Vous êtes sur la page 1sur 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia terdiri atas gugusan pulau ( 13.650 pulau) yang membentang

dari sabang sampai marauke. Pulau pulau tersebut dikelilingi oleh lautan yang

dihuni oleh berbagai jenis organisme terutama ikan. Tidak hanya dilaut, ikan

juga hidup diberbagai perairan seperti sungai, danau dan rawa. Sumber

sumber perikanan tersebut tersebar luas diindonesia sehingga ikan sangat

potensial untuk dijadikan sebagai sumber protein hewani untuk dapat

menunjang peningkatan gizi masyarakat.

Wilayah perairan Indonesia yang luasnya mencapai 5.8 juta km2 dan

didalamnya menyajikan potensi gizi terutama dari ikan sebagai sumber gizi

tinggi, namun baru sekitar 58.5% dari potensi ikan laut yang dimanfaatkan,

hal ini berarti optimalisasi pemanfaatan sumber daya kelautan masi jauh dari

harapan.

Sebagai bahan pangan, kedudukan ikan sangat penting karena

mengandung protein yang tinggi dan kadar lemak yang rendah, protein ikan

memiliki komposisi dan kadar asam amino esensial yang lengkap. Mutu

protein ikan setingkat dengan mutu protein daging, sedikit dibawah mutu

protein telur, dan diatas protein serealia serta kacang kacang. Asam amino

dalam protein ikan dapat meningkatkan mutu protein pangan lainnya. Beras

misalnya memiliki kadar asam amino lisin rendah (3,7% dari protein), tetapi

ikan mengandung lisin yang tinggi (8.1%). Jadi, mengkonsumsi nasi dan ikan

1
bersama sama akan bersifat komplementer atau saling melengkapi. Selain itu

harga ikan yang relatif lebih murah dibandingkan sumber protein hewani

lainnya seperti daging dan ayam menjadikan ikan berpotensi besar untuk

dijadikan sebagai sumber protein hewani.

Ikan dapat dikonsumsi secara langsung, namun umumnya dioleh terlebih

dahulu meningkatkan daya cernanya serta menbuat ikan terasa lebih enak dan

lezat. Hasil olahan ikan yang beragan dapat menjadikan variasi menu makan

sehingga membuat ikan lebih disukai oleh ikan olahan yang sudah dikeringkan

umumnya mengandung protein lebih tinggi dibandingkan ikan segar. Halini

karena proses pengeringan mengurangi kadar air ikan sehingga kandungan

protein /100 gr bahan menjadi lebih tinggi.

Salah satu keunggulan ikan adalah dapat diawetka misalnya dengan cara

pengeringan, pengalengan, dan sebagainya. Sehingga masyarakat yang berada

pada daerah yang jauh dari sumber prikanan masih dapat mengkonsumsi ikan

dan memperoleh zat zat yang tinggi dari ika tersebut.

B. Rumusan Masalah

Ikan merupakan sumber protein hewani yang sangat potensial dan banyak
tersedia dengan harga yang relatif murah, namun banyak yang masih
menderita gizi buruk termasuk KEP, sehingga masalah dapat dirumuskan
sebagai berikut : bagaimana manfaat mengkonsumsi ikan, resiko apa yang
timbul jika kurang menkonsumsi ikan, dan faktor faktor yang timbul jika
kurang mengkonsumsi ikan.

2
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum

Tujuan penulusan makalah ini menguraikan tentang potensi ikan

sebagai sumber protein hewani yang bergizi tinggi, sehingga sangat tepat

untuk dijadikan sebagai sumber protein hewani.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui apa keuntungan/manfaatkunsumsi ikan

b. Resiko apa yang dapat timbul jika kurang mengkonsumsi protein

c. Faktor faktor yang timbul jika kurang mengkonsumsi ikan.

D. Manfaat Penulisan

Makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi penyuluhan


dan masyarakat tentang manfaat ikan sebagai sumber protein hewani,
sehingga diharapkan dapat membantu mengatasi kasus gizi buruk khususnya
KEP.

E. Metode Penulisan
Metode penulisan digunakan penulisan makalah ini adalah metode

kepustakaan yaitu dengan cara mengumpulkan berbagai literature yang

berhubungan dengan judul Makalah seperti buku buku bacaan, dan

sebagainya.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Ikan

1. Pengertian Ikan

Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang

hidup diair dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok

vertebrata yang beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27.000

diseluruh dunia. Ikan memiliki bermacam macam ukuran, mulai dari paus

dan hiu yang berukuran 14 meter hingga ikan yang kecil hanya berukuran

7 mm. (Anonim 2006)

2. Jenis Jenis Ikan

Menurut tempat hidupnya dikenal tiga golongan ikan yaitu ikan laut,

ikan darat, dan ikan migrasi. Ikan laut adalah ikan yang hidup dan

berkembang biak pada air asin (laut, samudra, selat). Golongan ikan laut

ini dapat dibagi menjadi dua yaitu ikan palagrik dan ikan demesal. Ikan

palagrik adalah ikan yang terutama hidup di daerah permukaan, misalnya

ikan tongkol, mackerel, lamoru, ikan tembang dan herring. Golongan ikan

yang terutama hidup didaerah dasar atau tempat yang paling dalam disebut

ikan demersal, misalnya cod, kakap dan hiu. (Ishak dkk, 1985)

Ikan palagrik mempunyai bagian daging merah (gelap) lebih banyak

dibandingkan ikan demersal, contohnya ikann tongkol atau cakalang.

Sebaiknya ikan demersal mempunyai bagian daging putih (terang) lebih

4
banyak dari pada ikan palagrik. Contohnya ikan kakap dan bawal. (Ishak

dkk, 1985)

Ikan darat adalah ikan yang biasa hidup dan berkembang biak diair

tawar seperti sungai, danau, kolam, sawah dan rawa rawa. Contoh ikan

darat yang banyak dikenal antara lain ikan mas, mujair, tawas, gurame,

lele, sepat, dan gabus. Golongan ikan yang hidup laut tetapi tertelur atau

berkembang biak disungai sungai disebut ikan migrasi, misalnya ikan

salem. (Muchtadi dan Sugiyono, 1992)

Gambar 1. Ikan air tawar (A) Ikan air laut (B)

3. Daging Ikan

Komposisi zat zat gizi ikan didalam berbagai jenis daging ikan, kira

kira sama. Perbedaan sering terdapat pada kadar lemak. Ikan yang hidup

didaerah perairan dingin (laut) mempunyai kadar lemak tinggi, sedangkan

hidup didaerah perairan panas, kadar lemaknya lebih rendah (ikan daerah

laut tropik)

Tetapi ikan besar diperairan panas juga mengandung lemak lebih

tinggi dibandingkan dengan ikan berukuran kecil atau sedang diperairan

yang sama. Ikan yang melakukan hibernasi, seperti yang hidup didalam

lumpur pada saat kondisi air menjadi kering akan menimbulkan lemak

5
terlebih dahulu sebelum menyusup kedalam lumpur untuk melakukan

hibernasi tersebut.

