Vous êtes sur la page 1sur 20

PENATALAKSANAAN DIET PADA PENDERITA HIPERTENSI

HIPERTENSI

1. DEFINISI

Penyakit darah tinggi atau hipertensi (hypertension) adalah suatu keadaan di mana
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh
angka systolic (bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah
menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa
(sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya.

Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan,
tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHg. Dalam aktivitas
sehari-hari, tekanan darah normalnya adalah dengan nilai angka kisaran stabil. Tetapi
secara umum, angka pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat saat
beraktifitas atau berolahraga.

Apabila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan


pengobatan dan pengontrolan secara teratur (rutin), maka hal ini dapat membawa si
penderita ke dalam kasus-kasus serius bahkan bisa menyebabkan kematian. Tekanan
darah tinggi yang terus menerus menyebabkan jantung seseorang bekerja sangat keras,
akhirnya kondisi ini berakibat terjadinya kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal,
otak dan mata. Penyakit hypertensi ini merupakan penyebab umum terjadinya stroke dan
serangan jantung (Heart Attack).

Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease. Umumnya penderita
tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya.
Penyakit ini dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang
siapa saja dari berbagai kelompok umur dan kelompok sosial ekonomi.

Penyakit darah tinggi atau hipertensi dikenal dengan 2 tipe klasifikasi, diantaranya
Hipertensi Primary dan Hipertensi Secondary :

a) Hipertensi Primary
Hipertensi Primary adalah suatu kondisi dimana terjadinya tekanan darah tinggi
sebagai akibat dari gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan. Seseorang yang pola
makannya tidak terkontrol dan mengakibatkan kelebihan berat badan atau bahkan
obesitas, merupakan pencetus awal untuk terkena penyakit tekanan darah tinggi. Begitu
pula seseorang yang berada dalam lingkungan atau kondisi stress tinggi sangat mungkin
terkena penyakit tekanan darah tinggi, termasuk orang-orang yang kurang olahraga pun
bisa mengalami tekanan darah tinggi.

b) Hipertensi Secondary

Hipertensi secondary adalah suatu kondisi dimana terjadinya peningkatan tekanan


darah tinggi sebagai akibat seseorang menderita penyakit lainnya seperti gagal jantung,
gagal ginjal, atau kerusakan sistem hormon tubuh. Sedangkan pada Ibu hamil, tekanan
darah secara umum meningkat saat kehamilan berusia 20 minggu. Terutama pada wanita
yang berat badannya di atas normal atau gemuk.

Pregnancy Induced Hypertension (PIH), ini adalah sebutan dalam istilah kesehatan
(medis) bagi wanita hamil yang menderita hipertensi. Kondisi Hipertensi pada ibu hamil
dapat tergolong sedang ataupun berbahaya. Seorang ibu hamil dengan tekanan darah
tinggi bisa mengalami Preeclampsia dimasa kehamilan.

Preeclamsia adalah kondisi seorang wanita hamil yang mengalami hipertensi,


sehingga merasakan keluhan seperti pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri
perut, muka yang membengkak, kurang nafsu makan, mual bahkan muntah. Apabila terjadi
kekejangan sebagai dampak hipertensi maka disebut eclamsia.

2. PENYEBAB

Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cortison) dan beberapa


obat hormon, termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflammasi) secara terus menerus
(sering) dapat meningkatkan tekanan darah seseorang. Merokok juga merupakan salah
satu faktor penyebab terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi dikarenakan tembakau
yang berisi nikotin. Minuman yang mengandung alkohol juga termasuk salah satu faktor
yang dapat menimbulkan terjadinya tekanan darah tinggi.
Penyebab tekanan darah yang paling sering adalah aterosklerosis atau penebalan
dinding arteri yang membuat hilangnya elastisitas pembuluh darah. Sebab lainnya adalah
faktor keturunan, bertambahnya jumlah darah yang dipompa jantung, penyakit pada ginjal,
kelenjar adrenal, dan sistem syaraf sipatis. Pada mereka yang hamil, kelebihan berat
badan, stres, dan tekanan mental, hipertensipun kerap menghinggapinya. Akibat dari
hipertensi bisa beragam, seperti komplikasi pembesaran jantung, penyakit jantung
koroner, dan pecahnya pembuluh darah otak.

3. PENCEGAHAN

Sebagaimana dijelaskan bahwa faktor penyebab utama terjadinya hipertensi adalah


aterosklerosis yang didasari dengan konsumsi lemak berlebih. Oleh karena untuk
mencegah timbulnya hipertensi adalah mengurangi konsumsi lemak yang berlebih dan
pemberian obat-obatan apabila diperlukan. Pembatasan konsumsi lemak sebaiknya
dimulai sejak dini sebelum hipertensi muncul, terutama pada orang-orang yang
mempunyai riwayat keturunan hipertensi dan pada orang menjelang usia lanjut. Sebaiknya
mulai umur 40 tahun pada wanita agar lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi lemak pada
usia mendekati menopause.

Prinsip utama dalam melakukan pola makan sehat adalah gizi seimbang, dimana
mengkonsumsi beragam makanan yang seimbang dari kuantitas dan kualitas. Selain itu,
tindakan memeriksakan tekanan darah secara teratur sangat dianjurkan. Selain dapat
mencegah, tindakan tersebut juga dapat menghindari kenaikan tekanan darah yang terlalu
drastis.

