Vous êtes sur la page 1sur 29

BAB I

KONSEP MEDIS

A. Perkembangan anak usia prasekolah

1. Definisi tumbuh kembang pada anak

a. Pertumbuhan (Growth)

Berkembangan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat

sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (kg/gr) atau ukuran

panjang (meter/centimeter) (Soetjiningsih : 1998).

Menurut Whaley dan Wong, pertumbuhan sebagai suatu peningkatan jumlah atau

ukura\ sel tubuh yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan ukuran dan berat

seluruh bagian tubuh (Supartini, Yupi : 2004).

b. Perkembangan (Development)

Menurut Whaley dan Wong, perkembangan manitik beratkan pada perubahan yang

terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi

dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran ( Supartini, Yupi: 2004).

Perkembangan adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih

komleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses

pematangan ( Soetjiningsih : 1998).

2. Pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah

a. Pertumbuhan

Beberapa aspek pertumbuhan fisik terus menjadi stabil dalam tahun prasekolah. Waktu

rata-rata denyut jantung dan pernapasan menurun hanya sedikit mendekati 90x/menit

1
dan pernapasan 22-24x/menit. TD meningkat sedikit ke nilai rata-rata 95/58mmHg.

Berat badan anak meningkat kira-kira 2,5 kg per tahun, berat rata-rata pada usia 5

tahun adalah kira-kira 21 kg, hampir 6 kali berat badan lahir. Prasekolah bertumbuh 2-

3 inci per tahun, panjang menjadi dua kali lipat panjang lahir pada usia 4 tahun,dan

berada pada tinggi rata-rata 43 inci pada ulang tahun kelima mereka. Perpanjangan

tungkai kaki menghasilkan penampilan yang lebih kurus. Kepala sudah mencapai 90%

dari ukuran orang dewasa pada ulang tahun ke enam. Perbedaan kecil terjadi antara

jenis kelamin, walaupun anak laki-laki sedikit lebih besar dengan lebih banyak otot

dan kurang jaringan lemak. Kekurangan nutrisi umunya terjadi pada anak-anak berusia

dibawah 6 tahun adalah kekurangan vitamin A dan C serta zat besi.

b. Perkembangan

1 Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin besar dan

dapat mengembangkan pola sosialisasinya.

2 Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri, seperti mandi, makan,

minum, menggosok gigi, BAK, dan BAB.

3 Mulai memahami waktu.

4 Penggunaan tangan primer terbentuk.

a) Perkembangan psikoseksual ( Sigmund Freud )

Fase perkembangan psikoseksual untuk anak usia prasekolah masuk pada fase falik.

Selama fase ini, genitalia menjadi area yang menarik dan area tubuh yang sensitif.

Anak mulai mengetahui perbedaan jenis kelamin dengan mengetahui adanya

perbedaan jenis kelamin.

Negatif : Memegang genetalia

2
Positif : Egosentris: sosial interaksi : mempertahankan keinginan

b) Perkembangan psikososial ( Eric Ericson )

Fase perkembangan psikososial pada anak usia prasekolah adalah inisiatif vs rasa

bersalah. Perkembangan ini diperoleh dengan cara mengkaji lingkungan melalui

kemampuan bereksplorasi terhadap lingkungannya. Anak belajar mengendalikan diri

dan memanipulasi lingkungan. Inisiatif berkembang dengan teman sekelilingnya.

Kemampuan anak berbahasa meningkat. Anak mulai menuntut untuk melakukan

tugas. Hasil akhir yang diperoleh adalah menghasilkan suatu prestasinya.

Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berpretasi. Rasa

bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih marah, mengalami

regresi, yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan

menghisap jempol.

c) Perkembangan kognitif ( Jean Piaget )

Fase berkembangan kognitif anak usia prasekolah adalah fase praoperasional.

Karakteristik utama perkembangan intelektual tahap ini didasari sifat egosentris.

Pemikiran di dominasi oleh apa yang dilihat, dirasakan dan dengan pengalaman

lainnya.

Fase ini dibagi menjadi 2 yaitu:

1) Prokonseptual ( 2- 4 tahun )

Anak mengembangkan kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan

bermasyarakat.

3
Anak mulai mengembangkan sebab-akibat, trial dan error dan menginterpretasikan

benda/kejadian. Anak mulai menggunakan sinbul kata-kata, mengingat masa lalu,

sekarang dan yang akan datang.

2) Intuitive thuoght ( 4-6 tahun )

Anak mampu bermasyarakat namun masih belum mampu berpikir timbal balik. Anak

biasanya banyak meniru perilaku orang dewasa tetapi sudah bisa memberi alasan pada

tindakan yang dilakukan.

d) Perkembangan Moral ( Kahlberg )

Fase perkembangan moral pada anak usia prasekolah memasuki fase prekonvensional.

