Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
OLEH :
M. RIDHO AL AMIN 12030116420038
KARUNIA ZURAIDANING T 12030116420060
MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2017
Literatur akuntansi manajemen telah melihat pengembangan sebuah pendekatan
alternatif untuk alokasi biaya pada produk tunggal pada tahun 1980-an, hal ini secara umum
dikenal sebagai activity-based costing (ABC), atau activity-based management (ABM).
Biaya overhead diserap menggunakan metode biaya tenaga kerja langsung : $4 per jam
tenaga kerja langsung. Berikut detail yang tersedia :
Overhead mesin yang terkait $ 350.000
Penyetelan $ 120.000
Biaya teknik $ 220.000
Sistem ABC
Batasan ABC
Alokasi biaya sistem ABC bagaimanapun juga memiliki kekurangan. Secara teori
memang dimungkinkan untuk dapat menelusuri seluruh biaya overhead, namun dalam
praktiknya sangat mungkin bahwa akan ada biaya yang tidak dapat ditelusuri, sebagai
contoh biaya administrasi staf kantor pusat.
C. Activity-Based Management (ABM)
ABM didefinisikan sebagai sebuah sistem yang luas, pendekatan yang terintegrasi yang
memfokuskan pada perhatian manajemen terhadap aktivitas dengan tujuan
meningkatkan nilai pelanggan dan keuntungan perusahaan. ABM mencakup ABC dan
serangkaian pelengkap konsep ABC, seperti proses perbaikan, metode manufaktur
modern (terpusat, seluler, aliran terus menerus, JIT) dan pemberdayaan karyawan.
Filosofi ABM berpendapat bahwa manajemen harus berfokus pada kriteria kinerja yang
dapat digunakan oleh semua pesaing global sebagai denominator umum, produktivitas
dan efisiensi kegiatan yang mendukung proses bisnis yang bernilai tambah, yang harus
memberikan nilai tertinggi dengan total biaya rendah.
Process value analysis (PVA) berakar pada filosofi bahwa manajemen harus berfokus
pada akuntabilitas untuk aktivitas daripada hanya pada biaya dan menekankan pada
masimalisasi kinerja secara keseluruhan, bukan kinerja individual.
Driver analysis membantu untuk mengidentifikasi akar penyebab biaya aktivitas.
Berikut faktor-faktor penyebab biaya aktivitas : aktivitas input, yaitu sumber daya yang
digunakan oleh aktivitas dalam menghasilkan outputnya, dan aktivitas output, yaitu
hasil atau produk dari aktivitas.
Activity analysis yaitu berfokus pada pengidentifikasian, pendeskripsian dan evaluasi
sebuah aktivitas organisasi. Hal ini membantu organisasi dalam mencari jawaban dalam
beberapa masalah berikut :
aktivitas apa saja yang telah dilakukan;
berapa banyak orang yang melakukan aktivitas tersebut;
berapa waktu dan sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas
tersebut;
penilaian terhadap nilai kegiatan kepada organisasi, termasuk rekomendasi untuk
memilih dan menyimoan nilai tambah.
Value added activities berfokus pada dua tipe aktivitas, yaitu aktivitas yang dibutuhkan,
mereka diwajibakan untuk memenuhi mandat hukum (misalnya persyaratan pelaporan),
dan aktivitas bebas pajak, yang memiliki nilai tambah. Biaya untuk melakukan aktivitas
nilai tambah dengan efisiensi sempurna diklasifikasikan sebagai biaya nilai tambah.
Sedangkan, aktivitas tidak bernilai tambah tidak perlu, yaitu meliputi semua kegiatan
selain yang mutlak penting dalam kegiatan bisnis, sebagai contoh penjadwalan,
perpindahan, inspeksi, menunggu (waktu dalam progres), pengerjaan ulang,
penyimpanan, dan lain-lain.
Activity-based performance evaluation. Pengukuran kinerja merupakan kritikal terhadap
strategi manajemen dan pengendalian. ABM juga berfokus pada pengukuran dan
analisis kinerja berdasarkan aktivitas organisasi. Perkembangan terakhir dari filosofi
balanced scrorecard konsisten dengan gagasan pengukuran kinerja berbasis aktivitas.