4. PENANGANAN DAN PENGOBATAN HIPERTENSI

Pengobatan hipertensi dilakukan oleh penderita selama hidupnya sehingga dituntut


kerelaan dan kepatuhan penderita untuk menjalankan pengobatan dengan benar dan
tekun serta mematuhi nasehat dokter. Ada beberapa langkah untuk menurunkan tekanan
darah tinggi. Di antaranya, menurunkan nilai angka sistolik maupun diastolik, dan
pengobatan yang diarahkan untuk mengontrol tekanan darah sehingga tercapai tekanan
yang normal. Pada pertemuan Perkumpulan Hipertensi Eropa pada Juni 2004 diumumkan
hasil penelitian Novartis tentang VALUE (Valsartan Antihypertensive Long-term Use
Evaluation) atau evaluasi pemakaian Valsartan antihipertensi dalam jangka panjang.
Evaluasi ini dimuat dalam jurnal kedokteran internasional The Lancet. Studi itu berkaitan
dengan pemberian Valsartan dengan unsur angiotensin reseptor blocker (ARB) bagi
penderita hipertensi yang berisiko tinggi mengidap penyakit kardiovaskular. Hasilnya,
Valsartan dapat menurunkan risiko timbulnya penyakit diabetes mellitus sebesar 23
persen.

Pengobatan terhadap penderita hipertensi dapat dilakukan sebagai berikut:

Pengobatan tanpa obat, antara lain dengan diet rendah garam, kolesterol, dan lemak
jenuh; peredaan stres emosional; berhenti merokok dan alkohol; serta latihan fisik
secara teratur.
Pengobatan dengan menggunakan obat antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat
antihipertensi yang beredar saat ini. Untuk pemilihan obat antihipertensi yang tepat,
sebaiknya langsung menghubungi dokter.

Pengobatan pada golongan khusus.

a) Hipertensi pada Wanita Hamil

Pemakaian obat pada masa kehamilan harus hati-hati. Hal ini disebabkan bila
salah obat dapat mengakibatkan penurunan tekanan darah yang diikuti berkurangnya
aliran darah plasenta sehingga kehidupan janin terganggu.

Obat antihipertensi diberikan pada ibu hamil bila tekanan diastolenya 90 mm


Hg pada trimester pertama dan 100 mm Hg pada trimeseter ketiga. Obat yang
bisa diberikan pada ibu hamil sesuai dengan keadaan ibu hamil dan
kehamilannya serta derajat hipertensinya.

b) Hipertensi pada Hiperlipidemia

Hipertensi pada hiperlipidemia secara umum disebabkan karena kurang


sempurnanya komposisi kolesterol di dalam pembuluh darah arteri. Obat yang biasa
digunakan untuk mengatasi keadaan tersebut adalah gemfibrozil. Obat ini dapat
menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida, dan meningkatkan kadar
kolesterol HDL secara nyata.
Pencegahan dan pengobatan melalui makanan pada hipertensi jenis ini adalah dengan
cara diet tinggi lemak tidak jenuh. Dalam Pemilihan makanan sehari-hari harus selalu
membatasi makanan yang kandungan lemak jenuhnya tinggi, yakni makanan yang
berasal dari hewan. Hal ini disebabkan lemak jenuh cenderung menaikkan kadar
kolesterol dan trigliserida darah. Sebaliknya, lemak tidak jenuh dapat menurunkan kadar
kolesterol darah.

c) Hipertensi pada Pembuluh Darah Otak

Tekanan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah.


Apabila yang pecah adalah pembuluh darah otak, keadaan ini dikenal dengan stroke.

d) Hipertensi pada Penyakit Jantung

Pada pengobatan hipertensi dengan kelainan jantung, harus diperhatikan


sebrapa jauh kelainan jantung yang dideritanya. Tekanan diastole maupun systolenya
perlu dikontrol. Tekanan systole berpengaruh pada beban jantung, penampilan jantung,
serta konsumsi oksigen otot jantung.

Pemberian obat pada hipertensi dengan kelainan jantung harus disesuaikan


dengan jenis gangguan pada jantung dan derajat hipertensinya. Pemeriksaan fungsi
jantung perlu dilakukan untuk menentukan pengobatannya.

e) Hipertensi pada Gagal Ginjal

Pengobatan hipertensi pada gagal ginjal dibedakan menjadi dua bagian besar,
yakni pengobatan pada nefrosklerosis benigna dan nefrosklerosis maligna. Pengobatan
pada nefrosklerosis benigna dilakukan dengan cara menurunkan tekanan darah secara
perlahan-lahan. Pegobatan ini bertujuan untuk memperbaiki fungsi ginjal karena terjadi
perbaikan hyperplasia arterioli. Pada nefrosklerosis maligna, penurunan tekanan darah
harus dilakukan secepatnya hingga mendekati normal. Penurunan tekanan darah yang
cepat akan mengurangi kerusakan akibat nekrosis arteroli sehingga dalam jangka
panjang diharapkan terjadi perbaikan fungsi ginjal.
Pengobatan dengan obat anti hipertensi lebih efektif untuk mencegah penyulit
penyakit akibat pengerasan pembuluh darah. Pengobatan antihipertensif dapat
memperbaiki gangguan ginjal pada nefrosklerosis benigna dan maligna.

