Vous êtes sur la page 1sur 13

KEPERAWATAN GERONTIK I

LANSIA DALAM KEPENDUDUKAN

Disusun oleh :
Asri Wuria Ningrum (07.40.05)
Dicky Nurul H (07.40.014)
Ika Fitri Aprilianti (07.40.023)
Miswaroh (07.40.032)
Riska Riwayati (07.40.041)
Wuriana Fitri Dewi (07.40.050)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN MALANG
Oktober 2009/2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Penduduk yang usianya menua, menurut demografi tidak termasuk dalam
kelompok angkatan kerja atau kelompok penduduk yang tidak produktif tetapi sekarang
banyak dijumpai orang yang sudah berusia 55 tahun atau 65 tahun keatas yang masih
bekerja secara paroh waktu, artinya mereka itu bekerja tidak seperti kelompok usia
produktif (15-54 tahun) yang malahan banyak bekerja serabutan dan menganggur.
Keadaan itu memperlihatkan bahwa rasio ketergantungan dari kelompok usia <15>55
tahun terhadap usia produktif harus dirubah, karena untuk saat ini kurang sesuai dengan
kenyataan kependudukan. Lansia akan meningkat jumlah dan potensinya di masa
mendatang.
Angka mortalitas pada lansia tidak begitu mempengaruhi harapan hidup waktu
lahir, karena ternyata menurut angka-angka yang terkumpul, harapan hidup waktu usia 60
tahun, dinegara-negara kurang berkembang (14,9 tahun) dan negara-negara yang sudah
berkembang (18,5 tahun), tidaklah berselisih banyak (World Population, United Nations,
1980). Jadi tegasnya disuatu negara sedang berkembang seperti di Indonesia ini. Angka
harapan hidup seseorang yang dapat mencapai usia 60 tahun adalah rata-rata 15 tahun,
berarti ia dapat rata-rata mencapai usia 75 tahun.

Bahwa jumlah orang lansia akan naik lebih cepat dari pada anak atau jumlah
pertumbuhan penduduk keseluruhan, dapat pula di hitung dengan rumus geometrik, ini
menghasilkan bahwa golongan lansia di Indonesia akan naik 3,96% setahunnya,
sedangkan angka pertumbuhan anak di bawah 15 tahun hanya angka naik 0,49 % per
tahun. Angka pertumbuhan lansia yang berumur 70 tahun ke atas bahkan akan naik 5,6%
setahunnya dalam kurun waktu 1985-1995 (angka-angka dihitung dari BPS, Supas 1985).

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang kami buat dan akan kami bahas, antara lain:
1. Definisi/pengertian dari Lansia dalam Kependudukan?
2. Bagaimana dengan Lansia dalam Kependudukan Indonesia?
3. Mitos-mitos apa sajakah yang ada pada lansia?
Created by : Lansia dalam Kependudukan / 3A/ STIKES KEPANJEN 3
2009 2010
4. Apa saja Masalah-Masalah Lansia?
5. Pekerjaan dan Penghasilan bagaimana?
6. Adakah Program Posyandu Lansia?

1.3 TUJUAN
1.3.1Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini diharapkan agar hasil kajian pustaka
kami ini dapat bermanfaat sebagai sumber pengetahuan bagi semua mahasiswa
STIKES KEPANJEN MALANG serta untuk masyarakat luas yang ingin mengetahui
atau mempelajari tentang Lansia dalam Kependudukan. Selain itu kami juga
mengharapkan makalah ini bisa digunakan sebagai referensi bagi mahasiswa yang ingin
membuat kajian lebih lanjut tentang hal tersebut.

1.3.2 Tujuan Khusus


Tujuan khusus dari tugas akhir ini :
1. Untuk memenuhi syarat penilaian mata Keperawatan Gerontik I.
2. Untuk bahan evaluasi dalam menguji seberapa besar pengetahuan kami tentang
Lansia dalam Kependudukan.

