Vous êtes sur la page 1sur 11

ASKEP Sistitis

APRIL 30, 2014 BY YUYAKURNIA

KONSEP DASAR PENYAKIT

Cystitis
A. Pengetian

Cystitis adalah peradangan pada vesika urinaria, peradangan ini sering ditemui.

Penyebab
1. E. coli (banyak ditemukan pada wanita)
2. Infeksi ginjal
3. Prostat hipertrofi karena adanya urine sisa
4. Infeksi usus
(no. 1-4 penyebab sistitis akut) (no. 5-10 penyebab sistitis kronis)
5. Infeksi kronis dari traktus bagian atas
6. Adanya sisa urine
7. Stenosis dari traktus bagian bawah.
8. Pengobatan sistitis akut yang tidak sempurna
9. Adanya faktor predisposisi
10. Infeksi yang konstan (infeksi ulang yang menetap) dan infeksi spesifik

Pembagian Sistitis
Sistitis akut
Tanda dan gejala:
a. Peningkatan frekwensi miksi, baik deural maupun noktural.
b. Disuria karena epitel yang meradang tertekan, rasa nyeri pada daerah supra pubis atau
perineal.
c. Rasa ingin miksi
d. Hematuria:
Pada wanita biasanya timbul setelah adanya infeksi saluran pernafasan atau setelah diare.
Pada pria timbul prostitis setelah minum alkohol yang berlebihan.

Sistitis Kronis
Tanda dan gejala :
Sama dengan sistitis akut tetapi berlangsung lama dan sering tidak begitu menonjol.
Pemeriksaan Diagnostik
Pasien perlu dilakukan IVP dan cystoscopy
Tindakan pengobatan
Banyak minum untuk melarutkan bakteri
Pemberian antibiotika
Kumbah kandung kemih dengan larutan antiseptik ringan
Cystitis primer,merupakan radang yang mengenai kandung kemih radang ini dapat terjadi
karena penyakit lainseperti batu pada kandung kemih, divertikel, hipertropi prostat dan striktura
uretra.
Cystitis sekunder, merukan gejala yang timbul kemudian sebagai akibat dari penyakit primer
misalnya uretritis dan prostatitis.

B. Etiologi
Pada umumnya disebabkan oleh basil gram negatif Escheriachia Coli yang dapat menyebabkan
kira-kira 90% infeksi akut pada penderita tanpa kelainanurologis atau kalkuli. Batang gram
negatif lainnya termasuk proteus, klebsiella, enterobakter, serratea, dan pseudomonas
bertanggung jawab atas sebagian kecil infeksitanpa komplikasi. Organisme-organisme ini dapat
dapat menjadi bertambah penting pada infeksi-infeksi rekuren dan infeksi-infeksi yang
berhubungan langsung dengan manipulsi urologis, kalkuli atau obstruksi.
Pada wanita biasanya karena bakteri-bakteri daerah vagina kearah uretra atau dari meatus terus
naik kekandumg kemih dan mungkin pula karena renal infeksi tetapi yang tersering disebabkan
karena infeksi E.coli.
Pada pria biasanya sebagai akibat dari infeksi diginjal, prostat, atau oleh karena adanya urine
sisa(misalnya karena hipertropi prostat, striktura uretra, neurogenik bladder) atau karena infeksi
dari usus.
Jalur infeksi
Tersering dari uretra, uretra wanita lebih pendek membuat penyalkit ini lebih sering
ditemukan pada wanita
Infeksi ginjalyan sering meradang, melalui urine dapat masuk kekandung kemih.
Penyebaran infeksi secara lokal dari organ laindapat mengenai kandung kemih misalnya
appendiksitis
Pada laki-laki prostat merupakan sumber infeksi.
Faktor predisposisi
Benda asing yang menyebabkan iritasi, misalnya kalkulus tumor dan faeces dari fistula
usus
Instrumentasi saat operasi menyebabkan trauma dan menimbulakn infeksi
Retensi urine yang kronis memungkinkan berkembang biaknya bakteri
Hubungan seksual
1. 3. Tanda dan Gejala
pada umumnya tanda dan gejala yang terjadi pada cystitis adalah ;
peningkatan frekwensi miksi baik diurnal maupun nokturnal
disuria karena epitelium yang meradang tertekan
rasa nyeri pada daerah suprapubik atau perineal
rasa ingin buang air kecil
hematuria
demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah
1. Patofisiologi
Cystitis merupakan infeksi saluran kemih bagian bawah yang secara umum disebabkan oleh
bakteri gram negatif yaitu Escheriachia Coli peradangan timbul dengan penjalaran secara
hematogen ataupun akibat obstruksi saluran kemih bagian bawah, baik akut maupun kronik
dapat bilateral maupun unilateral.

