Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
SRI WAHYUNI
Kata kunci : Bonita, Peninggi, Jati (Tectona grandis L.f), citra dijital non metrik
resolusi tinggi, teknologi penginderaan jauh.
SUMMARY
SRI WAHYUNI. Identification of growing site (bonita) using the non metric
digital image having 20 cm spatial resolution in KPH Madiun Perhutani Unit II,
East Java. Report. Forest Management, Bogor Agricultural University. Supervised
by I NENGAH SURATI JAYA.
SRI WAHYUNI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan pada
Departemen Manajemen Hutan
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Departemen Manajeman Hutan
Tanggal Lulus :
PERNYATAAN
Sri Wahyuni
NRP. E14070017
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis diberikan
kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan skripsi dengan judul Identifikasi
Kualitas Tempat Tumbuh (Bonita) Menggunakan Citra Dijital Non Metrik
Resolusi Tinggi di KPH Madiun Perum Perhutani unit II Jawa Timur.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Kehutanan di Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut
Pertanian Bogor. Skripsi ini berisi gambaran mengenai penyusunan metode
evaluasi kualitas tempat tumbuh (bonita) Jati (Tectona grandis L,f) menggunakan
teknologi citra dijital nonmentrik resolusi tinggi serta analisis dimensi tegakan
citra (kerapatan tajuk, diameter tajuk dan jumlah pohon) untuk pendugaan kualitas
tempat tumbuh (bonita).
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat
penulis harapkan untuk perbaikan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat dan dapat memberikan informasi yang berguna bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Penulis
RIWAYAT HIDUP
Semoga Allah SWT memberikan limpahan atas kebaikan berupa pahala, serta
diberikan balasan yang setimpal. Amin
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ....................................................................................................... i
DAFTAR TABEL .............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... vi
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2. Kerangka Berfikir ..................................................................................... 3
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 4
1.3 Manfaat ..................................................................................................... 4
II. METODE PENELITIAN
2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 5
2.2. Data, Hardware, Software dan Alat ........................................................ 6
2.3. Metode Penelitian .................................................................................... 11
2.3.1. Pengolahan Awal Citra (Image pre-processing) ............................ 11
2.3.1.1. Koreksi Geometrik ........................................................... 11
2.3.1.2. Analisis Data Citra ............................................................ 12
a. Desain Plot .................................................................... 12
b. Pengukuran Dimensi Tegakan ...................................... 12
2.3.2. Pemetaan Desain Plot Penelitian .................................................... 15
2.3.3. Pengambilan Data Lapangan .......................................................... 15
2.3.4 Pengolahan Data Lapangan ............................................................ 18
2.3.5. Uji Korelasi .................................................................................... 19
2.3.6 Analisis Fungsi Diskriminan ........................................................... 21
2.3.6 Akurasi Peninggi ............................................................................. 22
III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
3.1. Luas Geografis ......................................................................................... 24
3.2. Topografi dan Iklim ................................................................................. 25
3.3. Daerah Aliran Sungai dan Tanah ............................................................. 25
3.4. Kependudukan .......................................................................................... 25
ii
No. Halaman
10. Nilai akurasi klasifikasi bonita peninggi pada BKPH Dungus ...................... 42
11. Fungsi diskriminan untuk kelompok bonita terhadap peubah citra ............... 43
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
No. Halaman
1. Data citra dan data lapangan pada lokasi BKPH Dagangan ................... 48
2. Data citra dan data lapangan pada lokasi BKPH Dungus ....................... 49
3. Klasifikasi bonita lapangan dan bonita peninggi di lokasi
BKPH Dagangan .................................................................................... 50
4. Klasifikasi bonita lapangan dan bonita peninggi di lokasi
BKPH Dungus ........................................................................................ 51
5. Analisis diskriminan bonita lapangan dengan peubah C, D dan N
pada citra untuk BKPH Dagangan dan BKPH Dungus .......................... 52
6. Analisis diskriminan bonita akurasi peninggi dengan peubah
C, D dan N pada citra untuk BKPH Dungus .......................................... 63
7. Analisis diskriminan bonita akurasi peninggi dengan peubah
C, D dan N pada citra untuk BKPH Dungus .......................................... 68
BAB I
PENDAHULUAN
diisyaratkan dengan rata-rata jumlah 100 pohon tertinggi yang hidup merata pada
kawasan dengan luas 1 ha (Arief 2001).