1.4 MANFAAT
Untuk mengetahui tentang beberapa hal yang telah kami cantumkan pada
rumusan masalah, yaitu:
1. Definisi/pengertian dari Lansia dalam Kependudukan
2. Lansia dalam Kependudukan Indonesia
3. Mitos-mitos pada lansia
4. Masalah-Masalah Lansia
5. Pekerjaan dan Penghasilan Lansia
6. Program Posyandu Lansia

Created by : Lansia dalam Kependudukan / 3A/ STIKES KEPANJEN 4


2009 2010
BAB II
LANSIA DALAM KEPENDUDUKAN

2.1 Definisi
Lansia atau lanjut usia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah
memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Pada Kelompok yang dikategorikan
lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process. Ilmu yang mempelajari
fenomena penuaan meliputi proses menua dan degenerasi sel termasuk masalah-
masalah yang ditemui dan harapan lansia disebut gerontology (Cunningham &
Brookbank, 1988).
Penduduk Lansia adalah orang-orang yang berumur 60 tahun ke atas.
Definisi Lansia: seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih, karena faktor2
tertentu tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya baik secara jasmani, rohani maupun
sosialnya. Status Perkawinan dibedakan menjadi: a.Belum kawin b.Kawin c.Cerai
hidup d.Cerai mati. mnurut: http://www.humanitarianinfo.org/
Kependudukan dalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, ciri utama,
pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi, kesejahteraan yang
menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama serta lingkungan penduduk
tersebut
Lansia dalam kependudukan adalah mereka yang berumur 60 tahun ke atas, yang
mana berkaitan dengan hal-hal yang berbau kependudukan seperti yang dijelaskan di
atas.

2.2 Lansia dalam Kependudukan Indonesia


Pada tahun 2000 jumlah lansia di Indonesia diproyeksikan sebesar 7,28% dan
pada tahun 2020 menjadi sebesar 11,34% (BPS, 1992). Bahkan Amerika Serikat
memperkirakan Indonesia akan mengalami pertambahan penduduk terpesat mulai tahun
1990-2025.
Seiring dengan berkembangnya Indonesia sebagai negara yang perkembangannya
cukup baik, maka makin tinggi pula angka harapan hidup penduduknya. Diproyeksikan

Created by : Lansia dalam Kependudukan / 3A/ STIKES KEPANJEN 5


2009 2010
harapan hidupnya bisa mencapai 70 tahun pada tahun 2000. Perlahan tapi pasti masalah
lansia mulai mendapat perhatian lebih dari masyarakat.
Dengan meningkatnya jumlah penduduk lansia dan makin panjangnya usia
harapan hidup sebagai akibat yang telah dicapai dalam pembangunan selama ini, maka
mereka yang memiliki pengalaman, keahlian dan kearifan perlu diberi kesempatan
untuk ikut serta dalan pembangunan. Kesejahteraan usia lanjut yang memiliki kondisi
fisik dan atau mentalnya mengalami gangguan, maka hal ini pemerintah harus ikut serta
mencari solusi dan mengayomi mereka.
Perancangan Hari Lanjut Usia Nasional (HALUN) pada tanggal 29 Mei 1996 di
Semarang oleh Presiden merupakan bukti dan penghargaan masyarakat dan pemerintah
terhadap keberadaan lansia.
Pada sebuah propinsi di Cina di sebutkan terdapat populasi lansia yang sebagian
besar berusia 100 tahun dan mereka masih dalam kondisi sehat dan sedikit sekali
prevalensi kepikunannya. Menurut mereka rahasianya adalah menghindari makanan
modern, banyak mengkopnsumsi sayur dan buah, aktivitas yang tinggi, sosialisasi
dengan warga lainnya dan hidup di tempat yang bersih serta jauh dari polusi udara.
Hal ini merupakan tantangan untuk kita semua untuk dapat menjadikan para
lansia dapat mempertahankan kesehatan secara mandiri dan tidak menjadi beban bagi
dirinya sendiri, keluarga serta masyarakat sekitarnya.