I.1. DEFINISI

Sistitis atau radang kandung kemih, lebih sering terdapat pada wanita daripada pria, karena dekatnya
muara uretra dan vagina dengan daerah anal. Organisme gram-negatif dapat sampai ke kandung kemih
selama bersetubuh, terutama uretra, atau karena kurang higienis. Biasanya organisme ini cepat
dikeluarkan sewaktu berkemih (miksi). Pada pria, secret prostat memiliki sifat antibacterial. (Jan
Tambayong, 2000)

Sistitis adalah inflamasi kandung kemih. Inflamasi ini dapat disebabkan oleh infeksi bakteri
(biasanya Escherichia coli) yang menyebar dari uretra atau karena respon alergik atau akibat iritasi
mekanis pada kandung kemih. Gejalanya adalah sering berkemih dan nyeri (disuria) yang disertai darah
dalam urine (hematuria). (Ethel Stoane, 2003)

Sistitis adalah inflamasi kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh infeksi asenden dari uretra.
Penyebab lainnya mungkin aliran balik urine dari uretra ke dalam kandung kemih (refluks uretrovesikal),
kontaminasi fekal, atau penggunaan kateter atau sistoskop. Sistitis terjadi lebih sering pada wanita;
biasanya disebabkan oleh Escherichia coli. Awitan aktivitas seksual berkaitan dengan peningkatan
frekuensi infeksi saluran perkemihan pada wanita, terutama mereka yang gagal untuk berkemih setelah
melakukan hubungan seksual. Infeksi juga berkaitan dengan penggunaan kontrasepsi spermasida-
diafragma karena kontrasepsi ini dapat menyebabkan obstruksi uretra parsial dan mencegah pengosongan
sempurna kandung kemih. Sistitis pada pria merupakan kondisi sekunder akibat beberapa factor (mis.,
prostat yang terinfeksi, epididimitis, atau batu pada kandung kemih). (Diane C. Baughman, 2000)

I.2. ETIOLOGI

Pada umumnya disebabkan oleh basil gram negatif Escheriachia Coli yang dapat menyebabkan kira-kira
90% infeksi akut pada penderita tanpa kelainan urologis atau kalkuli. Batang gram negatif lainnya
termasuk proteus, klebsiella, enterobakter, serratea, dan pseudomonas bertanggung jawab atas sebagian
kecil infeksi tanpa komplikasi. Organisme-organisme ini dapat menjadi bertambah penting pada infeksi-
infeksi rekuren dan infeksi-infeksi yang berhubungan langsung dengan manipulsi urologis, kalkuli atau
obstruksi.

Pada wanita biasanya karena bakteri-bakteri daerah vagina ke arah uretra atau dari meatus terus naik ke
kandumg kemih dan mungkin pula karena renal infeksi tetapi yang tersering disebabkan karena infeksi
E.coli.

Pada pria biasanya sebagai akibat dari infeksi di ginjal, prostat, atau oleh karena adanya urine sisa
(misalnya karena hipertropi prostat, striktura uretra, neurogenik bladder) atau karena infeksi dari usus.
I.3. MANIFESTASI KLINIS

Dorongan, sering, rasa terbakar, dan nyeri saat berkemih.

Nokturiam nyeri atau spasme pada region kandung kemih dan area suprapubik.

Piuria, bacteria, dan hematuria.

