Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
1
(ii) Pertemuan International Year of Sanitation (IYOS) pada tahun
2008, yang menghasilkan komitmen pemerintah dalam
pengarusutamaan pembangunan sanitasi; dan
2
tergabung dalam Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)
2015. Pernyataan minat di tanda-tangani oleh Bupati dan Ketua DPRD tersebut
ditindaklanjuti oleh surat Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Provinsi Papua kepada Direktur Permukiman dan Perumahan Bappenas (selaku
ketua Pokja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Nasional) perihal
pernyataan minat Kabupaten di Provinsi Papua untuk kepesertaan program PPSP
Tahun 2015. Dengan diterbitkannnya Kepesertaan program Percepatan
Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) tahun 2015 melalui Surat Keputusan
Menteri Dalam Negeri Nomor 648-565/Kep/Bangda/2014 pada tanggal 17
Desember 2014 tentang Penetapan Kabupaten atau Kota Sebagai Pelaksana
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Tahun 2015, maka
Kabupaten Jayawijaya resmi tergabung dalam Program PPSP Tahun 2015.
3
bagi penyusunan strategi dan kebijakan sanitasi kedepan. Dengan selesainya
penyusunan dokumen Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jayawijaya, kiranya dapat
membawa kondisi sanitasi Kabupaten Jayawijaya ke arah yang lebih baik dalam
segi kuantitas maupun kualitas.
1. Grey water adalah limbah rumah tangga non kakus yaitu buangan yang
berasal dari kamar mandi, dapur (sisa makanan) dan tempat cuci.
Penanganan Air Limbah Rumah Tangga yaitu pengolahan air limbah
rumah tangga (domestik) dengan sistem :
2. Black water (air tinja/limbah padat) yaitu air tinja yang tercemar tinja,
umumnya berasal dari WC. Volumenya dapat cair atau padat,
umumnya orang dewasa menghasilkan 1.5 liter air tinja/hari. Air ini
mengandung bakteri coli yang berbahaya bagi kesehatan, oleh sebab itu
harus disalurkan melalui saluran tertutup ke arah
pengolahan/penampungan. Air tinja bersama tinjanya disalurkan ke
dalam septic tank. Septic tank dapat berupa 2 atau 3 ruangan yang
dibentuk oleh beton bertulang sederhana. Air yang sudah bersih dari
pengolahan ini barulah dapat disalurkan ke saluran kota, atau lebih
baik lagi dapat diresapkan ke dalam tanah sebagai bahan cadangan air
tanah.
4
4. Penanganan drainase kabupaten adalah memfungsikan saluran
drainase sebagai penggelontor air kota dan mematuskan air
permukaan.
5
dibuat dengan jumlah responden sebanyak empat ratus (400) responden pada
wilayah kajian di Kabupaten Jayawijaya.
Sanitation generally refers to the provision of facilities and services for the safe
disposal of human urine and faeces. Inadequate sanitation is a major cause of disease
world-wide and improving sanitation is known to have a significant beneficial
impact on health both in households and across communities. The word 'sanitation'
also refers to the maintenance of hygienic conditions, through services such as
garbage collection and wastewater disposal.
6
a. Air limbah yang berasal dari metabolisme tubuh manusia (excreta)
berupa air kencing (urine) dan tinja. Air limbah ini biasa disebut sebagai
blackwater.
b. Air limbah yang berasal selain dari metabolisme tubuh manusia, antara
lain berasal dari sisa pencucian pakaian, dapur, dan sisa air mandi. Air
Limbah ini dikenal sebagai greywater.
1. Sistem setempat, dalam sistem setempat limbah black water dan grey
water diolah langsung secara setempat.
7
khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya. Sampah
spesifik adalah:
C. Sistem Drainase
Sistem drainase terdiri dari dua kategori yaitu drainase mikro dan
drainase sekunder. Drainase mikro yaitu drainase yang terdiri dari drainase
primer dan sekunder yang umumnya dioperasikan oleh Provinsi atau Balai.