Anak belajar baik dan buruk, benar dan salah melalui budaya sebagai dasar peletakan

nilai moral.

Fase ini terdiri dari 3 tahapan yaitu:

1) Didasari adanya rasa egosentris pada anak, yaitu kebaikan

2) Orientasi hukuman dan ketaatan

3) Anak berfokus pad motif yang menyenangkan sebagai suatu kebaikan

1 Tugas perkembangan anak usia prasekolah

a) Personal / sosial

1) Upaya untuk menciptakan diri sendiri seperti orang tuanya, tetapi mandiri

2) Menggali lingkungan atas hasil prakarsanya

3) Membanggakan, mempunyai perasaan yang tidak dapat dirusak

4) Keluarga merupakan kelompok utama

5) Kelompok meningkat kepentingannya

6) Menerima peran sesuai jenis kelaminnya

4
7) Agresif

b) Motorik

1) Meningkatnya kemampuan bergerak dan koordinasi jadi lebih mudah

2) Mengendarai sepeda dengan dua atau tiga roda

3) Melempar bola, tetapi sulit uintuk menangkapnya

c) Bahasa dan kognitif

1) Egosentrik

2) Ketrampilan bahasa makin baik

3) Mengajukan banyak pertanyaan; bagaimana, apa, dan mengapa?

4) Pemecahan masalah sederhana: menggunakan fantasi untuk memahami,

mengatasi masalah.

d) Ketakutan

1) Pengrusakan diri

2) Dikebiri

3) Gelap,Ketidaktahuan

4) Objek bayangan, tak dikenal.

2 Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia prasekolah

a) Membantu anak untuk bersosialisasi

b) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain

(tua) juga harus dipenuhi.

c) Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam atau luar keluarga

(keluarga lain dan lingkungan sekitar)

d) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak

5
e) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

f) Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan

perkembangan anak.

3 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang

Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara anak yang satu

dengan yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh

interaksi banyak faktor. Menurut Soetjiningsih (2002), faktor yang mempengaruhi

tumbuh kembang, yaitu:

a) Genetika

1) Perbedaan ras, etnis, atau bangsa

2) Keluarga,

Ada keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk atau perawakan

pendek

3) Umur

Masa prenatal, masa bayi, dan masa remaja merupakan tahap yang

mengalami pertumbuhan cepat dibandingkan dengan masa lainnya.

4) Jenis kelamin

Wanita akan mengalami pubertas lebih dahulu dibandingkan laki-laki.

5) Kelainan kromosom

Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan, misalnya sindrom down.

b) Pengaruh hormone

Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin berumur empat

bulan. Pada saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat. Hormon yang berpengaruh

6
terutama adalah hormon pertumbuhan somatotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar

pituitari.

Selain itu kelenjar tiroid juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk

metabolisme serta maturasi tulang, gigi, dan otak.

c) Faktor lingkungan

Faktor kelompok yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pranatal,

kelahiran, dan pascanatal.

d) Faktor prenatal

1) Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, terutama selama

trimester akhir kehamilan

2) Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan

kelainan conginetal, misalnya club foot

3) Toksin, zat kimia, radiasi

4) Kelainan endokrin

5) Infeksi TORCH atau penyakit menular seks

6) Kelainan imunologi,

7) Psikologis ibu

e) Faktor kelahiran

Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forcep dapat menyebabkan trauma

kepala pada bayi sehingga beresiko terjadinya kerusakan jaringan otak.

f) Faktor pascanatal

Seperti lainnya pada masa prenatal, faktor yang berpengaruh terhadap TUMBANG

anak adalah gizi, penyakit kronis/ kelainan konginetal, lingkungan fisik dan kimia,

7
psikologis, endokrin, sosioekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi, dan obat-

obatan

4 Masalah-masalah pada anak usia prasekolah

a) Masalah kesehatan

Masalah kesehatan yang sering muncul pada anak prasekolah seperti; diare, cacar air,

difteri, dan campak.

b) Hubungan keluarga

Pada usia prasekolah biasanya anak merasa cemburu dengan kehadiran anggota

keluarga baru (adik). Anak merasa tidak diperhatikan lagi oleh orang tua sehingga

anak sering membuat olah untuk mendapatkan perhatian orang tua.

c) Bahaya fisik

1) Kecelakaan

Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang menghasilkan

ketrampilan tertentu.

Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik namunkecelakaan dianggap sebagai

kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati akan berbahaya bagi psikologisnya

sehingga anak akan takut terhadap kegiatan fisik. Jika hal ini terjadi bisa berkembang

menjadi masa malu.

2) Keracunan

Pada dasarnya usia prasekolah suka mencoba segala sesuatu yang dia lihat tanpa

mengetahui apakah itu berbahaya atau tidak.

8
d) Bahaya Psikologis

Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berprestasi. Rasa

bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih pemarah, mengalami

regresi, yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan

menghisap jempol.

e) Gangguan tidur

Mimpi buruk adalah mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur REM (rapid eye

movement). Seorang anak yang mengalami mimpi buruk biasanya akan benar-benar

terbangun dan dapat mengingat kembalimimpinya secara terperinci.

Mimpi buruk yang terjadi sewaktu-waktu adalah hal yang normal, dan satu-satunya

tindakan yang perlu dilakukan orang tua adalah menenangkan anak. Tetapi mimpi

buruk yang sering terjadi adalah abnormal dan bisa menunjukkan masalah psikis.

Pengalamam yang menakutkan (termasuk cerita menakutkan atau film tentang

kekerasan di televisi) bisa menyebabkan terjadinya mimpi buruk. Hal ini terutama

sering ditemukan pada anak-anak yang berumur 3-4 tahun, karena mereka belum bisa

membedakan antara khayalan dan kenyataan.

Teror dimalam hari adalah suatu keadaan dimana sesaat setelah tertidur anak setengah

terbangun dengan kecemasan yang luar biasa. Anak tidak dapat mengingat kembali

apa yang telah dialaminya.

Tidur sambil berjalan adalah suatu keadaan dimana dalam keadaan tertidur

anak bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan-jalan. Teror dimalam hari dan tidur

sambil berjalan biasanya berlangsung selama tidur dalam (Non REM) dan terjadi

dalam 3 jam pertama setelah anak tertidur. Tiap episode berlangsung dari beberapa

9
detik sampai beberapa menit. Teror dimalam hari sifatnya dramatis karena anak

menjerit-jerit dan panik, keadaan ini paling sering ditemukan pada anak yang berumur

3-8 tahun.

Untuk anak yang susah tidur bisa dilakukan beberapa tindakan berikut:

1) Ajak anak kembali ketempat tidurnya.

2) Berikan cerita yang pendek.

3) Tawari untuk ditemani oleh boneka atau selimut kesayangannya.

4) Gunakan lampu redup.

f) Masalah Pelatihan Buang Air (Toileting)

Pelatihan buang air besar biasanya mulai dilakukan pada saat anak berumur 2-

3 tahun, sedangkan pelatihan buang air kecil dilakukan pada umur 3-4 tahun. Pada

umur 5 tahun, kebanyakan anak sudah dapat melakukan buang air sendiri; melepas

pakaian dalamnya sendiri, membersihkan dan mengeringkan penis, vulva maupun

anusnya sendiri serta kembali memakai pakaian dalamnya sendiri.

Tetapi sekitar 30% anak berusia 4 tahun dan 10% anak berusia 6 tahun masih

mengompol pada malam hari.

Cara terbaik untuk menghindari masalah pelatihan buang air (toilet training)

adalah dengan mengenali kesiapan anak. Adapun tanda dari kesiapan anak adalah:

1) Selama beberapa jam pakaian dalamnya masih kering.

2) Anak menginginkan pakaian dalamnya diganti jika basah.

3) Anak menunjukkan ketertarikannya untuk duduk di atas Potty Chair (pispot

khusus untuk anak-anak) atau diatas toilet (jamban, kakus).

4) Anak mampu mengikuti petunjuk atau aturan lesan yang sederhana.

10
5 Bimbingan anak selama fase prasekolah

a) Usia 3 tahun

1) Persiapkan orang tua untuk peningkatan ketertarikan anak dalam hubungan

yang lebih luas.

2) Anjurkan orang tua untuk mendaftarkan anak ke play group atau TK.

3) Tekankan tentang pentingnya pengaturan waktu.

4) Anjurkan orang tua untuk menawarkan pilihan-pilihan ketika anak sedang

ragu/bimbang.

5) Perubahan pada anak usia 3.5 tahun : anak akan menjadi kurang koordinasi,

gelisah dan menunjukkan perubahan tingkah laku, seperti bicara gagap.

6) Orang tua harus memberikan perhatian yang ekstra sebagai refleksi dari

kegelisahan emosi anak dan rasa takut anak kehilangan kasih sayang orang

tua.

7) Ingatkan orang tua tentang keseimbangan yang telah dicapai pada usia 3

tahun akan berubah menjadi tingkah laku yang agresif pada usia 4 tahun.