Ikan gurame, kancra dan nilai maupun ikan lele dan belut yang besar

akan terasa lebih gurih karena kadar lemaknya yang tinggi.

Ikan laut yang besar besar dan mengandung banyak lemak, merupakan

sumber kaya vitamin yang larut lemak seperti Vitamin A dan Vitamin D.

Tetapi ikan kecil yang mempunyai kelebihan sifat, karena dikonsumsi

seluruh tubuhnya termasuk tulangnya(ikan teri), maka ikan kecil ini

merupakan sumber zat kapur (Ca) baik sekali bagi anak anak yang sedang

tumbuh dan bagi ibu hamil atau sedang menyusui.

Akhir akhir ini diketahui bahwa jenis jenis ikan tertentu (lamoru atau

sardine) mengandung banyak asam lemak omega-3 (disebut juga n-3) yang

memberikan berapa pengaruh menguntungkan bagi penderita penyakit

CVD, seperti Hypertensi, atherosclerosis dan penyakit penyakit jantung

koroner.

Kualitas protein ikan tergolong sempurna (protein lengkap),

mengandung semua asam amino esensial jumlah masing masing yang

mencukupi kebutuhan tubuh.

Ikan dikonsumsi sebagai ikan segar (ikan basah), sebagai ikan kering

yang diasin atau tidak, dan juga sebagian ikan kaleng hasil teknologi

pangan modern. Pada ikan yang dikeringkan, baik diasin ataupun tidak

sedikit banyak terjadi pembusukan, yang dapat dikenal dari baunya yang

khas. Pembusukan ini terjadi karena ketika sedang dikeringkan

terkontaminasi oleh mikroba. Ikatan ikatan kimia yang terjadi pada proses

6
pembusukan ada yang menimbulkan keluhan gastrointenstinal pada

mereka yang tidak biasa mengkonsumsinya. Tetapi masyarakat yang suda

biasa mempergunakannya tidak mendapatkan kesulitan maupun keluhan

apapun.

Ada beberapa jenis ikan laut yang masih memberikan allegrik pada

sebagian organ. Segerah setelah mengkonsumsi ikan tersebut, mereka

menderita gatal gatal yang dapat ringan ataupun berat. Mereka yang

cendrung allegrik terhadap jenis jenis ikan (terutama ikan laut),

dikeringkan atau tidak, harus mengingatkan dan menghindarkan konsumsi

jenis makanan tersebut. Kerang kerang, udang dan jenis kepiting dikatakan

mengandung kadar kholestrol tinggi, sehingga dianjurkan untuk

dihindarkan konsumsinya oleh mereka yang menderita CVD.

Namun pada umumnya karena sifat rendah kandungan lemaknya baik

digunakan untuk sumber protein hewani bagi diit CVD dan diit rendak

lemak.

4. Teknologi Pangan Ikan

Dimasyarakat yang belum maju tekhnologinya, ikan di prdagangkan

sebagai ikan segar (ikan basah) atau sebagai ikan kering, baik diasin atau

tidak, pada ikan yang cukup besar perut ikan diiris dan setelah dibuka

buang isi perutnya dan bersihkan. Badan ikan dapat pula dibelah dari

bagian punggungnya sehingga menjadi lembaran yang tipis. Pada yang

tidak asin, ikan yang telah dibelah dan dicuci langsung dijemur dipanas

matahari, sambil dibalik pada jangka waktu tertentu. Kalaw matahari

bersinar cukup terik, maka pengeringan akan berlangsung cukup cepat.

7
Sebaliknya jika sinar matahari kurang, pengeringannya akan terlambat dan

proses pembusukan oleh bakteri bakteri akan meningkat.

Pada jenis yang diasin, setelah dibelah dan dibersihkan, ikan ikan

disusun secara berlapis dalam garam jenuh (NaCI) untuk beberapa lama

baru kemudian dijemur dipanas matahari.

Ada pula yang ikan nya tidak direndam dalam larutan garam, tetapi
ditaburi garam curah dan disusun berlapis lapis untuk dibiarkan beberapa
lama. Kemudian dijemur sampai kering.

B. Protein Ikan
Kata protein berasal dari bahasa yunani PROTEIOS yang artinya

pemula, pertama atau penting, ini sesuai dengan misi yang diembannya

dimana protein merupakan substansi tubuh atau bahan vital dari kehidupan

karena menyusun sel sel jaringan. Protein berfungsi sebagai zat pembangaun

dan pengatur dalam tubuh, juga merupakan sumber energi dam nerupakan

sumber asam amino. Sebagai zat pembangun, protein merupakan bahan

pembentuk jaringan jaringan baru dalam tubuh sehingga sangat dibutuhkan

selama masa pertumbuhan.

Sebagai salah satu komponen bahan makanan, protein dapat dibagi

menjadi dua golongan berdasarkan sumbernya, yaitu perotein hewani dan

nabati. Protein hewani adalah protein yang bersumber dari hewan misalnya

ayam, ikan, dan sapi. Protein nabati adalah protein yang bersumber dari

tanaman/tumbuhan, misalnya kacang kacangan. Protein hewani memiliki

kelebihan dibandingkan protein nabati, yaitu adanya asam asam amino

esensial yang lengkap.

8
Kandungan protein ikan dapat diklarifikasikan menjadi protein miofibril,

sarkoplasma, dan protein pengikat (stroma). Komposisi ketiga jenis protein

pada daging ikan terdiri dari 65-75% miofibril, 20-30% sarkoplasma, dan 1-

3% stroma. Ikan merupakan salah satu sumber gizi yang sangat penting bagi

proses kelangsungan hisup manusia. sebagai bahan pangan, ikan mengandung

zat gizi utama berupa protein, lemak, vitamin dan mineral, Protein ikan

menyediakan lebih kurang 2/3 dari kebutuhan protein hewani yang diperlukan

oleh manusia. Kandungan protein ikan relatif besar, yaitu antara 16-

25%/100gram.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah beberapa macam kandungan

protein ikan yaitu :

a. Protein Miofibril

Merupakan kandungan protein ikan yang terbesar dan merupakan jenis

protein yang larut dalam larutan garam. Protein ini terdiri dari miosin,

aktin, tropomiosin, serta aktomiosin yang merupakan gabungan aktin dan

miosin (Hadiwiyoto, 1993). Protein miosin sangat berperan dalam

pembentukan gel terutama pada proses koagulasi terbentuknya aktomiosin.

Protein miofibril dapat diekstrak dari daging ikan dengan penambahan

garam 2-3,5% (Fardiaz, 1985). Pada umumnya protein yang larut dalam

garam lebih efisien sebagai pengemulsi dibandingkan dengan protein yang

larut dalam air (Junianto, 2003).

