Vous êtes sur la page 1sur 15

MAKALAH PEMBANGKIT

LISTRIK TENAGA ANGIN

KELOMPOK 1
Ketua : Agun Muliyadi Aritonang

Sekretaris : Widi Ayuni

Bendahara : Ananda Ayu Mawardah

Anggota : - Anisyah Afifah

- Ardhien Ahfan

- Aldiansyah

- Deby Paulina

Kelas : XI IPA 6

SMA NEGERI 1 TEBING TINGGI


PRA KARYA

2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tebing Tinggi, September 2016

Kelompok 1
DAFTAR ISI

BAB . I....................................... PENDAHULUAN

BAB. II...................................... PEMBAHASAN

BAB. III.................................... PENUTUP


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengembangan energi alternative baru dan terbarukan sedang digalakan melalui kebijakan-
kebijakan pemerintah untuk mendorong dan memfasilitasi pemanfaatan sumber
energi terbarukan. Dan juga untuk mengatasi krisis sumber energi dan pemanasan global yang di
akibatkan dari penggunaan sumber energi fosil.

Energi terbarukan berasal dari proses alami dan kemungkinan tidak akan pernah habis.
Energi terbarukan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan energi dari sumber yang
alami regenerasi dan karenanya, hampir tak terbatas. Ini termasuk energi surya, energi angin,
tenaga air, biomassa (berasal dari tumbuhan), energi panas bumi (panas dari bumi), dan energi
laut.

Peningkatan penggunaan energi terbarukan bisa mengurangi pembakaran bahan bakar fosil
(batubara, minyak bumi, dan gas alam), menghilangkan polusi udara yang terkait dan emisi
karbon dioksida, dan berkontribusi untuk kemandirian energi nasional dan keamanan ekonomi
dan politik.

Masing-masing sumber energi alternatif memiliki kelebihan dan kekurangan, dan banyak
pengamat berharap bahwa satu atau lebih dari mereka suatu hari nanti dapat memberikan sumber
energi jauh lebih baik dibandingkan konvensional, metode pembakaran bahan bakar fosil.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1.2.1 Bagaimana sejarah penggunaan dari energi angin?
1.2.2 Bagaimana proses terbentuknya energi angin?
1.2.3 Bagaimana prinsip kerja dari energi angin?
1.2.4 Apa saja keuntungan dan kerugian dari energi angin?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu untuk :
1.3.1 Mengetahui sejarah penggunaan dari energi angin.
1.3.2 Mengetahui proses terbentuknya energi angin.
1.3.3 Mengetahui prinsip kerja dari energi angin.
1.3.4 Mengetahui keuntungan dan kerugian dari energi angin.
1.4 Metode Penulisan
Pada penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode kupustakaan dan mencari
sumber-sumber yang berhubungan dengan energi angin dari media internet. Baik itu berupa
jurnal-jurnal maupun bahan bacaan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Energi Angin

Energi angin telah lama dikenal dan dimanfaatkan manusia. Sejak zaman dahulu, orang telah
memanfaatkan energi angin. Lebih dari 5.000 tahun yang lalu, orang Mesir kuno menggunakan
angin untuk berlayar kapal di Sungai Nil. Kemudian, orang-orang membangun kincir angin
untuk menggiling gandum dan biji-bijian lainnya. Naskah tertua tentang kincir angin terdapat
dalam tulisan Arab dari abad ke-9 Masehi yang menjelaskan bahwa kincir angin yang
dioperasikan di perbatasan Iran dan Afganistan sudah ada sejak beberapa abad sebelumnya,
kadang disebut Persian windmill. Kincir angin dikenal paling awal adalah di Persia (Iran). Awal
kincir angin ini tampak seperti roda dayung besar. Berabad-abad kemudian, orang-orang Belanda
meningkatkan desain dasar kincir angin mereka. Kualitas kreatifitas masyarakat Belanda akan
aplikasi kincir angin, membuat Belanda menjadi terkenal dengan kincir anginnya. Sedangkan
koloni Amerika menggunakan kincir angin untuk menggiling gandum dan jagung, untuk
memompa air, dan memotong kayu di penggergajian. Pada akhir tahun 1920-an, Amerika
menggunakan kincir angin kecil untuk menghasilkan listrik di daerah pedesaan yang hidup tanpa
layanan listrik. Ketika kabel listrik mulai digunakan untuk transportasi listrik di daerah pedesaan
di tahun 1930-an, kincir angin lokal menjadi semakin jarang digunakan. Meskipun demikian,
kincir angin tersebut masih dapat dilihat pada beberapa peternakan di daerah barat. Kekurangan
minyak pada 1970-an mengubah gambaran mengenai energi untuk negara dan dunia. Ini
menciptakan suatu kepentingan sumber energi alternatife baru, membuka jalan bagi masuknya
kembali kincir

