Vous êtes sur la page 1sur 10

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS

MODUL :
ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA KEHAMILAN
Oleh:
DR.Dr.Hj.Yusrawati,SpOG(K)

Diterbitkan Oleh:
Bagian Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Padang, 2016
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohiim

1
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis mendapat

kesempatan untuk menyelesaikan modul Anemia Defisiensi Besi pada

Kehamilan ini. Modul ini merupakan acuan bagi senior clerkship yang

bertugas di bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas

Andalas agar pada akhir kegiatan kepaniteraan klinik di bagian Obstetri dan

Ginekologi, mereka mampu menerapkan landasan ilmiah dalam menegakkan

diagnosis dan melakukan penatalaksaan komprehensif terhadap kelainan

sistim reproduksi sesuai dengan kompetensi sebagai dokter layanan primer.

Akhir kata, penulis ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih

kepada seluruh staf sekretariat Bagian Obstetri dan Ginekologi, RSUP Dr. M.

Djamil Padang, serta semua bagian terkait, atas kerjasama, bantuan dan

dukungannya selama ini sehingga modul ini dapat diselesaikan.

Amin, Ya Robbal Alamin.

Padang, Juli 2016

Penulis

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI..........

2
LEARNING OBJECTIVES...... 1

Kognitif..

Psikomotor

Attitude..

DEFINISI ............................................................................................ 2

EPIDEMIOLOGI............................................................. 2

ETIOLOGI .......................................................... 2

PATOGENESIS/PATOFISIOLOGI...................................................... 2

GEJALA KLINIS................................................................ 3

PEMERIKSAAN PENUNJANG.................................................... 4

DASAR DIAGNOSIS...................................................... 5

DIAGNOSIS BANDING....................................................................... 5

KOMPLIKASI....................................................................................... 5

TATALAKSANA................................................................................... 6

REFERENSI............................................................... 6

PERTANYAAN. 7

TUGAS...

LAMPIRAN

Kkkkkkkkkkk

3
LEARNING OBJECTIVE

KOGNITIF :

o Mampu menjelaskan cara diagnosa

o Mampu menjelaskan penatalaksanaan

PSIKOMOTOR :

o Mampu mendiagnosa

o Mampu menatalaksana

ATTITUDE :

o Mampu bekerjasama dengan pasien

o Mampu bekerjasama dengan petugas lain

4
ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA KEHAMILAN

DEFINISI
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat berkuran
gnya penyediaan besi untuk eritropoesis, karena cadangan besi kosong yang
pada akhirnya mengakibatkan pembentukkan hemoglobin berkurang (Made;K
etut;Tjokorda, 2009).
EPIDEMIOLOGI
Perempuan hamil merupakan segmen penduduk yang paling renta
n pada Anemia Defisiensi Besi. Di India, AMerika Latin dan Filipina prevalensi
Anemia Def Fe pada perempuan hamil berkisar antara 35% sampai 99%, se
dangkan di Bali, pada suatu pengunjung puskesmas didapatkan prevalens an
emia sebesar 50% dengan 75% anemia disebabkan oleh defisiensi besi (Sud
oyo;Setiyohadi;Alwi, 2009).
ETIOLOGI
Anemia def Fe dapat disebabkan oleh karena rendahnya masukan
besi, gangguan absorbs, serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun.
Kehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun dapat berasal dari salur
an cerna akibat dari tukak peptic, pemakaian salisilat atau NSAID, kanker lam
bung, kanker kolon, diverticulosis, hemoroid dan infeksi cacing tambang, salur
an genitalia perempuan, menorrhagia atau metrorhagia, saluran kemih hemat
uria, saluran nafas hemoptoe (Sudoyo;Setiyohadi;Alwi, 2009).
Faktor nutrisi akibat dari kurangnya jumlah besi total dalam makan
an, atau kualitas besi (biovailabilitas) besi yang tidak baik (makanan banyak s
erat rendah vitamin C, dan rendah daging), kebutuhan besi meningkat seperti
pada prematuritas dan masa kehamilan. Pada orang dewasa anemia defisien
si yang dijumpai di klinik hamper identik dengan perdarahan menahun. Faktor
nutrisi atau peningkatan kebutuhan besi jarang sebagai penyebab utama. Pa
da perempuan dalam masa reproduksi paling sering karena meno-metrorhagi
a (Sudoyo;Setiyohadi;Alwi, 2009).
PATOFISIOLOGI
Anemia def Fe merupakan hasil akhir keseimbangan besi yang be