9
b. Protein Sirkoplasma

Merupakan kandungan protein ikan yang mengandung bermacam-

macam protein yang larut dalam air yang disebut miogen. protein

sarkoplasma atau miogen terdiri dari albumin, mioalbumin, dan

mioprotein. Kandungan sarkoplasma dalam daging ikan bervariasi selain

tergantung dari jennis ikannya juga tergantung habitat ikan tersebut.

Protein sarkoplasma merupakan penamaan terhadap protein yang terdapat

dalam sarkoplasma. Protein sarkoplasma dapat menghambat pembentukan

gel ikan pada waktu ikan itu hidup, berfungsi dalam mensintesis senyawa-

senyawa yang diperlukan tubuh ikan, setelah ikan mati fungsi enzim

berubah menjadi komponen pembusuk ikan (Junianto, 2003).

c. Protein Stroma

Menurut Hadiwijoyo, (1993), stroma merupakan begian terkecil dari

protein yang membentuk jaringan ikat, protein ini tidak dapat diekstrak

dengan air, larutan asam, larutan alkali, atau larutan garam. Stroma terdiri

dari kalagen dan elastin, keduanya merupakan protein yang terdapat

dibagian luar otot. Daging merah ikan umumnya mengandung banyak

stroma, tetapi lebih sedikit mengandung sarkoplasma jika dibandingkan

dengan daging putih ikan. daging merah terdapat disepanjang tulang ikan

bagian dalam, sedangkan daging putih terdapat di hampir seluruh bagian

tubuh ikan.

kandungan ikan sangat bagus untuk kesehatan, karena ikan

mengandung protein dan lemak tak jenuh seperti omega 3 dan 9. Fungsi

omega 3 dan 9 adalah.

10
a. Protein itu sangat bagus untuk mengganti sel-sel yang rusak di dalam

tubuh, selain itu juga lemak tak jenuhnya itu sangat bagus untuk

perkembangan otak, apabila jika sudah dewasa akan berfungsi

memelihara sel-sel otak, dan apabila ibu hamil mengkonsumsi ikan,

maka perkembangan otak anaknya akan bagus.

b. Ahyani mengingatkan agar dalam mengolah ikan, tidak sembarangan

sehingga kandungan protein dan lemak tak berkurang.

c. Jangan sampai menggoreng ikan sampai kering, dan jangan

menggunakan minyak yang sudah dipakai berulang ulang, karena hal

tersebut dapat mengurangi kandungan protein dan lemak tak jenuh

dalam ikan tersebut," ujar Ahyani.

Protein ikan mempunyai mutu yang tinggi karena :

1. Mengandung asam amino esensial yang lengkap dan jumlah yang

cukup lengkap

2. Asam amino dalam protein ikan tersusun dalam keseimbangan yang

baik sehingga mendekati susunan asam amino didalam tubuh manusia

3. Biological value (nilai hayati) yang tinggi, misalnya daya cerna protein

90-95% artinya setiap 100 gr daging ikan yang dimakan hampir

semuanya dapat diserap dalam tubuh kita.

Berdasarkan kandungan lemak dan proteinnya, ikan dapat digolongkan

atas empat kategori/tipe yang dapat dilihat dari Tabel 1, sedangkan kandungan

gizi berbagai jenis ikan/100 gr dapat dilihat pada Tabel 3.

11
Tabel 1. Tipe ikan berdasarkan kandungan lemak dan proteinnya

Kategori Tipe Lemak Protein Jenis ikan

Protein tinggi, <5% 15-20% Cood, bawal,


A
lemak rendah kakap

Protein tinggi, 5-15% 15-20% Salmon, teri


B
lemak sedang

Protein rendah, >15% <15% lamuru


C
lemak tinggi

Protein sangat <5% >20%


D
tinggi, lemak

rendah

Sumber : ishak dkk. 1985

12
Tabal 2. Kandungan protrein berbagai jenis ikan/100 gr

Jenis ikan Protein (gr)

Ikan Salmon
19.9
Ikan Tengiri
21.4
Ikan Tongkol
24
Ikan Kakap
24
Ikan Kembung
21.4
Ikan Bawal
18.2
Ikan Bandeng 14.8
Ikan Mas
18.3
Ikan Lele
14.8
Ikan Mujair
18.2

Sumber : Junianto, 2003

C. Komposisi Gizi Ikan


Ikan pada umumnya digunakan sebagai lauk sumber protein. Kandungan

protein daging ikan dan nilai gizi proteinnya sama denganhewan darat.

Disampuing itu, ikan juga banyak mengandung mineral dan vitamin.

Kandungan protein ikan rata rata 20%, mineral 1.5% dan lemak tergantung

jenis ikannya dan kadarnya antara 2-25%. Protein ikan memiliki gizi yang

tinggi, mudah dicerna dan digunakan tubuh.

Komposisi daging ikan sangat bervariasi tergantung faktor biologis dan

faktor alam. Faktor biologis merupakan faktor yang berasal dari ikan itu

sendiri. Faktor ini meliputi jenis ikan, umur, jenis kelamin. Makin tua ikan

pada umumnya kandungan lemaknya makin meningkat. Faktor jenis kelamin

13
ikan umumnya berhubungan dengan apakah ikan itu sudah bertelur, sedang

beltelur atau belum bertelur. Faktor alam meliputi habitat (daerah kehidupan

ikan) musim dan jenis makan yang tersedia.

Air merupakan komponen daging ikan yang banyak. Kadarnya antara 65-

80%. Ikan berlemak rendah kadar air pada dagingnya tinggi, sedangkan ikan

berlemak rendah kadar air dagingnya rendah. Makin segar daging ikan makin

tinggi daya ikat air.

Daging ikan mempunyai nilai biologis yang sama dengan daging ternak.

Kandungan protein kasar pada daging ikan sekitar 17-20%, sedangkan

kandungan lemak dan air bervariasi tergantung jenis ikannya. Pada ikan

berlemak sangat rendah kadar lemak 0.1-0.3%. sedangkan pada ikan berlemak

tinggi (herring dan tuna) kandungan lemaknya 16-26%. Ikan ikan yang lain

kandungan lemaknya berada diantara kedua kisaran tersebut.

Bagian ikan yang dimakan dari ikan bervariasi tergantung bentuk, umur,

dan apakah ikan ditangkap sebelum atau sesudah bertelur, tetapi kandungan

antara 45-50% dari berat badan ikan. Ikan berbentuk torpedo seperti skipjack

(tuna) dan salmon yang dapat dimakan lebih dari 60%, sedangkan ikan

berkepala besar (cod dan polak) atau ikan pipih hanya 35-40%.

