Vous êtes sur la page 1sur 18

Alat reproduksi ternak jantan di bagi menjadi tiga yaitu; alat kelamin

primer berupa testis, alat kelamin sekunder yaitu vas deverent,


epididimis, penis, dan uretra, sedangkan kelenjar aksesori yaitu kelenjar
vesikula seminalis, kelenjar prostata, dan kelenjar cowper.

3.1.1. Alat kelamin primer.


Testis
Adalah organ reproduksi primer pada ternak jantan, karena
berfungsi menghasilkan gamet jantan (spermatozoa) dan hormone
kelamin jantan (androgens). Testes berlokasi di dekat ginjal turun
melalui canalis inguinalis masuk ke dalam scrotum. Turunnya testes
terjadi akibat memendeknya gubernaculum, sebuah ligamentum yang
memanjang dari daerah inguinalis kemudian bertaut pada cauda
epididymis. Pemendekan gubernaculum terjadi karena pertumbuhan
gubernaculum tidak secepat pertumbuhan tubuh. Testes terletak dekat
dengan daerah inguinalis dan tekanan intra-abdominal membantu testes
melalui canalis inguinalis masuk scrotum. Hormone yang terlibat dalam
pengaturan turunnya testes adalah gonadotropins dan androgen. Testis
pada sapi mempunyai panjang berkisar 10-13 cm, lebar berkisar 5-6,5
cm dan beratnya 300-400 gr. Babi mempunyai ukuran testes serupa pada
sapi, tetapi domba dan kuda ukuran testisnya lebih kecil. Pada semua
ternak, testis ditutupi oleh tunica vaginalis, sebuah jaringan serous yang
merupakan perluasan dari peritoneum. Lapisan ini diperoleh ketika testis
turun masuk ke dalam scrotum dari tempat asalnya dalam ruang
abdominal yang melekat sepanjang garis epididymis. Lapisan luar dari
testis adalah tunica albuginea testis, merupakan membrane jaringan ikat
elastis berwarna putih. Pembuluh darah dalam jumlah besar dijumpai
tepat di bawah permukaan lapisan ini. Lapisan fungsional dari testis,
yaitu parenchyma terletak di bawah lapisan tunica albuginea.
Parenchyma ini berwarna kekuningan, terbagi-bagi oleh septa yang tidak
sempurna menjadi segmen-segmen. Parenchyma mempunyai pipa-pipa
kecil didalamnya yang disebut tubulus seminiferous (tunggal), tubuli
seminiferi (jamak). Tubuli seminiferi berasal dari primary sex cord yang
berisi sel-sel benih (germ cells), spermatogonia, dan sel-sel pemberi
makan, yaitu sel sertoli. Sel sertoli berukuran lebih besar dengan jumlah
lebih sedikit daripada spermatogonia. Hormone gonadotropin asala
kelenjar pituitary, follicle stimulating hormone (FSH) memacu sel-sel
sertoli menghasilkan androgen binding protein (ABP) dan inhibin.
Panjang tubuli seminiferi dari sepasang testes sapi, diperkirakan
spanjang 5 km, sedangkan diameternya hamper 200. berat tubuli
seminiferi diperkirakan 80-90% dari berat testes. Tubuli seminiferi
bersambungan dengan sebuah tenunan tubulus, yaitu rete testes yang
berhubungan dengan 12-15 saluran kecil, yaitu vasa efferentia yang
menyatu pada caput epididymis.

Hormone testosterone diperlukan untuk perkembangan tanda-


tanda kelamin sekunder dan untuk tingkah laku perkawinan secara
normal. Testosterone juga berfungsi untuk mengontrol aktivitas
kelenjar-kelenjar tambahan (accessory glands), produksi spermatozoa,
dan pemeliharaan system saluran reproduksi jantan. Sedangkan
perannya dalam diri ternak sendiri adalah membantu mempertahankan
kondisi optimum pada spermatogenesis, transportasi spermatozoa dan
deposisi spermatozoa ke dalam saluran reproduksi betina.