Pengobatan hipertensi biasanya dikombinasikan dengan beberapa obat :

Diuretic {Tablet Hydrochlorothiazide (HCT), Lasix (Furosemide)}. Merupakan golongan


obat hipertensi dengan proses pengeluaran cairan tubuh via urine. Tetapi karena
potasium berkemungkinan terbuang dalam cairan urine, maka pengontrolan konsumsi
potasium harus dilakukan.
Beta-blockers {Atenolol (Tenorim), Capoten (Captopril)}.

Merupakan obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan tekanan darah melalui proses
memperlambat kerja jantung dan memperlebar (vasodilatasi) pembuluh darah.

Calcium channel blockers {Norvasc (amlopidine), Angiotensinconverting enzyme (ACE)}.

Merupakan salah satu obat yang biasa dipakai dalam pengontrolan darah tinggi atau
Hipertensi melalui proses rileksasi pembuluh darah yang juga memperlebar pembuluh
darah.

Valsartan vs Amlopidin

Hipertensi, penyakit jantung, dan diabetes sangat erat kaitannya satu dengan
lainnya. Di Indonesia terdapat kecenderungan peningkatan jumlah penderita hipertensi
maupun diabetes mellitus. Dengan menekan risiko timbulnya diabetes mellitus pada
hipertensi, maka jumlah penyakit kardiovaskular dapat ditekan. Valsartan punya nilai
proteksi atau mengontrol hipertensi agar tidak menimbulkan komplikasi.

Valsartan bersifat protektif jangka panjang dan mencegah timbulnya kasus


diabetes baru. Penelitian VALUE (Valsartan Antihypertensive Long-term Use
Evaluation) membandingkan antara pemberian Valsartan dan Amlodipin, obat yang
biasa digunakan untuk penderita hipertensi. Ternyata, Valsartan mampu menurunkan
angka kejadian diabetes mellitus sebesar 23 persen, atau lebih tinggi dari Amlopidin
yang hanya 13,1 persen.

5. PENATALAKSANAAN DIET BAGI PENDERITA HIPERTENSI


a) Kandungan garam (Sodium atau Natrium)

Seseorang yang mengidap penyakit hipertensi sebaiknya mengontrol diri dalam


mengkonsumsi garam. Yang dimaksud dengan garam disini adalah garam natrium yang
terdapat dalam hampir semua bahan makanan yang berasal dari hewan dan tumbuh-
tumbuhan. Salah satu sumber utama garam natrium adalah garam dapur. Oleh karena
itu, dianjurkan konsumsi garam dapur tidak lebih dari - sendok teh/hari atau dapat
menggunakan garam lain diluar natrium.

Tujuan diet garam rendah adalah membantu menghilangkan retensi garam atau air
dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Adapun
syarat-syarat diet garam rendah adalah :

Cukup energi, protein, mineral, dan vitamin.

Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit.

Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam atau air dan/atau
hipertensi.

Diet ini mengandung cukup zat-zat gizi. Sesuai dengan keadaan penyakit dapat
diberikan berbagai tingkat Diet Garam Rendah.

Diet Garam Rendah I (200-400 mg Na)

Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema, asites dan/atau hipertensi berat.
Pada pengolahan makanannya tidak ditambahkan garam dapur. Dihindari bahan
makanan yang tinggi kadar natriumnya.

Diet Garam Rendah II (600-800 mg Na)

Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema, asites, dan/atau hipertensi tidak
terlalu berat. Pemberian makanan sehari sama dengan Diet Garam Rendah I.
Pada pengolahan makanannya boleh menggunakan sdt garam dapur (2 g).
Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.

Diet Garam Rendah III (1000-1200 mg Na)


Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema dan/atau hipertensi ringan.
Pemberian makanan sehari sama dengan Diet Garam Rendah I. Pada
pengolahan makanannya boleh menggunakan 1 sdt garam dapur (4 g).

b) Kandungan Potasium atau Kalium

Suplements potasium 2-4 gram perhari dapat membantu penurunan tekanan


darah. Potasium umumnya bayak didapati pada beberapa buah-buahan dan sayuran.
Buah dan sayuran yang mengandung potasium dan baik untuk dikonsumsi penderita
hipertensi antara lain semangka, alpukat, melon, buah pare, labu siam, bligo, labu
parang/labu, mentimun, lidah buaya, seledri, bawang dan bawang putih. Selain itu,
makanan yang mengandung unsur omega 3 sagat dikenal efektif dalam membantu
penurunan tekanan darah (hipertensi).

Pada penderita hipertensi dimana tekanan darah tinggi > 160 /gram mmHg,
selain pemberian obat-obatan anti hipertensi perlu terapi dietetik dan merubah gaya
hidup. Tujuan dari penatalaksanaan diet adalah untuk membantu menurunkan tekanan
darah dan mempertahankan tekanan darah menuju normal. Disamping itu, diet juga
ditujukan untuk menurunkan faktor risiko lain seperti berat badan yang berlebih,
tingginya kadar lemak kolesterol dan asam urat dalam darah. Harus diperhatikan pula
penyakit degeneratif lain yang menyertai darah tinggi seperti jantung, ginjal dan diabetes
mellitus.

A. MENGATUR MENU MAKANAN

Mengatur menu makanan sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi untuk


menghindari dan membatasi makanan yang dapat meningkatkan kadar kolesterol darah
serta meningkatkan tekanan darah, sehingga penderita tidak mengalami stroke atau infark
jantung.

Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah:

1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih).