Menurut Poerwowidodo (1990), penyusunan kelas-kelas bonita perlu
memperhatikan umur baku. Jika korelasi antara peninggi dan umur tegakan linier
positif, maka semakin tua suatu tegakan berarti memberikan mutu site yang makin
tinggi. Pada tegakan terlalu tua (>80 tahun), hubungan peninggi dan umur
cenderung tidak lagi linier, sehingga memberikan mutu site terlalu tinggi. Penilaian
mutu site pada tegakan terlalu muda (<30 tahun) sering memberikan mutu site
terlalu rendah. Hal ini berpeluang terjadinya gejolak pada kelas-kelas bonita setiap
kali diadakan pengukuran ulang. Sebenarnya, peninggi sebagai alat ukur
seharusnya mampu dijadikan pengukuran akurat bagi media dan pada lingkungan
yang sama pula. Dengan kata lain, jika peninggi digunakan untuk mengukur
produktivitas suatu kelas bonita pada pengkuran kapan saja akan menghasilkan
nilai yang sama pula. Istomo (1985) menyatakan bahwa peninggi itu sebenarnya
bukan merupakan alat yang akurat. Kenapa dikatakan tidak akurat, Arief (2001)
menyatakan penilaian terlalu rendah bagi tegakan yang masih muda dan sebaliknya
penilaian tertalu tinggi untuk tanaman yang sudah tua. Menurut Colie (1946)
pertumbuhan tanaman jati sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, salah satu
faktor yang amat penting adalah kondisi tanah. Penelitian Siswanto (1997)
menunjukkan persentase kelerengan tanah mempunyai hubungan yang sangat nyata
dengan nilai bonita tanaman jati, dimana pada kondisi lahan yang datar tanaman jati
cenderung tumbuh lebih baik. Penelitian kualialitas tempat tumbuh berdasarkan
sifat-sifat tanah lebih memberikan keuntungan, karena penilaian kualitas tempat
tumbuh ini tidak perlu harus menunggu adanya tegakan. Sedang dalam perencanaan
pengembangan hutan jati penilaian kualitas tempat tumbuh sebelum hutan tersebut
digunakan sangat perlu.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rusdiana et al. (1987)
alternatife lain dapat digunakan adalah penggunaan parameter tanah, dimana
porositas total, bulk density horizon tebal solum dan tebal horizon B merupakan
indikator utama yang dapat membedakan bonita 3.5 dan 4.0. Hal ini menunjukkan
faktor fisik tanah pada horizon B merupakan faktor yang penting bagi pertumbuhan
jati di daerah penelitian.
3
Penurunan kualitas
tempat tumbuh (bonita)
Fungsi Diskriminan
1.3 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menyusunan metode evaluasi kualitas tempat
tumbuh (bonita) Jati (Tectona grandis L,f) menggunakan teknologi citra dijital non
mentrik resolusi tinggi.
1.4 Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam
menentukan kualitas tempat tumbuh (bonita) dengan metode baru menggunakan
penginderaan jauh (remote sensing).
BAB II
METODE PENELITIAN
2. Data Shapfile yang terdiri dari peta batas petak dan peta jaringan jalan yang
mempunyai data atribut pendukung (Gambar 3 dan Gambar 4).
3. Data hasil pengambilan plot penelitian pada tegakan jati di BKPH Dagangan
dan BKPH Dungus (Gambar 5 dan Gambar 6).
Hardware yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu unit komputer
yang dilengkapi dengan Software Erdas Imagine Ver 9.1, ArcView GIS Ver 3.2,
SPSS 16.0, Minitab 14 dengan Analisis Diskriminan dan Microsoft Excel 2007.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu GPS CS 60, suunto klinometer,
kompas, haga hypsometer, pita ukur, dan kamera digital, serta kamera Fisheye.
Gambar 3 Peta grid plot lapangan dan jaringan jalan pada lokasi BKPH Dagangan.
7
Gambar 4 Peta grid plot lapangan dan jaringan jalan pada lokasi BKPH Dungus.
8
Gambar 5 Plot penelitian di BKPH Dagangan.
9
Gambar 6 Plot penelitian di BKPH Dungus.
