan 12 Februari 2003, suhu hangat lebin dominan berada pada sisi timur dari Kepulazan Wakatobi dibanding sisi baratnya. Sebaran SPL pada bulan Desember, Januari dan Februari teriihat subu panas cenderung lebih dominan disebelah timur dan suhu dingin dominan di sebelah barat Kepulauan Wakatobi (Tabel 4). Rata-rata SPL di perairan Kepulauan Wakatobi pada musim peralihan barat- timur sekitar 26.7°C. Suhu dominan terfihat pada sisi timur kepulauan ini yang berkisar 26-27°C. Suhu hangat berkisar antara 27-31°C berada di sisi barat, utara Kepulauan Wakatobi dan barat,fimur P. Runduma. Suhu dingin berkisar antara 25- 26°C terdapat bsik pada bagian timur dan barat Kepulauan Wakatobi (Tabel 5). ‘Adapun profil SPL secara mendetail pada musim baratimur disajikan datam bentuk citra pada Lempiran 3 Pada citra tanggal 15 Maret 1999 terfihat lebih panas dibanding citra tanggal 27 Maret 2000 dan 14 Maret 2003. Suhu hangat dijumpai pada bagian barat Ke- ‘Tabel 4. Sebaran SPL pada Musi Barat (°C). °) INO | Sampet Citra Suu Posisi_Daminan T Suhe Dominan berada Pada ‘Sutu_| Raton | Suny renga Sah Bagh Si Rae Pale Tur 1 [7 Gesenber 2000] 25-26 | 28 | barat xap WinkatbT “Tar xpctaaicioe 2 |¥S Deserbarco01] 2528 | 3&8 [Thor lap Wekaicet [23 Desonber 2o0e| 26:32 | — 30 | —aeamtar. Rina 4] 14 Jena 1900 [37-99 | 30 Beret P Bhongho S| 24 nuariz001 [2528 | 258 | Barat P Wenger [tT [Pope tggara PR S| 7 ianuaiz002 | 3528 | Bee | — Settan Bio 7 | 29 Januari2003 | 25-29 28 Barat. Trnur P.Wangi2 can t PTonts | Breet vo00 | 2631 | 30 —| —Bewtan pind ‘9 | 15 Februar 2000 | 26-81 {= [PWangt.P.Kaledupe, viara| Runde 4 | 2 Feiruan2008 | 2527 _| 288 | Barat Peng, Kaidopa Tonia fase as Keterangan : : re Tabel §. Sebaren SPL pada Musim Peralihan Barat-Timur (°C ). *) INO} ‘Sampel Cie | Kiearan Suhu | Posisi Oominan ‘Suhu Dominan| berada Pada! ‘Su Suh Hangat ‘Suhw ‘ara [Seatan] Barat [True 18 Maret 1000) 26-31 ‘Selatan Pkamponaons 26:30 | 25-20 ‘27 Maret 2000 ‘Barat P.Kaledupa, Tora 7-28 ‘V4 Maret 2008 DaratP. keledupa, Wang 25-26 4 | 26-Apr-00 Baral tara P. Weatobh ‘Barat frur PRundusre 3 | sawor = 266 | 3-Apr-02 ‘Sekar P Wang? Katedupa 28-20 Brargto 77-28 BrApEOS ‘Barat P. Kalodupa, Tor, 2528 | 25m 7s = 225 @ |S meizoot 235 | Barat Kap Vistanby 26 0 | “17 Mer002 7285 | Tir wang? Keincupe FE [ir [ 17 mei 260 27 | Beet Tome, True Ez Kop Waka Fate Fate er Keterangan ‘Sebaran SPL dingin dan panas secara spasial disajkan dalam Peta Tematik pada Lampiran 3 se pulauan Wakatobi dan utara P. Runduma. Suhu dingin terdapat pada bagian selatan P. Kamponaone dan disekitar P. Binongko dan P. Runduma. Citra SPL tanggal 24 Apri 2000 dan 13 April 2002 tertihat lebih panas dibanding citra SPL tanggal 6 April 2001 dan 27 Apri 2003. Suhu hangat terlihat ada bagian barat dan utara Kepulauan Wakatobi, sekitar P.Runduma, P.Kaledupa, P.Tomia sedangkan suhu dingin nampak pada bagian selatan, tenggara P. ‘Runduma dan pada timur dan barat P.Tomia. ‘Sebaran citra SPL tanggal 17 Mel 2008 terfihat lebih panas dibanding citra tanggal 25 Mei 1999, 5 Mel 2001, 17 Mei 2002 dan 17 Mei 2002. Suhu hangat dijumpai pada bagian barat dan timur P.Tomia, barat Kepulauan Wakatobi, timur P. Wangiwangi, P.Kaledupa sedangkan suhu dingin terdapat disekitar Kepufauan Wakatobi dan sokitar P. Runduma. Citra SPL pada bulan Maret, April dan Mei suhu hangat mempertihatkan kecenderungan berada di sebelah timur sedangkan suhu ddingin lebih cenderung pada sisi utara dan selatan Kepulauan Wakatobi. Pada musim timur rata-rata suhu permukaan laut sekitar 26.03°C. Suhu dominan merata pada sisi barat dan timur Kepulauan Wakatobi yang berkisar 22- 23°C. Suhu hangat cenderung berada di sebelah barat Kepulauan Wakatobi dengan subu berkisar antara 27-31°C. Suhu dingin lebih berkecenderungan berada di sebelah timur yang berkisar antara 23-25°C (Tabel 6). Adapun profil atau Penyebaran SPL secara mendetall pada musim timur disajkan dalam bentuk citra pada Lampiran 4. Citra SPL tanggal 29 Juni 2000 tertihat lebih hangat dibanding citra SPL tanggal 3 Juni 1999, 29 Juni 2001, 7 Juni 2002 dan 11 Juni 2003. Suhu hangat nampak cenderung berada di sebelah barat perairan Kepulauan Wakatobi. Suu dingin terihat cenderung berada di sebelah timur. Penyebaran citra SPL tanggal 21 Jull 1999 dan 17 Juli 2003 memperiinatkan sufu lebih hangat dibanding citra SPL. tanggal 14 Juli 2001 dan 4 Juli 2002. Suhu hangat teriat masih berada di sisi barat Kepulauan Wakatobi sedangkan suhu dingin terlihat pada sisi timumya. Sebaran citra SPL pada tanggal 22 Agustus 2000 terihat lebih hangat dibanding citra SPL tanggal 30 Agustus 1909, 10 Agustus 2001, 26 Agustus 2002 dan 13 Agustus 2003. Suhu hangat pada bulan Agustus terlihat cenderung tetap yaitu pada sisi barat seperti pada bulan Juni dan Jui selanjuinya subu dingin tertihat pada sisi timur, bel 6. Sebaran SPL pada Musim Timur (°C ).*) [RO[Saripa ca Pos Dorian Suh Damn beiads Pade] ‘nario aoa SiR as [aes [Sir] et | Tre 7) aaaien [a Tea Ko i —| Tearing Tia op. ail 520 sek Fngre [Gare P Rar 2 aa TE | setts kop vi —[ sara ura | arta ap WSR FET ESET) a [as anor 2 ee Tur ep Wes [ert Tr Rap. i mn | a0 a Fan aoe 2 = Bereta ap Wt | ber Tear Ra. Vn Bu | at S| ti anim [aap | ai Sign t Ts Pract Sore es-vatass[ BartTaae Res Ws 327 | ear S| araarene [27dt_[ ars | cup vate | Sebo somu PRs | eet iar For Wb za T [venta | aber [ae = Tara Tn Rep Weel | Ber Tear rap Wi seas | 2078 [esas | aea0 Se T ‘atergFfangora | rn eta Rap Wes a Eras | aes | Gr5| ant Macon Yr_| as es eto —| — petty ma troge =a SEN RE Thar ap WO Beni | eas Fas Tor 2 Rina —_ ws 7 ia Ta as | eae as | — eae | Bera Ka, Wao Bat | aan Teas Tor 1 12 foageen met Bea] = a, Wana PRacare | Sear Yap VS eal ae [13 pawn a0ed_as-27_[ 255 ap Wat, Rrra | Bera Tr Kap. Vo ae ‘ahs Aquat 2004 95-30 [ae ‘Saka P “Tru Kap, Wakao Tru sabapen bet 226 | as DoH Faesips fore | Seite P Rn fap Vn Rete | Tr Keterangan : To ts Seberan SPL cingn dan panes secara spell salen cal Peta Tematk pade Lampian 4 Le Pada Musim peralihan timur-barat suhu permukaan laut rata-rata sekitar 26.7°C. Suhu dominan berkisar 26-27°C cenderung berada pada sisi barat Kepulauan Wakatobl yang mana, suhu