2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biskuit, crakers, keripik dan
makanan kering yang asin).
3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-buahan
dalam kaleng, soft drink).

4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur atau buah, abon, ikan asin, pindang,
udang kering, telur asin, selai kacang).

5. Susu full cream, mentega, margarin, keju mayonnaise, serta sumber protein hewani yang
tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).

6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta bumbu
penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.

7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.

Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah dengan memperbaiki rasa tawar
dengan menambah gula merah/putih, bawang (merah/putih), jahe, kencur dan bumbu lain
yang tidak asin atau mengandung sedikit garam natrium. Makanan dapat ditumis untuk
memperbaiki rasa. Membubuhkan garam saat diatas meja makan dapat dilakukan untuk
menghindari penggunaan garam yang berlebih. Dianjurkan untuk selalu menggunakan
garam beryodium dan penggunaan garam jangan lebih dari 1 sendok teh per hari.

Meningkatkan pemasukan kalium (4,5 gram atau 120 175 mEq/hari) dapat
memberikan efek penurunan tekanan darah yang ringan. Selain itu, pemberian kalium juga
membantu untuk mengganti kehilangan kalium akibat dan rendah natrium. Pada umumnya
dapat dipakai ukuran sedang (50 gram) dari apel (159 mg kalium), jeruk (250 mg kalium),
tomat (366 mg kalium), pisang (451 mg kalium) kentang panggang (503 mg kalium) dan
susu skim 1 gelas (406 mg kalium). Kecukupan kalsium penting untuk mencegah dan
mengobati hipertensi: 2-3 gelas susu skim atau 40 mg/hari, 115 gram keju rendah natrium
dapat memenuhi kebutuhan kalsium 250 mg/hari. Sedangkan kebutuhan kalsium perhari
rata-rata 808 mg.

Pada ibu hamil makanan cukup akan protein, kalori, kalsium dan natrium yang
dihubungkan dengan rendahnya kejadian hipertensi karena kehamilan. Namun pada ibu
hamil yang hipertensi apalagi yang disertai dengan bengkak dan protein urin (pre
eklampsia), selain obat-obatan dianjurkan untuk mengurangi konsumsi garam dapur serta
meningkatkan makanan sumber Mg (sayur dan buah-buahan).
B. SUPLEMENTASI ANTI OKSIDAN

Walaupun suplementasi anti oksidan masih memerlukan penelitian lebih lanjut,


namun saat ini banyak sekali suplemen yang dijual dan dikonsumsi oleh masyarakat.
Sebagai tenaga medis harus berhati-hati memberikan anjuran minuman suplemen agar
tidak terjadi overdosis.

1. Vitamin dan Penurunan Homosistein

Asam folat, vitamin B6, vitamin B 12 dan riboflavin merupakan ko-faktor enzim
yang essential untuk metabolisme homosistein. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa
peningkatan kadar homosistein dalam darah akan meningkatkan risiko penyakit arteri
koroner. Kadar asam folat yang rendah berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit
koroner dan kadar vitamin yang rendah juga berkaitan dengan peningkatan risiko
aterosklerosis, walaupun risiko aterosklerosis yang berhubungan dengan rendahnya kadar
vitamin B6 tidak berhubungan dengan konsentrasi homositein yang tinggi. Sedangkan
vitamin B12 tidak berhubungan dengan penyakit vaskuler.

2. Kacang Kedelai dan Isoflavon

Kedelai banyak mengandung fito estrogen yaitu isoflavon, yang memiliki aktivitas
estrogen lemah. Penelitian meta analisis pada tahun 1995 menyimpulkan bahwa isoflavon
dari protein kedelai lebih bermakna menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL dan
trigliserida, tanpa mempengaruhi kadar kolesterol HDL. Sehingga dianjurkan
mengkonsumsi protein kedelai (20 50 gram/hari) dengan modifikasi diet pada penderita
dengan kadar kolesterol (total dan LDL) yang tinggi. Tempe adalah hasil pengolahan
kedelai yang melalui proses fermentasi, dengan kandungan gizi lebih baik dari kedelai.
Sehingga tempe dianjurkan untuk di konsumsi oleh penderita hipertensi sebagai sumber
protein nabati.

3. Tempe

Tempe adalah salah satu makanan tradisional Indonesia, hasil fermentasi


kapang Rhizopus ohgosporis atau rhizopusoryzal pada biji kedelai yang telah direbus. Ada
berbagai macam tempe, yang dibicarakan disini adalah tempe yang terbuat dari kedelai,
yang merupakan produk kompak, terbungkus rata oleh miselium kapang sehingga nampak
berwarna putih, dan bila diiris kelihatan keping biji kedelai berwarna kuning pucat, diantara
miselium. Fermentasi kapang menghasilkan perubahan pada tekstur kedelai, menjadi
empuk dan nilai zat gizi tempe lebih baik dari kacang kedelai.

Nilai Gizi Tempe :

Protein

Enzim-enzim yang dihasilkan kapang, menghasilkan asam amino bebas, sehingga


kadarnya meningkat sampai 85 kali kadar protein kedelai.

Karbohidrat

Kedelai mengandung karbohidrat berupa sakrosa dan stakhiosa dan rifinosa (dua terakhir
menyebabkan pembentukan gas dalam perut). Fermentasi kedelai menjadi tempe
menghasilkan karbohidrat.

