Vous êtes sur la page 1sur 9

Modifikasi Iklim Mikro

Dosen Pengumpu : Armaeni Dwi Humairah

Disusun Oleh Kelompok 1 Agribisnis Kelas 4B

Arin Annisa (11150920000033)

Sekar Alifia Faraheny (11150920000032)

Nanda Wahyu (11150920000053)

Anastasya Ayu Wibowo (11150920000043)

Arif Fajar Setiwan (11150920000039)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


Fakultas Sains dan Teknologi

Program Studi Agribisnis


2016/2017
MODIFIKASI IKLIM MIKRO
Iklim mikro adalah kondisi iklim pada suatu ruang yang sangat terbatas, komponen iklim ini
penting artinya bagi kehidupan tanaman, hewan dan manusia terutama dalam kaitannya dengan kegiatan
pertanian yang dilakukan di dalam lingkup ruangan bukan pada lahan luar.

Modifikasi iklim mikro adalah upaya untuk menciptakan lingkungan agar lebih optimal (atau
paling tidak lebih baik) untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman dalam kegiatan
pertanian.

Iklim mikro merupakan kondisi iklim pada suatu ruang yang sangat terbatas, tetapi komponen
iklim ini penting artinya bagi kehidupan tumbuhan, hewan, dan manusia, karena kondisi udara pada skala
mikro ini yang akan berkontak langsung dengan (dan mempengaruhi secara lansung) makhlukmakhluk
hidup tersebut. Keadaan unsur-unsur iklim ini akan mempengaruhi tingkah laku dan metabolisme yang
berlangsung pada tubuh makhluk hidup, sebaliknya keberadaan makhluk tersebut (terutama tumbuhan)
akan pula mempengaruhi keadaan iklim mikro di sekitarnya. Antara mAkhluk hidup dan udara di
sekitarnya akan terjadi saling mempengaruhi satu sama lain.

Keberadaan bangunan fisik buatan manusia dan benda-benda alami pada suatu lingkungan juga
mempunyai pengaruh terhadap iklim mikro setempat, misalnya terhadap suhu udara, kecepatan arah
angin, intensitas dan lama penyinaran yang diterima oleh suatu permukaan, dan kelembaban udara.
Keragaman dari unsur-unsur iklim in disebabkan karena perbedaan kemampuan dari benda-benda
tersebut dalam menyerap radiasi matahari, menyiram air, dan keragaman rupa fisiknya.

Pengetahuan tentang sifat-sifat benda atau bahan sehubungan dengan kemampuannya untuk
menyerap, memantulkan, atau meneruskan radiasi matahari serta kemampuannya dalam menyerap dan
menahan air, sering dimanfaatkan menusia dalam usahanya untuk memodifikasi iklim mikro.

Modifikasi iklim mikro sering dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan lingkungan yang lebih
nyaman bagi manusia atau untuk menciptakan lingkungan yang lebih optimal (atau paling tidak lebih
baik) untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pendekatan lain untuk memodifikasi iklim mikro
yang dilakukan manusia diantaranya adalah dengan merubah kelembaban udara dan temperatur.

1. Radiasi Surya

Radiasi matahari, yakni sumber utama energi bumi yang mempengaruhi cuaca dan iklim. Baik
bumi maupun matahari, pada dasarnya beradiasi sebagai blackbodies, yakni benda-benda yang
memancarkan panjang gelombang yang hampir sama dengan jumlah radiasi maksimum teoritis dari
temperatur-temperaturnya. Energi maksimum radiasi matahari berupa gelombang pendek dalam rentang-
nilai-tampak (visible range) adalah dari 0,4 sampai 0,8 m.