Angin untuk menghasilkan listrik. Pada awal 1980an energi angin menjadi sangat luar biasa
di California, sebagian besar karena kebijakan negara yang mendorong sumber energi
terbarukan. Dukungan untuk pembangunan angin telah menyebar ke negara lain, tapi pada saat
itu California masih dapat memproduksi sebanyak lebih dari dua kali energi angin apapun di
negara lain. Kincir angin jenis Persian windmill juga digunakan di Cina untuk menguapkan air
laut dalam memproduksi garam. Terakhir masih digunakan di Crimea, Eropa dan Amerika
Serikat. Selanjutnya sejarah berkembang menjadi manipulasi fungsi. Kincir angin yang pertama
kali digunakan untuk membangkitkan listrik, dibangun oleh P.La Cour dari Denmark diakhir
abad ke19. Setelah perang dunia I, kincir angin diterapkan pada layar dengan penampang
melintang menyerupai sudut propeler pesawat yang pada masa ini disebut type propeler atau
turbin. Eksperimen kincir angin sudut kembar dilakukan di Amerika Serikat tahun 1940,
berukuran sangat besar. Mesin raksasa ini disebut mesin Smith-Putman, karena salah satu
perancangnya bernama Palmer Putman, kapasitasnya 1,25 MW yang dibuat oleh Morgen Smith
Company dari York Pensylvania. Diameter propelernya 175 ft (55m) beratnya 16 ton dan
menaranya setinggi 100 ft (34m). Tapi dikemudian hari salah satu batang propelernya patah pada
tahun 1945.
2.2 Pengertian Angin

Secara singkat dapat dijelaskan bahwa angin adalah udara yang bergerak. Menurut Buys
Ballot, ahli ilmu cuaca dari Perancis, angin adalah massa udara yang bergerak dari daerah
bertekanan maksimum ke daerah bertekanan minimum. Gerakan massa udara yang arahnya
horizontal dikenal dengan istilah angin. Anemometer mangkok adalah alat yang digunakan untuk
mengukur kecepatan angin. Satuan yang biasa digunakan dalam menentukan kecepatan angin
adalah km/jam atau knot (1 knot = 0,5148 m/det = 1,854 km/jam). Sisteman penamaan angin
biasanya dihubungkan dengan arah datangnya massa udara tersebut.

Ladang Angin atau wind farm adalah serangkaian tiang turbin angin yang di desain untuk
menyuplai listrik dari kekuatan angin bagi penduduknya dan sebagai bentuk dalam upaya
menyelamatkan bumi dari kerusakan alam akibat eksplorasi sumber bahan bakar secara besar-
besaran di lepas pantai atau daratan.