Komposisi gizi ikan adalah : 15-14% protein, 0.1-22% lemak, 1-3%

karbohidrat, 0.8-2% senyawa organic dan 66- 84% air. Sebagai perbandingan,

kandungan gizi daging ternak adalah : 16-22% protein, 1.5-13% lemak, 0.5-

13% karbohidrat, 1 % atau kurang senyawa organik dan 65-80% air. Sedang

kan dagingn unggas kandungan mirip daging ternak besar, hanya kadar

lemaknya lebih rendah.

14
Protein daging ikan tersusun atas sarkoplasma yang terdapat dalam plasma

otot dan miofibriler yang menyusun serabut otot (myofibril). Sedang kan

jaringan jaringan ikat pada ikan tersusun dari protein yang tersebut stroma.

Sarkoplasma mengandung berbagai macam protein larut air yang disebut

miogen. Kandungan sarkoplasma pada ikan bervariasi tergantung spesies ikan,

tetapi umumnya tinggi pada ikan palagrik seperti sardin dan mackerel dan

rendah pada ikan demersal.

Berdasarkan strukturnya daging ikan terdiri atas 3 jenis yaitu daging

bergaris melintang (otot lurik), daging polos (otot polos), dan otot jantung.

Meskipun demikian, daging ikan hampir seluruhnya terdiri dari otot bergaris

melintang yang tersusun dari serabut serabut daging.

Berdasarkan warnanya, terdapat 2 jenis daging ikan yaitu daging putih dan

merah. Warna merah dibantuk oleh saraf saraf gurat sisi (pateral line) yang

dilapisi lemak dan dilewati ribuan pembuluh darah. Daging merah ikan

terdapat disepenjang tubuh bagian samping bawah kulit, sedangkan daging

putih terdapat dibagian seluruh tubuh ikan. Daging putih mempunyai kadar

protein yang lebih tinggi dan kadar lemak yang lebih rendah dengan

dibandingkan dengan daging merah. Daging merah mengandung lemak yang

lebih tinggi karena terdapat (lateral line) tempat urat syaraf yang dilindungi

lemak.

Pada ikan terutama ikan laut terdapat senyawa yang disebut TMAO

(trimetilamin oksida). Daging merah mengandung TMAO lebih tinggi

dibandingkan daging putih. Pada pasca mortem, TMAO direduksi menjadi

15
TMA (trimetil-amin) oleh enzim yang dikeluarkan mikroorganisme. TMA

menimbulkan bau khas yang rusak (busuk)

Komposisi minyak ikan agak berbeda dengan lemak mamalia, karena pada

umumnya lemak ikan lebih banyak mengandung asam lemak yang berantai

karbon lebih dari 18. Selain itu asam lemak ikan lebih banyak mengandung

ikatan rangkap atau tidak jenuh (polyunsaturated fatty acid atau PUFA)

disbanding dengan mamalia. Adanya asam lemak tidak jenuh ini

menyebabkan lemak mudah teroksidasi, sehingga menimbulkan ketengikan.

Ketengikan yang berlarut larut akan membentuk peroksida dan menurunkan

mutu ikan.

Minyak ikan banyak mengandung asam lemak tidak jenuh. Asam lemak

yang penting dalam minyak ikan antara lain asam lemak omega-3 yaitu EPA,

DHA dan asam linolenat. Disamping itu, minyak ikan mengandung asam

lemak esensial yaitu asam lemak yang sangat diperlukan tubuh (karena tubuh

tidak dapat mensintesanya) yaitu asam linoleat, linolenat dan arakhidonat.

Ikan laut umumnya banyak mengandung iodium, disamping merupakan

sumber mineral kalsium, fosfor dan besi. Kandungan mineral dalam daging

ikan adalah sebagai berikut (dalam mg/kg) : Ca 48-420, Mg 240-310, fosfor

1730-2170, Fe 5-248, Cu 0.4-1.7 dan I 0,1-1.0.

16
D. Metode Penyimpanan Ikan Segar

1. Metode pendinginan ikan

Salah satu cara penanganan ikan mati agar kesegaran tetap maksimal

adalah dengan menurunkan suhu tubuh ikan (pendinginan). semangkin

besar panas ikan yang di serap maka suhu ikan akan semangkin rendah.

Pada suhu rendah (dingin atau beku), proses-proses biokimia yang

berlangsung dalam tubuh ikan yang mengarah pada kemunduran mutu

ikan menjadi lebih lambat. Selain itu, pada kondisi suhu rendah

pertumbuhan bakteri pembusuk dalam tubuh ikan juga dapat di perlambat.

Dengan demikian, kesegaran ikan akan semangkin lama dapat di

pertahankan.

Adapun syarat-syarat yang harus terpenuhi dari media pending adalah:

a. Tidak meninggalkan zat racun atau zat berbahaya lainnya.

b. Mempunyai kemampuan untuk menyerap panas dari tubuh ikan.

c. Mudah dan praktis dalam penggunaannya.

d. Ekonomis.

Berdasarkan persyaratan yang harus di penuhi, ada media pendingin yang

dapat digunakan diantaranya es

Sebagai media pendingin, es mempunyai beberapa kelebihan:

a. Mempunyai kapasitas pendingin yang besar per satuan berat yaitu 80 kkal

per kg es.

b. Tidak membahayakan konsumen.

c. Bersifat thermostatic, yaitu selalu menjaga suhu sekitar 0C.

17
d. Ekonomis

e. Relatife mudah dalam penanganannya.

Es yang digunakan sebagai media pendingin sebaiknya dibuat dari air bersih

sebagai mana persyaratan untuk air minum. Es yang digunakan untuk media

pendingin mempunyai suhu antara -12C sampai -18C (es matang). Es yang

matang memiliki beberapa sifat:

a. Butiran-butiran es nya lebih kecil bila di hancurkan.

b. Waktu peleburannya lebih lama.

c. Tidak mudah membentuk masa padat seperti es biasa.

Es yang di gunakan untuk pendinginan ikan harus di hancurkan terlebih

dahulu menjadi bongkahan atau disebut menjadi butiran-butiran yang tidak terlalu

kecil dan tidak terlalu besar. Ukuran butiran bongkahan es kira-kira 1-2 cm.

pemakaian bongkahan es yang terlalu besar dan runcing dapat mengakibatkan

kerusakan fisik ikan. Sementara butiran yang terlalu kecil akan menyebabkan

butiran es cepat melebur dan juga membendung aliran air ke bawah sehingga

terjadi genangan air antar lapisan ikan. Oleh karena itu, pemakaian es balok yang

di hancurkan akan lebih baik dari pada yang di serut karena akan di peroleh

butiran es yang berbeda-beda. Disarankan tidak menghancurkan es balok di atas

tumpukan ikan karena akan mengakibatkan kerusakan fisik pada ikan.