Sedangkan drainase makro atau biasa disebut juga drainase tersier yaitu
drainase yang direncanakan, dibangun dan di rawat oleh Pemerintah
Kabupaten. Berdasarkan sistemnya, drainase dikelompokkan menjadi tiga
kategori sebagai berikut:
8
memperhatikan konservasi air tanah biasa disebut sebagai konsep drainase
berwawasan lingkungan atau ecodrainage. Dengan konsep ini maka air
hujan yang turun diusahakan untuk semaksimal mungkin meresap ke dalam
tanah atau ditampung untuk dimanfaatkan, sedangkan kelebihannya baru
dialirkan melalui saluran air hujan. Peresapan air hujan dapat dilakukan
dengan menggunakan kolam retensi atau embung, sumur resapan air hujan
dan biopori. Sektor air bersih dan atau air minum tidak termasuk di dalam
sektor-sektor yang terkait dengan sanitasi, tetapi sektor ini dianggap sangat
mempengaruhi kondisi sanitasi. Oleh karena itu seringkali beriringan
dengan sistem sanitasi.
I. Visi
9
seimbang sesuai standard kesehatan yang perlu untuk kehidupannya, dapat
membangun lingkunngan yang asri, nyaman dan damai, sebagai kebutuhan
hakiki dalam kehidupannya.
II. Misi
10
Tujuan dari penyusunan Buku Putih ini adalah:
1.4 Metodologi
Proses seleksi dan kompilasi data sekunder berada dalam tahap ini.
Teknik kajian dokumen dipergunakan tim untuk mengkaji data. Banyak dokumen
kegiatan program yang mampu memberikan informasi mengenai apa yang terjadi
di masa lampau yang erat kaitannya dengan kondisi yang terjadi pada masa kini.
11
Gambar 1.1
Proses Penyusunan Buku Putih Sanitasi
Untuk lebih memahami proses dan kegiatan penyusunan Buku Putih ini
secara menyeluruh, akan disajikan beberapa hal penting yang berkaitan dengan
aspek metodologi yang digunakan dalam penulisan ini yang secara singkat dapat
dijelaskan sebagai berikut :
12
Metode analisis data yang digunakan dalam penyusunan Buku Putih
Sanitasi ini adalah sebagai berikut:
a. Analisis Statistik
b. Analisis Kebijakan
c. Analisis Proyeksi
13
b. Tersedianya data sekunder untuk menggambarkan profil wilayah,
profil sanitasi dan penetapan area beresiko;
a. Adanya persetujuan dari ketua pokja atas draft Buku Putih Sanitasi
Kabupaten Jayawijaya;
14
1.5 Posisi Buku Putih Sanitasi
Gambar 1.2
Posisi Buku Putih dalam PPSP
15
1.6 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain
Setiap tahun data yang ada akan dibuat Laporan Sanitasi Tahunan yang
merupakan gabungan antara Laporan Tahunan SKPD dan status proyek sanitasi.
Laporan Sanitasi Tahunan menjadi Lampiran Buku Putih Sanitasi 2015 dan setelah
3 tahun, semua informasi tersebut dirangkum dalam Revisi Buku Putih Sanitasi.
Buku putih ini merupakan materi dasar dalam penyusunan strategi sanitasi kota
dan juga acuan dasar evaluasi kinerja pembangunan bidang sanitasi.
Peraturan Perundangan
A. Undang - Undang
16
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 tentang
Perumahan dan Permukiman;
17
19. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman.
B. Peraturan Pemerintah
18
Pemerintah daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota;
C. Keputusan Presiden
19
D. Peraturan Menteri Republik Indonesia
20
13. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor
45/KPTS/M/2005 tentang Pedoman Pemberdayaan Penanggung
Jawab Teknik Badan Usaha Jasa Konstruksi Kualifikasi Kecil;
21
E. Petunjuk Teknis
1. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis MCK
10. Petunjuk Teknis Nomor KDT 627.54 Pan I judul Panduan Dan
Petunjuk Praktis Pengelolaan Drainase Perkotaan.
11. Petunjuk Teknis Nomor KDT 636.728 Pet. I judul Petunjuk Teknis
Spesifikasi Kompos Rumah Tangga, Tata cara Pengelolaan Sampah
Dengan Sistem Daur Ulang Pada Lingkungan, Spesifikasi Area
Penimbunan Sampah Dengan Sistem Lahan Urug Terkendali Di TPA
Sampah.
F. Peraturan Daerah
22
2. Peraturan Bupati Jayawijaya Nomor 3 Tahun 2012 tentang Retribusi
Persampahan.
23