(Diane C. Baughman, 2000)

I.4. PATOFISIOLOGI

Cystitis merupakan infeksi saluran kemih bagian bawah yang secara umum disebabkan oleh bakteri gram
negatif yaitu Escheriachia Coli peradangan timbul dengan penjalaran secara hematogen ataupun akibat
obstruksi saluran kemih bagian bawah, baik akut maupun kronik dapat bilateral maupun unilateral.

Cystitis terutama berasal dari mikroorganisme pada faeces yang naik dari perineum ke uretra dan kandung
kemih serta menempel pada permukaan mukosa. Agar infeksi dapat terjadi, bakteri harus mencapai
kandung kemih, melekat pada dan mengkolonisasi epitelium traktus urinarius untuk menghindari
pembilasan melalui berkemih, mekanisme pertahan penjamu dan cetusan inflamasi.

Bakteri dari vagina bisa berpindah dari uretra ke kandung kemih.Wanita sering menderita infeksi kandung
kemih setelah melakukan hubungan seksual, kemungkinan karena uretra mengalami cedera pada saat
melakukan hubungan seksual.

Kadang infeksi kandung kemih berulang pada wanita terjadi karena adanya hubungan abnormal antara
kandung kemih dan vagina (fistula vesikovaginal).

Infeksi kandung kemih jarang terjadi pada pria dan biasanya berawal sebagai infeksi uretra yang bergerak
menuju prostat lalu ke kandung kemih.Selain itu, infeksi kandung kemih bisa terjadi akibat pemasangan
kateter atau alat yang digunakan selama pembedahan.Penyebab tersering dari infeksi kandung kemih
berulang pada pria adalah infeksi prostat karena bakteri yang bersifat menetap. Antibiotik dengan segera
akan melenyapkan bakteri dari air kemih di dalam kandung kemih, tetapi antibiotik tidak dapat
menembus prostat dengan baik sehingga tidak dapat meredakan infeksi di dalam prostat. Karena itu, jika
pemakaian antibiotik dihentikan, maka bakteri yang berada di dalam prostat akan cenderung kembali
menginfeksi kandung kemih.

Hubungan abnormal antara kandung kemih dan usus (fistula vesikoenterik) kadang menyebabkan bakteri
pembentuk gas masuk dan tumbuh di dalam kandung kemih. Infeksi ini bisa menyebabkan timbulnya
gelembung-gelembung udara di dalam air kemih (pneumaturia).

Secara normal, air kencing atau urine adalah steril alias bebas kuman. Infeksi terjadi bila bakteri atau
kuman yang berasal dari saluran cerna jalan jalan ke urethra atau ujung saluran kencing untuk kemudian
berkembang biak disana. Maka dari itu kuman yang paling sering menyebabkan cystitis adalah E.coli
yang umum terdapat dalam saluran pencernaan bagian bawah. ISK ini adalah radang Pertama tama,
bakteri akan menginap di urethra dan berkembang biak disana. Akibatnya, urethra akan terinfeksi yang
kemudian disebut dengan nama urethritis. Jika kemudian bakteri naik ke atas menuju saluran kemih dan
berkembang biak disana maka saluran kemih akan terinfeksi yang kemudian disebut dengan istilah
cystitis. Jika infeksi ini tidak diobati maka bakteri akan naik lagi ke atas menuju ginjal dan menginfeksi
ginjal yang dikenal dengan istilah pyelonephritis.
pasu-ginjal (pyelitis) dan pyelobephiritis dan prostatitis, dimana jaringan-jaringan organ terkena infeksi.
Kombinasi dari infeksi dan obstruksi saluran kemih dapat menimbulkan dengan cepat kerusakan ginjal
serius. Keadaan ini merupakan penyebab penting terjadinya keracunan (septicaemia) oleh kuman-kuman
gram negative, yang dapat membahayakan jiwa.