hangat berkisar antara suhu 28-32°C berada pada sisi timur P.Wangi-wangi dan utara P. Runduma. Suhu dingin berkisar antara 25-26°C terdapat di sekitar bagian timur Kepulauan Wakatobi (Tabel 7). Profil penyebaran citra SPL selengkapnya disajikan pada Lampiran 5. Pada butan September citra SPL tanggal 28 September 2000 teriihat lebih panas dibanding citra tanggal 6 September 2001, 6 September 2002 dan 9 ‘September 2003. Suhu hangat terlihat di sebagian kecil sisi barat perairan Kepulauan Wakatobi sedangkan suhu dingin mendominasi di sisi timur perairan Keputauan Wakatobi. Citra SPL tanggal 3 Oktober 2000 terlihat lebih panas dari citra SPL tanggal 18 Oktober 1999, 16 Oktober 2001, 10 Oktober 2002 dan 22 Oktober 2003. Suhu hangat terlihat pada bagian timur kepulauan Wakatobi, sebagian barat P-Tomia dan P.Binongko. Suhu dingin terlihat pada sisi timur namun cenderung berada di sekitar P.Runduma. Citra SPL tanggal 7 November 2000 dan 8 November 2003 teriihat lebih panas dibanding citra tanggal 24 November 2001 dan 5 November 2002. Suhu hangat merata pada bagian barat dan timur perairan Keputavan Wakatobi. 4.2 Pergerakan Sebaran Suhu Permukaan Laut Pergerakan SPL pada musim barat (Desember, Januari dan Februari ) secara visual menunjukkan suhu dingin terlihat dominan pada sisi timur di perairan Kepulauan Wakatobi dan suhu panas terlihat di sisi baratnya, Hal ini disebabkan karena masih berpengaruhnya SPL pada musim peralihan timur-barat yang cenderung ebih hangat. Porgerakan SPL secara spasial, massa air hangat cenderung bergerak dari Laut Flores menyusup dari sisi beret ke sisi mur Kepulauan Wakatobi (Citra bulan Desember-Januari) Pada bulan Januari menunjukkan massa air bereuhu panas yang menjadi karakter musim peralihan timur-barat terdorong oleh massa air dingin ke arah timur seiring datangnya angin musson barat (West Munsoon). Pergerakan angin musson ‘Tabel 7. Sebaran SPL peda Musim Peralihan Timur-Barat (°C ). *) [NO [Sampe!_ Chra[Kisaran Suh Posisi_Oominan 1u Dominan berada Pada Satu [Pa] Buh gat Sheen Sain Rafa [ara Seman] Bore] Tar 71 sepia _|"a7-so | 28 | Barth. aap —| olan Rares | "Soar ap RST zo] 2676 2 [6 5ep-01_| “2527 | 28 —| wr Kop Wai | —Satarg > Renta —] "rar Re ear aaa Berl Katie Tora | — Bers Rundunw —| Barta top Mn Sse [rem [S| solstg ie Gerona hepa —| Bra Tea Rp Waiar Bal a oie tan Faure 7 ee ew, ~ Ta op. Wa aL Be [Te wo | zea Sore Parma | Tr Wan aezr| aez7 eso 000-| 3881 Setting Pardue —| Bara Trae Rap WSBT a 7 [sonar | 3527 [Borat Tr Rap, Waar That Kap Vn Bai] Bee 3 ioostaone | 638 rr Ro, Waist Tr Ren Wat? | tegir Sart fap Via Goat War 7 eres [836 Setlg Parra —| Barat Kap Wako | Gebagan ec stan | Bela Tor top Wasser | em ae = wen] om it penoett [ae Eat ao, Wotan zs z2s| 228 Te shore] 9638 : Tariana ae 26| 2628 [enor os [pea Ta PRaedipa Tori | Ti Paap Tors 2630] 25 3 Brongt, sling Pandora ong seth Pe Fata Rata _t Keterangan : * = Sebaran SPL dingin dan panas secara spasial disajkan dalam Peta Tematik pada Lampiren 5 of pada musim barat yang menyusur dari Laut Flores ke Laut Banda menyebabkan massa air yang bersuhu panas pada musim sebelumnya terdorong ke arah timur, ‘massa air bersuhu panas ini tiba di Laut Banda berubah karaktemya menjadi dingin akibat bercampur dengan massa air Laut Banda yang cenderung bersuhu dingin. ‘Sesuai dengan pendapat Nontji (1983) menyatakan bahwa di Laut Banda pada bulan Desember sampai dengan Februari, massa air dari Laut Flores mengalir masuk. Musim peralihan berat-timur terlihat perbedaan pergerakan SPL dengan musim barat, Pada musim ini sebaran SPL menunjukkan telah bercampur antara masea air hangat dan massa air dingin, diduga disebabkan terjadi perubahan pola ergerakan engin musim yang mendorong massa air permukaan. Nontji (1993) menyatakan bahwa pada musim peralihan barat-timur sekitar ‘bulan April, arus ke timur ini mulai melemah bahkan mulai berbalik arah hingga di beberapa tempat terjadi olakan-olakan (Eddies). Birowo (1980) juga menyatakan bahwa pada musim pancaroba yaitu dalam bulan April arus sangat berubah-ubah dan sangat sukar ditentukan, Percampuran massa air hangat dan dingin pada citra tanggal 27 Maret 2000, 14 Maret 2003, 13 Aprit 2002 dan 17 Mei 2003 terlihat pada bagian barat dan timur Perairan Kepulavan Wakatobi, namun suhu dingin cenderung mendominasi pada sisi timur perairan. Dari kondisi ini memberikan informasi besamya pengaruh pergerakan arus permukaan tethadap sebaran suhu permukaan taut di wilayah peneiitian. Secara umum seperti yang ditunjukkan pada Lampiran 3 pada musim Peralihan barat-imur (Maret,April dan Mei) terinat pola pergerakan SPL yang dingin cenderung terkonsentrasi pada bagian timur Kepulauan Wakatobi (sisi barat Laut Banda). Hal ini diduga disebabkan mulai berpengaruhnya sistem arus musim timur yang cenderung membawa massa air bersuhu dingin dari Laut Banda. Pengamatan yang dilakukan secara visual menunjukken pada musim Peralinan barat-timur pergerakan sebaran suhu dingin cenderung dari arah barat ‘menuju ke timur perairan Kepulauan’ Wakatobi namun pola pergerakan SPL. ini sifatnya tidak tetap bergantung pada arah dan intensitas angin musim dominan yang ‘mendorong massa air. 4 Pada musim timur pergerakan sebaran SPL (Lampican 4), terdapat Perbedaan. Kantung-kantung percampuran massa air hangat dan massa air ingin disebagian besar cira SPL_musim peralihan barat-timur tidak terihat lagi berganti dengan massa air dingin yang mulai mendominasi pada hampir seluruh citra pada musim timur ini. Hal inl diduga disebabkan pada wilayah persiran Kepulauan ‘Wakatabi terjadi pengangkatan massa air dati lapisan yang dalam yang bersuhu rendah sampai di permukaan, Kondisi diatas didukung pendapat Boely ef ef.