Radiasi surya terdiri dari spektra ultraviolet dengan panjang gelombang kurang dari 0,38
mikronyang berpengaruh merusak karena daya bakarnya sangat tinggi, spektra Photosynthetically Active
Radiation yang berperan membangkitan proses fotosintesis dan spektra inframerah dengan lebih dari 0.74
mikron yang merupakan pengatur suhu udara. Spektra radiasi PAR dapat dirinci lebih lanjut menjadi pita-
pita spektrum yang masing-masing memiliki karakteristik tertentu. Ternyata spektrum biru memberikan
sumbangan yang paling potensial dalam fotosintesis.
Matahari merupakan sumber energi bagi proses-proses juga seluruh aktifitas yang terjadi dalam
atmosfer yang dianggap penting bagi sumber kehidupan. Energi matahari merupakan penyebab pokok
dari perubahan-perubahan dan pergerakan-pergerakan di dalam atmosfer sehingga dapat dianggap sebagai
pengendali iklim dan cuaca.Bagian dari radiasi surya yang sampai ke permukaan bumi disebut
insolasi. Intensitas Radiasi Matahari merupakan absorbasi energi matahari dalam satuan per cm2/menit.
Intensitas Radiasi Matahari merupakan fungsi dari sudut sinar matahari yang mencapai bagian yang
lengkung dari permukaanbumi.

Radiasi surya yang sampai di permukaan bumi terdiri dari tiga komponen, yaitu langsung, baur
dan global. Radiasi global merupakan gabungan langsung dan baur. Radiasi langsung dapat pula dibagi
dua bentuk yaitu radiasi langsung normal dan horizontal. Radiasi langsung normal dan horizontal
digunakan bila memperkirakan radiasi pada permukaan datar, miring dan tegak. Permukaan miring
meliputi lereng bukit/gunung (pertanian dan perkebunan), plat penadah miring (pengeringan, rumah kaca,
pemanas air surya, panel sel surya, atap rumah dll). Radisi pada permukaan tegak bangunan (dinding).
Radiasi pada permukaan datar di pertanian dan perikanan (penguapan di hamparan sawah, bentangan
kolam dan bendungan dll). Untuk memperkirakan radiasi pada permukaan miring dan tegak, sudut
kemiringan dan orientasi permukaan merupakan faktor penentu (Lizenhs, 2010).

Penyinaran atau isolasi adalah penerimaan energi matahari oleh permukaan bumi, bentuknya
adalah sinar-sinar bergelombang pendek yang menerobos atmosfer. Sebelum mencapai permukaan bumi
sebagian hilang karena absorbsi. Adapun yang berhasil sampai ke bumi kemudian dilepaskan pula melalui
refleksi; ini terutama terjadi di kedua daerah kutub bumi dan di dataran-dataran salju serta
perairan, (Budiwati, 2003).

2. Tekanan Udara

Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara karena gerak udara tersebut setiap 1
2
cm bidang datar dari permukaan bumi hingga atmosfer. Satuan yang digunakan adalah 1 atm = 76 cmHg
= 760 mmHg. Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara adalah barometer. Analisa tekanan
udara di Indonesia dilakukan oleh Badan meteorologi, Klimatologi dan Geofisika yang digunakan untuk
meramalkan cuaca di Indonesia.

Tekanan udara merupakan tenaga yang bekerja untuk menggerakkan massa udara dalam setiap
satuan luas tertentu. Diukur dengan menggunakan barometer. Satuan tekanan udara adalah milibar (mb).
Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan udaranya disebut sebagai isobar. Tekanan
udara secara horizontal yaitu variasi tekanan udara dipengaruhi suhu udara, bahwa daerah yang suhu
udaranya tinggi akan bertekanan rendah dan daerah yang bersuhu udara rendah tekanannya tinggi. Pola
penyebaran tekanan udara horizontal dipengaruhi lintang tempat, penyebaran daratan dan lautan, dan
pergeseran posisi matahari tahunan.