3.1.2. Alat Reprodusi sekunder


a) Vas deverent dan uretra
Vas deferens. Merupakan sebuah saluran dengan satu ujung
berawal dari bagian ujung distal dari cauda epididymis. Kemudian
dengan melekat pada peritoneum, membentang sepanjang corda
spermaticus, melalui daerah inguinalis masuk ruang pelvis, dimana vas
deferens bergabung dnegan urethra di suatu tempat dekat dengan lubang
saluran kencing dari vesica urinaria. Bagian vas deferens yang
membesar dekar dengan urethra, di sebut ampulla. Vas deferens
mempunyai otot daging licin yang tebal pada dindingnya dan
mempunyai fungsi tunggal yaitu sebagai sarana transportasi
spermatozoa. Spermatozoa dikumpulkan dalam ampulla selama
ejakulasi, sebelum dikeluarkan ke dalam urethra.

Urethra. Merupakan sebuah saluran tunggal yang membentang


dari persambungan dengan ampulla sampai ke pangkal penis. Fungsi
urethra adalah sebagai saluran kencing dan semen. Pada sapid an domba
selama ejakulasi terjadi percampuran yang kompleks antara spermatozoa
yang padat asal vas deferens dan epididymis dengan ciran sekresi
darikelnjar-kelenjar tambahan dalam urethra yang berada di daerah
pelvis menjadi semen. Pada kuda dan babi percampuran ini tidak
sesempurna pada sapid an domba. Semen kuda dan babi terdiri dari
bagian bebas (tanpa) spermatozoa dan bagian yang kaya spermatozoa.

b) Penis

Merupakan organ kopulasi pada ternak jantan, membentang dari


titik urethra keluar dari ruang pelvis di bagian dorsal sampai dengan
pada orificium urethra eksternal pada ujung bebas dari penis. Pada sapi,
domba, kambing, dan babi penis mempunyai bagian yang berbentuk
seperti huruf S (sigmoid flexure) sehingga penis dapat ditarik dan
berada total dalam tubuh. Keempat jenis ternak tersebut dan kuda
mempunyai musculus retractor penis, yaitu sepasang otot daging licin,
jika releks memberikan kesempatan penis untuk memanjang dan jika
kontraksi dapat menarik penis ke dalam tubuh kembali.
Pada kuda glans penisnya tipe vascular, mengandung lebih
banyak jaringan erectile dibandingkan dengan glans penis pada domba,
kambing, sapid an babi. Jaringan erectile adalah jaringan cavernous
(sponge) terletak dalam dua daerah penis, yaitu pada corpus spongiosum
penis yang merupakan jaringan cavernouse yang terletak di sekitar
urethra, ditutupi oleh musculus bulbospongiosum pada pangkal penis.
Kemudian pada corpus cavernosum penis, merupakan sebuah daerah
jaringan cavernouse yang lebih besar, terletak di bagian dorsal dari
corpus spongiosum penis. Pada mulanya kedua cavernouse tersebut
berasal dari musculus ischlocavernouse. Kedua musculus
bulbospongiosum dan musculus ischlocavernous adalah otot daging
seran lintang yang merupakan musculus skeletal bukan otot daging licin
sebagaimana halnya dengan otot-otot daging licin yang pada umumnya
ada pada saluran reproduksi ternak jantan maupun betina. Pada saat
ereksi penis dari type fibroelastic, diameternya tidak banyak berbeda
dengan pada saat releks, tetapi pada penis type vascular, diameternya
menjadi lebih besar dibandingkan ketika tidak ereksi.

Menurut tipenya penis dibagi menjadi dua macam yaitu:


1. Tipe muskulokavernosus yang terdapat pada golongan anjing, kuda,
primata dan sebagainya.
2. Tipe fibroelastis terdapat pada sapi ,domba, kambing,babi,rusa, dan
kerbau.