10
11
Pada penelitian ini dilakukan pengukuran dimensi tegakan citra terhadap peubah-
peubah tegakan, sebagai berikut :
a. Penghitungan Jumlah Pohon (N)
Penafsiran jumlah pohon citra dilakukan dalam satu plot pengamatan
(Gambar 7). Pada setiap tajuk yang membentuk satu kesatuan tajuk pohon dianggap
sebagai satu pohon di lakukan penitikan dengan simbol draw point pada tools
ArcView 3.2
Tajuk
pohon
Gap
Tajuk
Pada atribut citra yang telah dideliniasi, tajuk pohon diklasifikasikan dalam
kelompok 1 sedangkan gap tajuk diklasifikasikan dalam kelompok 0 (Gambar 8).
Perhitungan persentase penutupan tajuk dalam satu luasan plot dilakukan pada
ArcView 3.2 dengan tools summarize.
DtBT
DtUS
Umur Penjarangan
17
18
model liniar dua peubah yang dipakai. Secara umum, nilai R2 yang dianggap baik
jika lebih dari 50%.
Rumus untuk menghitung koefisien determinasi adalah sebagai berikut:
JKT JKS
2 = x 100%
JKT
JKS = (Yj j)
j=1
(Yj )
JKT = Yj n
dimana :
R2 = Koefisien determinasi
JKT = Jumlah kuadrat total
JKS = Jumlah kuadrat sisa
Yj = Nilai Peubah (C, D dan N)
j = Nilai tinggi rata-rata per plot contoh
n = Banyaknya plot contoh
X i Yj ( X i )( Yj ) / n
r=
X 2
i
( X i ) 2 / n Y 2 j ( Yj ) 2 / n
dimana:
xi = Dimensi tinggi pohon ke i
yj = Dimensi peubah pada citra ke j
n = jumlah pohon
lainnya akan meningkat pula. Bila r mendekati -1 atau +1 maka hubungan antara
peubah itu kuat dan terdapat korelasi yang tinggi antara kedua peubah itu (Walpole
1995).
dimana :
Di = niai diskriminan dari bonita ke-i
i = 3.0, 3.5, 4.0
(D merupakan peubah tak bebas)
bj = koefisien atau timbangan diskriminan dari peubah
Xij = peubah (atribut) ke-j dari responden ke i
Xij merupakan peubah bebas/prediktor
Persiapan dan
Mulai Pengumpulan Mosaik
Data Citra
Koreksi Geometrik
Evaluasi
TIDAK Analisis Fungsi Diskriminan
TIDAK
Accuracy Tt YA Analisis
Diterima
Selesai
3.4 Kependudukan
1. Penduduk
Jumlah penduduk dalam kecamatan yang masuk dalam wilayah kerja KPH
Madiun adalah 804.789 jiwa, terdiri dari 393.121 laki-laki dan 411.667
perempuan.
26
2. Mata Pencaharian
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa mata pencaharian masyarakat
sekitar bervariasi, yaitu: petani, pedagang, buruh, pegawai negeri/ABRI, dan lain-
lain, seperti yang terlihat pada Tabel 1.
9
D cit ra
70
D_c it r a
C_c it r a
6
60
5
4 50
3
40
5.0 7.5 10.0 12.5 15.0 17.5 20.0 22.5
5.0
N_citra
85
80
C cit ra
75
70
65
60
5.0 7.5 10.0 12.5 15.0 17.5
N citra
70
C_cit ra
60
50
40
5.0 7.5 10.0 12.5 15.0 17.5 20.0 22.5
N_citra
3.5 3.5
4.0 4.0
80
C_cit ra 70
60
50
40
3 4 5 6 7 8 9
7.5 20.0 22.5 D_citra
3.5 3.5
4.0 4.0
80
70
C_cit ra
60
50
40
3 4 5 6 7 8 9
5 20.0 22.5 D_citra
Dari hasil data di lapangan dan citra diperoleh matriks korelasi untuk
BKPH Dagangan sebagaimana disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Matriks korelasi antara peubah tinggi total rata-rata dengan peubah pada
citra pada BKPH Dagangan
Peubah Tt C D
C 0.125
D 0.436 0.222
N 0.245 0.615 -0.22
30
25
20
Tinggi (m)
15
10
0
0 20 40 60 80 100
C citra (%)
Gambar 20 Hubungan antara tinggi pohon dengan persentase kerapatan tajuk (C)
di lokasi BKPH Dagangan.