Untuk mendapat hasil yang maksimal dari penggunaan es sebagai media

pendingin dalam penanganan ikan segar, berikut beberapa hal yang harus di

perhatikan:

18
1) Jumlah Es Yang Digunakan

jumlah es yang di gunakan harus di sesuaikan dengan jumlah ikan yang

akan di tangani akan di peroleh suhu pendinginan yang optimal. Jika jumlah es

terlalu sedikit dibandingkan jumlah ikannya maka suhu pendinginan yang

dihasilkan tidak cukup dingin untuk mempertahankan kesegaran ikan dalam

waktu yang di tentukan. Sebaiknya, bila jumlah es terlalu banyak dapat

menyebabkan ikan kerusakan fisik karena himpitan atau tekanan dari

bongkahan es. Es yang di tambahkan harus dapat menurunkan suhu ikan

sampai 0C dan suhu tersebut dapat dipertahankan selama penyimpanan dalam

waktu yang ditentukan.

Perbandingan es dan ikan yang dipergunakan selama pendinginan

bervariasi antara 1 : 4 sampai 1 : 1. Perbandingan tersebut tergantung pada

waktu penyimpanan yang diperkirakan, suhu udara diluar kemasan, dan jenis

wadah penyimpanan.

Ketebalan lapisan ikan berpengaruh terhadap kecepatan penurunan suhu

tubuh ikan. Semangkin tipis lapisan ikan, kecepatan penurunan suhunya

semangkin cepat. Waktu yang diperlukan untuk mencapai 1,5C dari suhu

awal tubuh ikan 10C dari berbagai perlakuan.

19
Tabel. Waktu yang diperlukan untuk mencapai suhu 1,5C dari 10C pada

berbagai ketebalan lapisan ikan.

Tabel Lapisan Ikan (cm) Waktu (jam)

2.5 2

10 4

12.5 6.5

15 9

25 24

60 120

Sumber : Scribd

2) Lama Pemberian Es
Perkiraan lama pendinginan ikan dengan es harus di perhitungkan dengan

cermat. Hal yang menyangkut jumlah es yang digunakan untuk mengatasi es

yang mencair. Kecepatan es mecair atau melebur di pengaruhi oleh beberapa

faktor yaitu:

a. Volume kotak atau wadah yang di gunakan.

b. Bahan atau material wadah.

c. Penggunaan isolasi dan jenis isolasi.

d. Suhu lingkungan di luar wadah atau kotak pendinginan.

20
3) Ukuran Dan Jenis Wadah Yang Digunakan

volume kotak yang lebih luas akan mempercepat pencairan es. Hal ini

dengan jumlah panas yang masuk ke dalam kotak melalui permukaannya.

Semakin besar luas permukaan maka panas yang masuk ke dalam kotak

semakin besar pula.

Jenis material kotak pengesan yang sering sering di gunakan saat ini oleh

para pelaku penanganan ikan di Indonesia antara lain: kayu, plastik polietilen,

fiberglass, dan Styrofoam. Dari berbagai macam kemasan tersebut urutan jenis

kemasan yang dapat memperlambat peleburan es adalah Styrofoam, kemudian

di ikuti dengan plastik polietilen, fiberglass, dan kayu. Namun, dalam

praktiknya kotak atau wadah untuk pendinginan ikan dengan es umumnya di

buat dari kombinasi berbagai jenis material, misalnya Styrofoam dengan kayu

dan plastik dengan kayu. Penggunaan isolasi dalam wadah pendinginan di

maksudkan untuk memperkecil jumlah panas yang masuk dari luar kemasan

ke dalam kemasan sehingga es menjadi lebih lama untuk melebur. Suhu luar

kemasan yang tinggi akan menyebabkan panas yang masuk kedalam kemasan

juga besar sehingga peleburan es semakin cepat.

4) Kondisi Fisik Ikan

Kondisi fisik ikan sebelum penanganan ( sebelum di eskan ) harus di

perhatikan. Ikan-ikan yang kondisi fisiknya jelek, misalnya lecet-lecet,

memar, sobek, atau luka pada kulit, sebaiknya dipisahkan dari ikan yang

kondisi fisiknya baik. Hal ini di sebabkan darah dari ikan yang luka akan

mencemari atau mengontaminasi ikan yang masih baik kondisinya.

21
2. Metode pembekuan pada ikan segar

Dalam proses pembekuan, bentuk/besar ikan, cara dan kecepatan

pembekuan, turut mempengaruhi mutu, penempilan (appearance) dan

biaya pembekuan

Pada pembekuan komersial dikenal dua pengolong yaitu :

a. Pembekuan lambat (slow freezing)

b. Pembekuan cepat (quick freezing)

Keunggulan dari pembekuan cepat antara lain :

a. Mencegah pembusukan oleh bakteri

b. Mempertinggi produktivitas

c. Dipabrik besar, memungkinkan penggunaan ban berjalan (conveyer)

dan peralatan otomatis

d. Memungkinkan pemakaian freezer secara maximum

e. Bias menghasilkan produk yang terkemas seragam dan penampilan

menarik

Ada beberapa cara pembekuan antara lain :

1. Pembekuan dengan sharp Freezer

Pembekuan ini merupakan cara paling tua dan bisa digolongkan

pada pembekuan lambat, pembekuan sharp Freezer dilakukan dengan

meletakkan ikan pada rak rak, yang terdiri pipa pipa pendingin

(cooling pipe). Bahan pendingin ammonia, Freon-12 atau kadang

kadang brine dingin, dilahirkan melalui pipa tersebut.

Pemakaian sharp freezing umumnya hanya terbatas untuk

pembekuan ikan ikan utuh seperti tongkol kecil, ikan ikan kakap dan

22
karapu. Juga produk produk yang sudah dikemas seperti udang dan

fillet ikan.

2. Pembekuan dengan blast Freezer

Blast Freezer merupakan sebuah ruangan atau kamar atau

trowongan dimana ukuran dingin disirkulasikan kesekitar produk yang

dibekukan dengan bantuan fan. Udara menjadi dingin, setelah lebih

dulu melewati evaporator. Kecepatan udara paling efektif besar 1200

fpm (feetper minute-kaki tiap menit). Makin lama kecepatan udara,

akan mengakibatkan pembekuan lebih lambat, demikian sebaliknya.

Tetapi tingginya kecepatan udara ini juga mempertinggi biaya dan

memperbesar kecepatan pengeringan. Blast Freezer biasanya dipakai

untuk membekukan produk produk seperti udang dan fish fillet

terkemas yang diletakan dalam pan pan tertutup (Moeljanto 1967)

3. Pembekuan dengan plate Freezer

Pada pembekuan ini produk dijepit diantara dua pelat atau

lempengan logam yang didalamnya dialiri bahan pendingin. plate

Freezer sangat cocok untuk membekukan produk produk yang

dikemas dalam kotak kotak persegi dengan berat 5 dan 10 lb. produk

produk perikanan yang sering dibekukan dengan jenis freezer ini

adalah fillet, steak, udang, fish stick, fish block dan samping (scallop).