8) antisipasi tentang adanya perubahan nafsu makan, seleksi makanan anak.

9) Tekankan tentang perlunya perlindungan dan pendidikan untuk mencegah

cedera.

b) Usia 4 tahun

1) Persiapkan pada tingkah laku anak yang lebih agresif, termasuk aktifitas

motorik dan penggunaan bahasa-bahasa yang mengejutkan.

2) Eksplorasi perasaan orang tua berkenaan dengan tingkah laku anak.

3) Masukkan anak ke TK

11
4) Persiapkan untuk peningkatan keingintahuan anak tentang seks

5) Tekankan tentang pentingnya menanamkan disiplin pada anak

6) Anjurkan orang tua untuk melatih anak berenang jika belum dilakukan diusia

sebelumnya

c) Usia 5 tahun

1) Masa tenang pada anak

2) Siapkan anak untuk memasuki lingkungan sekolah

3) Pastikan kelengkapan imunisasi lingkungan sekolah

d) Usia 6 tahun

Pada usia ini anak sudah memasuki masa sekolah.

6 Stimulasi bermain untuk tumbuh kembang anak

a) Definisi bermain

Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh

kesenangan/ kepuasan. Bermain merupakan cermin kemampuan fisik, intelektual,

emosional, dan sosial. Bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena

bermain, anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan

lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan mengenalwaktu, jarak, serta

suara. (Wong, 2000)

b) Fungsi permainan pada anak

Fungsi utama bermain adalah menstimulasi perkembangan anak, antara lain:

1) Perkembangan sensori-motorik

2) Perkembangan intelektual

12
3) Perkembangan social

4) Perkembangan kreativitas

5) Perkembangan kesadaran diri

6) Perkembangan moral

7) Bermain sebagai terapi

c) Tujuan bermain

Melalui fungsi yang terurai diatas pada prinsipnya bermain mempunyai tujuan sebagai

berikut:

1) Untuk melanjutkan tumbuh kembang yang normal pada saat sakit anak mengalami

gangguan dalam tumbuh kembang

2) Mengekspresikan perasaan, keinginan dan fantasi serta idenya.

3) Mengembangkan kreatrifitas dan kemampuan menyelesaikan masalah. Permainan

akan menstimulasi daya pikir, imajinasi, dan fantasinya untuk menciptakan sesuatu

seperti yang ada dalam pikirannya pada saat melakukan permainan anak akan

dihadapkan pada masalah dalam konteks permainannya, semakin lama ia bermain dan

semakin tertantang untuk dapat menyelesaikannya dengan baik.

4) Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di Rumh

Sakit. Stress yang dialami anak di Rumah Sakit tidak dapat dihindarkan sebagai mana

juga yang dialami orang tuanya untuk itu yang penting adalah bagaimana menyiapkan

anak dan orang tua untuk dapat beradaptasi denga stresor yang dialaminya di Rumah

Sakit secara efektif.

13
d) Alat dan jenis permainan yang cocok untuk anak usia prasekolah (3-6 th)

Sejalan dengan tumbuh kembangnya anak prasekolah mempunyai kemampuan

motorik kasar dan halus yang lebih matang daripada anak usia toddler.

Anak sudah lebih aktif, kreatif dan imajinatif. Demikian juga kemampuan berbicara

dan berhubungan sosial dengan temannya semakin meningkat.

Oleh karena itu jenis permainan yang sesuai adalah asosiatif play, dramatik play dan

skill play. Anak melakukan permainan bersama-sama dengan temannya dengan

komunikasi yang sesuai dengan kemampuan bahasanya. Anak juga sudah mampu

memainkan peran orang tertentu yang diidentifikasikannya seperti ayah, ibu dan bapak

atau ibu gurunya. Permainan yang menggunakan kemampuan motorik (skill play)

banyak dipilih anak prasekolah. Untuk itu jenis alat permainan yang diberikan pada

anak, misal: sepeda, mobil-mobilan, alat olah raga, berenang dan permainan balok-

balok besar, dll.

7 Kebutuhan nutrisi pada anak usia prasekolah

Sama halnya dengan anak usia toddler, anak prasekolah mengalami pertumbuhan

sedikit lambat. Kebutuhannya kalorinya adalah 85 kkal per kg BB.

Beberapa karakteristik yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang perlu

diperhatikan pada anak prasekolah adalah sebagai berikut:

a) Nafsu makan berkurang

b) Anak lebih tertarik pada aktifitas bermain dengan teman atau lingkungannya

daripada makan.

c) Anak mulai senang mencoba jenis makanan baru.