2.3 Sumber Energi Angin

Angin disebabkan oleh pemanasan sinar matahari yang tidak merata di atas permukaan bumi.
Udara yang lebih panas akan mengembang menjadi ringan dan bergerak naik ke atas, sedangkan
udara yang lebih dingin akan lebih berat dan bergerak menempati daerah tersebut. Perbedaan
tekanan atmosfer pada suatu daerah yang disebabkan oleh perbedaan temperatur akan
menghasilkan sebuah gaya. Perbedaan dalam tekanan dinyatakan dalam istilah gradien tekanan
merupakan laju perubahan tekanan karena perbedaan jarak. Gaya gradien merupakan gaya yang
bekerja dalam arah dari tekanan lebih tinggi ketekanan yang lebih rendah. Arah gaya gradien
tekanan di atmosfer tegak lurus permukaan isobar. Beberapa karakteristik angin:

22.3.1 Angin Darat-Laut

Wilayah Indonesia merupakan daerah kepulauan dengan luas lautan lebih besar dari
daratan. Angin darat-laut disebabkan karena daya serap panas yang berbeda antara daratan dan
lautan. Perbedaan karakteristik laut dan darat tersebut menyebabkan angin di pantai akan bertiup
secara kontinyu.

2.3.2 Angin Orografi

Angin orografi merupakan angin yang dipengaruhi oleh perbedaan tekanan antara
permukaan tinggi dengan permukaan rendah (angin gunung dan angin lembah). Pada pagi
sampai menjelang siang hari, bagian lereng atau punggung pegunungan lebih dahulu disinari
matahari bila dibandingkan dengan wilayah lembah. Akibatnya, wilayah lereng lebih cepat panas
dan mempunyai tekanan udara yang rendah, sedangkan suhu udara di daerah lembah masih
relatif dingin sehingga mempunyai tekanan udara yang tinggi. Maka massa udara bergerak dari
lembah ke lereng atau ke bagian punggung gunung. Massa udara yang bergerak ini disebut
sebagai angin lembah.

Pada malam hari, suhu udara di wilayah gunung sudah sedemikian rendah sehingga
terjadi pengendapan massa udara padat dari wilayah gunung ke lembah yang masih relatif lebih
hangat. Gerakan udara inilah yang disebut angin gunung.

2.4. Turbin Angin

Turbin angin adalah suatu kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik.
Sistem kerjanya adalah mengkonversikan tenaga angin menjadi tenaga listrik. Berikut pada
gambar dibawah ini akan dijelaskan mengenai bagianbagian penyusun dari turbin angin :

Bagian Dalam Turbin Angin

Sesuai susunan dan fungsi dari beberapa komponen penting dalam turbin pembangkit listrik
tersebut, maka dapat diuraikan tugas dan fungsinya masing-masing.
1. Blades (Bilah Kipas): Kebanyakan turbin angin mempunyai 2 atau 3 bilah kipas angin yang
menghembus menyebabkan turbin tersebut berputar.

2. Rotor: Bilah kipas bersama porosnya dinamakan rotor Tower (Menara): Menara bisa dibuat dari
pipa baja, beton, ataupun rangka besi. Karena kencangnya angin bertambah dengan seiring
dengan bertambahnya ketinggian, maka makin tinggi menara makin besar tenaga angin yang
didapat.

3. Pitch (Sudut Bilah Kipas): Bilah kipas dapat diatur sudutnya sesuai dengan kecepatan rotor yang
dikehendaki. Tergantung kondisi angin yang terlalu rendah atau terlalu kencang.

4. Brake (Rem): Suatu rem cakram yang dapat digerakkan secara mekanis dengan bantuan tenaga
listrik atau hidrolik untuk menghentikan rotor atau saat keadaan darurat.

5. Low-speed shaft (Poros Puutaran Rendah): Poros turbin yang berputar kira-kira 30-60 rpm.
6. Gear box (Roda Gigi): Roda gigi menaikkan putaran dari 30-60 rpm menjadi sekitar 1000-1800
rpm. Ini merupakan tingkat putaran standar yang disyaratkan untuk memutar generator listrik.

7. Generator: Generator pembangkit listrik, biasanya sekarang disebut alternator arus bolak-balik.

8. Controller (Alat Pengontrol): Alat Pengontrol ini men-start turbin pada kecepatan angin kira-kira
12-25 km/jam, dan kemudian mematikannya pada kecepatan 90 km/jam. Turbin tidak beroperasi
di atas 90 km/jam. Hal ini dikarenakan tiupan angin yang terlalu kencang dapat merusakkannya.