Penis mempunyai fungsi sebagai alat kopulasi dan jalan keluar


air mani pada waktu ejakulasi dan mendeposisikan air mani pada alat
kelamin betina. Permukaan penis terutama kepala penis (glans penis )
sangat kaya dengan syaraf. Oleh karena itu, bagian ini sangat peka
terhadap segala rangsangan ,serperti panas, dingin atau sakit.hal ini
penting untuk diperhatikan terutama pada waktu pengambilan air mani
seekor pejantan dengan memakai vagina buatan. Perlakuan yang kasar
dan suhu yang panas atau dingin, demikian pula permukaan yang terlalu
kasar dari vagina buatan dapat mengakibatkan terganggunya proses
ejakulasi , sehingga air mani yang dihasilkan sangat berkurang. Oleh
karena itu, suhu yang tepat dan permukaan vagina yang licin harus
diperhatikan dari pengambilan air mani dengan memakai vagina
buatan.penis mempunyai persediaan daraah yang besar dan permukaan
yang lunak karena itu penis mudah sekal;i terluka dan pendarahan bisa
cepat terjadi.

Preputium
Kata prepuce atau preputeum mempunyai arti sama dengan
sarung adalah ivaginato dari kulit yang membungkus secara sempurna
pada ujung bebas dari penis. Perkembangan embrionik dari organ ini
sama dengan perkembangan dari organ labia minira pada ternak betina.
Prepuce dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian prepenile, lipatan
luar dan bagian penile, lipatan dalam. Sekitar lubang prepuse ditumbuhi
oleh rambut panjang dan kasar. Pada saat penampungan semen dalam
program inseminasi buatan, perlu diadakan pencukuran terhadap rambut
ini, untuk menjaga agar semen tidak tercemar oleh kotoran yang
kemungkinan besar menempel pada rambut tersebut

c) Skrotum dan kauda spermatikus.


Scrotum, adalah sebuah kantung dengan dua lobus pembungkus
testes, terletak di daerah inguinalis, pada kebanyakan ternak yaitu
terletak di antara dua paha kaki belakang. Tersusun atas lapisan luar
kulit yang tebal yang mempunyai banyak kelenjar keringat dan kelenjar
sebaceae, dilapisi selapis otot yang licin, tunica dartos yang bercampur
dengan tenunan ikat.. Kantong skrotum terdiri dari beberapa lapisan.
Lapisan pertama adalah kulit diliputi oleh bulu dan kelenjar keringat di
dalamnya. Lapisan kedua adalah tunika dartos yang terletak sangat rapat
dengan kulit kecuali pada bagian dorsal dari kantong skrotum. Lapisan
ketiga adalah tunika vaginalis yang mempunyai pelebaran sampai ke
peeritoneum dari rongga perut. Tunika vaginalis mempunyai dua lapisan
yaitu lapisan viseral yang membungkus testis dan epidididmis, lapisan
pariental yang bersatu dengan rongga skrotum. Fungsi skrotum adalah
melindungi testis dari gangguan luar, berupa pukulan, panas, dingin, dan
gangguan-gangguan mekanis lainnya, fungsi terpenting adalah
memcegah menurunnya suhu testis sampai beberapa derajat di bawah
suhu tubuh sehingga memungkinkan terjadinya proses spermatogenesis
secara sempurna.
d) Epididimis

Merupakan saluran eksternal pertama yang keluar dari testes di


bagian apeks testis menurun longitudinal pada permukaan testes,
dikurung oleh tunica vaginalis dan testis. Epididymis dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu, caput (kepala), corpus (badan), dan cauda (ekor)
epididymis. Caput epididymis, nampak pipih di bagian apeks testis,
terdapat 12-15 buah saluran kecil, vasa efferentia yang menuyatu
menjadi satu saluran. Corpus epididymis memanjang dari apeks
menurun sepanjang sumbu memanjang testis, merupakan saluran
tunggal yang bersambungan dengan cauda epididymis. Panjang total dari
epididymis diperkirakan mencapai 34 meter pada babi dan kuda. Lumen
cauda epididymis lebih lebar daripada lumen corpus epididymis.
Struktur dari epididymis dan saluran eksternal lainnya, vas deferens dan
urethra adalah serupa pada saluran reproduksi betina. Tunica serosa di
bagian luar, diikuti dengan otot daging yang licin pada bagian tengah
dan lapisan paling dalam adalah epithelial.