Tekanan udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, makin tinggi tempat dari permukaan air laut
maka tekanan udara makin menurun. Hal ini disebabkan karena gradien tekanan udara vertikal. Gradien
vertikal ini tidak selalu tetap, sebab kerapatan udaradipengaruhi oleh faktor suhu, kadar uap air di udara
dan juga gravitasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sebaran tekanan udara antara lain lintang bumi, lautan dan
daratan untuk menggambarkan tekanan udara suatu daerah, ditarik garis-garis isobar. Garis ini
menggambarkan sebaran tekanan udara pada suatu pereode tertentu. Tekanan udara selalu turun dengan
naiknya ketinggian.

Tipe tekanan udara sangat bervariasi dalam lama dan ukurannya. Tipe sistem tekanan udara yang
pelu kita ketahui adalah tekanan rendah dan tekanantinggi. Tekanan rendah yaitu untuk daerah-daeah
yang mempunyai tekanan udara yang lebih rendah dai tekanan udara di daerah sekelilingnya. Ada suatu
daerah yang mempunyai tekanan yang rendah dan memanjang disebut palung. Sedangkan tekanan tinggi
yaitu daerah-daerah yang mempunyai tekanan yang lebih tinggi dari daerah sekelilingnya. Bila daerah
mempunyai tekanan tinggi dan memanjang disebut ridge (Lyle 2001).

3. Suhu (Suhu Tanah dan Suhu Udara)

Suhu tanah sebagai sifat tanah yang penting, digunakan untuk mengklasifikasikan tanah. Klas
suhu tanah didefinisikan menurut suhu tanah tahunan rata-rata pada mintakat akar, ini ditentukan pada 5
sampai 100 sentimeter. Penggunaan tanah untuk pertanian dan kehutanan berhubungan penting dengan
suhu tanah karena kebutuhan tumbuhan terhadap suhu yang khas (Foth 2003).

Suhu menunjukkan derajat panas benda. Semakin tinggi suhu suatu benda, maka semakin panas
benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda.
Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun
gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu
benda tersebut. Suhu juga disebut temperature (Anonim 2007).

Suhu di permukaan bumi makin rendah dengan bertambahnya lintang seperti halnya penurunan
suhu menurut ketinggian. Bedanya, pada penyebaran suhu secara vetikal permukaan bumi merupakan
sumber pemanasan sehingga makin tinggi tempat makin rendah suhunya (troposfer). Sedangkan
penyebaran suhu menurut letak lintang, sumber energi utama berasal dai daerah tropika (antara 30 LU-
30 LS) yang merupakan penerima energi radiasi surya terbanyak. Sebagian energi tersebut dipindahkan
ke daerah lintang tinggi untuk menjaga keseimbangan energi secara global (Ansar 2006).

Suhu tanah ditentukan oleh interaksi sejumlah faktor. Semua panas tanah berasal dari dua
sumber: dari radiasi matahari dan awan serta konduksi dari dalam bumi. Kedua faktor eksternal
(lingkungan) dan internal (tanah) menyumbang perubahan-perubahan suhu tanah. Jumlah aliran panas
dalam tanah mempengaruhi suhu. Suhu tanah berhubungan dengan suhu udara dan vise versa. Kedua
suhu tanah dan udara mempengaruhi pertumbuhan tanaman (Lubis 2007).

Untuk mengatur suhu tanah bukanlah kemampuan manusia secara pribadi, tapi suhu tanah
tersebutdapat di kontrol dengan cara yaitu dengan menutupi mulsa organik pada tanah, dan
pengaturantanaman residu yang keduanya dapat mempengaruhi implikasi biologi, juga bisa dengan
mulsa plastikyang biasanya diberikan untuk perkebunan dan terakhir dapat dengan cara mengatur
penguapan tanah (Brady and Weil 2000)

4. Kelembaban Udara
Kelembaban tanah merupakan keadaan keseimbangan kandungan air dengan suhu di dalam tanah
yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Kelembaban relatifudara dapat diukur langsung dengan alat
hygrometer yang sensornya berupa higroskopis.Kelembapan mutlak adalah kandungan uap air yang dapat
dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannyaper satuan volume (Foth 2003).