9. Anemometer: Mengukur kecepatan angin dan mengirim data angin ke alat pengontrol.

10. Wind vane (Tebeng Angin): Mengukur arah angin, berhubungan dengan penggerak arah yang
memutar arah turbin disesuaikan dengan arah angin.

11. Nacelle (Rumah Mesin): Rumah mesin ini terletak di atas menara . Di dalamnya berisi gearbox,
poros putaran tinggi/rendah, generator, alat pengontrol, dan alat pengereman.

12. High-speed shaft (Poros Putaran Tinggi): Berfungsi untuk menggerakkan generator.

13. Yaw drive (Penggerak Arah): Penggerak arah memutar turbin ke arah angin untuk desain turbin
yang menghadap angin. Untuk desain turbin yang mendapat hembusan angin dari belakang tak
memerlukan alat ini.

14. Yaw motor (Motor Penggerak Arah): Motor listrik yang menggerakkan Yaw drive.

15. Tower (Menara).

2.5 Jenis Turbin Angin


Turbin angin memanfaatkan energi kinetik dari angin dan mengkonversinya menjadi energi
listrik. Ada dua jenis turbin angin yang utama:
Turbin Angin Sumbu Horizontal (TASH) / Horizontal Axis Wind Turbin (HAWT)
Turbin Angin Sumbu Vertikal (TASV) / Vertical Axis Wind Turbin (VAWT)
2.5.1 Turbin Angin Sumbu Horizontal
Turbin Angin Sumbu Horizontal Turbin angin sumbu horizontal (TASH) memiliki poros
rotor utama dan generator listrik di puncak menara. Turbin berukuran kecil diarahkan oleh
sebuah baling-baling angin (baling-baling cuaca) yang sederhana, sedangkan turbin berukuran
besar pada umumnya menggunakan sebuah sensor angin yang digandengkan ke sebuah servo
motor. Sebagian besar memiliki sebuah gear box yang mengubah perputaran kincir yang pelan
menjadi lebih cepat berputar. Karena sebuah menara menghasilkan turbulensi di belakangnya,
turbin biasanya diarahkan melawan arah anginnya menara. Bilah-bilah turbin dibuat kaku agar
mereka tidak terdorong menuju menara oleh angin berkecepatan tinggi. Turbin angin sumbu
horizontal dapat dilihat pada gambar berikut.
Turbin Angin Sumbu Horizontal

a. Kelebihan TASH
Dasar menara yang tinggi membolehkan akses ke angin yang lebih kuat di tempat-tempat
yang memiliki geseran angin, perbedaan antara laju dan arah angin antara dua titik yang jaraknya
relatif dekat di dalam atmosfer bumi. Di sejumlah lokasi geseran angin, setiap sepuluh meter ke
atas, kecepatan angin meningkat sebesar 20%.

b. Kelemahan TASH
Menara yang tinggi serta bilah yang panjangnya bisa mencapai 90 meter sulit diangkut.
Diperkirakan besar biaya transportasi bisa mencapai 20% dari seluruh biaya peralatan turbin
angin.
TASH yang tinggi sulit dipasang, membutuhkan derek yang yang sangat tinggi dan mahal serta
para operator yang trampil.
Konstruksi menara yang besar dibutuhkan untuk menyangga bilah-bilah yang berat, gearbox,
dan generator.
TASH yang tinggi bisa memengaruhi radar airport.
Ukurannya yang tinggi merintangi jangkauan pandangan dan mengganggu
penampilanlandscape/Pemandangan.
TASH membutuhkan mekanisme kontrol yaw tambahan untuk membelokkan kincir ke arah
angin.

