Vous êtes sur la page 1sur 11

1. apa saja perdarahan pada awal kehamilan?

a. Abortus iminiens, yaitu perdarahan pada rahim yang bisa mengakibatkan keluarnya
sedikit darah, tapi kondisi embrio tetap utuh dan aman.
b. Abortus insipiens, pada kondisi ini wanita hamil akan mengalami perdarahan yang
lebih banyak dan disertai dengan rasa mulas, kondisi embrio masih utuh namun sudah
mengalami pembukaan rahim.
c. Abortus inkomplet, perdarahan yang dialami akan sangat banyak dan bisa
menyebabkan syok. Pada kondisi ini, embrio keluar dan masih ada sisa yang
tertinggal di rahim.
d. Hamil ektopik atau hamil di luar kandungan. Dari kebanyakan kasus ditemukan
calon janin menempel di saluran telur (tuba falopi). Jika terjadi maka tindakan yang
harus dilakukan adalah operasi guna mengeluarkan janin dan mengangkat saluran
telur yang robek.

2. Askep pada abortus ?


A. Pengkajian
1. Data subjektif
a. Biodata: mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi; nama,
umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan,
perkawinan ke- , lamanya perkawinan dan alamat
b. Keluhan utama: pada pasien dengan abortus, kemungkinan pasien akan
datang dengan keluhan utama perdarahan pervagina disertai dengan
keluarnya bekuan darah atau jaringan, rasa nyeri atau kram pada perut.
Pasien juga mungkin mengeluhkan terasa ada tekanan pada punggung,
mengatakan bahwa hasil test kencing positif hamil, merasa lelah dan lemas
serta mengeluh sedih karena kehilangan kehamilannya.
c. Riwayat kesehatan, yang terdiri atas:
1) Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke
Rumah Sakit atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di
luar siklus haid, pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.
2) Riwayat kesehatan masa lalu
a) Riwayat pembedahan: Kaji adanya pembedahan yang pernah
dialami oleh klien, jenis pembedahan , kapan , oleh siapa dan di
mana tindakan tersebut berlangsung.
b) Riwayat penyakit yang pernah dialami: Kaji adanya penyakit yang
pernah dialami oleh klien misalnya DM, jantung, hipertensi ,
masalah ginekologi/urinary, penyakit endokrin, dan penyakit-
penyakit lainnya.
c) Riwayat kesehatan keluarga: Yang dapat dikaji melalui genogram
dan dari genogram tersebut dapat diidentifikasi mengenai penyakit
turunan dan penyakit menular yang terdapat dalam keluarga.
d) Riwayat kesehatan reproduksi: Kaji tentang mennorhoe, siklus
menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat darah, bau, warna dan adanya
dismenorhoe serta kaji kapan menopause terjadi, gejala serta
keluahan yang menyertainya.
e) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas: Kaji bagaimana keadaan
anak klien mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana
keadaan kesehatan anaknya.
f) Riwayat seksual: Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis
kontrasepsi yang digunakan serta keluahn yang menyertainya.
g) Riwayat pemakaian obat: Kaji riwayat pemakaian obat-
obatankontrasepsi oral, obat digitalis dan jenis obat lainnya.
h) Pola aktivitas sehari-hari: Kaji mengenai nutrisi, cairan dan
elektrolit, eliminasi (BAB dan BAK), istirahat tidur, hygiene,
ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.
d. Data psikososia:
1) Kaji orang terdekat dengan klien, bagaimana pola komunikasi dalam
keluarga, hal yang menjadi beban pikiran klien dan mekanisme koping
yang digunakan.
2) Status sosio-ekonomi : Kaji masalah finansial klien
e. Data spiritual: Kaji tentang keyakinan klien terhadap Tuhan YME, dan
kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan.