Kelembaban udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara. Jumlah uap air dalam udara ini
sebetulnya hanya merupakan sebagian kecil saja dari seluruh atmosfer. Yaitu hanya kira-kira 2% dari
jumlah massa. Akan tetapi uap air ini merupakan komponen udara yang sangat penting ditinjau dari segi
cuaca dan iklim (Siswoyo 2010).

Kelembaban nisbi suatu tempat tergantung pada suhu yang menentukan kapasitas udara untuk
menampung uap air serta kandungan uap air aktual dari tempat tersebut. Kandungan uap air aktual ini
ditentukanoleh ketersediaan air ditempat tersebut serta energi untuk menguapkannya (Ansar 2006).

Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air diudara yang dapat dinyatakan sebagai
kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defist tekanan uap air. Kelembaban mutlak adalah
kandugan uap air (dapat dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannya) persatu air aktual dengan
keadaan jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air. Kapasitas udara untuk
menampung uap air tersbeut (pada keadaan jenuh) ditentukan oleh suhu udara. Sedangkan deficit tekanan
uap air adalah slisih antara tekanan uap jenuh dan tekanan uap aktual. Masing-masing pernyataan
kelembaban udara tersebut mempunyai arti dan fungsi tertentu dikaitkan dengan masalah yang dibahas.
Sebagai contoh, laju penguapan dari permukaan tanah lebih ditentukan oleh deficit tekanan uap air
daripada kelembaban mutlak maupun nisbi. Sedangkan pengembunan akan terjadi bila kelembaban nisbi
telah mencapai 100% meskipun tekanan uap air aktualnya relatif rendah (Holton J.R, 2006).

Kapasitas udara untuk menampung uap air (pada keadaan jenuh) tergantung pada suhu udara.
Defisit tekanan uap air adalah selisih antara tekanan uap air jenuh dengan tekanan uap aktual.
Pengembunan akan terjadi bila kelembaban nisbi mencapai 100 % (Abuhaniya, 2009).

5. Curah Hujan

Presipitasi adalah pembentukan hujan, salju dan hujan batu yang berasal dari kumpulan awan.
Awanawan tersebut akan bergerak mengelilingi dunia, yang diatur oleh arus udara. Sebagai contoh,
ketika awan-awan tersebut bergerak menuju pegunungan, awan-awan tersebut menjadi dingin dan
kemudian segera menjadi jenuh air yang kemudian jatuh sebagai hujan, salju, dan hujan batu, tergantung
pada suhu di sekitarnya(Warsito 2007).

Hujan merupakan susunan kimia yang cukup kompleks dan bervariasi dari tempat yang satu ke
tempat yang lain, dari musim ke musim pada tempat yang sama dan dari waktu hujan yang berbeda. Air
hujan terdiri atas ion-ion natrium, kalium, kalsium, khlor, bikarbonat, dan sulfat yang merupakan jumlah
yang besar bersama-sama (Anonim 2008).

Pencatat hujan atau disebut juga recording garage biasanya dibuat sedemikian, sehingga dapat
bekerja secara otomatis. Dengan alat ini dimungkinkan pencatatan tinggi hujan setiap saat, sehingga
intensitas hujan pada saat tertentu dapat diketahui pula. Di pasaran telah terdapat beberapa tipe yang
diproduksi antara lain pencatat jungkit dan pencatat pelampung (Soemarto 2007).
Curah hujan dapat diukur dengan alat pengukur curah hujan otomatis atau yang manual. Alat-alat
pengukur tersebut harus diletakkan pada daerah yang masih alamiah, sehingga curah hujan yang terukur
dapat mewakili wilayah yang luas. Salah satu tipe pengukur hujan manual yang paling banyak dipakai
adalah tipe observatorium (obs) atau sering disebut ombrometer. Curah hujan dari pengukuran alat ini
dihitung dari volume air hujan dibagi dengan luas mulut penakar. Alat tipe observatorium ini merupakan
alat baku dengan mulut penakar seluas 100 cm2 dan dipasang dengan ketinggian mulut penakar 1,2 meter
dari permukaan tanah. (Jumin, 2002).