2.5.2 Turbin Angin Sumbu Vertikal


Turbin angin sumbu vertikal memiliki bilah yang memanjang dari atas ke bawah. Turbin angin
jenis ini yang paling umum adalah turbin angin Darrieus, dinamai sesuai dengan nama insinyur Perancis
Georges Darrieus yang desainnya dipatenkan pada tahun 1931. Jenis turbin angin vertikal biasanya
berdiri setinggi 100 meter dengan lebar 50 kaki. Turbin angin sumbu vertikal dapat dilihat pada gambar
berikut.

Turbin Angin Sumbu Vertikal

a. Kelebihan TASV
Tidak membutuhkan struktur menara yang besar.

Karena bilah-bilah rotornya vertikal, tidak dibutuhkan mekanisme yaw.

Sebuah TASV bisa diletakkan lebih dekat ke tanah, membuat pemeliharaan bagian-bagiannya yang
bergerak jadi lebih mudah.

TASV memiliki sudut airfoil (bentuk bilah sebuah baling-baling yang terlihat secara melintang) yang lebih
tinggi, memberikan keaerodinamisan yang tinggi sembari mengurangi drag pada tekanan yang rendah
dan tinggi.

Desain TASV berbilah lurus dengan potongan melintang berbentuk kotak atau empat persegi panjang
memiliki wilayah tiupan yang lebih besar untuk diameter tertentu daripada wilayah tiupan berbentuk
lingkarannya TASH.

TASV memiliki kecepatan awal angin yang lebih rendah daripada TASH. Biasanya TASV mulai
menghasilkan listrik pada 10km/jam (6 m.p.h.)

TASV biasanya memiliki tip speed ratio (perbandingan antara kecepatan putaran dari ujung sebuah bilah
dengan laju sebenarnya angin) yang lebih rendah sehingga lebih kecil kemungkinannya rusak di saat
angin berhembus sangat kencang.

TASV bisa didirikan pada lokasi-lokasi dimana struktur yang lebih tinggi dilarang dibangun.

TASV yang ditempatkan di dekat tanah bisa mengambil keuntungan dari berbagai lokasi yang
menyalurkan angin serta meningkatkan laju angin (seperti gunung atau bukit yang puncaknya datar dan
puncak bukit),
TASV tidak harus diubah posisinya jika arah angin berubah.

Kincir pada TASV mudah dilihat dan dihindari burung.

b. Kekurangan TASV
Kebanyakan TASV memproduksi energi hanya 50% dari efisiensi TASH karena drag tambahan yang
dimilikinya saat kincir berputar.

TASV tidak mengambil keuntungan dari angin yang melaju lebih kencang di elevasi yang lebih tinggi.

Kebanyakan TASV mempunyai torsi awal yang rendah, dan membutuhkan energi untuk mulai berputar.

Sebuah TASV yang menggunakan kabel untuk menyanggahnya memberi tekanan pada bantalan dasar
karena semua berat rotor dibebankan pada bantalan. Kabel yang dikaitkan ke puncak bantalan
meningkatkan daya dorong ke bawah saat angin bertiup.

2.6 Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Angin


Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam, Pembangkit Listrik Tenaga
Angin mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin
atau kincir angin. Cara kerjanya cukup sederhana, energi angin yang memutar turbin angin,
diteruskan untuk memutar rotor pada generator dibagian belakang turbin angin, sehingga akan
menghasilkan energi listrik. Energi Listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum
dapat dimanfaatkan.
Turbin angin adalah bagian dari sistem yang lebih besar. Komponen lainnya dinamakan
komponen penyeimbang sistem/ balance of system (BOS) dan ada beberapa jenis tergantung
kepada jenis sistem yang diinstalasi. Tiga jenis sistem energi angin yang utama bisa
dibedakan yaitu :
1. Sistem yang Terhubung ke jaringan PLN,

Jika jaringan PLN sudah ada di daerah tersebut, maka sistem energi angin bisa
dihubungkan ke jaringan tersebut. Rangkaian Sistem yang Terhubung ke jaringan PLN dapat
dilihat pada gambar berikut.
Sistem yang Terhubung ke Jaringan PLN

1. Off grid atau sistem berdiri sendiri

Sistem tersebut bisa beroperasi tanpa topangan eksterior; sangat sesuai untuk penggunaan
di daerah terpencil. Rangkain system off grid dapat dlihat pada gambar berikut.