Lemak

Enzim dalam kapang dapat menurunkan kadar lemak total dari 22,2% menjadi 14,4% dan
meningkatkan kadar asam lemak bebas dari 0,5% menjadi 21%.

Mineral

Didalam kedelai terdapat asam fitat yang merupakan senyawa forfose, yang tidak dapat
dimanfaatkan oleh tubuh. Dengan fermentasi, kapang menghasilkan enzim fitase yang
menguraikan asam fitat, sehingga forfosenya dapat dimanfaatkan tubuh.

Vitamin

Proses fermentasi dapat meningkatkan kadar vitamin B2 (Riboferum), Vitamin B6


(Piridoksin), asam folat, asam panthotenat, dan asam nikotinat. Sedangkan kadar vitamin
B1 menurun karena untuk pertumbuhan kapang dan terbentuk pula vitamin B12 oleh
bakteri yang tidak ada dalam produk nabati lainnya.

Manfaat Tempe :
Tempe merupakan sumber zat gizi yang baik, terutama bagi penderita hiper kolesterolemia.
Dari berbagai penelitian ternyata tempe dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah
serta mencegah timbulnya penyempitan pembuluh darah, karena tempe mengandung
asam lemak tidak jenuh ganda. Sehingga penderita hipertensi dianjurkan untuk
mengkonsumsi tempe setiap hari, disamping diet rendah lemak jenuh.

Tempe juga mengandung zat anti bakteri yang dapat menghambat pertumbuhan beberapa
jenis bakteri gram positif serta penyebab diare (Salmonella sp dan Shigella sp). Oleh
karena itu, tempe juga dianjurkan untuk dikonsumsi balita yang menderita diare.

4. Asam Lemak Omega 3

Mengkonsumsi satu porsi ikan yang tinggi lemak (atau minyak ikan ) tiap hari dapat
menjadi asupan asam lemak omega 3 (EPA dan DHA) sekitar 900 mg/dl, dan dilaporkan
dapat menurunkan kadar kolesterol dan mencegah penyakit jantung koroner.

5. Serat

Walaupun berbagi studi menunjukkan adanya hubungan antara beberapa jenis serat
dengan penurunan kolesterol LDL dan atau kolesterol total, namun belum ada bukti
langsung yang menunjukkan hubungan antara suplemen serat dengan penurunan penyakit
kardiovaskular.

C. TERAPI PENUNJANG

Selain pengobatan dan pengaturan menu makanan pada penderita hipertensi, diperlukan
juga terapi khusus lain seperti konseling masalah kejiwaan dan fisioterapi, terutama pada
penderita pasca stroke atau infark penting. Pengertian juga diberikan kepada keluarga atau
pengasuh untuk membantu menyiapkan makanan khusus serta mengingatkan kepada
penderita, makanan yang harus dihindari atau dibatasi.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier S. 2004. Penuntun Diet. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Anonim. 2004. http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews. [14 September 2008]


______. 2008. http://www.infopenyakit.com/2008/01/penyakit-darah-tinggi-hipertensi.html.
[14 September 2008]

Astawan M. 2004 Cegah Hipertensi dengan Pola Makan. http://www.depkes.go.id/index.php.


[14 September 2008]

Purwati S, Rahayu S, Salimar. 2002. Perencanaan Menu untuk Penderita Tekanan Darah
Tinggi. Jakarta: Penebar Swadaya.

Pantangan Makanan Penyakit Darah Tinggi

pantangan makanan penyakit darah tinggi - Jumlah orang yang menderita hipertensi semakin
bertambah pada tingkat yang mengkhawatirkan dan penyebabnya adalah gaya hidup yang kita
jalani dan jenis makanan yang kita makan. Diperkirakan saat ini satu dari tiga orang Indonesia
berusia di atas 18 tahun memiliki hipertensi. Hipertensi adalah penyebab kematian nomor tiga di
Indonesia setelah stroke dan tuberculosis yakni mencapai sekitar 6,7% dari populasi kematian
pada semua umur di Indonesia. Hipertensi adalah pembunuh diam-diam (silent killer) karena
tidak ada gejala atau tanda khas sebagai peringatan dini. Kebanyakan orang merasa sehat dan
energik, padahal dia menderita hipertensi, kata Menteri Kesehatan RI, Endang Rahayu
Sedyaningsih ketika membuka The 4th Scientific Meeting on Hypertension di Jakarta (13/2/10).

Mencegah dan Mengatasi Darah Tinggi

Untuk mencegah darah tinggi / hipertensi bagi Anda yang masih memiliki tekanan darah normal
ataupun mengatasi darah tinggi bagi Anda yang sudah memiliki tekanan darah tinggi, maka
saran praktis berikut ini dapat Anda lakukan:
Kurangi konsumsi garam dalam makanan Anda. Jika Anda sudah menderita tekanan
darah tinggi sebaiknya Anda menghindari makanan yang mengandung garam.

