Dokumen tersebut membahas tahapan-tahapan dalam proses penilaian risiko audit, meliputi identifikasi asersi laporan keuangan, memahami bisnis klien, menentukan materialitas, melakukan analisis, mengidentifikasi risiko kecurangan, mengembangkan strategi audit, memahami pengendalian internal, memahami risiko salah saji material, dan merespon risiko tersebut.
Dokumen tersebut membahas tahapan-tahapan dalam proses penilaian risiko audit, meliputi identifikasi asersi laporan keuangan, memahami bisnis klien, menentukan materialitas, melakukan analisis, mengidentifikasi risiko kecurangan, mengembangkan strategi audit, memahami pengendalian internal, memahami risiko salah saji material, dan merespon risiko tersebut.
Dokumen tersebut membahas tahapan-tahapan dalam proses penilaian risiko audit, meliputi identifikasi asersi laporan keuangan, memahami bisnis klien, menentukan materialitas, melakukan analisis, mengidentifikasi risiko kecurangan, mengembangkan strategi audit, memahami pengendalian internal, memahami risiko salah saji material, dan merespon risiko tersebut.
Mengidentifikasi Asersi Laporan Keuangan yang Relevan
Asersi laporan keuangan memungkinkan auditor membagi dan mengatasi tantangan audit dengan cara berfokus pada masing-masing asersi dalam laporan keuangan. Lima kategori asersi laporan keuangan : 1. Existence or occurrence Berkaitan dengan kewajiban entitas memang benar-benar ada pada tanggal tertentu dan yang dicatat benar-benar telah terjadi selama periode tersebut. Menurut asersi ini, manajemen juga mengasersi bahwa pendapatan dan biaya yang ditunjukkan dalam laporan laba rugi, serta arus kas yang yang ditunjukkan dalam laporan arus kas, merupakan hasil dari transaksi dan peristiwa yang telah terjadi selama periode berjalan. Perhatian auditor berkaitan dengan overstatement komponen laporan keuangan sebagai akibat dicantumkannya item-item yang sebenarnya tidak ada atau transaksi yang tidak pernah terjadi. 2. Completeness Berkaitan dengan apakah semua transaksi yang harus disajikan dalam laporan keuangan benar-benar telah dicantumkan. Perhatian auditor berkaitan dengan kemungkinan understatement komponen laporan keuangan melalui pengabaian item-item yang benar-benar ada atau masalah cutoff yang mengakibatkan pencatatan transaksi yang tidak tepat pada periode akuntansi yang salah. 3. Rights and obligations Berkaitan dengan apakah aktiva telah menjadi hak entitas dan hutang memang telah menjadi kewajiban entitas pada suatu tanggal tertentu. . 4. Valuation or allocation Berkaitan dengan apakah komponen aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban telah dicantumkan dalam laporan keuangan dengan jumlah yang semestinya (sesuai dengan GAAP dan telah dicatat dan dihitung dengan cermat). 5. Presentation and disclosure Berkaitan dengan apakah komponen tertentu laporan keuangan telah digolongkan, diuraikan dan diungkapkan sebagaimana mestinya.
Memahami tentang bisnis dan lingkungan bisnis perusahaan.
Seorang auditor harus memahami : Lingkup industri, peraturan-peraturan lingkungan, dan faktor eksternal lainnya. Sifat perusahaan, termasuk kebijakan-kebijakan akuntansi Tujuan, strategis, dan risiko bisnis terkait yang dinyatakan tidak material. Manajemen dan hasil kinerja keuangan perusahaan
Membuat keputusan mengenai materialitas.
Meterialitas merupakan konsep penting yang akan menjadi pedoman auditor dalam menentukan lingkup pekerjaan audit. Konsep materialitas dapat mempengaruhi proses audit, karena auditor membuat pertimbangan awal mengenai materialitas, sementara auditor membuat perikatan untuk membuat keputusan penting tentang lingkup audit. Untuk menemukan pengabaian atau salah saji yang berpotensi mencapai jumlah yang dapat mempengaruhi para pengguna laporan keuangan. Konsep materialitas ini juga menjadi pedoman auditor ketika mengevaluasi temuan audit. Menjalankan prosedur analisis. Prosedur analisis adalah mengevaluasi informasi keuangan yang dijadikan bahan dari hubungan antara data keuangan dan data non keuangan. Selain itu, prosedur analisis digunakan untuk mengidentifikasi potensi dari kemungkinan salah saji laporan keuangan. Mengidentifikasi risiko atas kemungkinan terjadinya salah saji yang material, termasuk risiko kecurangan. Untuk mengidentifikasi risiko atas kemungkinan terjadinya salah saji yang material digunakan komponen risiko audit yang terdiri dari risiko bawaan, risiko pengendalian, dan risiko deteksi. Selain itu, digunakan juga risiko kecurangan. Mengembangkan persiapan strategi audit Dalam tahap ini auditor membuat keputusan sementara tentang komponen atas model dari risiko audit dan pengembangan strategi awal berdasarkan dari bukti-bukti yang telah dikumpulkan. Memahami pengendalian internal Auditor memahami pengendalian internal untuk : Mengidentifikasi tipe-tipe dari potensi salah saji Memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko atas salah saji yang materialitas Mendesain prosedur, ketepatan waktu, dan proses audit selanjutnya.
Tahap II. Memahami risiko dari salah saji yang material.
Seorang auditor harus mengidentifikasi berbagai risiko salah saji yang material dan mempertimbangkan: 1. Faktor risiko potensial yang terkait dengan salah saji laporan keuangan, juga pada tingkat laporan keuangan atau tingkat assersi. 2. Menentukan besarnya risiko yang akan ditimbulkan dari salah saji yang material di dalam laporan keuangan. 3. Menentukan kemungkinan risiko yang ditimbulkan dari salah saji yang material. 4. Menentukan risiko signifikan bawaan yang timbul.
Tahap III. Merespon risiko yang ditimbulkan
Setelah auditor mengidentifikasi risiko yang mungkin timbul dari hasil salah saji yang material, auditor harus merespon dan mengatur dengan tepat, dan memberikan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan agar bebas dari salah saji. Respon atas risiko yang ditimbulkan termasuk keputusan tentang: Staffing dan Supervisi Pengujian audit. Ada 3 tipe prosedur audit: - Risiko prosedur penilaian - Pengujian pengendalian - Pengujian substantif