Pengemasan produk yang akan dibekukan harus diteliti, yaitu teratur

dan padat tanpa rongga rongga udara didalamnya. Selama pembekuan,

diantara kotak kemasan dalam pan beku harus diletakkan spacer

23
(penyekat tipis yang tingginya hamper sama dengan tinggi kotak).

Guna mencegah penggembangan atau pengenceran (Moeljanto 1967)

4. Pembekuan dengan immersion Freezing (brine freezing)

Jenis freezer ini digunakan untuk pembekuan ikan ikan utuh seperti

tuna (tongkol besar). Tetapi cara pembekuan ini tidak popular lagi,

sebagai gantinya, kini banyak dipakai cara pembekuan dengan blast

dan plate freezer. Cara pembekuannya dilakukan dengan mencelupkan

ikan kedalam larutan garam (NaCl) bersuhu 170c. atau dengan

menyemprot ikannya memakai brine dingin itu. Salah satu kelemahan

brine freezing adalah penyerapan garam dalam daging kadang kadang

memperpendek shelf lite atau menimbulkan bau kurang enak (off

flafour). (Moeljanto 1967)

24
BAB III

PEMBAHASAAN

A. Manfaat Ikan

Sebagai sumber protein hewani iakn dikenal sebagai sumber protein

bermutu tinggi. Harga pun relative lebih murah dibandingkan dengan daging

dan dari segi bahan pangan ikan memiliki banyak keunggulan dibandingkan

produk hewani lainnya, seperti dari segi jumlahnya yang lebih melimpah,

kandungan gizi, lebih mudah dicerna, banyak mengandung asam lemak tidak

jenuh termasuk EPA dan DHA, dan kandungan mineralnya lebih lengkap.

Omega-3 mampu mencegah dan mengurangi penumpukan kolestrol dan

pelekatan trombosit pada pembuluh darah yang menyebabkan penyumbatan,

yang mana hal tersebut merupakan penyebab utamanaya timbulnya serangan

jantung dan stroke. Omega-3 banyak terdapat pada kelompok ikan palagrik

seperti salmon, tuna dan sarden (khosman 2004).

Berkat adanya omega-3, maka mengkonsumsi ikan sama dengan menjaga

kesehatan dan kebugaran tubuh, serta menghindar kan diri dari penyakit

jantung dan penyakit degenerative lainnya.

Vitamin dan mineral juga banyak terdapat pada ikan, golongan vitamin

yang terkandum dalam ikan adalah golongan vitamin yang larut dalam lemak,

seperti vitamin A dan D. dan minyak hati ikan laut juga menjadi sumber

vitamin A dan D, kedua vitamin yang terkandum pada minyak ikan tersebut

mudah untuk diresap.

25
Apabila dalam menu sehari hari kita menghidangkan ikan, maka kita

memberika sumbangan tinggi pada jaringan tubuh. Absorbsi ikan lebih tinggi

dibandingkan dengan daging yang lain, karena daging ikan mempunyai serat

serat protein yang lebih halus. Oleh karena itu ikan dan hasil olahannya sangat

penting dikonsumsi yang mengalami kesulitan pencernaan.

Berbagai kandungan gizi pada ikan akan sangat bergantung pada jenis ikan

dan proses pengolahannya. Untuk memperoleh gizi yang tinggi dari ikan maka

sangat disarankan agar kita membeli ikan yang masih hidup atau segar.

Ciri ciri ikan yang masih segar antara lain adalah :

1. Mata tanpak jernih, kornea tanpak bening

2. Insang berwarnah merah segar

3. Lender pada kulit tanpak bening dan barbau khas ikan

4. Sisik segar dan melekat kuat serta tanpak mengkilap

5. Daging ikan segar elastis dan berwarnah cerah.

Ciri ciri ikan yang sudah tidak segar adalah

1. Mata cekung, buram, berwarna kelabu dan tertutup lender

2. Insang berwarna keabuan, lender dan berbau

3. Sisik mudah terlepas dan warnah memudar

4. Aroma ikan tidak segar, berbau busuk dan biasanya mengapung jika

dimasukkan kedalam air

5. Daging ikan busuk berwarna pucat, lunak dan menimbulkan jejak

permanen jika ditekan

6. Lender berwarna kekuningan, lengket disertai aroma yang menyengat

26
Gambar 2. Ikan segar (A) Ikan Ikan yang sudah tidak segasr (B)

Ikan laut yang tidak segar dapat menimbulkan alergi. Gejala alergi biasa

ditunjukkan dengan timbul rasa mual, pusing, badan lemas, timbul bentol

bentol yang disertai dengan gatal. Hal ini merupakan reaksi penolakan tubuh

terhadap zat asing berupa histamine yang masuk kedam aliran darah.

Untuk mempertahankan kesegaran ikan, maka dapat dilakukan pembekuan

atau pendinginan. Pembekuan akan dilakukan pada suhu -18 hingga -300C

(daging ikan mulai membeku pada suhu -10C) sedangkan pendinginan ikan

dilakukan pada suhu 0 hingga 50C. ikan juga dapat diawetkan dengan berbagai

metode misalnya dengan pengeringan, penggaraman, pengasapan,

pengalengan, dan fermentasi. Hasil hasil olahan ikan lainnya adalah ikan

pindang dan ikan peda.

ada beberapa manfaat ikan untuk kesehatan adalah :

1. Peranan Omega-3 Pada Sel Otak Dan Kecerdasan

Asam lemak esensial serta omega-3 merupakan zat gizi yang harus

dipenuhi kebutuhan. Zat gizi berperan vital pada proses tumbuh kembang

sel sel neuron otak untuk bakal kecerdasan bayi yang dilahirkan. Asam

lemak omega-3 juga berperan sebagai asam lemak otak. Asam lemak

omega-3 initurun dari precursor (pendahulunya), yakni asam lemak

esensial linoleat dan linolenat. Asam lemak esensial tidak bisa dibentuk

27
dalam tubuh dan harus dipasok langsung dari makanan. Kemudian

prekursor itu masuk dalam proses elongate dan desaturate yang dihasilkan

tiga bentuk asam lemak omega-3 : LNA (asam alfa-linolenat), EPA

(eikosapentaenoat), serta DHA (dokosaheksaenoat).

Sistem saraf pusat dan otak merupakan organ vital yang pertama

dibentuk. Proses pertumbuhan sel neurok otak terjadi pada minggu ke20

hingga ke 36, disempurnakan hingga bayi berusia 2 tahun. Meskipun masa

otak janin hanya sekitar 16% dari tubuhnya, namun dibandingkan dengan

organ tubuh lain, otak paling banyak memerlukan energy (lebih dari 70%)

untuk proses tumbuh kembangnya. Energy itu terutamaberasal dari deposit

zat gizi dan asam lemak esensial tubuh ibunya.

