Aktiva tetap berwujud adalah aktiva aktiva yang sifatnya relative permanent yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal.aktiva tetap yang dimiliki oleh suatu perusahaan dapat mempunyai macam-macam bentuk seperti tanah, bangunan,mesin-mesin dan alat-alat, kendaraan dan lain-lain. Dari macam-macam aktiva tetap diatas untuk tujuan akutansi diadakan pengelompokan sebagai berikut : a. aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan,pertanian, dan peternakan. b. Aktiva tetap yang umumnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva yang sejenis. Misalnya bangunan, mesin, alat-alat mebel, kendaraan, dan lain-lain. c. Aktivaq tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habuis masa penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva yang sejenis misalnya sumber- sumber alam seperti tambang,hutan, dan lain-lain.
Pengeluaran-Pengeluaran Modan dan Pendapatan
Perlakuan akutansi terhadap pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan perolehan dan penggunaan aktiva tetap dapat dibagi menjadi 2, yaitu : a. Pengeluaran Modal (Capital Expenditures) adalah pengeluran-pengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang akan dirasakan lebih dari satu periode akutansi. b. Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditures) adalah pengeluaran-pengeluaran untuk mmperoleh suatu manfaat yang hanya dirasakan dalam periode akutansi yang besangkutan.
Prinsip Penilaian Aktiva Tetap Berwujud
Dalam hubungannya dengan penilaian aktiva tetap berwujud.PSAK nomer 16 menyatakan suatu benda berwujud ayang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap., pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan, biaya (harga) perolehan aktiva tetap adalah jumlah kas atau seara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk digunkan.
Harga Perolehan Aktiva Tetap Berwujud
Tanah : Tanah yang dimiliki dan digunakan sebagai tempat berdirinya perusahaan dicatat dalam rekening tanah.apabila tanah itu tidak digunakan dalam usaha perusahaan maka dicatat dalam rekening infestasi jangka panjang. Bangunan : Gedung yang diperoleh dari pembelian.harga perolehannya harus di alokasikan pada tanah dan gedung Mesin dn alat-alat : yang merupakan harga perolehan mesin dan alat-alat adalah a. Harga Beli b. Pajak yang menjadi beban pembeli c. Biaya akuntan d. Asuransi selama dalam perjalanan e. Biaya pemasangan f. Biaya-biaya yang dikeluarkan selama masa penggunaan mesin Alat-alat kerja : Alat-alat kerja yang dimiliki bisa berupa alat-alat untuk mesin atau alat- alat tangan seperti drai, catut, pukul besi, dan lain-lain. Pattern dan dles/cetak-cetakan : cetakan-cetakan yang dipakai untuk produksi dalam beberapa periode dicatat dalam rekening aktiva tetap dan didepresiasikan selama umur ekonomisnya. Perabot dan alat-alat kantor : dalam judul perabot termasuk elemen-elemen seperti meja, kursi, lemari, sedang dalam judul alat-alat kantor termasuk mesin tik, mesin hitung, dan lain-lain Kendaraan : sepertyi halnya perabot, maka kendaraan yang dimiliki juga harus dipisahkan untuk setiap fungsi yang berbeda Tempat Barang YangDikembalikan (Returnable Cointainer) Yang termasuk dalam returnable cointainer adalah : barang barang yang di pakai sebagai tempat dari produksi yang dijual seperti botol, drum, tangki, dan lain-lain.
Cara-cara Perolehan Aktiva Tetap
Pembelian tunai Pembelian secara Lumpsum/Gabungan
Perolehan melalui Pertukaran
Ditukar dengan surat-surat berharga Ditukar dengan aktiva tetap yang lain 1. Pertukaran aktiva tetyap yang tidak sejenis Adalah pertukaran aktiva tetap yang sifat dan fungsinya tidak sama seperti misalnya pertukaran tanah dengan mesin-mesin, tanah dengan gedung, dan lain-lain. 2. Pertukaran aktiva tetap sejenis. Adalah pertukaran aktiva tetap yang sifat tetap dan fungsinya sama seperti pertukaran mesin produksi merka dengan merk b, dan seterusnya. Dalam hubungannya dengan aktiva tetap yang sejenis PSAK no 16 menyatakan bahwa laba atau rugi yang timbul akibat perbedaan nilai wajar aktiva tetap yang diperoleh dengan yang diserahkan tidak boleh diakui, sehingga selisihnya akan digunakan untuk mengoreksi nilai wajar aktiva yang diperoleh.