Garam adalah sumber utama natrium, unsur yang sangat penting bagi kesehatan. Tubuh kita
membutuhkannya untuk membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh, membantu
mengirimkan impuls saraf dan proses kontraksi dan relaksasi otot. Namun, konsumsi garam
dalam jumlah berlebihan dapat merugikan kesehatan.
Ginjal Anda secara alami menjaga keseimbangan jumlah natrium di dalam tubuh. Bila kadar
natrium Anda rendah, ginjal akan menahan pengeluarannya. Bila kadar natrium Anda tinggi,
ginjal akan mengeluarkan kelebihannya dalam urin. Jika karena masalah tertentu ginjal Anda
tidak dapat mengeluarkan natrium secara memadai, natrium akan terakumulasi di dalam darah.
Karena natrium bersifat menarik dan menahan air, volume darah Anda akan meningkat.
Peningkatan volume darah ini membuat jantung Anda bekerja lebih keras untuk mengalirkan
lebih banyak darah ke pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah. Hal ini pada akhirnya
dapat menyebabkan hipertensi, penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal dan banyak masalah
kesehatan lainnya.
Oleh karena itu, Anda sebaiknya mengkonsumsi tidak lebih dari 2,4 gram natrium setiap hari.
Jumlah tersebut setara dengan 6 gram garam (sekitar 1 sendok teh). Studi menunjukkan bahwa di
negara-negara yang mengikuti pola diet Barat, jumlah asupan garam rata-rata dua kali lebih
banyak dari yang dianjurkan. Pola konsumsi garam di Indonesia kelihatannya tidak jauh berbeda
dengan di negara-negara Barat. Kecuali, mungkin, di Yogyakarta yang masakannya cenderung
tidak asin tetapi manis.
Tips membatasi konsumsi garam/natrium
1. Berhati-hatilah agar tidak terlalu banyak menambahkan garam ke masakan Anda.
Daripada langsung menaburkan garam ke masakan, cobalah menakarnya dulu agar tidak
berlebihan.
2. Ketika memasak, tambahkanlah garam di akhir proses agar jumlah yang diperlukan lebih
sedikit.
3. Periksalah label makanan olahan untuk mengetahui kandungan natriumnya. Pilihlah
makanan yang kadar natriumnya lebih rendah.

Mencegah dan Mengatasi Darah Tinggi dan Pantangan Makanan Penyakit


Darah Tinggi

Konsumsi makanan yang mengandung kalium, magnesium dan kalsium. Kalium,


magnesium dan kalsium mampu mengurangi tekanan darah tinggi.
Kurangi minum minuman atau makanan beralkohol. Jika Anda menderita tekanan darah
tinggi, sebaiknya hindari konsumsi alkohol secara berlebihan. Untuk pria yang menderita
hipertensi, jumlah alkohol yang diijinkan maksimal 30 ml alkohol per hari sedangkan
wanita 15 ml per hari.
Olahraga secara teratur bisa menurunkan tekanan darah tinggi. Jika Anda menderita
tekanan darah tinggi, pilihlah olahraga yang ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, lari
santai, dan berenang. Lakukan selama 30 hingga 45 menit sehari sebanyak 3 kali
seminggu.
Makan sayur dan buah yang berserat tinggi seperti sayuran hijau, pisang, tomat, wortel,
melon, manggis dan jeruk.
Jalankan terapi anti stres agar mengurangi stres dan Anda mampu mengendalikan emosi
Anda.
Berhenti merokok juga berperan besar untuk mengurangi tekanan darah tinggi atau
hipertensi.
Kendalikan kadar kolesterol Anda.
Kendalikan diabetes Anda.
Hindari obat yang bisa meningkatkan tekanan darah. Konsultasikan ke dokter jika Anda
menerima pengobatan untuk penyakit tertentu, untuk meminta obat yang tidak
meningkatkan tekanan darah.
Mengelola stres. Stres adalah salah satu faktor yang berperan besar dalam tekanan darah
tinggi. Menurunkan stres bermanfaaat menurunkan tekanan darah pada sebagian besar
orang. Selain rekreasi, berolahraga teratur dapat membantu menurunkan stres dan
menurunkan denyut jantung istirahat, yang penting untuk kesehatan jantung.
Mendengarkan musik santai selama 20 sampai 30 menit sehari juga diketahui dapat
memperlambat denyut jantung dan menurunkan tekanan darah.
Seledri .Seledri dan minyak seledri membantu pelebaran otot-otot yang mengatur
tekanan darah. Jus seledri yang dikombinasi wortel dan air adalah minuman bergizi yang
enak dan bermanfaat.
Bawang putih. Bawang putih yang kita gunakan sebagai bumbu masakan juga
bermanfaat menurunkan kolesterol dan trigliserida dan meningkatkan sirkulasi darah. Pil
bawang putih dapat menjadi solusi praktis untuk menjaga tekanan darah dan kolesterol
Anda. Dalam analisis-meta dari tujuh percobaan terkontrol acak suplemen bawang putih,
tiga percobaan menunjukkan penurunan yang signifikan pada tekanan darah sistolik dan
empat pada tekanan darah diastolik. Para peneliti menyimpulkan bahwa suplemen
bawang putih bubuk berkhasiat klinis pada pasien dengan tekanan darah tinggi ringan.
Namun, Anda perlu berhati-hati bila meminum pil bawang putih karena kemampuannya
mengencerkan darah (sehingga mengurangi kemampuan darah untuk membeku). Bawang
putih dapat berinteraksi dengan banyak obat dan suplemen pengencer darah seperti
warfarin, pentoxifylline, aspirin, vitamin E, gingko. Konsumsi suplemen bawang putih
sebaiknya dihentikan dalam minggu-minggu sebelum dan setelah operasi.
Jintan hitam . Jintan hitam (habbatussauda) selama ribuan tahun telah diakui sebagai
tanaman berkhasiat luas dengan 100 lebih zat kimia aktif. Habbatussauda
menyembuhkan setiap penyakit kecuali kematian, sabda Nabi Muhammad. Penelitian
pra-klinis telah menunjukkan manfaat jintan hitam dalam penurunan tekanan arteri
setelah 15 hari penggunaan. Manfaat tersebut diduga berasal dari sifat antioksidan jintan
hitam.
Minyak Ikan. Studi awal menunjukkan bahwa minyak ikan mempunyai efek sederhana
pada tekanan darah tinggi. Suplemen minyak ikan mengandung DHA (docohexaenoic
acid) yang dapat menurunkan tekanan darah tinggi.

