Vous êtes sur la page 1sur 3

KOMPLIKASI

Proses peradangan dapat menjalar secara hematogen, limfogen atau langsung

(perkontinuitatum) ke daerah sekitarnya. Infeksi dari submandibula paling sering meulas ke

ruang pharafaring karena pembatas apda ruang ini cukup tipis. Perluasan inidapat secara

langsung atau melalui ruang mastikator melewati muskulus pterigoid medial kemudian ke

pharafaring. selanjutnya infeksi dapat menjalar ke dapat daerah potnesial lainnya. Penjalaran

ke atas dapat mengakibatkan peradangan intracranial ke bawah menyusuri selubung karotis

mencapai mediastinum menyebabkan mediastinitis. Abses juga dapat menyebabkan

kerusakan dinding pembuluh darah. Bila pembuluh karotis mengalami ruptur sehingga terjadi

perdarahan hebat, bila terjadi periflabiti atau endoflabitis, dapat timbul tromboflabitis dan

septikemia.

TERAPI

Terapi antibiotika dosis tinggi terhadap bakteri aerob dan anaerob harus diberikan secara

parenteral. Evakuasi abses dapat dilakukan dalam anestesi lokal untuk abses yang dangkal

dan terlokalisasia atau eksplorasi dalam narkosis bila letak asbes dalam dan luas. Untuk

mendapatkan jenis dan antibiotik yang sesuai dengan bakteri penyebab, uji kepekaan perlu

dilakukan. Namun pemberian antiboiotik secara parenteral diberikan secepatnya tanpa

menunggu hasoil kultur pus. Antibiotik kombinasi (mencakup terhadap bakteri aerob dan

anaerob, gram positif dan gram negatif) adalah pilihan terbaik mengingat bakteri

penyebabnya adalah campuran dari berbagai bakteri. Secara empiris kombinasi ceftriaxone

dengan metronidazole masih cukup baik. Setelah hasil uji sensistivitas kultur pus telah

didapat pemberian antibiotik dapat disesuaikan.

Berdasarkan uji kepekaaan, bakteri aerob memiliki angka sensitifitas tinggi terhadap

ceforazone sulbactam, moxyfloxacine, ceforazone, ceftriaxone, yaitu lebih dari 70%.


Metronidazole dan klindamisin angka sensitifitasnya masih tinggi terutama untuk bakteri

anaerob gram negatif. Antibiotik biasanya dilakukan selama lebih kurang 10 hari.

Tabel 3. Antibiotik yang dianjurkan secara empiris

Antibiotik S I R

Ampicillin 17 6(35%) 3(18%) 8(47%)

Ampicillin + sulbactam 16 6(37%) 5(31%) 5(31%)

Eritromicin 17 6(35%) 1(6%) 10(59%)

Cefixime 9 5(56%) 1(11%) 3(33%)

Chloramphenicl 16 9(56%) 3(19%) 4(25%)

Kotrimoxazole 8 1(12%) 2(25%) 5(63%)

Cefotaxime 16 11(69%) 3(18%) 2(13%)

Gentamycin 17 7(41%) 4(24%) 6(35%)

Cifrofloxacin 17 10(59%) 0 7(41%)

Ceftriaxone 17 12(70%) 1(6%) 4(24%)

Ceftazidime 18 11(61%) 4(22%) 3(17%)

Ceforazone 14 12(86%) 1(7%) 1(7%)

Ceforazone sulbactam + 10 9(90%) 0 1(10%)

Meropenem 16 10(63%) 3(18%) 3(19%)

Moxyfloxacine 12 9(75%) 0 3(25%)


Perawatan pada abses pada prinsipnysa adalah Insisi dan drainase

Definisi insisi adalah pembuatan jalan keluar nanah (purulen) secara bedah (dengan

scalpel). Insisi drainase merupakan tindakan membuang materi purulen yang toksik, sehingga

mengurangi tekanan pada jaringan, memudahkan suplai darah yang mengandung antibiotik

dan elemen pertahanan tubuh serta meningkatkan kadar oksigen di daerah infeksi.

Insisi dibuat pada tempat yang paling berfluktuasi atau setinggi os hioid, tergantung letak

dan luas abses. Pasien dirawat inap sampai 1-2 hari gejala dan tanda infeksi reda.

Gambar. Insisi dan Drainase Abses

Vous aimerez peut-être aussi