5
rlangsung lama. Bila kemudian keseimbangan besi yang negatif ini menetap a
kan menyebabkan cadangan besi yang berkurang. Ada tiga tahap dari anemi
a def Fe, yaitu : (Made;Ketut;Tjokorda, 2009).
1. Tahap pertama
Tahap ini disebut iron depletion atau iron deficiency, ditandai
dengan berkurangnya cadangan besi atau tidak adanya cadang
an besi. Hemoglobin dan fungsi protein besi lainnya masih norm
al. Pada keadaan ini terjadi peningkatan absorbs besi non heme
. Feritin serum menurun sedangkan pemeriksaan lain untuk me
ngetahui adanya kekurangan besi masih normal.
2. Tahap kedua
Pada tingkat ini yang dikenal dengan istilah iron deficient erythro
poietin atau iron limited erythropoiesis didapatkan suplai besi ya
ng tidak cukup untuk menunjang eritroopoiesis. Dari hasil pemer
iksaan laboratorium diperoleh nilai besi serum menurun dan sat
urasi transferrin menurun sedangkan total ironbinding capacity (
TIBC) meningkat dan free erytrocyt porphyrin (FEP) meningkat.
3. Tahap ketiga
Tahap inilah yang disebut sebagai iron deficiency anemia. Kead
aan ini terjadi bila besi yang menuju eritroid sumsum tulang tida
k cukup sehingga menyebabkan penurunan kadar Hb.
GEJALA KLINIS
Jika dilihat dari beratnya kekurangan besi dalam tubuh maka defisi
ensi besi dapat dibagi menjadi 3 tingkatan : (Sudoyo, 2006).
Deplesi besi (iron depleted state) : cadangan besi menurun
tetapi penyediaan besi untuk eritropoesis belum terganggu.
Eritropoesis defisiensi besi (iron deficient erythropoiesis) : c
adangan besi kosong, penyediaan besi untuk eritropoesis t
erganggu, tetapi belum timbul anemia secara laboratorik.
Anemia def Fe : cadangan besi kosong disertai anemia defi
siensi besi.

6
Gejala Anemia Def Fe dapat digolongkan menjadi 3 golongan besar, yaitu : g
ejala umum anemia, gejala khas akibat def Fe, gejala penyakit dasar.
1. Gejala umum anemia
Disebut juga sebagai sindrom anemia (anemic syndrome) dijum
pai pada anemia def Fe apabila kadar hemoglobin turun dibawa
h 7-8 g/dl. Gejala ini berupa badan lemah, lesu, cepat lelah, mat
a berkunang-kunang, serta telinga berdenging. Pada pemeriksa
an fisik dijumpai pasien yang pucat, terutama pada konyungtiva
dan jaringan dibawah kuku.
2. Gejala Khas Def Fe
Gejala yang khas adalah :
Koilonychia : kuku sendok kuku rapuh.
Atrofi papil lidah : permukaan lidah menjadi licin dan men
gkilap karena papil lidah menghilang.
Disfagia : nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofari
ng.
Atrofi mukosa gaster sehingga menimbulkan akhloridia.
3. Gejala penyakit dasar
Pada anemia def Fe dapat dijumpai gejala-gejala penyakit yang
menjadi penyebab anemia def Fe. Misalnya penyakit anemia aki
bat penyakit cacing tambang, karena perdarahan kronik akibat k
anker kolon (Sudoyo, 2006).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
(Sudiono; Herawati, 2009; Conrad; Marcel, 2009).
1. Hitung sel darah lengkap
Test yang paling umum adalah hitung darah lengkap (HDL) yan
g termasuk didalamnya jenis sel dalam darah, sel darah merah,
sel darah putih dan trombosit.
2. Pemeriksaan Hapus Darah Tepi
Pemeriksaan ini bertujuan untuk evaluasi morfologi sel darah te
pi, jumlah leukosit, dan trombosit serta mengidentifikasi parasite.
Misalnya malaria, microfilaria, trypanosome.