30.00
25.00
20.00
Tinggi (m)
15.00
10.00
5.00
0.00
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00
D citra (m)
30.00
25.00
20.00
Tinggi (m)
15.00
10.00
5.00
0.00
0 5 10 15 20
N citra
Untuk BKPH Dungus nilai korelasi antara peubah tinggi dengan peubah C, D, dan
N pada citra ditunjukkan oleh matriks korelasi pada Tabel 3.
Tabel 3 Matriks korelasi antara peubah tinggi total rata-rata dengan peubah pada
citra pada BKPH Dungus
Peubah Tt C D
C 0.541
D 0.883 0.301
N -0.498 0.097 -0.647
Nilai korelasi tertinggi ditunjukkan antara peubah tinggi total rata-rata (Tt)
dengan peubah diameter tajuk (D) pada citra dengan nilai R sebesar 0.883. Grafik
hubungan antara tinggi pohon dengan nilai peubah pada citra untuk lokasi BKPH
Dungus diitunjukkan pada oleh Gambar 23 sampai dengan Gambar 25.
30.000
25.000
20.000
Tingi (m)
15.000
10.000
5.000
0.000
0 20 40 60 80 100
Ccitra (%)
Pada Gambar 23, terlihat hubungan antara tinggi pohon dengan persentase
kerapatan tajuk (C) yang memiliki nilai korelasi positif sebesar 0.541 (R2 = 29.2%)
dengan model regresi Y= 0.231X + 7.904 (Y= Tinggi pohon, X= Kerapatan tajuk).
34
35.000
30.000
25.000
Tinggi (m) 20.000
15.000
10.000
5.000
0.000
0 5 10 15 20 25
N_Citra
Pada Gambar 24, terlihat hubungan antar tinggi pohon dengan jumlah
pohon (N) yang memiliki nilai korelasi negatif sebesar -0.498 (R2= 24.7%) dengan
model regresi Y= -0.552X + 31.92 (Y= Tinggi pohon, X= Jumlah Pohon).
35.000
30.000
25.000
Tinggi (m)
20.000
15.000
10.000
5.000
0.000
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00
D_Citra (m)
4.5
4.0
3.5
3.0
Bonita
2.5
2.0
1.5
1.0
0.5
0.0
0.896 0.898 0.900 0.902 0.904 0.906 0.908 0.910 0.912
Rd130/d50
Pada Gambar 26 terlihat bahwa nilai bonita akan semakin tinggi bila rasio
antara diameter 130cm dengan diameter 50cm semakin kecil atau mendekati
silindris, begitu pula sebaliknya. Hubungan antara rasio rata-rata diameter pohon
dengan bonita pada BKPH Dagangan mempunyai nilai koefisien determinasi
sebesar 95,4% dengan model regresi Y = 1E+09e-21.5x.
36
5.0
4.0
Bonita
3.0
2.0
1.0
0.0
0.8500 0.8550 0.8600 0.8650 0.8700 0.8750
Rasio d130/d50
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
C D N CD CN DN CDN
Pada Tabel 4 dapat terlihat bahwa nilai akurasi yang paling tinggi
dihasilkan oleh nilai peubah C, CD, CN dan CDN yaitu sebesar 52,6%. Nilai
akurasi ini menjelaskan bahwa dengan menggunakan peubah persentase kerapatan
tajuk (C) pada citra dapat menjelaskan bonita di lapangan dengan baik, sama
baiknya dengan menggunakan peubah CDN. Ini dapat diartikan bahwa dengan
menggunakan peubah C saja sudah dapat menentukan kelas bonita di lapangan di
lokasi BKPH Dagangan.
Pada lokasi BKPH Dungus nilai akurasi klasifikasi menggunakan peubah
citra terhadap bonita yang diperoleh di lapangan ditampilkan dalam Tabel 5, Grafik
proporsi yang benar disajikan pada Gambar 29.
54%
52%
50%
48%
46%
44%
42%
40%
C D N CD CN DN CDN
Pada Tabel 5 dilihat bahwa nilai akurasi paling tinggi ditunjukkan oleh
nilai analisis diskriminan bonita lapangan terhadap peubah diameter tajuk (D) pada
citra, dengan nilai akurasi benar sebesar 52,6%. Pada lokasi BKPH Dungus nilai
diameter tajuk saja sudah cukup dapat mewakili dalam penentuan kelas bonita
dengan akurasi sebesar 52,6%.