2.3 Mitos Terhadap Lansia


1. Kedamaian dan ketenangan
Lanjut usia dapat santai menikmati hasil kerja dan jerih payahnya dimasa muda dan
dewasanya, badai dan berbagai goncangan kehidupan seakan-akan sudah berhasil
dilewati.
Kenyataan :
*Sering ditemui stress karena kemiskinan dan berbagai keluhan serta penderitaan
karena penyakit
*Depresi
*Kekhawatiran
*Paranoid

Created by : Lansia dalam Kependudukan / 3A/ STIKES KEPANJEN 6


2009 2010
*Masalah psikotik
2. Konservatif dan kemunduran
Lansia sering dinilai :
a. Konservatif
b. Tidak kreatif
c. Menolak inovasi
d. Berorientasi ke masa silam
e. Orang yang beriman dengan sebenar-benarnya akan tampak bahagia, tidak
murung,takut,atau sedih karena Ia dijanjikan dengan surga
f. Merindukan masa lalu
g. Kembali ke masa anak-anak
h. Susah berubah
i. Keras kepala dan cerewe
3. Bingung dan tidak peduli terhadap lingkungan
4. Penyakitan
5. Kesepian dan tidak bahagia
6. Tidak berminat dengan seks dan seksualitas
7. Tidak berguna di masyarakat

2.4 Masalah-Masalah Lansia


Lansia merupakan salah satu masalah sosial yang membutuhkan perhatian dan
penanganan dari semua fihak di dalam masyarakat. Prediksi kependudukan
menunjukkan bahwa pada 2005 akan terdapat lansia sebanyak 18,4 juta jiwa atau 8,4%
dari jumlah penduduk Indonesia (Kalla, 2002). Di Jawa Barat pada 2002 terdapat 5,9
juta lansia atau 17,9% dari penduduk (Buldansyah, 2002). Diberitakan di beberapa
media cetak, bahwa ada 211.000 orang lansia di Jawa Barat yang mengalami
ketelantaran; sementara jumlah panti wredha yang ada sebanyak 26 panti hanya mampu
menampung 1000 orang lansia (Republika, 30 Mei 2002).
Data tersebut baru menunjukkan jumlah lansia yang telantar secara sosial-
ekonomi, yaitu mereka yang berada dalam kondisi kehidupan rendah (miskin); dan
menuruh Kadin Sosial Jawa Barat, tidak semua lansia telantar terdeteksi. Selain itu