*Fungsi Epididymis

Transportasi. Epididymis mempunyai fungsi pertama yaitu


sebagai sarana transportasi bagi spermatozoa. Lama perjalanan
spermatozoa dalam epididymis pada domba, sapi dan babi bervariasi,
masing-masing adalah dari 13-15, 9-11, dan 9-14 hari. Beberapa factor
yang menunjang perjalanan spermatozoa dalam epididymis, yaitu
diantaranya adalah factor tekanan yang diakibatkan oleh produksi
spermatozoa baru dari dalam tubuli seminiferi. Hal ini menyebabkan
tekanan pada rete testis, vasa efferentia dan sampai pada epididymis.
Gerakan spermatozoa dapat ditimbulkan oleh adanya pemijatan pada
testis dan epididymis, hal ini dapat juga terjadi selama ternak
memperoleh latihan atau gerak untuk mempertahankan kondisi tubuh
yang baik (exercise). Pergerakan spermatozoa dibantu oleh adanya
ejakulasi. Selama ejakulasi, kontraksi peristaltic melibatkan otot daging
licin epididymis dan tekanan negative yang ditimbulkan oleh kontraksi
vas deferens dan urethra menyebabkan spermatozoa dapat bergerak
secara aktif dari epididymis menuju dalam vas deferens dan urethra.
Konsentrasi. Fungsi yang kedua adalah konsentrasi spermatozoa, dimana
sewaktu spermatozoa memasuki epididymis bersama cairan asal testis
dalam keadaan relative encer, diperkirakan sejumlah 100 juta per
millimeter pada sapi, domba dan babi. Dalam epididymis spermatozoa
dikonsentrasikan menjadi kira-kira 4 milyar spermatozoa per millimeter.
Mekanismenya terjadi karena sel-sel epithel yang ada pada dinding
epididymis mengabsorbsi cairan asal testis. Sebagian besar absorbsi
cairan ini terjadi pada caput dan ujung proximal dari corpus epididymis.

Deposisi. Fungsi ketiga, adalah sebagai tempat deposisi


(penyimpanan) spermatozoa. Sebagian besar disimpan pada cauda,
dimana spermatozoa terkonsentrasi di bagian yang mempunyai lumen
besar. Epididymis sapi jantan dewasa berisi antara 50-74 milyar
spermatozoa. Viskositas tinggi, pH rendah, konsentrasi CO2 tinggi, ratio
K terhadap Na tinggi, pengaruh testosterone, dan factor-faktor lain
bergabung membentuk suasana bagi spermatozoa mempunyai laju
metabolisme yang rendah dan dapat hidup lama. Spermatozoa tetap
dapat hidup dan tetap fertile dalam waktu kira-kira 60 hari dalam
epididymis.

Maturasi. Merupakan fungsi keempat. Hal ini dapat dibuktikan


bahwa spermatozoa yang baru saja masuk ke caput epididymis berasal
dari vasa efferentia tidak memiliki fertilitas dan juga tidak memiliki
motilitas. Spermatozoa setelah melewati epididymis, maka akan
memiliki fertilitas dan motilitas. Jika kedua ujung Cauda epididymis
diikat, maka diketahui spermatozoa yang berada terdekat dengan corpus
menigkat kemampuan fertilitasnya dalam waktu sampai 25 hari,
sedangkan spermatozoa yang terdekat dengan vas deferens menurun
kemampuan fertilitasnya. Hal ini membuktikan bahwa semakin tua
spermatozoa, maka semakin hilang kemampuan fertilnya jika tidak
keluar atau bergerak keluar dari epididymis. Sementara spermatozoa
dalam epididymis, spermatozoa melepaskan butir protoplasma
(cytoplasmic droplet) yang terbentuk pada leher spermatozoa selama
spermatogenesis.
3.1.3. Kelenjar Kelenjar Tambahan