2. Data Objektif
a. Sirkulasi: pada pasien abortus terdapat perdarahan pervaginam yang banyak
sehingga dapat menimbulkan syok, pasien tampak pucat, akral dingin,
tekanan darah mungkin menurun, nadi teraba cepat dan kecil, pasien tampak
meringis atau kesakitan karena nyeri.
b. Breathing : Kaji pola nafas apakah bernafas spontan/tidak, nafas
cepat/lambat. Kaji apakah ada sesak nafas/tidak, gerakan dinding dada
simetris/asimetris, pola nafas teratur/tidak, auskultasi bunyi nafas
normal/tidak, kaji frekuensi nafas serta penggunaan otot bantu pernafasan.
c. Circulation : pada pasien abortus terdapat perdarahan pervaginam yang
banyak sehingga dapat menimbulkan syok, pasien tampak pucat, akral
dingin, tekanan darah mungkin menurun, nadi teraba cepat dan kecil, pasien
tampak meringis atau kesakitan karena nyeri
d. Integritas Ego: Dapat menunjukkan labilitas emosional dari kegembiraan
sampai ketakutan, marah atau menarik diri klien/ pasangan dapat memiliki
pertanyaan atau salah terima peran dalam pengalaman kelahiran. Mungkin
mengekpresikan ketidak mampuan untuk menghadapi suasana baru. Pada
pasien abortus kemungkinan terjadi kesadaran menurun, syncope, pasien
tampak lemah.
e. Eliminasi: Kateter urinarius mungkin terpasang : urin jernih pusat, bising
usus tidak ada. Makanan/ cairan: Abdomen lunak dengan tidak ada distensi
pada awal.
f. Neurosensorik: Kerusakan gerakan pada sensori dibawah tindak anestesi
spinal epidural.
g. Nyeri/ kenyamanan: Mungkin mengeluh ketidaknyamanan dari berbagai
sumber: misal nyeri penyerta, distensi kandung kemih/ abdomen, efek-efek
anestesi: mulut mungkin kering.
h. Keamanan: Jalur parenteral bila digunakan resiko terkena infeksi karena
pemasangan infus dan nyeri tekan.
i. SeksualitasL: Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilikus.

3. Pemeriksaan fisik, meliputi:


a. Inspeksi
Mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna, laserasi, lesi terhadap
drainase, pola pernafasan terhadap kedalaman dan kesimetrisan, bahasa
tubuh, pergerakan dan postur, penggunaan ekstremitas, adanya keterbatasan
fisik, dan seterusnya.
b. Palpasi
1) Sentuhan: merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat
kelembaban dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi uterus.
2) Tekanan: menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema, memperhatikan
posisi janin atau mencubit kulit untuk mengamati turgor.
3) Pemeriksaan dalam: menentukan tegangan/tonus otot atau respon nyeri
yang abnormal.
c. permukaan tubuh tertentu untuk memastikan informasi tentang organ atau
jaringan yang ada dibawahnya.
1) Menggunakan jari: ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang
menunjukkan ada tidaknya cairan, massa atau konsolidasi.
2) Menggunakan palu perkusi: ketuk lutut dan amati ada tidaknya
refleks/gerakan pada kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut apakah ada
kontraksi dinding perut atau tidak.
d. Auskultasi
Mendengar : mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan darah, dada
untuk bunyi jantung/paru abdomen untuk bising usus atau denyut jantung
janin. (Johnson & Taylor, 2005:39)

Sekunder Assessment
a. Eksposure: pasien tampak pucat
b. Five intervention: Tekanan darah menurun, nadi cepat dan kecil, suhu
meningkat
c. Give Comfort: nyeri perut yang hebat, kram atau rasa tertekan pada pelvic
d. Head to toe: meliputi pemeriksaan fisik dan pemeriksaan ginekologi,
menanyakan riwayat kehamilan, umur kehamilan, riwayat penggunaan
kontrasepsi, riwayat pemeriksaan kehamilan (ANC), riwayat penyakit
kronis atau akut, riwayat pengobatan serta riwayat alergi.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Devisit Volume Cairan berhubungan dengan perdarahan.
2. Risiko syok hemoragik berhubungan dengan perdarahan pervaginam.
3. Gangguan Aktivitas berhubungan dengan kelemahan, penurunan sirkulasi.
4. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus ditandai dengan pasien
mengeluh nyeri pada perut, terasa kram, terasa ada tekanan pada punggung,
pasien tampak meringis.
5. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin dan granulosit,
perdarahan, kondisi vulva lembab.
6. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan.
7. Berduka berhubungan dengan kehilangan janin ditandai dengan pasien
mengeluh sedih kehilangan kehamilannya.