2. Mencegah Pengumpulan Darah Dan Serangan Jantung

Asam lemak omega-3 EPA dilaporkan berperan pula dalam mencegah

penyakit degenerative sejak janin dan pada saat dewasa. Pada saat janin

dalam kandungan, EPA sangat di perlukan dalam pembentukan sel sel

pembuluh darah dan jantung. Sementara pada saat dewasa ia berfungsi

menyehatkan darah, mekanisme kerja pembuluhnya dan kerja kantung

pengatur sirkulasinya. Oleh sebab itu akibat kekurangan omega-3 EPA,

bisa beresiko menderita penyakit pembuluh darah dan jantung.

Omega-3 EPA dan asam arakhidonat (berasal dari daging merah dan

pangan nabati) merupakan unsur utama sintesa senyawa prostaglandin

yang berperan dalam kesehatan system perdarahan darah dari proses

aterosklerosis, penyakit jantung, hipertensi, stroke, dll.

28
Metabolisme EPA berfungsi, misalnya, melebarkan pembuluh darah,

sementara metabolit AA menyempitkan, meskipun kerjaannya antagonis,

kedua metabolit itu kerja sama menyehatkan sistim perdarahaan darah

dalam tubuh. (dr. fadilah 1998)

Omega-3 dapat membantu menghentikan penggumpalan darah yang

dapat menyebabkan serangan jantung. Omega-3 juga dapat membantu

menghentikan denyut jantung yang terlalu cepat, yang membuat serangan

jantung yang menyebabkan kematian mendadak. Omega-3 juga membantu

menjaga pembuluh pembuluh darah rileks. Omega-3 juga dapat membantu

mencegah stroke, depresi, penyakit Alzheimer, dan kram menstruasi yang

berat.

Asam lemak omega-3 ini memiliki manfaaat bagi tubuh kita :

memperbaiki daya tahan sel otot jantung dari kerusakan. Mampu

mengencerkan gumpalan darah. Menurunkan kolestrol jahat atau LDL

juga bisa meningkatkan kolestrol baik dalam tubuh yang di kenalkan

dengan HDL.

3. Peranan pada retina mata

Pada makan dengan kandungan kaya asam lemak omega-3 di yakini

dapat memperlambatkan penuaan fungsi makulah atau bintik yang

merupakan bagian penting agar mata berfungsi optimal. Seringkali di

sebut dengan Age-related macular degeneration (AMG). demikian di

ungkap sebuah penilitian yang di laporkan pada British Journal of

Ophthalmology.

29
Degenerasi macula berkaitan dengan bertambahnya usia adalah

kelainan pada mata yang mempengaruhi macula yaitu bagian dari retina

yang berfungsi untuk mengatur pusat pandangan. Kondisi itu sering terjadi

pada pasien terutama pada pasien yang berusia lebih dari 60 tahun

4. Pencegahan kanker

Dalam sebuah penilitian yang dipublikasikan dalam Clinical Cancer

Research menunjukkan bahwa konsumsi asam lemak tidak jenuh omega-3

dapat mengurangi pembengkakan dan mengurangi risiko perkembangan

kanker prostat. Peneliti melakukan analisa terhadap 466 orang dengan

kanker prostat agresif dan 478 orang lainnya sebagai kontrol dengan

kesamaan usia dan etnik. Asupan makanan dianalisa dengan kuisioner.

Asupan asam lemak omega-3 dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan

kuartilnya. Laki-laki yang mengonsumsi asam lemak omega-3 memiliki

risiko 63% lebih rendah terkena kanker prostat agresif disbanding dengan

pria yang mengonsumsi asam lemak omega-3 paling sedikit (Anonim,

2009)

Sifat Fungsi Asam Lemak Omega-9 Pada Kesehatan

Asam lemak Omega-9 memiliki kemampuan untuk menurunkan tekanan

darah dan meningkatkan kadar HDL atau kolestrol yang baik bagi tubuh kita.

Kandungan Omega-9 ini banyak terdapat pada bahan makanan sepeti kelapa

sawit, yoghurt, susu, keju, dan minyak zaitun. Untuk yang satu ini sangat berbeda

dengan Omega sebelumnya. Karena sifatnya tidak mudah rusak oleh suhu ruangan

ataupun temperatur panas maka bahan makanan yang mengandung Omega-9 ini

bias diolah sesuai selera anda.

30
Salah satu jenis MUFA adalah Omega-9 (Oleat) yang berdasarkan penelitian

pada 1992, 1998, 1999 dan 2000, menyimpulkan bahwa Omega-9 memiliki daya

perlindungan yang mampu menurunkan LDL kolestrol yang lebih besar

disbanding Omega-3 dan Omega-6, lebih stabil dibandingkan dengan PUFA. Hal

ini dapat dilihat dari masyarakat yang hidup dikawasan Mediteranian yang jarang

ditemukan penderita jantung koroner karena tingginya konsumsi Omega-9 dan

Omega-3. Sedangkan dikawasan barat (AS dan Eropa) konsumsi lemaknya

memiliki rasio 10:1 (Omega-6, Omega-3), yang dianggap tidak sehat (Muchtadi,

T.R,2000).

Minyak sawit memiliki karakteristik asam lemak utama penyusunnya terdiri

atas 35-40 % asam palminat, 38-40% oleat dan 6-10% asam linoleat serta

kandungan mikronutriennya seperti karitenoid, tokoferol, tokotrienol dan

fitosterol. Disamping itu keunggulan minyak sawit sebagai minyak makan adalah

tidak perlu dilakukan persial hidrogenasi untuk pembuatan margarin dan minyak

goreng (deep frying fat), trans-fatty acid rendah, dan unit cost murah. Klaim

produk minyak sawit sebagai produk sehat telah banyak dilakukan penelitian

mendasar, sehingga klaim unggulannya mempunyai dasar yang kuat. Meskipun

minyak sawit mengandung MUFA (Omega-9) cukup tinggi, kandungan asam

lemak jenuhnya (palmitat) juga tinggi yaitu 40%. Namun, asam palminat yang

ada dalam minyak sawit mempunyai nilai positif karena dapat menurunkan

kolestrol LDL.

Asam lemak Omega-9 dapat mencegah PJK (teruji secara laboratories dan

epidemilogis), dimana penelitian yang dilakukan selalu menggunakan minyak

dengan kadar asam lemak jenuh yang rendah (sekitar 5%). Ada hasil riset yang

31
menyatakan bahwa Omega-6 dalam bentuk tunggal memiliki sifat negatif karena

berkaitan dengan peningkatan produksi eicosanoids (stimulan pertumbuhan

tumor pada binatang percobaan). Namun dengan adanya Omega-9 dan Omega-3,

dalam proporsi yang sesuai akan memiliki potensi memblokir produk senyawa

eicosanoids tersebut, sehingga lagi lagi peranan Omega-9 dapat mencegah

stimulasi negative Omega-6.