Peranan air dalam kehidupan sangat besar. Mekanisme kompleks kehidupan tidak mungkin
berfungsi tanpa kehadiran air. Bagian terbesar bumi dan makhluk hidup juga terdiri air. Air yang berasal
dari hujan merupakan fenomena alam yang paling penting bagi terjadinya kehidupan di bumi. Butiran
hujan selain membawa molekul air juga membawa materi yang penting bagi kehidupan seperti pupuk
bagi tumbuhan (LIPI,2007).

6. Angin

Angin merupakan gerakan atau perpindahan dari suatu massa udara, dari suatu tempat ke tempat
yang lain secara horizontal. Gerakan angin biasanya berasal dari daerah yang bertekanan tinggi ke
tekanan rendah, selain itu angin juga mempunyai arah dan kecepatan.Udara yang bergerak yang
merupakan elemen penting bagi iklim dan cuaca, juga memilik fungsi kendali karena perannya sebagai
pengangkut panas dari satu kawasan yang memiliki kelebihan panas ke kawasan yang kekurangan panas
(Kartasapoetra 2001).

Angin disebabkan karena adanya perbedaan tekanan udara yang merupakan hasil dari pengaruh
ketidakseimbangan pemanasan sinar matahari terhadap tempat-tempat yang berbeda di permukaan bumi.
Keadaan ini mengakibatkan naiknya sejumlah besar massa udara yang ditandai dengan timbulnya sifat
khusus, yaitu terdapatnya tekanan udara tinggi dan rendah. Sebagai contoh, massa udara yang bertekanan
dibentuk di daerah-daerah kutub, sedangkan massa volume yang bertekanan rendah yang kering dan
panas berkumpul di daerah subtropik (2008).

Kecepatan angin penting karena dapat menentukan besarnya kehilangan air melalui proses
evapotranspirasi dan mempengaruhi kejadian-kejadian hujan. Untuk terjadinya hujan, diperlukan adanya
gerakan udara lembab yang berlangsung terus menerus. Dalam hal ini, angin berfungsi sebagai tenaga
penggerak terjadinya gerakan udara lembab tersebut. Peralatan yang digunakan untuk menentukan
besarnya kecepatan angina dinamakan anemometer (Karmini 2008).

Angin adalah gerakan udara yang disebabkan perubahan suhu, yang selanjutnya yang
menyebabkan perubahan tekanan. Tekanan udara naik jika suhunya rendah dan turun jika suhunya tinggi.
Penyebab terjadinya angin karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu udara pada suatu
daerah atau wilayah. Semakin cepat kecepatan angin, maka semakin besar gaya gesekan pada permukaan
laut dan semakin besar arus permukaan. (Wibisono, 2005)

Angin yang besar kekuatannya makin sulit berbelok arah. Rotasi bumi, dengan bentuk bumi yang
bulat, menyebabkan pembelokan arah angin. Pembelokan angin di ekuator sama dengan 0 (nol). Makin ke
arah kutub pembelokannya makin besar. Pembelokan angin yang mencapai 90o sehingga sejajar dengan
garis isobar disebut angin geotropik. Hal ini banyak terjadi di daerah beriklim sedang di atas samudra.
Kekuatan yang menahan dapat membelokan arah angin. Sebagai contoh, pada saat melalui gunung, angin
akan berbelok ke arah kiri, ke kanan atau ke atas (Usman, 2004).