Kelenjar kelenjar tambahan (accessory glands) berada di


sepanjang bagian uretra yang terletak di daerah pelvis, mempunyai
saluran saluran yang mengeluarkan sekresi sekresinya kedalam
uretra. Kelenjar kelenjar tambahan ini terdiri dari kelenjar vasikular,
kelenjar, kelenjar prostate dan kelenjar bulbourethral atau kelenjar
cowper. Kelenjar kelenjar ini mempunyai sumbangan besar bagi
volume cairan semen. Lebih lanjut diketahui bahwa sekresi kelenjar
kelenjar tambahan ini mengandung sebuah larutan buffers, zat zat
makanan dan substansi lain yang diperlukan bagi motilitas dan fertlitas.

Kelenjar vesicular. Kelenjar ini di sebut juga sebagai kelenjar


seminal vesicles, merupakan sepasang kelenjar yang mempunyai
lobuler, mudah dikenali karenamirip segerombol anggur, berbonggol
bonggol. Panjang kelenjar ini sama pada beberapa jenis ternak seperti
kuda, sapid an babi yaitu berkisar 13 15 cm, tetapi lebar dan
ketebalannya berbeda, kelenjar vesicular pada sapi mempunyai
ketebalan dan lebar hamper separuh dari yang ada pada babi dan kuda.
Domba mempunyai kelenjar vesicular jauh lebih kecil, mempunyai
panjang kira kira 4 cm. saluran saluran ekskretori kelenjar vesicular
terletek di dekat bifurcation ampulla dengan uretra. Pada sapi, kelenjar
vesicular memberikan sekresinya lebih dariseparuh volume total dari
semem dan pada jenis jenis ternak lainnya rupanya juga sama sebagai
mana pada sapi. Sekresi kelenjar vesicular mengandung beberapa
campuran organic yang unik, yakni tidak dijumpai pada substansi
substansilain di mana saja ada tubuh. Campuran campuran anorganik
ini di antaranya adalah fructose dan sorbitol, merupakan sumber energi
utama bagi spermatozoa sapid a spermatozoa domba, tetapi pada kuda
dan babi konsentrasinya rendah. Sekresi kelenjar vesikula juga
mengandung dua larutan buffer, yaitu phosphate dan carbonate buffer
yang penting sekali dalam mempertahankan pH semen agar tidak
berubah, karena jika terjadi perubahan pH semen, hal ini dapat berakibat
jelek bagi spermatozoa.