(1990) menyatakan bahwa temperatur terendah di Laut Banda ditemui antara bulan Juni sampai September, Massa sir bersunu dingin ditemul pada sisi barat dan timur kepulauan Wakatobi. Pada citra tanggal 7 Juni 2002 dan 13 Agustus 2003 khususnya di Sebagian kecll sisi barst Kepulauan Wakatobi terhat jelas terbentuk kantung- kantung massa air hangat yang dikelling! oleh massa air yang lebih dingin atau fenomena front suhu. Dari keselurunan citra sebaran SPL pada musim timur terthat pola Pergerakan SPL secara spasial di perairan Kepulauan Wakatobl bergerak dari timur ke barat dengan membawa massa air yang bersuhu dingin. Sesuai pendapat Schalk (1987) yang menyatakan bahwa massa air dingin dalam jumlah besar di Laut Banda ‘tu akan bergeser ke arah barat mengikuti pergerekan rus permukasn pada musim timur dan terus menuju ke Laut Flores. Pada musim peralinan timur-barat (Lampiran 5) terihat sebaran SPL di sebagian besar perairan Kepulauan Wakatobi memiiki suhu perairan yang lebih Panes. Hal ini disebabkan pada musim peralhan ini arus permukaan lebih tenang ‘Sehingga pemanasan matahari lebih efektif untuk meningkatkan suhu permukaan perairan. Pada musim peralihan timur-baret, dari sebagian besar citra SPL yang terlihat bukan lagi massa alr dingin yang mendominasi perairan tetapi olakan-olakan masa air yang membentuk kantung-kantung massa air. Peritiwa ini nampak cukup intensif torutama pada bulan September dan Oktober Cari citra SPL (Lampiran 8) pola pergerakan sebaran SPL pada musim Peralihan timur-barat secara spasial terfhat dari sisi timur perairan Kepulauan Watkatobi ke sisi barat dengan pergerakan SPL cenderung dari suhu dingin ke suhu hangat. Hal ini disebabkan pada musim ini posisi matahari tepat berada di belahan bumi selatan (Equatorial) sehingga intensitas penyinaran lebih efektif, Menurut pendapat Weil yang diacu dalam Hutagalung (1988) bahwa suhu air laut terutama i lapisan permukaan sangat tergantung pada jumlah bahang yang diterima dari sinar matahari. 4.3 Profit Klorofil-a Konsentrasi klorofi-a pada musim barat rata-rata 1.35 mg/m*. Konsentrasi Klorofi-a dominan berkisar 0.1 mg/m? terdapat di sisi barat dan timur Kepulauan Wakatobi. Konsentrasi Klorifi-a tertinggi sekitar 0.5-2.6 mg/m? terdapat pada bagian barat Kepulauan Wakatobi, sebagian kecil P.Tomia dan P.Binongko dan konsentrasi Klorofia terendah berkisar 0.05-2.0 mg/m? terdapat pada bagian barat dan selatan P. Runduma (Tabel 8) . Penyebaran konsentrasi Klorofita selengkapnya disajikan pada Lampiran 6. Citra klorofila pada tanggal 3 Desember 2003 terlihat lebih tinggi dibanding citra tanggal 7 Januari 2002, 29 Januari 2003 dan citra tanggal 12 Februari 2003. Konsentrasi klorofil-a tertingg! ditemukan pada bagian barat P.Tomia yaitu sekitar Karang Kaledupa sedangkan konsentrasi Klorofi-a terendah ditemukan di sekitar erairan P.Runduma. Pada musim barat konsentrasi Klorofil-a tertinggi cenderung berada di sekitar Karang Kaledupa dan Karang Kapota. Pada Musim peralihan barat-tmur rata-rata konsentrasi Klorofil-a 0.78 mg/m. Konsentrasi klorofi-a pada musim ini dominan pada kisaran 0.1-0.2 mg/m? terlihat Pada disisi timur perairan Kepulauan Wakatobi sedangkan konsentrasi klorifi-a tertinggi berada pada kisaran 0.4-2.5 mg/m? terdapat di bagian barat P.Wangi-wangi, P-Tomia dan P.Binongko. Konsentrasi klorifi-a terendah terdapat di sekitar bagian barat dan timur P.Kaledupa dan bagian tenggara perairan P.Binongko dengan konsentrasi berkisar 0.1-0.5 mg/m? (Tabel 9). Profil penyabaran konsentrasi klorofil- a selengkapnya pada dilihat pada Lampiran 7. Pada iusim peralinan musim berat-imur konsentrasi citra kiorofil-a tertinggi terdapat pada citra tanggal 21 April 2002 bila dibandingkan dengan citra tanggal 3 Maret 2002, 16 Maret 2003, 6 April 2003 dan citra tanggal 17 Mei 2002. Konsentrasi Korofil-a tertinggi terfinat pada perairan sebelah barat yaitu di sekitar P. Wangi- Tabel 8. Sebaran Klorofil-a pada Musim Barat (mg/m?). * Posisi_Dominan ir Rorofka Teringat rc 7 Barat P Torin “Tir P, Tor, Keleupa Barat P. Wang, Tonia “Trou Kep Waka, padi. apo. teiedupe settar P. Fundure, Beat Pg, Kae oa abgn F Tema Booogho I = Sebaran SPL dingin dan panas secara spasial disajkan dalam Peta Tematix pada Lampiran 6 ey Tabel 9. Sebaran Klorofil-a pada Musim Peralihan Barat -Timur (mg/m*). *) Bara Wag oarec Te Kaira, Tongoara P. Binonigho. a [aap [aaa | Tas | Bart P Wang Tee ot Katee Texte [ae | oar] aaa ap ac oa [or Truc PKaledvoa [ram aeee [aaa | 08s | Borat wang, Tete [32] Kates L— Tea Tote ore Cr Keterangan : * = Sebaran SPL. dingin dan panas secara spasial cisajkan dalam Peta Tematik pada Lampiran 7 wangi, P.Tomia dan P.Binongko. Konsentrasi klorofil-a terendah cenderung berada di sekitar perairan P. Runduma. Konsentrasi klorofil-a pada musim timur rata-rata 1.64 mgim?. Pada musim ini konsentrasi Klorofil-a dominan pada kisaran 1.0 mg/m? terdapat pada bagian barat perairan Kepulauan Wakatobi. Konsentrasi klorifil-a tertinggi berkisar antara 0.3-3.0 mg/m* terdapat dibagian barat dan timur Kepulauan Wakatobi. Konsentrasi Klorifl-a terendah berkisar antara 0.2-2.5 mgim* terdapat di sektar P. Runduma dan timur Kepulauan Wakatobi (Tabel 10). Adapun penyebaran konsentrasi Klorofit.a selengkapnya disajikan dalam Lampiran 8. Konsentrasi klorofi-a pada musim timur tertinggi terdapat pada citra tanggal 26 Agustus 2002 dan tanggal 14 Agustus 2003 bila dibandingkan dengan citra tanggal 24 Juni 2003, 11 Juni 2003, 23 Juli 2002 dan citra tanggal 17 Juli 2003. Konsentrasi kiorofi-a tertinggi pada musim ini terlihat di sebagian besar perairan Kepulauan Wakatobi yaitu pada sisi barat dan timumya. Konsentrasi klorofita terendah hanya terdapat di sebagian keoil pada wilayah ini yaitu sekitar perairan P.Runduma. Pada musim peralihan timur-barat rata-fata _konsentrasi Klorofil-a 1.68 mgim?, Pada musim ini konsentrasi Klorofila dominan pada kisaran 0.1-0.2 mg/m* terdapat pada bagian timur perairan Keputauan Wakatobi. Konsentrasi klorofi-a tertinggi berkisar antara 0.3-3,0 mg/m? terdapat di bagian barat dan timur Kepulauan Wakstobi dan konsentrasi Worifi-a terendah berkisar 0.2.2.0 mgim* terdapat di bagian barat P.Kaledupa, P.Tomia , P.Binongko dan bagian selatan P.Runduma (Tabel 11). Penyebaran klorofil-a selengkapnya disajikan dalam bentuk citra pada Lampiran 9, Pada musim peralihan timur-barat konsentrasi klorofil-a terlihat lebih tinggi pada citra tanggal 6 September 2002, 9 September 2003, 10 Oktober 2002 dan citra tanggal 22 Oktober 2003 bila dibandingkan dengan citra klorofi-a tanggal 4 November 2002 dan citra tanggal 