Created by : Lansia dalam Kependudukan / 3A/ STIKES KEPANJEN 7


2009 2010
jumlah lansia yang mengalami ketelantaran sosial tidak terdeteksi, padahal jumlahnya
sangat mungkin tidak sedikit. Lebih jauh, persoalan lansia bukan sekedar persoalan
jumlah orang tua yang membutuhkan santunan, melainkan menyangkut nilai-nilai
budaya masyarakat yang menjadi landasan kelangsungan hidup masyarakat itu sendiri.
Orang lanjut usia dalam kultur Timur dan Islam, bukan sekedar orang yang sudah
tua, melainkan golongan masyarakat yang menjadi figur pemegang nilai-nilai sosial
budaya sehingga posisinya sangat penting bagi kelangsungan hidup masyarakat.
Akhir bulan Mei, secara internasional telah ditetapkan sebagai hari Lansia dan
diperingati oleh dunia. Namun apakah peringatan itu terarah pada penempatan posisi
orang tua di tempat seharusnya ataukah baru sekedar keperdulian terhadap lansia dari
segi demografis ?. Berbagai media cetak pada Kamis, 30 Mei 2002 memuat data bahwa
21.000 lansia di Jawa Barat terlantar secara mutlak.
Dalam kultur masyarakat Timur *, orang tua menempati posisi yang sangat
terhormat di dalam lingkungan sosialnya. Dalam budaya Jawa (termasuk Jawa Barat),
ada tiga golongan warga masyarakat yang menempati posisi terhormat dan menjadi
sumber keteladanan bagi warga masyarakat banyak, yaitu guru, ratu, wong atua karo
(guru, pemimpin, dan orang tua). Orang tua menjadi salah satu sumber keteladanan
karena sejalan dengan pertambahan usia, kearifan mereka bertambah sehingga menjadi
tempat generasi muda berkonsultasi tentang berbagai hal. Dalam ajaran Islam yang
dianut sebagian besar warga masyarakat Indonesia, sangat tegas diperintahkan untuk
menghormati orang tua; bahkan jikapun orang tua melakukan kesalahan, generasi muda
harus tetap menjaga adab perilaku mereka kepada orang tua walaupun tidak perlu
meneladani kesalahannya.
Dengan demikian, dalam kultur Timur dan ajaran Islam yang menjadi sumber
nilai-nilai sosial masyarakat Indonesia; seseorang memiliki kewajiban selain interaksi
horisontal (dengan istri, kerabat, teman), juga vertikal ke bawah dan ke atas. Ke bawah,
ia berkewajiban memelihara generasi penerus (anak-anak), sementara ke atas ia
berkewajiban menyantuni orang tua. Demikian jaringan rantai sosial terjalin erat antar
generasi sebagai cerminan dari masyarakat (dan keluarga) harmonis.
Mengingat urgensi masalah lansia seperti dikemukakan terdahulu, maka sekali
lagi, masalah lansia ini membutuhkan perhatian dan penanganan dari semua fihak di

Created by : Lansia dalam Kependudukan / 3A/ STIKES KEPANJEN 8


2009 2010
dalam masyarakat. Selama ini model penanganan yang dilakukan dan banyak dikenal
masyarakat adalah penampungan para lansia di panti-panti wredha. Dengan perubahan
pandangan terhadap orang tua, muncul pertanyaan, apakah model panti tersebut akan
dapat menanggulangi masalah lansia telantar, atau malah akan mendorong warga
masyarakat untuk lebih mudah menelantarkan para lansia tersebut ?, dengan segala
dampak yang ditimbulkannya. Sudah dibutuhkan model penanganan masalah lansia
yang berbasis nilai-nilai masyarakat kita sendiri, namun adaptif terhadap perubahan dan
tuntunan jaman. Rangkaian diskusi di Laboratorium (Jurusan) Kesejahteraan Sosial
FISIP UNPAD sedang terus mengembangkan model termaksud.

2.5 Pekerjaan dan Penghasilan


Menurut biro pusat statistik (1990), tingkat partisipasi angkatan kerja pada
Lanjut Usia 60 hinga 64 tahun besarnya 59,9% dan pada usia 65 tahun 40,5%. Di
perkotaan bahkan tingkat pengangguran penduduk lanjut usia yang berusia 65 tahun ke
atas hanya 2.2%. Tingkat partisipasi angkatan kerja di pedesaan lebih tinggi darin pada
diperkotaan dan pada penduduk lanjut usia pria, tingkatnya lebih tinggi dibandingkan
dengan wanita. Tingginya tingkat partisipasi angkatan kerja penduduk lanjut usia ini
disebakan oleh beberapa faktor, antara lain proses penuaan, struktur penduduk tingkat
sosial ekonomi masyarakat yang membaik, umur harapan hidup penduduk lanjut usia
yang bertambah panjang, jangkauan pelayanan kesehatan serta status kesehatan
penduduk lanjut usia yang bertambah baik.

Alasan penduduk lanjut usia untuk bekerja antara lain adalah karena disebabkan
oleh jaminan sosial dan kesehatan yang masih kurang. Disamping hal itu, desakan
ekonomi merupakan hal yang mendorong untuk bekerja dan mencari pekerjaan.Hal ini
dimungkinkan karena pada umumnya keadaan kesehatan fisik, mental dan emosional
mereka masih baik. Banyak diantara mereka bekerja untuk aktualisasi diri.