Sistem Off Grid

1. Sistem Listrik Hybrid Turbin Angin

Sistem Listrik Hybrid Turbin Angin sebaiknya digunakan dengan sumber-sumber


energi lainnya (PV, generator diesel). Ini bisa meningkatkan produksi energi listrik dari sistem
ini dan menurunkan resiko kekurangan energi. Rangkain sistem hybrid dapat dilihat pada
Gambar berikut.

Sistem Listrik Hybrid


2.7 Keuntungan dan Kerugian dari Energi Angin

Keuntungan utama dari penggunaan pembangkit listrik tenaga angin secara prinsipnya adalah
disebabkan karena sifatnya yang terbarukan. Hal ini berarti eksploitasi sumber energi ini tidak
akan membuat sumber daya angin yang berkurang seperti halnya penggunaan bahan bakar fosil.
Oleh karenanya tenaga angin dapat berkontribusi dalam ketahanan energi dunia di masa depan.
Tenaga angin juga merupakan sumber energi yang ramah lingkungan, dimana penggunaannya
tidak mengakibatkan emisi gas buang ataupolusi yang berarti ke lingkungan.
Dampak visual biasanya merupakan hal yang paling serius dikritik. Penggunaan ladang angin
sebagai pembangkit listrik membutuhkan luas lahan yang tidak sedikit dan tidak mungkin untuk
disembunyikan. Penempatan ladang angin pada lahan yang masih dapat digunakan untuk
keperluan yang lain dapat menjadi persoalan tersendiri bagi penduduk setempat. Selain
mengganggu pandangan akibat pemasangan barisan pembangkit angin, penggunaan lahan untuk
pembangkit angin dapat mengurangi lahan pertanian serta pemukiman. Hal ini yang membuat
pembangkitan tenaga angin di daratan menjadi terbatas. Beberapa aturan mengenai tinggi
bangunan juga telah membuat pembangunan pembangkit listrik tenaga angin dapat terhambat.
Penggunaan tiang yang tinggi untuk turbin angin juga dapat menyebabkan terganggunya cahaya
matahari yang masuk ke rumah-rumah penduduk. Perputaran sudu-sudu menyebabkan cahaya
matahari yang berkelap-kelip dan dapat mengganggu pandangan penduduk setempat.
Efek lain akibat penggunaan turbin angin adalah terjadinya derau frekuensi rendah. Putaran dari
sudu-sudu turbin angin dengan frekuensi konstan lebih mengganggu daripada suara angin pada
ranting pohon. Selain derau dari sudu-sudu turbin, penggunaan gearbox serta generator dapat
menyebabkan derau suara mekanis dan juga derau suara listrik. Derau mekanik yang terjadi
disebabkan oleh operasi mekanis elemen-elemen yang berada dalam nacelle atau rumah
pembangkit listrik tenaga angin. Dalam keadaan tertentu turbin angin dapat juga menyebabkan
interferensi elektromagnetik, mengganggu penerimaan sinyal televisi atau transmisi gelombang
mikro untuk perkomunikasian.
Pengaruh ekologi yang terjadi dari penggunaan pembangkit tenaga angin adalah terhadap
populasi burung dan kelelawar. Burung dan kelelawar dapat terluka atau bahkan mati akibat
terbang melewati sudu-sudu yang sedang berputar. Namun dampak ini masih lebih kecil jika
dibandingkan dengan kematian burung-burung akibat kendaraan, saluran transmisi listrik dan
aktivitas manusia lainnya yang melibatkan pembakaran bahan bakar fosil. Dalam beberapa studi
yang telah dilakukan, adanya pembangkit listrik tenaga angin ini dapat mengganggu migrasi
populasi burung dan kelelawar. Pembangunan pembangkit angin pada lahan yang bertanah
kurang bagus juga dapat menyebabkan rusaknya lahan di daerah tersebut.
Ladang angin lepas pantai memiliki masalah tersendiri yang dapat mengganggu pelaut dan
kapal-kapal yang berlayar. Konstruksi tiang pembangkit listrik tenaga angin dapat mengganggu