8 November 2002. Konsentrasi Klorofil-a tertinggi ditemukan di sebagian besar daerah terumbu karang yaitu Karang Kapota dan Karang Kaledupa yang terletek di sebelah barat persiran Kepulauan Wakatobi. Konsentrasi klorofil-a terendah terlihat pada luasan kecil di sebelah timur perairan Kepulauan Wakatobi Tabel 10. Sebaran Klorofi-a pada Musim Timur (mg/m*). *) Citra] Kisaran | Klorofil-s: Posisi Dominan ‘Klorofii-a Oominan berada_ Korot: Worofba Teringgi oroftaTwrendah | Ura | Seitsn | Barat 24 Juni 2002 [025-25 43 Barat Kep Wakatobi Thru P.Wang2._ 4,0 Treen Pra —| “hr op a = iramraies [aes [a tag | aot Rt o C4 Te eevee 3 “Trrur Kop. Wakatobi, 4.0 10 betes al ear i arta Tar ea ies Trnur P. Torria, Binongko_ ee ms radi ob Tabel 11. Sebaran Klorofil-a pada Musim Peralihan Timur — Barat (mg/m?). *) NO [sanest ‘Citra Kisaran_[ Klorofia) Posisi Dominan Kiorot-a Dominan berada Pada a Rootes Yeringg [tortie Teendah | re Soman | Sarat [Tur 1] seep 1030 [20 Barat Kep Wokatobi Trrur Pang 19 [10 1, Kapotafalecupe — —t 2] sips | tas0 | aas Baral Kop Weateb, 18 noite P, Randa 3_[s0Cober 3002] 6230 | 18 | — Barat P. Kaledupa Tora az P. Wari Bnongho [22 Gober 2003] 0330 | “215 Barat Kep Wako, oz Baca Tir Kap Wika . e_Kapots ated Fim P Toma sestan PRodira| S| eterna] 0220 [21 | borat KardupeTome oF Bhongkeseitan Rano 6 | eiwv-ce [0220 [7a | Sengien barat Pratecupe or [Ror Binangk, Trt P Tome Tenggara P Bnongko Pate Rola Tse Keterangan : “= Sebaran SPL dingin dan panas secara spasial disajikan dalam Peta Tematik pada Lampiran 9 Ly 44 Pergerakan Klorofil-a Konsentrasi klorofila pada musim barat tertinggi terdapat pada Karang Kapota dan Karang Kaledupa. Selama musim ini (Desember, Januari dan Februari) konsentrasi Klorofita tertinggi ditemui menetap di sekitar daerah tersebut namun terkadang juga ditemui pada bagian timur P.Tomia dan P.Binongko yaitu pada Karang Koromaha dan Karang Koka, dimana terlihat cenderung mempunyai pola Pergerakan yang tetap dalam setiap bulan. Konsentrasi Klorofita terendah teriihat pada sisi barat dan timur Kepulauan Wakatobi dengan sebaran tidak menyabar rata (Lampiran 6). Pada musim peralihan barat-timur, terdapat perbedaan konsentrasi klorofil-a, dibandingkan dengan dengan musim barat, yaitu terjadi peningkatan konsentrasi kKlorofil, Konsentrasi Klorofil tertinggi mulai menyebar terutama pada bagian barat Kepulauan Wakatobi dan utara P. Runduma, Konsentrasi kiorofil-a terendah teriihat cenderung mengalami peningkatan terutama pada sisi timur perairan Kepulaan \Wakatobi. Pergerakan konsentrasi klorofi-a tertinggi menunjukkan dimulai pada sisi barat selanjutnya pada sisi timur (Lampiran 7). Daerah terumbu karang cenderung mengalami peningkatan konsentrasi Korofita, Hai ini sesuai dengan pendapat Nyabakken (1988) menyatekan bahwa daerah ato! mempunyai produktifitas yang tinggi seperti terumbu tepi dan terumbu penghalang Pada musim timur terihat wilayah perairan Kepulauan Wakatobi sangat ‘subur (Lampiran 8). Konsentrasi Klorofil-a tertinggi dijumpai pada sisi barat dan timur, sedangkan pada musi peralihan barat-imur konsentrasi kiorofil-a tertinggi hanya terihat pada bagian barat. Kondisi ini diduga disebabkan di perairan Kepulauan Wakatobi terjadi Upwolling. Menurut Wyrtkl (1961), berdasarkan sirkulasi massa ait permukaan dan pola angin yang bertiup menunjukken di Laut Banda Memungkinkan untuk terjadinya penaikan massa air (Upwetling) pada musim timur (Juni-Agustus). Pergerakan konsentrasi Klorofi-a tertinggi pada musim tmur mencapai puncaknya pada bulan Agustus. Konsentrasi klorifi-a cukup tebal terutama pada sisi timur perairan Kepulauan Wakatobi. Hal ini sesuai dengan hasil studi Nonfji (1975) yang menyimpulkan bahwa konsentrasi kiorofit-a tertinggi terdapat di bagian timur Laut Banda. Konsentrasi kiorofila memperiihatkan pola pergerakan yang sama dari bulan Juni sampai Agustus. Konsentrasi Klorofia pada musi peralihan timur-barat_ mengalami penurunan ditanding pada musim timur (Lampiran 9). Namun pada bulan ‘September konsentrasi Klorofi-a terfihat masih cukup tinggi tetapi tidak setebal pada bulan Agustus (musim timur). Vosjan and Nieuwland (1987) menyatakan di Laut Banda pada musim timur terdapat dua periode bloom plankton, pertama pada bulan Juni dan kedua di bulan Agustus-September. Pola pergerakan klorofia tertinggi terinat tetap berada di sekitar Karang Kapota dan Karang Kaledupa (barat Kepulauan Wakatobi). Secara umum dari citra kiorofil-a terlihat konsentrasi klorofil-a berangsur-angsur menurun pada bulan November. 4.5 Pendugaan Daerah Ponangkapan tkan 45.1 Thermal Front Pada bulan Desember, Januari dan Februari posisi front disajikan pada Gambar 4. Front diterukan berada di sekitar Karang Kaledupa, Karang Koromaha, P.Runduma, P-Kentiolo (timur Keputauan Wakatobi) pada posisi 123°22'41" - 124°3627" BT dan 5*10'57" - 6°18'54" LS. Front terkonsentrasi di sekitar Karang Kaledupa dan Karang Koromaha pada posisi 123°30'00" - 124°15'00" BT dan '5°35'00" - 5°45'00° LS. Pada bulan Desember front terbentuk pada sisi barat P. Binongko dan di sekitar Karang Koka dengan gradien suhu 0.5-1.5°C. Pada bulan Januari front terfihat masih bertahan di wilayah ini tetapi dengan gradien suhu yang berbeda yaitu sekitar 0.5°C. Dari analisis visual fenomena terjadinya front (Lampiran 2) terlihat pada musim barat terdapat dua mekanisme terbentuknya front. Pertama adanya massa air hangat yang masuk dari Laut Flores bertemu dengan massa air yang lebih dingin yang berasal dari Laut Banda, hal ini terlihat pada citra SPL tanggal 7 Desember 2001. Kedua terbentuk fidah massa air dingin (water tongue) yang di kelilingi massa air yang lebih panas terfhat pada citra SPL tanggal 7 Januari 2002. Sistem pola arus yang dipetakan Wyrtki (1961) menyatakan bahwa pada musim barat (Desember, Januari dan Februari) pola arus permukaan perairan Indonesia memperiihatkan arus permukaan bergerak dari Laut Cina Selatan menuju ke Laut Jawa. Arus tersebut kemudian bergerak dari Laut Jawa ke Laut Flores 50 (selatan Kepulauan Wakatobi) hingga mencapai Laut Banda (utara dan timur Kepulauan Wakatobi). Di lain pihak pada bulan Desember terlihat arus