Menurut Departemen Sosial Republik Indonesia (1996), jenis sektor pekerjaan


yang dipilih penduduk lanjut usia diperkotaan adalah sebagai berikut :

Perdagangan :38,4%
Pertanian : 27,1%

Created by : Lansia dalam Kependudukan / 3A/ STIKES KEPANJEN 9


2009 2010
Jasa : 17,3%
Industri : 9,3%
Angkutan : 3,3%
Bangunan : 2,8%

Sedangkan di desa sebagai berikut :

Pertanian : 78,9%
Perdagangan : 9,1%
Industri ; 6,3 %
Jasa: 4,1 %

Penghasilan yang diterima oleh angkatan kerja lanjut usia, sayangnya tidaklah
tinggi. Berdasarkan data yang dikumpulkan sakernas (1991), ternyata masih banyak
amhkatan kerja lanjut usia yang menerima gaji atau upah sebanyak Rp. 10 ribu sebulan
dan lebih dari separo angkatan kerja lanjut usia diperkotaan dan pedesaan menerima
gaji atau upah sebesar Rp. 50 ribu hingga Rp. 100 ribu.

2.6 Posyandu Lansia


Seiring dengan semakin meningkatnya populasi lansia, pemerintah telah
merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan usia lanjut ditujukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa tua
bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan kelu-arga dan masyarakat sesuai dengan
keberadaannya.
Sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada kelompok usia
lanjut ini, pemerintah telah mencanangkan pelayanan pada lansia melalui beberapa
jenjang. Pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat adalah Posyandu lansia, pelayanan
kesehatan lansia tingkat dasar adalah Puskesmas, dan pelayanan kesehatan tingkat
lanjutan adalah Rumah Sakit.
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di
suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana
mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan Posyandu lansia merupakan
pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang

Created by : Lansia dalam Kependudukan / 3A/ STIKES KEPANJEN 10


2009 2010
penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para
lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.
Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara lain :
meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia dan mendekatkan pelayanan
serta meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan
disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut.

Created by : Lansia dalam Kependudukan / 3A/ STIKES KEPANJEN 11


2009 2010
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Lansia dalam kependudukan adalah mereka yang berumur 60 tahun ke atas, yang
mana berkaitan dengan hal-hal yang berbau kependudukan, seperti hal ihwal yang
berkaitan dengan jumlah, ciri utama, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran,
kualitas, kondisi, kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya,
agama serta lingkungan penduduk tersebut.
Pada tahun 2000 jumlah lansia di Indonesia diproyeksikan sebesar 7,28% dan
pada tahun 2020 menjadi sebesar 11,34% (BPS, 1992). Bahkan Amerika Serikat
memperkirakan Indonesia akan mengalami pertambahan penduduk terpesat mulai tahun
1990-2025.
Seiring dengan berkembangnya Indonesia sebagai negara yang perkembangannya
cukup baik, maka makin tinggi pula angka harapan hidup penduduknya. Diproyeksikan
harapan hidupnya bisa mencapai 70 tahun pada tahun 2000. Perlahan tapi pasti masalah
lansia mulai mendapat perhatian lebih dari masyarakat.

Created by : Lansia dalam Kependudukan / 3A/ STIKES KEPANJEN 12


2009 2010
DAFTAR PUSTAKA

Darmojo, Boedhi,et al.2000.Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta:
Balai Penerbit FKUI

Hardywinoto, dkk. 1999. Panduan Gerontologi Tinjauan dari Berbagai Aspek (Menjaga
Keseimbangan Kwalitas Hidup pada Lanjut Usia). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama

Maryam, R. Siti. dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba
Medika

www.google.com. Keyword: Lansia, Kependudukan, Lansia dalam Kependudukan.


Diakses tanggal 24 September 2009 pukul 09.20 WIB

Created by : Lansia dalam Kependudukan / 3A/ STIKES KEPANJEN 13


2009 2010

Vous aimerez peut-être aussi