Vous êtes sur la page 1sur 2

3.

Clinical risk management

Manajemen Risiko Klinik merupakan suatu upaya sistematis rumah sakit dalam rangka
mengurangi risiko akibat pelaksanaan pelayanan medik. Risiko Klinik : bahaya , kesalahan,
musibah atau potensi terjadinya hal - hal yang merugikan pasien, terkait dengan atau sebagai
dampak asuhan klinik yang diberikan kepadanya

Tujuan Manajemen Risiko Klinik

Meminimumkan terjadinya medical error adverse events , dan harms pada pasien (
Membuat asuhan pasien lebih aman )
Meminimumkan kemungkinan terjadinya klaim dan mengendalikan biaya klaim yang
harus menjadi tanggungan institusi ( Mencegah kerugian finansial bagi RS ) dan dokter

Yang ingin dicapai dengan manajemen risiko klinis :


Terhadap Pasien:
Membuat sekecil mungkin cidera yang tidak diinginkan
Meningkatkan keamanan pasien dan mutu asuhan
Terhadap Staf : Meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan keamanan staf
Terhadap Institusi :
Menjaga reputasi
Meminimumkan risiko finansial dgn Manajemen yg lebih baik
Memenuhi objektif secara optimal dengan pemanfaatan
sebaik-baiknya sumber daya yang ada
Terhadap Publik : Meningkatkan kepercayaan publik bhw dgn program MRK yg baik
keamanan mereka lebih terjamin

LIMA KIAT UTAMA UTK MRK YG PROAKTIF

1. Credentialing of Medical Staff : Seleksi staf medik yang baik.


2. Incident monitoring and tracking : Monitor dan menjejaki kejadian klinis yg tdk diinginkan
3. Complaints monitoring and tracking : Monitor dan menjejaki keluhan pasien / publik.
4. Infection control : Pengendalian infeksi nosokomial.
5. Documentation in the medical record : Rekam medis yang baik.

Tahapan Manajemen Risiko Klinik

Identifikasi Risiko: Keluhan pasien, Klaim, Incident Report,


Audit medik
Pembahasan: Panitia Audit Medik, Ketua SMF yang Terkait, Dokter yang
Terkait, Tim Manajemen Risiko Klinik
Kesimpulan: RCA :Tipe Medical Error, Sumber Medical Error; FMEA :Perbaikan
prosedur, Kebijakan, Peraturan,dll
Tindak Lanjut:Manajemen RSTR, Komite Medik, Direktur Utama

Vous aimerez peut-être aussi