14
d) Waktu makan merupakan kesempatan yang baik bagi anak untuk belajar dan

bersosialisasi dengan keluarga.

Anjurkan untuk orang tua dalam kaitannya dengan karakteristik tersebut:

a) Pertahankan kebiasaan makan yang baik dengan cara mengajarkan anak

mengenal nutrisi, misalnya dengan menggambar atau melakukan aktivitas

bermain yang lain.

b) Apabila makanan yang dikonsumsi cenderung sedikit, berikan berikan dengan

frekuensi lebih sering, yaitu 4 sampai 5 kali sehari. Apabila memberikan

makanan padat, seperti nasi, 3 kali dalam sehari, berikan makanan ringan atau

kudapan diantara waktu makan tersebut. Susu cukup diberikan 1-2 kali sehari.

c) Izinkan anak untuk membantu orang tua menyiapkan makanan dan jangan terlalu

banyak berharap anak dapat melakukannya dengan tertib dan rapi.

d) Fasilitasi anak untuk mencoba jenis makanan baru. Makanan baru tidak harus

yang berharga mahal, yang penting memenuhi gizi seimbang.

e) Fasilitasi anak untuk dapat mengekspresikan ide, pikiran, serta perasaannya saat

makan bersama dan fasilitasi anak untuk berinteraksi secara efektif dengan anda

atau anggota keluarga yang lain.

15
A. Prioritas Masalah

1. Kecemasan orang tua berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memberi

perawatan pada perubahan yang akan terjadi pada status kesehatan anaknya.

2. Resiko cedera fisik pada anak b/d ketidakmampuan keluarga memodifikasi

lingkungan yang aman untuk anak prasekolah.

3. Resiko terjadinya gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

pada An. D b/d ketidakmampuan keluarga mengenali masalah nutrisi yang

dibutuhkan pada anak prasekolah

B. Perencanaan Asuhan Keperawatan Keluarga

No Diagnosa
Tgl Tujuan Intervensi Rasionalisasi
. keperawatan

1. Kecemasan orang Tujuan umum: 1. Anjurkan keluarga 1. Dengan


tua berhubungan Setelah dilakukan untuk pengungkapan
dengan pengkajian mengungkapkan apa yang
ketidakmampuan kecemasan kecemasannya dirasakan kepada
keluarga keluarga dapat perawat, dapat
memberikan berkurang mengurangi
perawatan pada Tujuan khusus: beban yang
perubahan yang a. Keluarga mampu dirasakan.
akan terjadi pada mengenali masalah
status kesehatan b. Keluarga mampu 2. Anjurkan keluarga 2. Mekanisme
anaknya. memutuskan untuk tetap koping keluarga
tindakan yang mempertahankan yang adekuat
tepat untuk mekanisme koping dapat mencegah
mengatasi keluarga dalam trauma yang
kecemasan. menghadapi berlebih
masalah

3. Anjurkan keluarga 3. Dengan cara


untuk mengurangi mencegah dan
stresor yang tidak selalu
menyebabkan memikirkan
kecemasan masalah

16
No Diagnosa
Tgl Tujuan Intervensi Rasionalisasi
. keperawatan
4. Anjurkan keluarga 4. Pelayanan
untuk meminta kesehatan
bantuan dari tenaga merupakan salah
kesehatan dalam satubentuk
upaya mengurangi sumber daya yang
masalah kesehatan ada di
masyarakat.

2. Resiko cedera Keluarga dapat 1 Anjurkan orang tua . Makanan tidak


fisik pada anak mengetahui atau keluarga untuk merupakan focus
b/d berbagai resiko selalu mengawasi anak melainkan
ketidakmampuan yang berhubungan kegiatan anak bermain.
keluarga dengan anak khususnya bermain
memodifikasi prasekolah yang dapat
lingkungan yang membahayakan
aman untuk anak fisik.
prasekolah 2
2. Anjurkan keluarga . Agar anak lebih
untuk memberikan meningkat nafsu
tempat tersendiri makannya dan
untuk bermain tidak terfokus
anak. pada bermain.

Anjurkan keluarga . Biasanya anak


menjauhkan atau lebih asyik
menyimpan bermain hingga
peralatan yang lupa makan.
dapat
membahayakan
anak

4. Anjurkan 4. Anak cenderung


keluarga membuat bosan dengan
pembatas atau makanan yang
pagar depan rumah biasa ia makan.
agar anak lebih
leluasa dalam
bermain.