Nilai diskriminan yang diperoleh dari hasil analisis terlampir pada
Lampiran 5 memberikan fungsi diskriminan sebagaimana ditampilkan dalam Tabel
6.
39
Tabel 9 Nilai akurasi klasifikasi bonita akurasi peninggi pada BKPH Dagangan
Peubah tegakan Proporsi Benar
C 52.60%
D 50.00%
N 60.50%
CD 63.20%
CN 65.80%
DN 68.40%
CDN 68.40%
80%
70%
60%
50%
40%
bonita peninggi
30%
20%
10%
0%
C D N CD CN DN CDN
Pada lokasi BKPH Dungus, nilai akurasi klasifikasi benar dari hasil
analisis diskriminan ditampilkan pada Tabel 10. Gambaran nilai untuk masing-
masing kombinasi analisis ditampilkan dalam grafik proporsi yang ditunjukkan
pada Gambar 31.
90%
80%
70%
60%
50%
40%
Bonita evaluasi
30% peninggi
20%
10%
0%
C D N CD CN DN CDN
Pada lokasi BKPH Dungus nilai akurasi tertinggi ditunjukkan oleh nilai
akurasi menggunakan tiga peubah pada citra, yaitu: kerapatan tajuk (C), diameter
tajuk (D), dan jumlah pohon (N) dengan nilai persentase sebesar 81,6%. Namun
dengan menggunakan diameter tajuk saja sudah cukup dapat mewakili penentuan
bonita, karena akurasi menggunakan peubah D sebesar 73,6%.
43
Nilai diskriminan yang diperoleh dari hasil analisisis terlampir pada Lampiran 6
dan 7, memberikan fungsi diskriminan sebagaimana tercantum dalam Tabel 11.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan kajian yang diperoleh pada studi ini, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Akurasi kesesuaian peta bonita yang ada saat ini menggunakan peubah
peninggi hanya sebesar 28,9% untuk BKPH Dagangan dan 23,7% untuk
BKPH Dungus.
2. Peubah-peubah tegakan berupa kerapatan tajuk (C), diameter tajuk (D) dan
jumlah pohon (N) yang diukur pada citra dijital resolusi tinggi dapat
digunakan sebagai peubah penduga kualitas tempat tumbuh (bonita) jati.
3. Nilai akurasi paling tinggi untuk klasifikasi bonita menggunakan peubah
citra C, D dan N yang diukur pada citra adalah 68,4% untuk lokasi BKPH
Dagangan dan 81,6% untuk BKPH Dungus.
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan re-evaluasi peta kelas bonita di lapangan karena tingkat
kesalahan peta bonita yang ada saat ini cukup tinggi khususnya di KPH
Madiun Perum Perhutani Unit II Jawa Timur.
2. Perlu pengujian-pengujian lebih lanjut terhadap model atau fungsi
diskriminan yang telah dibangun pada penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Colle TS. 1946. Relation of Soil Characteristic to site Index Lower Re6n~on. of
North Carolina Duke. Univ. scool For Bull. 13
Darusman, D. 2002. Nilai dan Etika Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat.
Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Glass G. V. dan Hopkins, K.D. 1984. Statistika Methods in Education and
psychology (ed. Ke-2). Englewood.
Grushcow GP dan Evans TC. 19599. The relation of cubic poot volume growth to
stand density in young slash pine stand. Forest sei; 5(1) : Hal 49-55.
Hadjar I. 1995. Dasar- dasar metodologi penelitian kwantitatif dalam pendidikan.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Haeruman H. 1965. Kualifikasi Tempat tumbuh Tegakan Jati (Tectona grandis
L.f.) di Jawa. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutan IPB.
Istomo. 1985. Penentuan Bonita Jati dengan Parameter Kualitas Tanah. Jurnal
Manajemen Hutan Vol. VI. Bogor: Fakultas Kehutanan IPB
Jaya INS. 2002. Aplikasi SIG untuk Kehutanan. Bogor: Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor.