musim barat memasuki Laut Flores dengan kecepatan yang relatif kuat 75 cm/sec (Lampiran 13). Arus musim barat inilah yang diduga bertemu dengan arus lokal perairan Kepulauan Wakatobi sehingga terbentuk daerah front. Pola pergerakan front terlinat cenderung bertahan di sekitar sisi barat P.Binongko dan Karang Koka. Gradien suhu front sebagai indikasi daerah penangkapan ikan bervariasi pada jarak 0,93-2,80 km dengan kisaran SPL 22,90 ~ 31 Gambar 4. Sebaran thermal front pada bulan Desember, Januari dan Februari ST Gambar 4. Sebaran thermal front pada bulan Desember, Januari dan Februari (Lanjutan) 52 Pada bulan Maret, April dan Mei, posisi front dapat dilihat pada Gambar 5. Front diteriukan menyebar di sekitar Karang Kaledupa, Karang Koka dan P.Runduma pada posisi 123°35'00" - 124°38'00" BT dan 5°38'00" - 6°08'00" LS. Front terkonsentrasi di sekitar Karang Kaledupa dan P.Runduma pada posisi 123°25'00" - 124°20" BT dan 5°20'00" - 5°50'00" LS. Pada bulan Maret front terdeteksi terbentuk di sekitar Karang Kaledupa, P. Runduma dan sisi barat P. Binongko dengan gradien suhu 0.5°C. Front yang terbentuk pada bulan Maret terfihat bertahan dan terdeteksi kembali pada bulan April. Selanjutnya pada bulan Mei terjadi pergeseran front dari utara sekitar P. Runduma ke selatan sekitar Karang Koromaha dan Karang Koka dengan gradien suhu 0.5-1.0°C. Dari analisis visual (Lampiran 3) terlinat fenomena terjadinya front yang terbentuk dari kantung-kantung massa air hangat yang di kelilingi massa air yang lebih dingin. Pola pergeseran front ini cenderung dari utara ke selatan Kepulauan Wakatobi yaitu sekitar Karang Koromaha dan Karang Koka Pada musim peralihan barat-timur (Maret, April dan Mei), Nontji (1993) menyatakan bahwa pada musim peralihan ini arus dan angin pada musim sebelumnya masin cukup kuat. Seperti terlihat pada pola arus pada bulan April (Wyrtki,1961) di perairan Kepulauan Wakatobi diternui arus yang berasal dari Laut Jawa masuk ke Laut Flores dengan kecepatan 50 cm/sec bertemu dengan arus yang berasal dari Laut Maluku menuju ke Laut Banda dengan kecepatan sama tepat di sisi selatan perairan Kepulauan Wakatobi (Lampiran 13). Pertemuan dua sistem arus ini diduga akan menyebabkan front di wilayah penelitian. Gradien suhu front ditemukan sekiter 1.58-2,85 km dengan kisaran suhu 21,78 —29,67°C, Sea Gambar 5. Sebaran thermal front pada bulan Maret, April dan Mei Gambar 5. Sebaran thermal front pada bulan Maret, April dan Mei (Lanjutan) 54 Tgl 17 Mei 2003 Gambar 5, Sebaran thermal front pada bulan Maret, April dan Mei (Lanjutan) Posisi front pada bulan Juni, Juli dan Agustus disajikan pada Gambar 6, Front ditemukan tersebar pada posisi 123°30'00" - 124°35'00" BT dan 5°10'00" - 6°05'00" LS i sekitar Karang Kapota, Karang Kaledupa, Karang Koromaha dan Karang Koka. Tingginya frekuensi front pada daerah karang hal ini diduga disebabkan pada wilayah karang terjadi upwelling. Wyrtki (1958) melaporkan bahwa di Laut Banda pada musim timur (Juni, Juli dan Agustus) terjadi upwelling yang dimulai sekitar bulan Mei sampai kira-kira bulan September. Pada bulan Juni front terbentuk pada sisi barat P.Tomia dan P. Binongko dengan gradien suhu 0.5°C. Pada bulan Juli front terlihat bergeser ke utara yaitu di sebelah barat P.Kaledupa (di sekitar Karang Kaledupa). Selanjutnya front terlihat bertahan pada posisi yang sama sampai bulan Agustus. Dari analisis visual (Lampiran 4) terlihat adanya kantung-kantung massa air hangat (water pocket) yang di kellingi olen massa air dingin. Pola pergeseran front cenderung berada di sekitar Karang Kaledupa terutama pada bulan Juli dan Agustus. Wyrtki (1961) melaporkan bahwa pada bulan Juni arah arus dari Laut Halmahera menuju ke Laut Banda dan pada saat tiba di perairan Kepulauan Wakatobi dengan kecepatan yang cukup tinggi (75 cm/sec) kemudian pada bulan Agustus menurun dengan kecepatan 50 cmisec (Lampiran13). Akibatnya kecepatan arus dan angin yang cukup kuat diduga akan menyebabkan terjadinya daerah front. Pada bulan 55 Juni, Juli dan Agustus jarak gradien suhu front berkisar 1,64-3,00 km dengan kisaran suhu 21,42 -27,93°C. Tal 29 Juni 2000 Gambar 6. Sebaran thermal front pada bulan Juni, Juli dan Agustus Tal 14 Juni 2003 Gambar 6. Sebaran thermal front pada bulan Juni, Juli dan Agustus (Lanjutan) 37 Os ‘Tgl 30 Agustus 1989 i us dan Agustus (Lanjutan) Juli Gambar 6, Sebaran thermal front pada bulan Juni, 58 Tol 26 Agustus 2002 Gambar 6. Sebaran thermal front pada bulan Juni, Juli dan Agustus (Lanjutan) Pada bulan September, Oktober dan November posisi front seperti ditunjukkan pada Gambar 7. Front ditemukan tersebar pada posisi 123°25'00" - 124°30'00" BT dan '5°40'00" - 6°01'00" LS pada wilayah Karang Kapota, Karang Kaledupa , Karang Koromaha dan Karang Koka. Gradien suhu di sekitar Karang Kaledupa dan Karang koromaha berkisar 0.5-1.0°C. Front yang terdeteksi di sekitar Karang Kaledupa pada bulan September terlihat tetap bertahan sampai bulan Oktober. Front di sekitar Karang Koromaha terlihat bergeser ke selatan sekitar Karang Koka pada bulan Oktober dengan gradien sub 0.5°C. Pada bulan November front terlihat masin tetap bertahan di sekitar Karang Kaledupa dan Karang Koka. Front pada bulan Oktober ini cenderung bergeser ke Karang Koka dan kemudian pada bulan November terbentuk di sekitar Karang Koromaha dengan gradien suhu 0.5°C. Hal ini memberikan informasi bahwa terdapat hubungan yang erat antara wilayah sekitar kerang dengan fenomena terbentuknya front di lokasi penelitian. Arus convergen dan divergen yang bertemu atau terbentur dengan punggung karang (ridge) yang memiliki kedalaman relatif dangkal dibandingkan dengan wilayah perairan sekitarnya. Dari analisis visual yang dilakukan (Lampiran 5) menunjukkan fenomena terbentuknya front di Kepulauan Wakatobi pada musim peralihan timur-barat. Front terbentuk dari kantung-kantung massa air dingin yang dikellingi massa air yang lebih hangat dengan pola pergerakan relatif stabil berada di sekitar karang, Gambar 7. Sebaran thermal front pada bulan September, Oktober dan November 39 Gambar 7. Sebaran thermal front pada bulan September, Oktober dan November (Lanjutan) 61 4=P.Beonglo Gambar 7. Sebaran thermal front pada bulan September, Oktober dan November (Lanjutan) 4.5.2 Upwelling Fenomena upwelling di lokasi penelitian terjadi pada bulan Juni, Juli, Agustus dan September. Kriteria yang digunakan untuk menduga lokasi upwelling ini adalah suhu perairan yang rendah, salinitas tinggi dan kandungan zat hara yang tinggi. Pada bulan bulan Juni upwelling terdeteksi pada tanggal 24 Juni 2002. Indikasi upwelling diteriukan di sekitar Karang Kapota, Karang Kaledupa dan di sekitar Karang Koka pada posisi 123°40'00" - 124°20'00" BT dan 5*40'00" - 6°05'00" LS, seperti terlihat 62 pada Gambar 8. Indikasi upwelling terkonsentrasi di sekitar Karang Kapota pada posisi 123°20'00" - 123°50'00" BT dan 5*30'00" - 5°50'00" LS. Hal ini disebabkan pada umumnya daerah sekitar karang merupakan perairan yang relatif dangkal sehingga pada saat massa air menuju dan tiba di sekitar karang terjadi penaikan massa air dari lapisan lebih dalam. Dengan demikian, daerah upwelling lebih dingin suhunya dibandingkan dengan daerah sekitarnya 1=. Wengiveng 2=P Kale S=P.Toma 4=P. Broo Tal 24 Juni 2002 Gambar 8. Kontur klorofil-a pada bulan Juni Pada bulan Juli indikasi upwelling terdeteksi pada tanggal 23 Juli 2002 dan 17 Juli 2003. Indikasi upwelling terlihat masih bertahan di sekitar Karang Kapota, Karang Kaledupa dan di sekitar P. Runduma, Pada citra terlihat pada bulan Juli ini konsentrasi Klorofil-a lebih tebal dibanding pada bulan Juni, seperti terlinat pada Gambar 9. Menurut Nontji (1987) di Laut Banda peristiva upwelling hanya terjadi pada musim timur. Dimana angin musim timur mendorong keluar air permukaan Laut Banda dengan laju yang lebih besar daripada yang dapat diimbangi oleh air permukaan sekitarnya, Menurut Wyrtki (1961) Upwelling yang terjadi di Laut Banda dapat digolongkan upwelling silin berganti (Alternating type) yaitu upwelling dan downwelling terjadi bergantian dalam satu tahun. Pada satu musim (musim timur) terjadi upwelling dan musim berikutnya (musim barat) terjadi downwelling. =P Wangiesn) 25 Kalen $=P.Toma | 4=P Boonie Tal 17 Juli 2003 Gambar 9. Kontur klorofil-a pada bulan Juli Pada bulan Agustus, upwelling terjadi pada tanggal 26 Agustus 2002 dan 14 Agustus 2003. Upwelling terjadi di sisi barat dan timur Kepulauan Wakatobi yang diindikasikan dengan konsentrasi klorofil-a yang tinggi (>1,0 mg/m*) seperti terlihat pada Gambar 10. Tingginya konsentrasi klorofil-a pada bulan Agustus disebabkan kuatnya angin musim tenggara (arus musim timur) yang mengaduk lapisan perairan sehingga mengangkat zat-zat hara (silkat, phosphet dan nitrat) dari tapisan bawah yang kaya akan nutrient. Pada citra tanggal 26 Agustus 2002, menunjukkan indikasi upwelling 64 terkonsentrasi di sekitar Karang Kapota dan Karang Keledupa pada posisi 123°30'00" - 423°55'00" BT dan 5°30'00" - 5°58'00" LS sedangkan pada citra tanggal 14 Agustus 2003, menunjukkan indikasi upwelling terjadi di sekitar P. Runduma pada posisi 424°18'00" - 124°39'00" BT dan 5°10'00" -6°01'00" LS. Tol 14 Agustus 2002 Gambar 10. Kontur klorofila pada bulan Agustus Pada bulan September indikasi upwelling terdeteksi pada citra tanggal 9 ‘September 2003. Pada bulan September konsentrasi klorofil tinggi sebagai indikator upwelling terlihat menurun. Hal ini diduga seiring menurunnya intensitas angin yang mendorong massa air permukaan. Indikasi upwelling terkonsentrasi di sekitar Karang 65 Kapota dan Karang Kaledupa dan sekeliling P. Wangi-wangi pada posisi 123°20'00" - 423°05'00" BT dan 5°10'00" - 5°55'00" LS, seperti terlihat pada Gambar 11 Gambar 11. Kontur klorofil-a pada bulan September 46 — Hasil Tangkapan 4.6.1 Hasil Tangkapan Cakalang Produksi hasil tangkapan cakalang dari tahun 1999 sampai tahun 2003 menunjukkan trend menurun. Produksi tertinggi hasil tangkapan cakalang terjadi pada tahun 2000 yaitu sebesar 31081 kg sedangkan pada tahun 2001 menurun dengan produksi 24186 kg. Pada tahun 2002 meningkat lagi dengan produksi sebesar 29949 kg dan pada tahun 2003 turun drastis dengan produksi 25848 kg (Gambar 12). 35000 30000 25000 20000 18000 Produksi (Kg) 1998 2000 2001 2002 2003 Tahun Gambar 12. Grafik produksi rerata tahunan ikan cakalang i Kabupaten Wakatobi Tahun 1999 - 2003 66 Berdasarkan rata-rata hasil tangkapan bulanan cakalang dari tahun 1999 sampai tahun 2003 terlihat bahwa musim tangkapan cakalang mencapai puncaknya pada bulan September dimana dimulainya musim peralihan timur-barat. Produksi tangkapan terendeh terjadi pada bulan Maret yaitu saat dimulainya musim peralihan barat-timur (Gambar 13). Tingginya hasil tangkapan ikan cakalang pada bulan September (Musim peralinan timur-barat), diduga berkaitan erat dengan terjadinya upwelling yang menyebabkan perairan menjadi lebih subur. Berdasarkan hasil ground check yang dilakukan (Lampiran 10), daerah penangkapan ikan nelayan selama ini berada di sekitar posisi terbentuknya front dan upwelling. Selain itu ditemukan suhu front pada bulan ‘September sekitar 23.7-28°C masin berada dalam kisaran suhu penangkapan ikan cakalang sekitar 16-30°C (Burhanuddin et al.,1984). 4000 Produksi (Kg) 78888828 ON RS! PASH RA YL Mag 4On Ae tia Bulan Gambar 13. Grafik produksi rerata bulanan ikan cakalang di Kabupaten Wakatobi Tahun 1999 - 2003 46.2 Hasil Tangkapan Madidihang Hasil tangkapan madidinang pada tahun 1999 sampai 2003 menunjukkan trend yang cenderung menurun, Produksi hasil tangkapan tertinggi terjadi pada tahun 1999 yaitu sebesar 11286 kg sedangkan produksi tangkapan terendah terjadi pada tahun 2002 yaitu sebesar 5486 kg. Pada tahun 2003 produksi hasil tangkapan meningkat lagi sebesar 10500 kg. 67 Produksi (Kg) 1999 2000 2004 2002 2003 Tahun Gambar 14. Grafik produksi rerata tahunan hasil tangkapan madidinang di Kabupaten Wakatobi Tahun 1999 — 2003 Berdasarkan rata-rata bulanan hasil tangkapan madidihang dari tahun 1999 ‘sampai tahun 2003 (Gambar 15) terlinat bahwa hasil tangkapan tertinggi terjadi pada bulan Juni sebesar 1500 kg dimana pada bulan ini merupakan awal musim timur. Hasil tangkapan terendah terjadi pada bulan November yaitu sebesar 215 kg dimana pada bbulan ini merupakan akhir dari