1. Anjurkan keluarga
menyediakan
makanan yang
menarik namun

17
No Diagnosa
Tgl Tujuan Intervensi Rasionalisasi
. keperawatan
3. Resiko terjadinya Kebutuhan nutrisi memiliki
gangguan nutrisi anak terpenuhi kandungan gizi
dan kebutuhan dengan kriteria yang baik pada
tubuh pada An. D khususnya terjadi anak.
b/d peningkatan berat 2. Berikan
ketidakmampuan badan lingkungan yang
keluarga nyaman dan
mengenali menarik pada saat
masalah nutrisi anak makan.
yang dibutuhkan
anak
3. Anjurkan untuk
perhatikan waktu
makan anak

4. Anjurkan keluarga
agar anak mencoba
makanan yang baru
dan masih
memenuhi gizi
seimbang

C. Pelaksanaan / Implementasi

Pelaksanaan /
Tgl Diagnosa
Implementasi
I
1. Menganjurkan keluarga untuk
mengungkapkan kecemasan.

2. Menganjurkan keluarga untuk tetap


mempertahankan mekanisme koping keluarga
dalam menghadapi masalah.

3. Menganjurkan keluarga untuk mengurangi


stressor yang menyebabkan kecemasan.

18
Pelaksanaan /
Tgl Diagnosa
Implementasi
4. Menganjurkan keluarga untuk meminta
bantuan dari tenaga kesehatan dalam upaya
mengurangi masalah kesehatan.

II 1. Menganjurkan orang tua atau keluarga


untuk selalu mengawasi kegiatan anak
khususnya bermain yang dapat
membahayakan fisik.

2. Menganjurkan keluarga untuk memberikan


tempat tersendiri untuk bermain anak.

3. Menganjurkan keluarga menjauhkan atau


menyimpan peralatan yang dapat
membahayakan anak

4. Menganjurkan keluarga membuat pembatas


atau pagar depan rumah agar anak lebih
leluasa dalam bermain.

III 1. Menganjurkan keluarga menyediakan


makanan yang menarik namun memiliki
kandungan gizi yang baik pada anak.

2. memberikan lingkungan yang nyaman dan


menarik pada saat anak makan.

3. Menganjurkan untuk perhatikan waktu


makan anak

4. Menganjurkan keluarga agar anak mencoba


makanan yang baru dan masih memenuhi gizi
seimbang

19
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari penjelasan dapat disimpulkan bahwa:

1. Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan

keterikatan aturan dan emosional serta individual memepunyai peran masing-masing

yang merupakan bagian dari keluarga.

( Friedman 1998 )

2. Fungsi keluarga menurut Fridmman (1986)

a) Fungsi afektif

b) Fungsi sosialisasi

c) Fungsi reproduksi

d) Fungsi ekonomi

e) Fungsi perawatan kesehatan

3. Menurut Friedman struktur keluarga terdiri atas:

a) Pola dan proses komunikasi

b) Struktur peran

c) Struktur kekuatan

d) Nilai nilai keluarga

4. Peran perawat keluarga

a) Perawat sebagai pendidik

b) Perawat sebagai coordinator

c) Perawat sebagai pelaksana

20
d) Perawat sebagai pengawas kesehatan

e) Perawat sebagai konsultan

f) Perawat sebagai kolaborasi

g) Perawat sebagai fasilitator

h) Perawat sebagai penemu kasus

i) Perawat sebagai modifikasi lingkungan

5. Pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah

a) Pertumbuhan

Berat badan anak meningkat kira-kira 2,5 kg per tahun, berat rata-rata pada usia 5

tahun adalah kira-kira 21 kg, hampir 6 kali berat badan lahir. Prasekolah bertumbuh 2-

3 inci per tahun, panjang menjadi dua kali lipat panjang lahir pada usia 4 tahun.

b) Perkembangan

1) Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin besar dan

dapat mengembangkan pola sosialisasinya.

2) Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri, seperti mandi, makan,

minum, menggosok gigi, BAK, dan BAB.

3) Mulai memahami waktu.

4) Penggunaan tangan primer terbentuk.

c) Perkembangan psikoseksual ( Sigmund Freud )

Fase perkembangan psikoseksual untuk anak usia prasekolah masuk pada fase falik.

d) Perkembangan psikososial ( Eric Ericson )

Fase perkembangan psikososial pada anak usia prasekolah adalah inisiatif vs rasa

bersalah.

21
e) Perkembangan kognitif ( Jean Piaget )

Fase berkembangan kognitif anak usia prasekolah adalah fase praoperasional.

f) Perkembangan Moral ( Kahlberg )

Fase perkembangan moral pada anak usia prasekolah memasuki fase prekonvensional.