I.5. PATHWAY

2.5 PATOFISIOLOGI

Merupakan asending infection dari saluran perkemihan. Pada wanita biasanya berupa sistitis akut
karena jarak uretra ke vagina pendek (anatomi), kelainan periuretral, rektum (kontaminasi) feces, efek
mekanik coitus, serta infeksi kambuhan organisme gram negatif dari saluran vagina, defek terhadap
mukosa uretra, vagina dan genital eksternal memungkinkan organisme masuk ke vesika perkemihan.
Infeksi terjadi mendadak akibat flora (E.Coli) pada tubuh pasien. Pada laki-laki abnormal, sumbatan
menyebabkan striktur dan hiperplasi prostatik (penyebab yang paling sering terjadi). Infeksi saluran
kemih atas penyebab infeksi kandung kemih.

I.6. PEMERIKSAAN

Biakan bakteri dan tes sensitivitas harus dilakukan atas secret purulen apa pun yang dikeluarkan dari
uretra atau kelenjar Skene serta atas contoh urin aliran tengah yang diambili bersih. Setelah ostium uretra
dibersihkan dengna larutan antiseptic, pasien miksi dan wadah steril dipakai untuk menampung tengah-
tengah aliran. Volume urin yang tetap, baisanya 0,01 ml, kemudian diinokulasi pada lempengan agarm
setelah inkubasi koloni dihitung dan jumlah satuan pembentuk koloni (bakteri) pada contoh asli dihitung.
Hitung koloni 100.000 atau lebih dianggap menggambarkan bakteriuri bermakna.

Sistoskopi dapat diindikasikan, bila sistitis persisten dan rekurens.

(Ben-Zion Taber, 1994)

I.7. PENATALAKSANAAN

a) Medikamentosa

Pengobatan meliputi cairan yang adekuat, analgesic vesika urinaria, seperti fenazopiridin (Pyridium), dan
terapi antimikroba.
Mikroorganisme yang bertanggung jawab terhadap infeksi tergantung pada riwayat infeksi sebelumnya,
terapi antimikroba sebelumnya, rawat inap, tindakan bedah, dan instrumentasi traktus urinarius. Basil
koliformis gram negative merupakan organism yang biasa diidentifikasi; Escherichia coli bertanggung
jawab bagi lebih dari 80% bacteria yang diidentifikasi dari kasus tanpa komplikasi.

Antimikroba yang tersering diberikan meliputi sulfisoksazol (Gantrisin) (pada mulanya 2 gram
dilanjutkan dengan 1 gram empat kali sehari) dan ampisilin (500 mg empat kali sehari per oral). Selama
kehamilan ampisilin lebih disukai.

Terapi dosis tunggal sering menyembuhkan wanita dewasa dengan gejala traktus urinarius bawah yang
mulatimbulnya akut tanpa tanda traktus urinarius atas. Paduan yang direkomendasikan meliputi:
sulfisoksazol (1 gram); trimetoprim (160 mg) dikombinasi dengan sulfametoksazol (800 mg) dan
amoksilin (3 gram). Pada infeksi tanpa komplikasi, terapi terutama bertujuan menghilangkan gejala.
(Ben-Zion. Taber, 1994)

b) Pendidikan Pasien

Karena sistitis dapat disebabkan oleh bakteri feses, maka dapat dianjurkan instruksi pasien dalam hygiene
perineum. Setelah suatu defekasi, feses harus dibersihkan dari anus dengan arah ke posterior dan jaringan
dibuang. Lipatan jaringan kedua kemudian digunakan untuk membersihkan ostium uretra, peningkatan
pembersihan introitus vagina dengan sabun dan air atau larutan providon-yodium mungkin bermanfaat.

Sistitis yang menyertai koitus dapat dicegah dengan memodifikasi posisi koitus maupun berkemih segera
setelah senggama.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

II.1. PENGKAJIAN

Anamnesa

Identitas

a) Pada wanita, kebanyakan infeksi kandung kemih diakibatkan oleh infeksi ascenden yang berasal
dari uretra dan seringkali berkaitan dengan aktivitas seksual.

b) Pada pria, dapat diakibatkan infeksi ascenden dari uretra atau prostat tetapi agaknya lebih sering
bersifat sekunder terhadap kelainan anatomik dari traktus urinarius.
c) Cystitis pada anak-anak dapat terjadi oleh karena abnormal dalam urinary tract (saluran kencing ).
Oleh karena itu, anak-anak dengan cystitis, khususnya di bawah usia 5 tahun, perlu tindak lanjut khusus
untuk mencegah kerusakan ginjal nantinya.