musim peralihan timur-barat. Tingginya hasil tangkapan madidihang pada bulan Juni, diduga berkaitan erat dengan upwelling pada bulan tersebut sehingga_wilayah perairan Kepulauan Wakatobi menjadi subur. Selain Karena faktor tersebut, ditemukannya kisaran suhu front pada bulan Juni sekitar 21.2-26.8°C menunjukkan masih dalam batas toleransi kisaran suhu penangkapan ikan madidihang yaitu sekitar 14-27°C (Burhanuddin et 21,1984). Berdasarkan hasil ground check yang dilakukan (Lampiran 10) menunjukkan daerah penangkapan ikan madidihang masih berada dalam daerah ditemukannya front dan upwelling, Dari hasil ground check ditemukan pula terdapat daerah front dan upwelling tetapi di daerah tersebut sampai saat ini nelayan setempat belum melakukan penangkapan ikan. Daerah yang dimaksud terdapat di sekitar Karang Koromaha dan Karang Koka. ap a $a DH ee GE DN a | Ae Bulan Gambar 15. Grafik rerata bulanan hasil tangkapan madidinang di Kabupaten Wakatobi Tahun 1999 ~ 2003 5A 62 (4) 6) © a) 5 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil peneliian maka dapat disimpulkan sebagai berikut : SPL pada musim barat berkisar 25-31°C dengan rata-rata 27.5°C, pada musim peralihan barat-imur berkisar 25-31°C dengan rata-rata 26.7°C, pada musim timur berkisar 23-31°C dengan rata-rata 26.03°C. Pada musim peralihan timur- barat SPL berkisar 25-31°C rata-rata SPL_27.6 °C ‘Sunu panas yang dimulai dari bulan Desember cenderung bergerak dari arah ‘barat ke arah timur Kepulauan Wakatobi sampai bulan Februari. Suhu dingin yang terjadi pada bulan Juni cenderung bergerak dari arah timur ke arah barat Kepulauan Wakatobi sampai bulan Agustus. Klorofita pada musim baret berkisar 0.05-3.0 mgim? dengan rata-rata 1.35 mgim?, pada musim peraiihan barat-timur berkisar 0.1-2.5 mg/m? dengan rata- rata 0.78 mg/m, pada musim timur berkisar 0.2-3.0 mg/m? dengan rata-rata 1.64 mgim?, Pada musim peralihan timur-barat klorofila berkisar 0.2-3.0 mg/m? dengan rata-rata 1.68 mg/m? Konsentrasi klorofil-a yang tinggi pada bulan Juni cenderting bergerak dari arah timur ke arah barat Kepulauan Wakatobi hingga pada butan September. Upwelling terjadi di sekitar Karang Kapota, Karsng Kaledupa dan Karany Koka pada bulan Juni, Upwelling terjadi di sekitar P. Runduma,-Kataing Kapota, Karang Kaledupa pada bulan Juli dan Agustus. Upwelling terjadi di sekiter Karang Kapota, Karang Kaledupa dan P Wangi-wangi patlé bulan September. Front diteukan di sekitar Karang Kaledupa dan Karang Koromaha pada bulan Desember, Januari dan Februari. Front ditemuken di sekitar Karang Kaledupa dan P. Runduma pada bulan Maret, April dan Mei. Front terjadi di sekitar Karang Kapota, Karang Kaledupa, Karang Koromaha dan Karang Koka pada bulan Juni, Juli, Agustus, September, Oktober dan November. Saran Hal yang dapat disarankan dari penefitian ini adalah : Dipertukan data posisi lintang dan bujur daerah penangkapan ikan, untuk dapat memprediksi posisi penangkapan, mengetahui hubungan SPL dengan keberadaan ikan, SPL optimum untuk penangkapan. 70 (2) Pertu dilakukan penelitian lebih tanjut untuk melihat profil upwelling di Kepulauan Wakatobi dengan menggunakan data in-situ time series. DAFTAR PUSTAKA Ayodhyoa AU. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. 94 him. [BPS] Biro Pusat Statistik Resort Wangi-wangi. Laporan Triwuianan Tahun 4999-2003. Mandati, him.1-25. Basmi J . 1995. Planktonologi : Produksi Primer Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor, Bogor. him. 8-30. Birowo S. 1979. Kemungkinan Terjadinya Upweliing di Laut Flores dan Teluk Bone. Lembaga Oseanologi Nasional -LIP!. Jakarta. him. 12:1-12. Blackburn M. 1965. Oceanography and The Ecology of Tunas. in H. Bames {editor), Oceanography Marine Biology Ann. Rev. 3. George Alle and Unwin Lid. London. .289-322. Burhanuddin, R Moefanto, R Martosewojo, A. Djamali .1984. Suku Scobridae = ‘Tinjauan Mengenai Ikan Tuna, Cakalang dan Tongkol, Lembaga (Oseanologi Nasional-LIPI, Jakarta. him. 11-13. Collette BB dan CE Nauen. 1983. Scmrids of The World. FAO Fish Syn. 2(125).137 p. Dahuri R . 2001. Menggali Potensi Kelautan dan Perikanan dalam rangka Pemullhan Ekonomi Menuju Bangsa yang Maju, Makmur dan Berkeadilan, Pidato dalam rangka Temu Akrab CIVA-FPIK-IPB tanggal 25 Agustus 2001. Bogor. him. 30-31. Dinas Perikanan dan Kelautan Sultra. 2001. Potensi Sumberdaya Ikan Sulawesi Tenggara , Kendari, Sutra. hin 1-23. [DKP) Departemen Kelautan dan Perikanan, Dirjen Perikanan Tangkap. 2001. Statistik Perikanan Tangkap Indonesia 1999. Jakarta.him.24. Gunarso W. 1991. Tingkah Laku kan dan Perikanan Pancing, Jurusan Pemaniaatan Sumberdaya Perkanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. 97 hal. Harsanugraha WK dan Ety Parwati. 1996. Aplikasi Model-Model Estimasi Suhu Permukaen Laut Berdasarkan Data NOAA-AVHRR. Worta Inderaja Vol Vill. No.2 : P23-35. Hasyim B, Chandra E. Adi. 1999, Analisis Pola Distribusi Sunu Permukaan Laut ‘dan Hasil Tangkapan tkan Cakalang di Perairan Utara Pulau Bali. Majalah LAPAN No.01Vol 01 p 1-8. Hela | dan T. Laevastu. 1970. Fisheries Oceanography. Fishing News (Books) Ltd. London. him. 123. Nahude AG. 1999, Pengantar Oseanografi Fisika, LP3O LIPI, Jakarta.him 235. Laevastu T end ML Hayes. 1981. Fisheries Oceanograpyand Ecology. Fishing ‘News Books Lid.England. 189 p. Laurs RM, PC. Fledier dan DR. Montgomery. 1984. Albacore Tuna Catch Distribution Relative to Environmental Featured Observed from Satellites. Deep-Sea Research, Vol. 31. No. 9. P 1085-1009. Pergamon Press Ltd, Great Britain. Longhurst AR dan D Pauly. 1987. Ecology of Tropical Oceans. Academic Press Inc. Haroourt Brace Jovanovich, Publishers. New York. hhal.208-217. Lukas R dan E Lindstrom. 1991. The Mixed Layer of The Westem Equatorial Pacte Oeen- Journal of Geophysical Research, Vol. 96. Sup. P. 357. Nasa, hitp//Seawifs.gsfc.nasagow! Narain A. 1993, Remote Sensing and Fisheries Exploration : Case studies. In Intemational Workshop on Aplication of Satelite Remote Sensing for Identifying and Foresting Potential Fishing Zone in Developing Counteries. Hyderabad, India. p. 1-24. Neulita Y. 1998. Karakteristik Massa Air pada Perairan Lintasan Arindo, Thesis (Tidak dipublikasikan) Program Pascasarjena Institut Pertanian ‘Bogor, Bogor. him 15-32. Nontji A. 1993. Laut Nusantara. Penerbit Djambaten, Jakarta.368 him, Pickard GL and WJ Emery. 