B. INTERVENSI KEPERWATAN
Diagnosa 1 : Devisit Volume Cairan berhubungan dengan perdarahan.
Kriteria hasil :
a. Turgor kulit elastis dan lembab
b. Mukosa mulut lembab
c. Nadi 75-80x/mnt
d. RR 18-20x/mnt
Intevensi :
a. Kaji kondisi status hemodinamika
b. Ukur pengeluaran harian
c. Berikan sejumlah cairan pengganti harian
d. Evaluasi status hemodinamika
Diagnosa 2 : Risiko syok hemoragik berhubungan dengan perdarahan
pervaginam.
Kriteria evaluasi:
a. Kesadaran pasien CM
b. Tanda vital normal
c. Syncope tidak terjadi
d. Perdarahan tidak terjadi
Intervensi :
a. Observasi Keadaan Umum pasien
b. Observasi tanda tanda vital
c. Observasi kesadaran pasien
d. Observasi tanda-tanda perdarahan, jumlah, warna, adanya stolsel/gumpalan
Kolaborasi:
1) Kolaborasi dalam pemberian cairan fisiologis.
2) Kolaborasi dalam pemberian
Diagnosa 3 : Gangguan Aktivitas berhubungan dengan kelemahan, penurunan
sirkulasi.
Intervensi :
a. Kaji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas.
b. Kaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi uterus/kandung,
c. Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari.
d. Bantu klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan kemampuan/kondisi
klien.
e. Evaluasi perkembangan kemampuan klien melakukan aktivitas.
Diagnosa 4 : Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus ditandai dengan
pasien mengeluh nyeri pada perut, terasa kram, terasa ada tekanan pada
punggung, pasien tampak meringis.
Kriteria evaluasi :
a. Pasien melaporkan nyeri berkurang.
b. Pasien tampak rileks.
c. Tanda vital normal.
Intervensi :
a. Kaji tingkat nyeri pasien.
b. Observasi tanda vital.
c. Terangkan nyeri yang diderita klien dan penyebabnya.
d. Ajarkan metode distraksi.
e. Kolaborasi dalam pemberian analgetik.
Diagnosa 5 : Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin dan
granulosit, perdarahan, kondisi vulva lembab.
Kriteria hasil:
a. Suhu 37-38 C
b.Tidak tampak tanda-tanda infeksi
Intervensi :
a. Kaji kondisi keluaran/dischart yang keluar ; jumlah, warna, dan bau.
b.Terangkan pada klien pentingnya perawatan vulva selama masa perdarahan.
c. Lakukan pemeriksaan biakan pada dischart.
d.Lakukan perawatan vulva.
e. Terangkan pada klien cara mengidentifikasi tanda inveksi.
f. Anjurkan pada suami untuk tidak melakukan hubungan senggama sesama masa
perdarahan.
Diagosa 6 : Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan.
Intervensi :
a. Kaji tingkat pengetahuan/persepsi klien dan keluarga terhadap penyakit.
b.Kaji derajat kecemasan yang dialami klien.
c. Bantu klien mengidentifikasi penyebab kecemasan.
d.Asistensi klien menentukan tujuan perawatan bersama.
e. Terangkan hal-hal seputar aborsi yang perlu diketahui oleh klien dan
keluarga.
Diagnosa 7 : Berduka berhubungan dengan kehilangan janin ditandai dengan
pasien mengeluh sedih kehilangan kehamilannya.
Intervensi :
a. Kaji tingkat pengetahuan/persepsi klien dan keluarga terhadap penyakit.
b.Kaji derajat kecemasan yang dialami klien.
c. Bantu klien mengidentifikasi penyebab kecemasan.
d.Asistensi klien menentukan tujuan perawatan bersama.
e. Terangkan hal-hal seputar aborsi yang perlu diketahui oleh klien dan
keluarga.
D. EVALUASI
1. Perdarahan berkrang -teratasi
2. Tidak terjadi syok Gangguan Aktivitas b.d kelemahan, penurunan sirkulasi
3. Nyeri berkurang/terkontrol
4. Tidak terjadi infeksi
5. Cemas klien berkurang- hilang

3. Perdarahan pada akhir kehamilan?


a. Kelainan plasenta
1) Plasenta di bawah (plasenta previa) merupakan posisi di mana plasenta
menutupi jalan lahir. Biasanya perdarahan yang terjadi tanpa disertai nyeri.
2) Plasenta lepas (solutio plasenta), pelekatan plasenta yang robek sebagian atau
terlepas. Perdarahan yang terjadi umumnya berupa bercak darah yang berwarna
merah gelap.
b. Kelainan serviks & vagina
1) Erosio porsionis uteri
2) Karsionamia porsionis uteri
3) Polipus servisis uteri
4) Varises vulvae
5) Trauma