6. Tugas perkembangan anak usia prasekolah

a) Personal / sosial

1) Upaya untuk menciptakan diri sendiri seperti orang tuanya, tetapi mandiri

2) Menggali lingkungan atas hasil prakarsanya

3) Membanggakan, mempunyai perasaan yang tidak dapat dirusak.

4) Keluarga merupakan kelompok utama

5) Kelompok meningkat kepentingannya

6) Menerima peran sesuai jenis kelaminnya

7) Agresif

b) Motorik

1) Meningkatnya kemampuan bergerak dan koordinasi jadi lebih mudah

2) Mengendarai sepeda dengan dua atau tiga roda

3) Melempar bola, tetapi sulit uintuk menangkapnya

c) Bahasa dan kognitif

1) Egosentrik

2) Ketrampilan bahasa makin baik

3) Mengajukan banyak pertanyaan; bagaimana, apa, dan mengapa?

22
4) Pemecahan masalah sederhana: menggunakan fantasi untuk memahami, mengatasi

masalah.

d) Ketakutan

1) Pengrusakan diri

2) Dikebiri

3) Gelap,Ketidaktahuan

4) Objek bayangan, tak dikenal.

7. Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia prasekolah

a) Membantu anak untuk bersosialisasi

b) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain (tua)

juga harus dipenuhi.

c) Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam atau luar keluarga (keluarga

lain dan lingkungan sekitar)

d) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak

e) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

f) Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan

perkembangan anak.

B. SARAN

1. Bagi mahasiswa makalah ini dapat dijadikan acuan untuk mendapatkan informasi

tentang asuhan keperawatan pada anak prasekolah.

23
2. Bagi pelayanan kesehatan asuhan keperawatan pada anak prasekolah dapat dijadikan

petunjuk dalam pelayanan asuhan keperawatan yang sesuai dengan teori yang ada.

3. Bagi keluarga yang memiliki anak prasekolah dapat mengerti proses pertumbuhan

dan perkembangan anak, serta mengetahui perubahan yang terjadi.

4. Bagi keluarga lingkungan sekitar juga harus diperhatikan, karena lingkungan dapat

mempengaruhi proses perkembangan anak.

24
DAFTAR PUSTAKA

Internet, http://www.admin.blogspot.com, asuhan-keperawatan-keluarga, tanggal 01


maret 2011 jam 20.00 WIT

Internet, http:// www. Dcolzs.blogspot.com, tanggal 01 maret 2011 jam 20.10 WIT,
asuhan keperawatan dengan anak prasekolah
Internet, http:// www. Umitrastikes.blogspot.com, tanggal 01 maret 2011 jam 20.10
WIT, asuhan keperawatan keluarga denagn anak balita dan prasekolah
Supartini yupi. 2004. Konsep dasar keperawatan anak : buku kedokteran, EGC,
jakarta

25
ROLE PLAY

Di sebuah keluarga terdapat ibu dengan satu anak laki-lakinya yg bernama prayoga.

Yoga merupakan anak pertama yg berusia 5 tahun dan dia baru masuk sekolah TK.

Yoga memiliki sifat yg hiperaktif sehingga membuat ibunya merasa lemas dan takut.

Ibunya sering mendapat teguran dari sekolah tetapi tidak mempunyai waktu karena

sibuk dengan pekerjaanya.

Berikut Role Play

Ibu: yoga... bangun sayang bangun nak...

Udah pagi tuh... yoga kan harus sekolah sayang....

(sambil membuka pintu kamar yoga)

Yoga: iya mama... bentar lagi ya ma....

Ibu: ayo nak mandi sekarang... trus pakai bajunya trus sarapan ya nak... setelah itu nanti

perginya naik becak ya nak...

Yoga: gak mau... yoga maunya mama yg antarin...

Ibu: gak bisa sayang, mama harus kerja... kalau mama gak kerja kita makannya

gimana?

Tidak berapa lama kemudian datanglah sebuah becak yg biasa menjadi langganannya

sekolah. Setelah beberapa kemudian yoga telah sampai ke sekolah sesampainya di

sekolah yoga mulai mengganggu dan menjahili temannya.

Yoga: andi... andi... sini deh kamu...

Andi : ada apa yoga?

Yoga: kamu tau gak kamu tu jelek, gendut, bau, kek kambing, gak seperti aku.

26
(sambil mendorong andi)

Andi: emang kamu itu seperti apa?

Yoga: aku seperti supermen yg bisa terbang, apa kau!

(sambil mengejek dan menjulurkan lidahnya)

Andi menangis, kemudian berlari menjumpai ibu guru dan menceritakan kejadian yg

terjadi. Beberapa menit kemudian yoga di panggil oleh ibu guru.

Ibu guru: yoga kamu kenapa sih nak? Nakal banget!