sumber : http://fiqihdasar.blogspot.com
http://majalahkesehatan.com

pantangan makanan penyakit darah tinggi , pantangan makanan penyakit darah tinggi ,
pantangan makanan penyakit darah tinggi , pantangan makanan penyakit darah tinggi ,
pantangan makanan penyakit darah tinggi , pantangan makanan penyakit darah tinggi ,
pantangan makanan penyakit darah tinggi , pantangan makanan penyakit darah tinggi ,
pantangan makanan penyanyakit darah tinggi

Sepuluh Makanan yang Harus Dihindari Penderita


Hipertensi

Minggu, 21/08/2011 - 03:48

ARLINGTON, (PRLM).- Orang yang mengidap tekanan darah yang tinggi atau hipertensi, perlu
membatasi makanan yang mengandung sodium (Na) yang banyak terdapat pada garam.

Seperti dikutip dari healthcentral, daftar dari makanan yang harus dihindari oleh penderita
hipertensi adalah :

1. Acar, memang rendah kalori yang baik untuk tubuh, tetapi memiliki kandungan sodium yang
tinggi, satu acar mentimun bisa mengandung 570 mg sodium. Hal itu setara dengan sepertiga
dari jumlah maksimum sodium perhari (2.300 mg).

2. Kentang goreng, meski beberapa restoran menggoreng dengan minyak yang bebas lemak
trans, kandungan lemak dan sodiumnya masih tinggi. Penyajian kentang goreng ukuran sedang
mengandung 270 mg sodium dan 19 gram lemak.

3. Daging asap, tiga potong daging asap mengandung 270 mg sodium dan 4.5 gram lemak
Daging burung bisa menjadi alternatif ketimbang daging asap.

4. Susu, merupakan sumber kalsium, tetapi tinggi lemak. Dalam segelas susu terkandung 8 gram
lemak dan 5 gram lemak jenuh. Lemak jenuh tak baik bagi pengidap liver dan berbahaya bagi
orang yang memiliki tekanan darah tinggi.

5. Donat, cukup sebuah donat sudah bisa menghasilkan 200 kalori dengan 12 gram lemak.
6. Mi instan. Mudah untuk membuatnya dan rasanya nikmat. Tetapi sebungkus mi instan
mengandung 14 gram lemak dan 1,580 mg sodium.

7. Margarin tak sepenuhnya jahat. Bagi orang dengan tekanan darah tinggi, mereka harus
memastikan bahwa margarin tak mengandung lemak jenuh, bacalah kemasannya guna
memastikannya.

8. Gula, yang berarti disini adalah makanan dengan kalori ekstra dan gula. contohnya adalah
kue-kue kering (cookies) dan coklat batangan. keduanya dapat menyebabkan obesitas. Makanan-
makanan ini bisa berpotensi mengidap tekanan darah tinggi. Kelebihan berat badan membuat
banyak sumbatan di jantung dan memperlambat kerja darah.

9. Alkohol, mengkonsumsi alkohol dapat meningkatkan tekanan darah tinggi, alkohol juga
merusak dinding pembuluh darah.

10. Daging merah, komposisi dari sebuah diet yang menyehatkan harus menyertakan lemak
jenuh yang rendah. Bagi orang dengan tekanan darah tinggi hindari daging merah.
(healthcentral/A-88)***

Terapi Diet Pada Hipertensi

Terapi Diet Pada Hipertensi


1. Penurunan Berat Badan
Pada penderita hipertensi disertai berat badan berlebih. Penatalaksanaan nutrisi pada
penderita ini juga harus ditujukan untuk menurunkan berat badan sampai mencapai
berat badan ideal secara bertahap.
2. Pembatasan asupan Natrium
Pembatasan asupan natrium bervariasi tergantung keadan penderita dan dapat dimulai
dengan tanpa penambahan garam dalam pengelolahan makanan sampai dengan
pembatasan asupan makanan yang mengandung garam.
Dianjurkan pembatasan garam dibawah 6 gr/hari atau 100 mEq/hari atau 2300 mg
Na/hari, untuk penderita hipertensi yang terkontrol tanpa mendapat terapi diuretik.
Untuk pemantauan pembatasan asupan natrium, dapat dilakukan pemeriksaan kadar
natrium didalam urin 24 jam.
Sumber natrium didalam makanan sehari-hari : garam dapur (NaCl), baking powder,
makanan yang diolah dengan bahan pengawet, bahan makanan yang tinggi kadar
natriumnya (bahan makanan asal hewani seperti : daging, telur, susu, beberapa
sayuran hijau). Dalam pembatasan asupan natrium perlu diperhatikan penggunaan
bahan-bahan makanan tersebut.
3. Asupan kalium yang adekuat
Perbandingan asupan kalium terhadap natrium sebaiknya mendekati 1.5 : 1
Sumber makanan kaya kalium : buah-buahan rasa asam, aprikot, pisang, kismis,
kacang-kacangan kering, kacang kedele segar, bayam, ubu jalar, kacang-kacangan,
keju, susu rendah lemak, unggas, ikan, daging.
Suplementasi kalium diperlukan bila digunakan terapi diuretik. Kadar kalium dimonitor
dengan pemeriksaan kalium serum
Penggunaan suplementasi sebaiknya dimulai dengan larutan kalium (larutan kalium
klorida)
4. Asupan kalsium dan magnesium sesuai kebutuhan
5. pada penderita hipertensi disertai hiperlipidemia diberikan diet hiperlipidemia
6. suplementasi vitamin sesuai dengan kebutuhan terutama penderita dengan terap
diuretik
7. suplementasi tablet zinc dengan dosis 50-200 mg/hr. Zincuria serng terjadi pada
penderita hipertensidengan terapi diuretik
8. batasi asupan alkohol tidak lebih dari 1 oz etanol/hari