Jaya INS. 2010. Analisis Citra Digital: Perspektif Penginderaan Jauh untuk
Pengelolaan Sumberdaya Alam. Bogor: Fakultas Kehutanan IPB.
Jonathan S. 2009. Teori Analisis Multivariate.
http://www.jonathansarwono.info/mvariat/multivariate.htm [10Januari 2012]
Mayer, WL. 1984. Integration of remotely sensing data into geographic
information: in Richason JR. BF (ed). Procedding PECORA VII symposium,
Remote Sensing. Amerika society of photogrammetry. Falls
Charch.Virginia, Hal 3-14.
McMillan JH dan Schummeacher, S. 1989. Research in education: A conceptual
introduction (ca ke-3). Glosview II. Scott Forestman and Co.
[Perum Perhutani]. 1999. Petunjuk Kerja Pelaksanaan Penjarangan. Biro
Perencanaan Unit III Jawa Barat. Bandung
Poerwowidodo. 1990. Gatra Tanah dalam Pembangunan Hutan Tanaman
Industri di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers.
46
Wulfing W Von. 1938. Tabel Tegakan Tanaman Jati. Jakarta: Perum Perhutani.
LAMPIRAN
48
Lampiran 1 Data Citra dan Data Lapangan pada lokasi BKPH Dagangan
Tt R
No N D C D C N
Umur Bonita rata- d130/
plot citra citra citra lap lap lap
rata d50
8 45 3.5 21.13 0.975 10 8.47 89 9.39 50.0 8
9 45 3.5 21.67 0.910 10 8.99 82 9.52 53.0 9
17 45 3.5 20.56 0.910 9 8.69 80 9.51 52.0 9
18 45 3.5 20.70 0.901 12 8.24 83 9.41 58.0 10
19 73 3.0 27.17 0.908 8 9.85 79 9.91 61.0 9
27 39 3.5 20.20 0.932 6 6.00 65 7.49 50.0 5
38 39 3.5 23.89 0.877 9 6.70 79 8.35 62.5 9
42 73 3.0 27.60 0.939 14 9.30 92 10.52 81.0 15
43 73 3.0 27.43 0.926 13 8.81 91 8.99 69.0 14
50 39 3.5 24.00 0.916 6 6.50 65 8.40 55.0 5
51 39 3.5 23.25 0.879 8 6.39 85 7.98 80.0 10
64 39 3.5 24.00 0.930 10 6.90 85 8.21 85.0 10
70 73 3.0 27.71 0.912 14 8.86 91 9.62 73.0 14
101 73 3.0 27.44 0.865 9 9.72 73 8.87 46.0 9
112 67 3.5 23.60 0.878 9 8.56 82 9.60 64.0 10
129 67 3.5 25.10 0.884 11 8.67 83 10.01 56.0 10
136 67 4.0 25.92 0.866 11 9.48 82 8.95 59.0 12
143 70 3.5 27.00 0.858 8 9.65 81 12.21 60.0 7
152 67 4.0 27.00 0.865 17 8.37 83 8.26 62.0 17
168 67 4.0 26.27 0.924 12 8.83 85 8.43 62.0 11
175 70 3.5 27.00 0.869 7 10.49 84 11.73 66.0 8
177 70 3.5 27.00 0.866 5 9.40 62 11.81 40.0 4
184 67 4.0 26.78 0.926 11 9.35 85 9.77 62.0 10
188 59 4.0 23.67 0.900 6 9.85 82 11.63 54.0 6
194 70 3.5 26.08 0.896 13 7.52 76 8.34 55.0 13
201 67 4.0 26.30 0.925 10 8.60 81 9.21 58.0 10
216 67 4.0 26.33 0.871 9 8.93 77 9.60 50.0 9
220 59 4.0 23.40 0.941 9 10.09 85 11.54 80.0 10
225 70 3.5 25.83 0.915 6 9.70 65 10.18 45.0 6
231 67 4.0 26.82 0.886 10 8.96 83 8.86 55.0 11
244 61 3.5 27.89 0.912 9 9.72 88 11.16 70.0 9