Yoga:biarin aja, ibu juga jelek! (sambil ngejek)

Karena hal ini sudah terjadi maka ibu guru berinisiatif pd saat pulang sekolah nanti ibu

guru akan menyampaikan kejadiannya ini pada ibu yoga.

Ibu guru: permisi ibu... selamat siang...

Ibu: ya bu sebentar, mari masuk... eh ibu aines, ada apa ya bu? Ada yg bisa saya bantu...

Ibu guru: begini bu, kedatangan saya kemari ingin menceritakan tentang yoga.

Ibu: yoga kenapa dengan yoga bu?

Ibu guru: begini bu kelakuan yoga tu sangat nakal bu, saya sudah tidak sanggup lagi

mendengar aduan dari murid-murid yg lain bu.

Ibu: saya sudah tahu bu, kelakuan yoga memang seperti itu bu saya juga bingung harus

berbuat apa lagi bu,terkadang saya stres sendiri bu memikirkan tingkah

lakunya yg sangat nakal dan brlebihan bu...

Ibu guru: ya bu, sabar bu, saya juga sudah merasakan apa yg ibu rasakan bagaiman

kalau ibu konsultasikan saja pada bidan mengenai kelakuan yoga.

Ibu: bagaiman kalau ibu juga ikut menemani saya?

Ibu guru: oh biklah bu, jadi kapan kita akan pergi ke sana?

27
Ibu: bagaimana kalau besok siang setelah yoga pulang sekolah?

Ibu guru: baiklah kalau begitu bu.

Keesokan harinya ibu guru, ibu dan yoga datang konsul ke klinik bidan.

Ibu: ASS. Selamat siang bu bidan.

Bidan: walaikum salam, silahkan masuk bu. Silahkan duduk, ada yg bisa saya bantu?

Sebelumnya bidan melakukan ANAMNESE.

Ibu: begini bu, maksud kedatangan saya ingin konsultasi keada ibu.

Bidan: konsultasi mengenai apa itu bu?

Ibu: mengenai kenakalan anak saya bu.

Bidan: oh ini ya bu! Siapa namanya nak?

Yoga:namaya prayoga, ibu kok jelek banget sih?

Bidan: ibu memang jelek sayang gak kek yoga ganteng.

Yoga; maam... mama... yoga mau itu ma...

Ibu: mau apa sayang?

Yoga: itu loh ma yang itu...

Ibu: nanti kita beli ya sayang.

Yoga: gak mau! Yoga maunya sekarang, kalo gak yoga pecahin ini ya...!

Bidan: ya udah bu berikan saja dari pada yoga nangis.

Ibu: inilah bu yg bikin saya bingung,bandelnya itu luar biasa loh bu, kelakuannyalain

dari anak yg lainnya

Bidan: baiklah bu saya akan mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui

apakah memang benar yoga mengalami kelainan dari anak-anak lain.

1. Apakah yoga tidak kenal lelah atau aktivitas yh berlebihan?

28
2. Apakah mudah menjadi gembira, impusive?

3. Apakah suka mengganggu anak-anak lain?

4. Apakah gagal menyelesaikan kegiatan yg telah dimulai, rentang perhatian

pendek?

5. Menggerakkan anggota badan atau kepala secara terus menerus?

6. Apakah kurang perhatian, mudah teralihkan?

7. Apakah permintaannya harus segera di turuti?

8. Apakah sering dan mudah menangis?

9. Suasana hatinya mudah berubah dengan cepat dan drastis?

10. Ledakkan kekesalan tingkah laku eksplosif dan tak terduga?

Bidan: menurut hasil pengamatan saya anak ibu ini memang mengalami
HIPERAKTIVITAS, artinya anak ibu memilki sifat yg lain yg tidak mengenal
lelah dan selalu ingin beraktivitas.
Ibu: jadi bagaiman cara mengatasinya?
Bidan: luangkan waktu ibu untuk yoga, untuk menjaganya dan untuk
mengetahui perkembangan serta perubahan yoga. Agar yoga mendapatkan
perhatian dan kasih sayang dari ibu, jangan biarkan yoga tumbuh dengan sifat
yg seperti ini, kurangi kesibukan ibu agar ibu ada waktu untuk yoga baik
disekolah maupun di rumah.
Ibu: baiklah bu saya akan melakukan saran ibu bidan ini. Kalau begitu kami

permisi pulang dulu bu, terimakasih atas bantuan ibu.

Bidan: kalau begitu mari saya antar bu ke depan.

Ibu: mari bu, assalmualaikum...

Bidan: walaikumsalam...

29

Vous aimerez peut-être aussi