7. Evapotranspirasi

Transpirasi dan evaporasi dari permukaan tanah bersama-sama disebut evapotranspirasi atau
kebutuhan air. Jika air yang tersedia dalam tanah cukup banyak maka evapotranspirasi itu disebut
evapotranspirasi potensial. Mengingat faktor-faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi itu banyak dan
lebih sulit daripada faktor yang mempengaruhi evaporasi maka banyaknya evapotranspirasi tidak dapat
diperkirakan dengan teliti. Akan tetapi evapotranspirasi adalah faktor dasar untuk menentukan kebutuhan
air dalam rencana irigasi dan merupakan proses yang penting dalam siklus hidrologi. Oleh sebab itu maka
telah banyak jenis dan cara penentuannya yang telah diadakan.

Evapotranspiration adalah efek gabungan dari penguapan air dari tanah lembab dan aliran
transpirasi air oleh tanaman yang tumbuh (Kijne, 1974) potensi Evapotranspiration (Ep), jumlah
maksimum uap yang bisa ditransfer dari suatu area ke suasana di bawah kondisi Meteorologi sebenarnya
Evapotranspiration (Ea), adalah jumlah maksimum uap yang bisa ditransfer dari suatu area ke atmosfer
yang tidak hanya tergantung pada kondisi Meteorologi , tetapi juga pada ketersediaan air untuk memenuhi
permintaan atmosfer dan, dalam kasus vegetasi, kemampuannya untuk mengekstrak kelembaban dari
tanahSering kali, para ilmuwan membedakan antara dua aspek yang berbeda dari evapotranspiration:
potensi evapotranspiration dan evapotranspiration yang sebenarnya. Potensi evapotranspiration atau PE
adalah ukuran kemampuan atmosfer untuk menghilangkan air dari permukaan melalui proses penguapan
dan aliran transpirasi dengan asumsi tidak ada kontrol pasokan air. Sebenarnya evapotranspiration atau
AE adalah jumlah air yang benar-benar dihapus dari permukaan akibat proses aliran transpirasi dan
penguapan. Ilmuwan mempertimbangkan dua jenis evapotranspiration untuk tujuan praktis dari
pengelolaan sumber daya air. Di seluruh dunia manusia terlibat dalam produksi berbagai tanaman
tanaman. Banyak dari tanaman ini tumbuh di lingkungan yang secara alami kekurangan air. Sebagai
akibatnya, irigasi digunakan untuk melengkapi kebutuhan air tanaman itu. Manajer dari tanaman ini dapat
menentukan berapa banyak air tambahan yang diperlukan untuk mencapai produktivitas maksimum
dengan memperkirakan potensi dan sebenarnya evapotranspiration. Perkiraan nilai-nilai ini kemudian
digunakan dalam persamaan berikut: tanaman kebutuhan air = potensi evapotranspirasi.

Faktor-faktor yang berpengaruh (Ward, 1967, Priciples of Hydrology)

1. Faktor-faktor meteorologi: Radiasi matahari, Suhu udara dan permukaan, Kelembaban, Angin,
Tekanan Barometer.
2. Faktor-faktor geografi: Kualitas air, Jeluk tubuh air, Ukuran dan bentuk permukaan air.
3. Faktor-faktor lainnya: Kandungan lengas tanah, Karakteristik kapiler tanah, Jeluk muka air tanah,
Warna tanah, Tipe kerapatan dan tingginya vegetasi, Ketersediaan air.

Penguapan adalah proses perubahan air dari bentuk cair menjadi bentuk gas. Ada dua macam
penguapan, yaitu evaporasi yaitu penguapan air secara langsung dari lautan, danau, sungai dan transpirasi
merupakan penguapan air dari tumbuh-tumbuhan dan yang lainya. Gabungan antara evaporasi dan
transpirasi disebut evapotranspirasi (Wuryanto 2000).
Tidak semua presipitasi yang mencapai permukaan secara langsung berinfiltrasi ke dalam tanah
atau melimpas di atas permukaan tanah. Sebagian darinya, secara langsung atau setelah penyimpanan
permukaan atau bawah permukaan, hilang dalam bentuk evaporasi, yaitu proses dimana air menjadi uap.
Walaupun diketahui sejumlah faktor mempengaruhi laju evapotranspirasi, adalah sulit sekali untuk
menilai kepentingan relatif masing-masing faktor (Anonim 2008).