7
3. Laju Endap Darah
Untuk mengukur kecepatan penegndapan eritrosit dalam plasm
a pada suatu interval waktu.
4. Pemeriksaan Kadar / Status Besi
Kadar besi serum (BS), Total Iron Binding Capasity (TIBC), Satu
rasi Transferin, Ferritin Serum.
5. Pemeriksaan Sumsum Tulang
Dipakai untuk membantu mendiagnosis kelainan hematologi, sta
dium penyakit, memantau kemoterapi, menetapkan cadangan b
esi sumsum tulang.
6. Pemeriksaan Feses
Mencari adanya perdarahan melalui traktus digestivus.
7. Pemeriksaan Histopatologi
Mencari ada tidaknya perdarahan di traktus urinarius
8. Pemeriksaan Histopatologi
Tidak adanya iron stain able di jaringan tubuh, termasuk sumsu
m tulang dan hati.
DASAR DIAGNOSIS (Sudiono;Iskandar;Edward;Halim, 2009).
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
DIAGNOSIS BANDING
Thalasemia : sekelompok penyakit kongenital yang berbeda meni
mbulkan terjadinya defek pada sintesis satu atau lebih subunit hemoglobin. A
kibat penurunan pembentukkan hemoglobin, sel darah merah menjadi mikrosi
tik-hipokromik (Isselbacher; Braunwald, 2000).
KOMPLIKASI
Komplikasi dapat terjadi bila keadaan yang mendasarinya memiliki
prognosis buruk, seperti neoplasia. Dapat juga terjadi arteri coroner (Sudoyo;
Setiyohadi;Alwi, 2009).

8
TATALAKSANA (Sudoyo; Setiyohadi; Alwi, 2006)
Setelah didiagnosis lalu dibuat rencana pemberian terapi, yaitu :
1. Terapi Kausal
Terapi terhadap penyebab perdarahan dan harus diberikan
terapi agar anemia tidak kambuh lagi.
2. Pemberian preparat besi untuk mengganti kekurangan besi dala
m tubuh
Terapi Besi Oral : preparat yang tersedia Ferrous Sulphat
Terapi Besi Parenteral : preparat yang tersedia iron dextr
an complex
3. Pengobatan lain seperti diet tinggi protein, vitamic c, transfuse d
arah.
REFERENSI
I Made Bakta, Ketut S, Tjokorda G. Buku ajar ilmu penyakit dalam.
Hematologi-anemia defisiensi besi. Edisi ke-5. Jakarta:Interna publishing;200
9.h.1127-36.
Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Dasar. Dalam: Sudiono, H
erawati, dkk. Penuntun Patologi Klinik Hematologi. Jakarta : FK UKRIDA; 200
9. H.38-43 ; 67-74 ; 79-81 ; 88.
Anemia Defisiensi Besi. Dalam : Sudiono, Herawati, dkk. Penuntu
n Patologi Klinik Hematologi. Jakarta : FK UKRIDA; 2009. H.109
Conrad, Marcel. Iron Deficiency Anemia Workup. 4 Agustus 2009.
Diunduh dari http//emedicine.medscape.com/article/202333-workup#showall
Diunduh 1 Juni 2016
Sudiono H, Iskandar I, Edward H, Halim SL. Hematologi. Jakarta.
FK UKRIDA. Cetakan ketiga; 2009. h. 108.
Talasemia. Dalam : Isselbacher, Braunwald, dkk. Harrison Prinsip-
Prinsip Ilmu Penyakit Dalam volume 4. Edisi 13. Jakarta : ECG; 2000.h.1938-
40.
Sudoyono AW, Setiyohadi B, Alwi I. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta.
Interna Publishing. Cetakan pertama; 2009.h.25-8, 1127-36, 1138-39, 1379.
Anemia Defisiensi Besi. Dalam : Sudoyo, Aru W. Buku Ajar ilmu P

9
enyakit dalam Jilid II. Edisi IV. Jakarta : FK UI; 2006.h.634-40.
PERTANYAAN

1. Apa yang dimaksud dengan anemia def Fe ?

Anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk


eritropoesis, karena cadangan besi kosong yang pada akhirnya
mengakibatkan pembentukkan hemoglobin berkurang

2. Bagaimana tatalaksana pada anemia def Fe ?

Terapi Kausal : Terapi terhadap penyebab perdarahan dan harus


diberikan terapi agar anemia tidak kambuh lagi, Pemberian preparat
besi untuk mengganti kekurangan besi dalam tubuh

Terapi Besi Oral : preparat yang tersedia Ferrous Sulphat

Terapi Besi Parenteral : preparat yang tersedia iron dextran complex

Pengobatan lain seperti diet tinggi protein, vitamic c, transfuse darah.

3. Apa saja diagnosis banding dari anemia def Fe ?

Kehamilan ektopik terganggu


Perdarahan anovular pada wanita yang tidak hamil
Abortus mola hidatidosa
Polip endoserviks
Karsinoma serviks

10

Vous aimerez peut-être aussi