B. Resiko Kekurangan Konsumsi Protein

Risiko kekurangan zat gizi yang di akibatkan kurangnya mengkonsumsi

protein yaitu Kekurangan Energi Protein (KEP). KEP adalah keadaan kurang

gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energy dan protein dalam

makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (Depkes

RI,1999).

Penyebab KEP sangat banyak dan bervariatif. Beberapa faktor bisa

berdiri sendiri atau bersama-sama, faktor-faktor tersebut adalah faktor

ekonomi, social,budaya, tingkat pendidikan orang tua, dan metabolism

penyakit jantung bawaan. Pada daerah pedesaan biasanya faktor social,

ekonomi, dan pendidikan yang sering berpengaruh sehingga mempengaruhi

gangguan dan penyimpangan pemberian asupan gizi pada anak atau sering

diistilahkan mallnutrisi primer (Sjahmien, 2008).

Penyakit busung lapar termasuk KEP merupakan salah satu masalah

kesehatan anak yang menjadi problema khusus di Indonesia. Salah satu solusi

untuk mengatasi terjadinya masalah gizi KEP adalah dengan mengkonsumsi

ikan sebagai sumber protein hewani yang mudah dicerna dan mengandung

asam amino lengkap dalam jumlah yang lengkap (Marsetyo, 2004).

32
Akibat kekurangan protein kekurangan protein sering ditemukan secara

bersamaan dengan kekurangan energi yang menyebabkan kondisi yang

dinamakan marasmus. Marasmus atau kwashiorkor sering terjadi pada anak

balita dan selanjutnya akan terjadi gangguan pertumbuhan. Anak balita yang

sehat atau kurang gizi secara sederhana dapat diketahui dengan

membandingkan antara berat badan menurut umur atau berat badan menurut

tinggi, apabila sesuai dengan standar anak disebut Gizi Baik. Kalau sedikit di

bawah standar disebut Gizi Kurang, sedangkan jika jauh di bawah standar

disebut Gizi Buruk. Bila gizi buruk disertai dengan tanda tanda klinis seperti;

wajah sangat kurus, muka seperti orang tua, perut cekung, kulit keriput disebut

marasmus, dan bila ada bengkak terutama pada kaki, wajah membulat dan

sembab disebut Kwashiorkor. Marasmus dan Kwashiorkor atau Marasmus

Kwashiorkor edikenal di masyarakat sebagai busung lapar.

Bila kekurangan protein terjadi pada wanita usia subur dan ibu hamil

dengan kekurangan energi yang Kronis (KEK) mengakibatkan berat badan

bayi yang di lahirkan rendah (BBLR)

C. Faktor Faktor Yang Timbul Jika Kurang Mengkonsumsi Ikan

Laju pertumbahan penduduk yang pesat, harus diimbangin dengan laju

kenaikan penyediyaan bahan makanan yang lebih pesat dengan harga

terjangkau, hal ini untuk menjamin kecukupan gizi masyarakat. Pengetahuan

gizi merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk memahami konsep

dan perinsip gizi dalam hubungan dengan kesehatan. Hal ini akan nyata dalam

pola asikap dan tindakan yang tercermin dalam penyediyaan makanan sesuai

denganjumlah kebutuhan

33
Penyebab Tubuh Kekurangan Zat besi atau dalam bahasa Inggrisnya iron

merupakan salah satu mineral yang sangat penting bagi sel tubuh. Zat besi

juga merupakan komponen utama hemoglobin pada sel darah merah yang

bertugas membawa oksigen dari paru paru ke seluruh organ tubuh.

Mereka yang tidak cukup zat besinya dalam tubuhnya akan mengalami

penurunan kadar sel darah merah yang dikenal dengan istilah anemia

defesiensi besi. Faktor yang timbul akibat kekurangan zat besi ini juga

disebabkan karena kurang konsumsi ikan.

Stres dan depresi bisa mudah terjadi karena kurangnya kandungan omega

3 dalam tubuh. Asam lemak omega 3 pada ikan terbukti dapat memerangi

gejala depresi. Seseorang dengan asupan ikan yang teratur dapat menangani

masalah emosional lebih efektif. Oleh karena itu, dokter sering kali

memberikan resep minyak ikan kepada penderita depresi.

Terjadinya kelahiran prematur berbeda secara signifikan di empat

kelompok mengkonsumsi makanan laut, jatuh progresif dari 7,1% pada

kelompok ikan tidak pernah memakan menjadi 1,9% pada kelompok

mengkonsumsi ikan sebagai makanan panas dan sebuah sandwich terbuka

dengan ikan sedikitnya sekali seminggu. Ganjil yang disesuaikan untuk

kelahiran prematur meningkat dengan faktor 3,6 (95% confidence interval 1,2-

11,2) pada kelompok konsumsi nol dibandingkan dengan kelompok konsumsi

tertinggi. Analisis berdasarkan konsumsi dihitung menunjukkan bahwa

jangkauan kerja tentang hubungan dosis-respons ini terutama dari nol sampai

dengan asupan asupan harian 15 g ikan atau 0,15 g n-3 asam lemak. Perkiraan

risiko berat lahir rendah adalah sama dengan yang untuk kelahiran prematur.

34
Jadi Kesimpulan nya, rendahnya konsumsi ikan adalah faktor risiko yang kuat

untuk kelahiran prematur dan berat lahir rendah. Pada wanita dengan asupan

nol atau rendah ikan, sejumlah kecil n-3 asam lemak yang disediakan sebagai

ikan atau minyak ikan-dapat memberikan perlindungan terhadap kelahiran

prematur dan berat lahir rendah.

35
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas maka disimpulkan sebagai berikut :

1. Ikan merupakan salah satu sumber protein hawani yang sangat

potensial untuk mengatasi kasus gizi buruk khususunya KEP

2. Resiko yang hartus ditanggung jika kurang konsumsi protein adalah

KEP yaitu timbulnya gejala marasmus, kwashiorkor, atau marasmus-

kwashiokor. Khususnya pada balita

3. Faktor yang timbul akibat kekurangan zat besi, Stres dan depresi bisa

mudah terjadi, Terjadinya kelahiran premature sangat mempengaruhu

jika kurang mengkonsumsi ikan.

B. Saran

1. Perlu adanya usaha dari pemerintah maupun instalasi yang terkait

dalam memproduksi ikan yang mempunyai gizi tinggi sehingga dapat

dimanfaatkan masyarakat dan mengurangi gizi buruk khususnya KEP

2. Perlu adanya penyuluhan kepada masyarakat tentang manfaat ikan

sebagai sumber protein hewani

36

Vous aimerez peut-être aussi