1980. Descriptive Physical Oceanograpy An Introduction . Pergamon Press. 320 p. Purba M. 1993. Evolusi (Perkembangan) Proses Upwelling dan Sifat-Sifat ‘Oseanografi yang diakibatkannya. Di Peraian Selatan Jawa Barat. (Laporan Peneliian) Fakuitas Perikanan, institut Pertanian Bogor. him, 49-55. Purba M. 1987. Peranan Satelit Oseanografi Dalam Peningkatan Pemantaatan ‘Sumberdaya Hayati Laut. Risalah Kongres limu Pengetahuan Nasional IV, Buku lil, Dimensi Sumberdaya Alam LIPI, Jakarta : p.315-328. Robinson {S. 1991. Satelitte Oceanography an Introduction for Obeanographers ‘and Remote Sensing Scientist. Ellis Lid England. p.89-100. ‘Soesilo |. 2004. Arus Lintas Indonesia yang Multi Pengaruh. www.komipas.com selasa, 10 Februari 2004. ‘Syallatua A. 2003. Fenomena Upwelling dan Sumberdaya Ikan. Lokasi ‘Vs Lokasi Pemijahan, www.kompas.com, Minggu 20 Juli 2003. 3 ‘Sund P, Blackburn M and William F. 1961. Tunes and They Environment in Pasicifi Ocean, A Review. Oceanograpy Marine Biology. Vol.19: p. 443-512. Uxtolseja JCB. 1987. Estimated Growth Parameters and Migration of Skipjack ‘Tuna-Katsuwonus pelamis in The Eastem Indonesian Water ‘Through Tagging Experiments. Jumal Penelitian Perikanan Laut No. 43 Tahun 1987. Balai Penelitian Perikanan Laut, Jakarta. him 15-44. Wyrtki K. 1961. Physical Oceanography of The South East Asian Waters. Naga Report. Vol. 2. Scripps Institution of Oceanography. The University of Califomia, La Jolla. California. 195 p. 4 Lampiran 1. Gambar 1. Ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) Gambar 2. Ikan madidihang (Thunnus albacares) Lampiran 2. Citra SPL Pada Musim Barat ‘Tanagal 23 Desember 2002 5 16 Lampiran 2. (Lanjutan) Lampiran 2. (Lanjutan) ‘Tanggal 15 Februari 2000 Tanggal 12 Februari 2003 B ‘Tanggal 27 Maret 2000 Han Ti Tanggal 14 Maret 2003 0 80 Lampiran 3. (Lanjutan) ‘Tanggal 24 April 2000 ‘Tanggel 6 April 2001 TET i ' ll ! i i 81 ‘Tanggal 17 Mei 2002 Lampiran 3. (Lanjutan) Lampiran 4, Citra SPL Pada Musim Timur ‘Tanggal 29 Juni 2001 83 Lampiran 4, (Lanjutan) 84 Lampiran 4. (Lanjutan) ma a Tanggal 17 Juli 2003 85 Lampiran 4. (Lanjutan ) ‘Tanggal 10 Agustus 2001 26 Lampiran 4. (Lanjutan ) 87, Lampiran 5. Citra SPL Pada Musim Peralihan Timur-Barat ~~ “Tanggal 6 September 2002 88 ‘Tanggal 3 Oktober 2000 20 Lampiran 5. (Lanjutan) Tanggal 22 Oktober 2003 Lampiran 5. (Lanjutan) OL Lampiran 5. (Lanjutan) ‘Tanggal 8 November 2003, Lampiran 6. Citra Klorofil-a pat “Tanggal 29 Januari 2003 93 Lampiran 6. Citra Klorofil-a pada musim Barat (oaim’) = Chorophnla Concentration ‘Tanggal 12 Februari 2003 Tanggal 21 April 2002 Lampiran 7. (Lanjutan) Tanggal 17 Mei 2002 Lampiran 8. Citra Klorofil-a pada Musim Timur Tanggal 23 Juli 20¢ 7 Lampiran 8. (Lanjutan ) 98 ‘ “Tanggal 10 Oktober 2002 Lampiran 9. (Lanjutan) Tanggal 4 November 2002 See fF eee Tanggal 8 November 2003 100 101 Lampiran 10. Hasil Ground Check Fishing Ground Ikan Cakalang dan Madidihang di Kabupaten Wakatobi Lei a ih = |( = | rangan: - FG = Daerah Penangkapan Kan -FAD = Rumpon Lampiran 11. Data Hasil Tangkapan Ikan Cakatang Di Kabupaten Wakatobi Tahun 1999 - 2003 (Kg) ‘Sumber : Leporan Triwulanan TPI Mandatl Kee. Wangr-Wangi, BPS. —— Butan_| Januari | Febrari | Maret | Aprit | Mei | Juni_| Juti_| Agustus | September | Oktober | Noveber | Desmber | Jumiah | Rerata Tahun 1999 1900 | __ 2611 2302 2317 | 1721] 3595| 1790 1880, 2738. 2725 2251 3233 29063 _ | 2421,917 2000 1570 610 2180 2325 | 1759 | 3693 | 3389. 3579 3965. 2631 2275 3205 31084 _| 2590,083 2001 1120 306. 532 2329) 1725 | 3601 | 1795 1937, 2769 2597. 2273 3201 24188 _| 2015,447 2002 1937 | 2639 1873, 2470| 1617 | 3654 | 3425. 3435, 3871 1935 1909. 1484 29049 | 2495,75. 2003 2069 | 1965 1037 2065 | 1969| 1035 | 3327 3325, 3775 1927. 1879. 1475 25848. 2154 Jumiah 8596 | 8131 7624 | 11506 | 6791 | 15478 | 13726 44156 17448 11818, 10887 12598 Rata2 4719,2 | 1626, 1 2301,2 | 1768,2 | 3095,6 | 2745,2 2831,2 34236 2363 27 A 2519,6 zol Lampiran 12. Data Hasil Tangkapan Ikan Madidihang Di kabupaten Wakatobi Tahun 1999-2003 (Kg) Bulan_| Januari | Februari | Maret | April | Mel_| Juni | Jull | Agustus | Sptebr | Oktbr | Novbr | Desmbr | Jumiah | Rata-rata Tahun sg09 | 1050 305 | 1500 | 1033 | “307 | 7500 | 1237 75 | 956 | 1033 ais | 1406 | t1ze8| e008 2000 | 1210 416 | 960 | 1075 [325 | 1475 | 1137 425|a71|_1037| 305 | 1490 [10839] 903.25 2001 | 4422 38 | 490 | 1039 | 300 | 1509 | 1245 500 [97s | 1039] 319| 149 | 10473 | 972.75 002 [1039 ari | 1523. 287 a7 | 987]. 66 ‘56 | 5488 | 698.75 2003 | __1137 360 | 1086 | 1108 [317 | 1516 | 997 m3| 967 | to77| —_e7 | 1405 | 40500 875 Jumish | sa38 [4518 ‘a2se | 7288 [e000 {sera | 27a | aa75 | a1e6| i076 | 6065 Rataz 1168 304 | 1406 | 1064] 315 | 1500 | 1123 4s6| 975] t047 | zis | 1191 ‘Sumber: Laporan Triwulanan TPI Mandati Kec. WanglWangl, BPS. 103 €or 105 VS tte Wem Wes yh tig ety er he eG + + + + 4 Lampiran 13. (Lanjutan) i } Z 106 Lampiran 13. (Lanjutan ) 107 Lampiran 13. (Lanjutan ) 1 Tronepodt of surface alain in eilion wifi. + opwedling, 0 inking. 108 DO Transpors of surface ccalation fa milion mila > womelline, 9 thine a ERAN Lampiran 13, (Lanjutan ) Lampiran 13. (Lanjutan ) Lampiran 14, Hasil data In-situ Responden Nelayan Tonda di Perairan Kabupaten Wakatobi No] Daerah Tama’ ‘Waktu Ukuran Juma Posis] Operasi Trip Penangkapan Kapal Kapal Penangkapan 4, |26-20mH | £15jam_— | + 07.00-16.00Wita ‘| Panjang 374.400 | Pada Musim Barat: a) 944 mie unit a) 129%43'00" - 123°49'00" BT Lebar : 5°42100" - 571800" LS b) 1-1.28 mtr b) 123°54'00" - 124°48'00" BT '5°42'00" - 5°22'00" LS 1c.) 124*05'00" - 124*47°00" BT 5°10'00" -6°48'00" LS d.) 124°18'00" - 124°28°00" BT ‘5°13'00" - 5°1700" LS Pada Musim Timur: a) 129°46'00" - 123°2200" BT §°22'00" - 5°27'00" LS b) 123°23'00"- 123°29'00" BT 5°41°00" - 6°45'00" LS ) 123°29'00" - 123°36'00" BT S°47'00" -°5200° LS .) 123°30'00" - 123°38'00" BT S°58'100" -6°0200° LS onl

Vous aimerez peut-être aussi