permukaan dasar laut. Hal lain yang terjadi dengan konstruksi di lepas pantai adalah
terganggunya kehidupan bawah laut. Efek negatifnya dapat terjadi seperti di Irlandia, dimana
terjadinya polusi yang bertanggung jawab atas berkurangnya stok ikan di daerah pemasangan
turbin angin. Studi baru-baru ini menemukan bahwa ladang pembangkit listrik tenaga angin
lepas pantai menambah 80 110 dB kepada noise frekuensi rendah yang dapat mengganggu
komunikasi ikan paus dan kemungkinan distribusi predator laut. Namun begitu, ladang angin
lepas pantai diharapkan dapat menjadi tempat pertumbuhan bibit-bibit ikan yang baru. Karena
memancing dan berlayar di daerah sekitar ladang angin dilarang, maka spesies ikan dapat terjaga
akibat adanya pemancingan berlebih di laut.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat berdasarkan pembahasan di atas adalah:
1. Sejarah peggunaan energi angin adalah, energi angin telah lama dikenal dan dimanfaatkan
manusia. Sejak zaman dahulu, orang telah memanfaatkan energi angin. Lebih dari 5.000 tahun
yang lalu, orang Mesir kuno menggunakan angin untuk berlayar kapal di Sungai Nil. Kemudian,
orang-orang membangun kincir angin untuk menggiling gandum dan biji-bijian lainnya.
Kekurangan minyak pada 1970-an mengubah gambaran mengenai energi untuk negara dan
dunia. Ini menciptakan suatu kepentingan sumber energi alternative baru, membuka jalan bagi
masuknya kembali kincir angin untuk menghasilkan listrik. Pada awal 1980-an energi angin
menjadi sangat luar biasa di California, sebagian besar karena kebijakan negara yang mendorong
sumber energi terbarukan. Dukungan untuk pembangunan angin telah menyebar ke negara lain
2. Pembangkit listrik tenaga angin adalah suatu pembangkit listrik yang menggunakan angin
sebagai sumber energi untuk menghasilkan energi listrik.
3. Proses terbentuknya energi angin adalah, karena adanya angin. Angin disebabkan oleh
pemanasan sinar matahari yang tidak merata di atas permukaan bumi. Udara yang lebih panas
akan mengembang menjadi ringan dan bergerak naik ke atas,
4. Komponen utama dari pembangkit listrik tenaga angin yaitu turbinangin (wind turbine) yang di
dalamnya terdapat komponen-komponen seperti anemometer, blades, brake, controller, gear
box, generator, high-speed shaft, low-speed shaft, nacelle, pitch, rotor, tower, wind
direction, wind vane, yaw drive, yaw motor, dan penyimpan energi (battery)
5. Cara kerja dari pembangkitan listrik tenaga angin ini yaitu awalnya energi angin memutar turbin
angin. Turbin angin bekerja berkebalikan dengan kipas. Kemudian angin akan memutar sudut
turbin, lalu diteruskan untuk memutar rotor pada generator di bagian belakang turbin angin.
Generator inilah yang akan menghasilkan energi listrik.
6. Keuntungan utama dari penggunaan pembangkit listrik tenaga adalah sifatnya yang terbarukan.
Namun selain kelebihan yang ada, pembangkit ini juga memiliki kekurangan, antara lain
membuat lebih buruk dampak visual, menyebabkan derau suara, beberapa masalah ekologi, dan
keindahan.
3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan terhadap pembahsan ini adalah agar sumber energi angin
dapat lebih dimanfaatkan lagi sehingga krisis energi listrik dapat dikurangi di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

http://tongkrongan22.blogspot.co.id/2015/01/bab-i-pendahuluan-1.html

Vous aimerez peut-être aussi