Kelenjar Prostate. Kelenjar prostate merupakan kelenjar tunggal


yang terletak mengelilingi dan sepanjang uretra tepat dibagian posterior
dari lubang ekskretoris kelenjar vesicular. Badan kelenjar prostate jelas
dapat dilihat pada ternak yang dewasa, pada sapid an kuda dapat di raba
melalui palpasi parectal. Pada domba, seluruh prostatenya mengelilingi
otot daging uretra. Ekskresi kelenjar prostate hanya sebagian kecil saja
menyusun pada cairan semen pada cairan semen pada beberapajenis
ternak yang diteliti. Tetapi beberapa laporan menunjukkan bahwa
setidak tidaknya sumbangan kelenjar prostate sebagaimana substantial
kelenjar vesicular pada babi. Kelenjar prostate mengandung banyak ion
ion anorganik, meliputi Na, Cl, dan Mg semuanya dalam larutan.
Kelenjar Bulbourethral atau Cwoper. Kelenjar bulborethal terdiri
sepasang kelenjar yang terletak sepanjang uretra, dekat dengan titik
keluarnya uretra dari ruang pelvis. Kelenjar ini mempunyai ukuran dan
bentuk seperti bulatan yang berdaging dan berkulit keras, pada sapi lebih
kecil dibandingkan pada babi. Pada sapi terletek mengelilingi otot
daging bulbospongiosum. Sumbangannya pada cairan semen hanya
sedikit. Pada sapi, sekresi kelenjar bulbourethral membersihkan sisa
sisa urine yang ada dalam uretra sebelum terjadi ejakulasi. Sekresi ini
dapat di lihat sebagai tetes tetes dari preputilium sesaat sebelum
ejakulasi. Pada babi, sekresinya mengakibatkan sebagian dari semen
babai menjadi menggumpal. Gumpalan ini dapat dipisahkan jika semen
babai akan digunakan dalam inseminasi buatan. Selama perkawinan
secara alam, gumpalan gumpalan ini menjadi sumbat yang dapat
mencegah membanjirnya semen keluar melalui canalis cervicalis menuju
kedalam vagina dari babi betina.
KESIMPULAN
1. Organ reproduksi ternak jantan meliputi organ reproduksi p
rimer, organ reproduksi sekunder, dan organ reproduksi tambahan atau
aksesoris.
2. Organ reproduksi primer terdiri dari testis; Organ reproduksi sekunder
terdiri dari epididimis, vas defferens/ductus efferent, skrotum, penis;
organ reproduksi tambahan/aksesoris terdiri dari vesicula urinaria,
kelenjar prostata, kelenjar cowper/bulbo uretralis.
3. Testes pada hewan jantan berebentuk lonjong dan berwarna putih pucat
sampai kekuningan. Untuk sapi Bali yang normal panjang dan diameter
testesnya mencapai 10 cm, sedangkan ukuran testes pada sapi Brahman
normal lebih besar dimana panjangnya 14 cm dan berdiameter 18 cm.
Testes berfungsi sebagai penghasil sperma dan hormon kelamin jantan
(testosterone)
4. Vas deferens memiliki warna putih kekuningan sampai krem, akibat
pembuluh darah terkadang vas deferens terlihat berwarna kemerah-
merahan. Sapi bali yang normal saluran vas deferensnya memiliki
panjang 12 cm dengan diameter 1 cm. Untuk sapi Brahman normal
panjang 21 cm dan diameter 0,5 cm. Sedangkan untuk sapi Brahman
abnormal panjang vas deferens mencapai 23 cm dengan diameter 0,5
cm. Berfungsi untuk menyalurkan semen dari epididymis menuju ke
ampula pada saat terjadi ejakulasi.
5. Scrotum merupakan lapisan terluar dari testes atau biasa disebut sebagai
pembungkus testes yang memiliki struktur kulit yang tipis serta banyak
mengandung kelenjar keringat sehingga dapat berfungsi untuk
melindungi testes serta mempertahankan suhu testes.
6. Preputium merupakan kulit tipis atau kalup yang merupakan kelanjutan
dari kulit abdomen berfungsi untuk yang membungkus atau menutup
ujung penis.
7. Kelenjar vesikuler befungsi untuk menghasilkan cairan yang
mengandung protein yang tinggi yang digunakan sebagai sumber energi
bagi sperma.
8. Kelenjar prostat pada sapi bali normal panjang 3,5 dan diameter 6 cm ;
Pada sapi Brahman abnormal panjang 4,5 dan diameter 5,5 cm
sedangkan kelenjar prostat pada sapi Brahman normal sulit diidentifikasi
karena banyaknya timbunan lemaknya. Kelenjar prostat berdekatan
dengan kelenjar vesikuler, berbentuk lonjong serta memiliki warna yang
kuning kemerah-merahan. Berfungsi untuk memberikan bau yang khas
terhadap semen dan serta mengandung mineral yang tinggi yang
digunakan sebagai bahan makanan untuk sperma di dalam semen.
9. Kelenjar Cowpers berfungsi untuk menghasilkan cairan yang akan
membersihkan ureter dari sisa-sisa sekresi kedua kelenjar pelengkap
yang lainnya serta dari sisa-sisa urine, Kelenjar cowpers berbentuk
lonjong dan berwarna kemerah-merahan. Kelenjar ini pada sapi Bali
normal panjangnya 1,5 dan berdiameter 1 cm, pada sapi Brahman
abnormal panjangnya mencapai 7,5 dan diameter 4,5 cm.

Vous aimerez peut-être aussi