8. Awan

Awan adalah suspensi koloida udara atau aerosol. Selama butir-butir belum bersatu akan tetap
melayang-layang di udara. Ini menyebabkan awan itu kekal dan tidak terjadi presipitasi. Jika butir-butir
cenderung bersatu hingga lebih besar dan berat maka awan menjadi tidak kekal dan akan terjadi
presipitasi (Daljuni 2006).

Jika udara naik ke atmosfir yang lebih tinggi, udara tersebut akan mengembang dan mendingin.
Seterusnya, udara tersebut makin mendingin dan tidak dapat lebih lama lagi menampung uap air.
Beberapa uap air berkondensasi pada partikel-partikel di atmosfir dan terbentuklah titik air. Titik-titik ini
mengambang (melayang-layang) di udara. Gerakan udara ke atas (atau aliran udara) akan menahan
turunnya titik-titik air tersebut. Dan jutaan butir-butiran air yang melayang-layang tersebut satu dengan
lainnya akan membentuk awan (Syaiful 2008)

Pembentukan awan berlaku hampir keseluruhannya pada bagian bawah atmosfer yang dikenal
sebagai troposfer. Awan terbagi menjadu dua kumpulan besar : yaitu cumulus dan yang berbentuk
berlapis-lapis (stratus). Jadi, bentuk dan warna awan berubah mengikuti kandungan kelembaban dan
kestabilan atmosfer.Penyebaran keawanan hampir sama dengan penyebaran hujan jadi pada lintang
ekuator dimana banyak terjadi konvergensi horizontal besar, terdapat keawanan maksimum. Tidak sejelas
seperti maksimum hujan di ekuator, sebab daerah tropis lebih banyak awan konektif atau tipe cumulus.
awan-awan tebal ini (Anonim 2008).

Udara selalu mengandung uap air. Uap air meluap menjadi titik-titik air, maka terbentuklah awan.
Peluapan ini bisa terjadi dengan dua cara: 1. Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam
udara karena air lebih cepat menyejat. Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik tinggi, hingga tiba
di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-
molekul titik air yang tak terhingga banyaknya. 2. Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfir
lembap. Udara makin lama akan menjadi semakin tepu dengan uap air. Apabila awan telah terbentuk,
titik-titik air dalam awan akan menjadi semakin besar dan awan itu akan menjadi semakin berat, dan
perlahan-lahan daya tarik bumi menariknya ke bawah. Hingga sampai satu titik dimana titik-titik air itu
akan terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan ini (Critchfield 2004).

Awan Stratus adalah awan yang berwarna keabu-abuan yang biasanya menutupi seluruh langit.
Kita menyebutnya langit mendung. Awan ini mirip kabut yang tak mencapai tanah. Terkadang gerimis
mengiringi awan stratus. Awan menghasilkan hujan, namanya adalah nimbo stratus. Bentuk awan itu
berupa gabungan dari jenis-jenis di atas. Cirrus, misalnya bisa menjadi pertanda badai akan datang,
terutama bila awan menebal menjadi cirro stratus yang menutupi langit (Hermawan 2006).
DAFTAR PUSTAKA
Buku :

Ardhana, I Putu Gede. 2012. Ekologi Tumbuhan. Universitas Udayana. Denpasar.

Jumin, Hasan Basri. 2002. Agroekologi Suatu Pendekatan Fisiologis. Raja Grafindo

Persada. Jakarta.

Jumin, Hasan Basri. 2005. Dasar-Dasar Agronomi. Raja Gradindo Persada. Jakarta.

Jurnal :

1. Perbandingan Evapotranspirasi Potensial Antara Hasil Keluaran Model ReGCM 4.0


Dengan Perhitungan Data Pengamatan

Internet :

http://www.geo.ugm.ac.id/wp-content/files/Modul%233-evapotr.pdf

Vous aimerez peut-être aussi