Menderita darah tinggi harus dibawa enjoy! Tak perlu terlalu tegang dan mencemaskan kondisi
kesehatan Anda.

Meski kenyataan tak dapat disangkal bahwa 60 persen penderita hipertensi berakhir dengan
stroke, tapi Anda harus punya pemikiran positif agar kesehatan tak kian memburuk.

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi darah tinggi. Hal pertama dan utama yang
perlu Anda ubah adalah menu makanan. Mulai detik ini juga, hentikan konsumsi lemak jenuh.
Apa saja sumber lemak jenuh?

Makanan yang digoreng dan lemak dari daging olahan. Ganti makanan tersebut dengan buah-
buahan dan sayuran segar. Jika selama ini yang kita tahu hanya buah Mengkudu dan seledri saja
yang bagus untuk mengatasi darah tinggi, kali ini Anda punya alternatif lain. Buah yang lebih
nikmat dimakan. Berikut ini daftar sayur dan buah yang bisa Anda konsumsi sehari-hari untuk
mengatasi darah tinggi Anda.

Tomat
Anda suka makan buah tomat? Makan tomat mentah-mentah dan bulat-bulat mungkin tidak
semua orang suka. Lebih nikmat kalau tomat dijus dan dicampur dengan buah lain.

Tetapi, porsi terbesar harus buah ini, karena di dalam tomat terdapat potasium, vitamin C dan
serat, dan dalam satu mangkuk tomat terkandung 9 mg sodium saja.

Minuman ini bisa jadi diet sodium yang sehat karena kebutuhan Anda akan sodium tetap
terpenuhi tapi dalam jumlah yang minimal. Tentu tidak membahayakan kondisi kesehatan Anda.
Sebisa mungkin pilihlah tomat segar untuk dijus, karena tomat olahan yang dijual di supermarket
sering kali mengandung sodium yang lumayan tinggi.

Buah Beri
Apa saja yang termasuk dalam kategori buah beri? Anda bisa sebutkan satu per satu yang Anda
kenal; strawbery, blueberry, blackberry, dan raspberry.

Tak hanya bentuknya yang menarik, buah beri dikenal kaya manfaat karena kandungan
potasiumnya yang tinggi. Satu mangkuk buah beri mengandung 200 mg potasium.
Berapa banyak potasium yang Anda butuhkan untuk mengatasi darah tinggi? Per hari setidaknya
dibutuhkan 4.700 mg asupan potasium, jadi sekitar 23 mangkuk buah beri yang Anda butuhkan
dalam sehari.

Tak sulit memakan buah sebanyak itu asal Anda mengolahnya dalam bentuk jus segar. Selain
potasium, buah beri juga mengandung serat dan vitamin C.

Jeruk
Jeruk sudah kondang sebagai buah yang kaya vitamin C. Ternyata, selain vitamin C, buah ini
juga banyak mengandung potasium, serat, dan rendah sodium.

Rasanya yang manis tak merepotkan karena bisa kita makan langsung tanpa dijus. Tapi, tak ada
salahnya kalau Anda ingin meminum jus jeruk yang segar untuk menu sehari-hari Anda. Apalagi
kebutuhan potasium untuk mengatasi darah tinggi cukup besar.

Sayuran Hijau
Anda pernah minum jus brokoli? Anda menyukai rasanya? Sebagian mungkin menjawab, "Iya!
Saya suka." Sebagian lain menjawab, "Argh! tak enak sama sekali." Wajar, karena tidak semua
orang suka sayur.

Brokoli hanya satu contoh sayuran hijau yang mengandung potasium tinggi, tapi rendah sodium.
Selain brokoli Anda bisa pilih sayuran hijau lain yang disukai, bayam bisa jadi salah satu
alternatif.

Sekarang, Anda boleh senang karena ternyata ada beberapa jus nikmat yang bisa Anda buat
sendiri di rumah untuk mengatasi darah tinggi. Tapi, tunggu dulu!

Jus yang sehat dan menyehatkan ini akan lebih bermanfaat dan bisa mengatasi darah tinggi jika
Anda mengolahnya tanpa gula. Semoga artikel ini dapat membantu Anda dalam perjuangan
melawan tekanan darah tinggi.

Baca informasi lengkapnya di: http://www.deherba.com/buah-dan-sayur-terbaik-untuk-


mengatasi-darah-tinggi.html#ixzz2jD1wdgZi

Vous aimerez peut-être aussi