4. Askep pada plasenta previa


A. Pengkajian
1. Pemeriksaan Fisik
a. Umum
Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan pada ibu hamil :
1) Rambut dan kulit
Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan linea nigra.
Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan paha. Laju
pertumbuhan rambut berkurang.
2) Wajah
Mata : pucat, anemis, Hidung, Gigi dan mulut
3) Leher
4) Buah dada / payudara
Peningkatan pigmentasi areola putting susu
Bertambahnya ukuran dan noduler
5) Jantung dan paru
Volume darah meningkat, Peningkatan frekuensi nadi, Penurunan
resistensi pembuluh darah sistemik dan pembuluh darah pulmonal, Terjadi
hiperventilasi selama kehamilan, Peningkatan volume tidal, penurunan
resistensi jalan nafas, Diafragma meningkat, Perubahan pernapasan
abdomen menjadi pernapasan dada.
6) Abdomen
Menentukan letak janin, Menentukan tinggi fundus uteri
7) Vagina
Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan ( tanda
Chandwick), Hipertropi epithelium
8) Sistem musculoskeletal
Persendian tulang pinggul yang mengendur, Gaya berjalan yang
canggung, Terjadi pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan dengan
diastasis rectal
b. Khusus
1) Tinggi fundus uteri
2) Posisi dan persentasi janin
3) Panggul dan janin lahir
4) Denyut jantung janin

B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus.
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan.
3. Resti defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan.
4. Kecemasan berhubungan dengan keadaan yang dialami.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri perut

C. Rencana Tindakan Keperawatan


Dx1 : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus.
Kriteria hasil :
1. Klien dapat melakukan tindakan untuk mengurangi nyeri.
2. Klien kooperatif dengan tindakan yang dilakukan.
Intervensi :
1. Jelaskan penyebab nyeri pada klien
2. Kaji tingkat nyeri
3. Bantu dan ajarkan distraksi relaksasi
4. Memberikan posisi yang nyaman (miring kekiri / kanan.
5. Berikan masage pada perut dan penekanan pada punggung
6. Libatkan suami dan keluarga
7. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesic

Dx 2 :Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan.


Kriteria hasil : Conjunctiva tidak anemis, acral hangat, Hb normal muka tidak pucat,
tidak lemas.
Intervensi :
1. Bina hubungan saling percaya dengan pasien
2. Jelaskan penyebab terjadi perdarahan
3. Monitor tanda-tanda vital
4. Kaji tingkat perdarahan setiap 15 30 menit
5. Catat intake dan output
6. Kolaborasi pemberian cairan infus isotonik

Dx 3 : Resti defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan.


Kriteria Hasil :
1. TTV dalam keadaan normal
2. Perdarahan berkurang sampai dengan berhenti
3. Kulit tidak pucat
Intervensi :
1. Kaji kondisi status hemodinamika
2. Ukur pengeluaran harian
3. Catat haluaran dan pemasukan
4. Observasi Nadi dan Tensi
5. Berikan diet halus
6. Nilai hasil lab. HB/HT
7. Berikan sejumlah cairan IV sesuai indikasi

Dx 4 : Kecemasan berhubungan dengan keadaan yang dialami.


Kriteria hasil : penderita tidak cemas, penderita tenang, klien tidak gelisah.
Intervensi :
1. Anjurkan klilen untuk mengemukakan hal-hal yang dicemaskan.
2. Ajak klien mendengarkan denyut jantung janin
3. Beri penjelasan tentang kondisi janin
4. Beri informasi tentang kondisi klien
5. Anjurkan untuk menghadirkan orang-orang terdekat
6. Menjelaskan tujuan dan tindakan yang akan diberikan

Dx 5 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri perut


Kriteria Hasil :
1. Kebutuhan personal hygiene terpenuhi
2. Klien nampak rapi dan bersih.
Intervensi :
1. Pertahankan pelaksanaan aktivitas rekreasi terapeutik (radio, koran, kunjungan
teman/keluarga) sesuai keadaan klien.
2. Bantu latihan rentang gerak pasif aktif pada ekstremitas yang sakit maupun yang
sehat sesuai keadaan klien.
3. Bantu dan dorong perawatan diri (kebersihan/eliminasi) sesuai keadaan klien.
4. Ubah posisi secara periodik sesuai keadaan klien.
5. Dorong/pertahankan asupan cairan 2000-3000 ml/hari.
6. Kolaborasi pelaksanaan fisioterapi sesuai indikasi.
7. Evaluasi kemampuan mobilisasi klien dan program imobilisasi.

Vous aimerez peut-être aussi