245 61 3.5 27.55 0.908 10 8.66 86 9.26 63.0 11
250 59 4.0 22.60 0.881 9 9.82 84 11.03 65.0 10
257 61 3.5 27.08 0.930 12 8.56 92 9.68 69.0 12
276 59 4.0 21.70 0.884 10 8.63 94 10.09 68.0 10
282 61 3.5 27.90 0.895 11 9.56 94 10.56 67.0 10
284 61 3.5 28.25 0.906 8 9.45 79 10.26 55.0 8
292 61 3.5 26.00 0.869 12 8.73 83 9.02 59.0 12
49
Lampiran 2 Data Citra dan Data Lapangan pada lokasi BKPH Dungus
Tt R
No N D C D C N
Umur Bonita rata- d130/
plot citra citra citra lap Lap lap
rata d50
7 68 4.0 25.833 0.8951 5 7.80 57.0 9.60 34.0 6
8 68 4.0 25.375 0.9087 7 6.68 63.0 9.20 48.0 8
16 68 4.0 25.722 0.8733 8 7.50 74.0 9.81 60.0 9
23 68 4.0 26.850 0.8532 10 6.83 72.0 9.89 53.0 10
27 58 4.0 26.433 0.8513 15 7.14 75.0 8.59 68.0 15
33 68 4.0 27.000 0.8449 13 8.15 78.0 11.13 63.0 11
34 68 4.0 26.938 0.8855 11 6.34 73.0 10.45 52.0 8
36 56 3.5 15.250 0.8416 15 5.00 45.0 4.97 29.0 19
38 58 4.0 26.800 0.8787 14 6.63 87.0 8.81 70.0 15
51 56 3.5 26.462 0.8695 15 6.81 67.0 7.66 51.0 13
52 24 4.0 22.250 0.8002 19 5.50 71.0 6.10 75.0 20
58 68 4.0 27.857 0.8570 12 7.85 83.0 11.42 57.0 7
66 56 3.5 26.867 0.8632 14 7.07 80.0 8.57 69.0 15
73 68 4.0 27.917 0.8733 13 7.20 77.0 11.06 75.0 12
83 56 3.5 26.156 0.8846 16 7.89 78.0 8.26 69.0 16
88 68 4.0 26.962 0.8373 12 7.59 66.0 8.90 52.0 13
100 56 3.5 26.708 0.9085 14 8.10 55.0 7.22 45.0 12
105 68 4.0 26.538 0.8635 13 7.55 72.0 7.39 48.0 13
123 68 4.0 26.912 0.8564 17 6.50 86.0 10.28 81.0 17
141 68 4.0 26.696 0.8707 22 6.00 87.0 8.94 86.0 23
175 22 3.5 15.640 0.8038 21 4.33 60.0 4.99 77.5 25
176 22 3.5 14.818 0.8776 22 3.67 60.0 4.48 60.0 22
192 57 3.0 26.364 0.8993 13 6.88 72.0 8.35 50.0 11
213 57 3.0 26.250 0.8955 12 7.72 80.0 8.70 62.0 14
215 69 4.0 27.364 0.8463 14 7.20 82.0 10.63 69.0 11
234 57 3.0 25.889 0.8225 8 8.18 67.0 9.17 46.0 9
235 68 4.0 26.571 0.8241 16 7.23 81.0 9.51 75.0 14
236 69 4.0 25.273 0.7892 17 7.08 68.0 9.15 55.0 11
241 22 3.5 15.545 0.8514 18 3.98 62.5 4.56 65.0 22
246 71 4.0 26.444 0.8698 9 8.00 65.0 8.76 45.0 9
253 65 3.5 28.167 0.8615 11 8.36 85.0 11.57 69.0 9
254 69 4.0 26.000 0.8605 15 6.58 79.0 8.75 64.0 14
259 22 3.5 15.591 0.8376 19 3.57 72.0 4.82 65.0 22
263 71 4.0 27.611 0.8311 10 8.00 70.0 10.21 57.0 11
271 65 4.0 27.088 0.8794 17 7.00 87.0 9.89 78.0 17
275 22 3.5 16.028 0.8928 14 3.92 72.0 4.79 60.0 18
289 71 4.0 25.300 0.8795 12 8.00 76.0 9.70 57.0 10
294 71 4.0 26.182 0.8041 11 8.50 78.0 10.48 65.0 11
50
Lampiran 5 hasil analisis dikriminan bonita lapangan untuk BKPH Dagangan dan
BKPH Dungus
3.0 3.5
Constanta -53.010 -55.585
C citra 1.312 1.344