Keluhan Utama

Biasanya pasien mengeluh nyeri dan rasa panas pada saat berkemih.

Riwayat Kesehatan

Riwayat penyakit sekarang:

1) Adanya disuria, polakisuria, nokturia, rasa tidak enak di daerah suprapubis, nyeri tekan pada palpasi
di daerah suprapubis.

2) Adanya gejala sistemik berupa pireksia, kadang-kadang menggigil; sering lebih nyata pada anak-
anak, kadang-kadang tanpa gejala atau tanda-tanda infeksi lokal dari traktus urinarius.

Riwayat penyakit dahulu:

1) Kaji riwayat ISK sebelumnya.

2) Kaji apakah pasien menderita diabetes, karena biasanya lebih sering terjadi pada penderita diabetes.

3) Pada wanita, kaji apakah pernah menggunakan kontrasepsi atau diafragma, karena penyakit ini
dapat meningkat pada wanita yang menggunakan kontrasepsi atau diafragma yang tidak terpasang dengan
tepat.

Riwayat Psikososial

Nyeri dan kelelahan yang berkenaan dengan infeksi dapat berpengaruh terhadap penampilan kerja dan
aktivitas kehidupan sehari-hari.

Pemeriksaan fisik

a) Data objektif

Pemeriksaan Abdomen: gambaran ini biasanya normal, dengan kemungkinan kekecualian nyeri
tekan suprapubik.

Pemeriksaan Pelvis: secret purulen dapat diekspresikan dari uretra atau kelenjar Skene. Divertikel
uretra dicurigai, bila pus tampak pada ostium uretrae eksternum setelah uretra dikosongkan melalui
vagina dengan jari dalam vagina. Pada pemeriksaan bimanual, nyeri tekan vesika urinaria dapat dipalpasi.
Sering, pemeriksaan pelvis benar-benar normal.

b) Pemeriksaan per-sistem

B1 (Breath)

RR meningkat karena nyeri.


B2 (Blood)

Peningkatan tekanan darah,nadi meningkat,suhu meningkat

B3 (Brain)

Biasanya tidak mengalami masalah

B4 ( Bladder )

Nyeri tekan pada palpasi di daerah suprapubis, Urin keruh dan mungkin berbau tidak enak dengan
leukosit, eritrosit, dan organisme.

B5 ( Bowel )

Biasanya tidak mengalami masalah

B6 ( Bone )

Biasanya tidak mengalami masalah

II.2. DIAGNOSA

Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada kandung kemih.

Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan, frekuensi, dan atau nokturia) yang berhubungan
dengan Inflamasi pada kandung kemih.

Nyeri akut yang berhubungan dengan proses penyakit.

Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit, metode
pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah.

II.3. INTERVENSI

Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada kandung kemih.


Tujuan:Setelah di lakukan tindakan keperawatan pasien memperlihatkan tidak adanya tanda-tanda infeksi.

Kriteria Hasil:

Tanda vital dalam batas normal

Nilai kultur urine negative

Urine berwarna bening dan tidak bau

Intervensi:
1) Kaji suhu tubuh pasien setiap 4 jam dan lapor jika suhu diatas 38,50 C.

Rasional: Tanda vital menandakan adanya perubahan di dalam tubuh.

2) Catat karakteristik urine.

Rasional: Untuk mengetahui/mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang
diharapkan.

3) Anjurkan pasien untuk minum 2 3 liter jika tidak ada kontra indikasi.

Rasional: Untuk mencegah stasis urine.

4) Monitor pemeriksaan ulang urine kultur dan sensivitas untuk menentukan respon terapi.

Rasional: Mengetahui seberapa jauh efek pengobatan terhadap keadaan penderita.

5) Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih secara komplit setiap kali kemih.

Rasional: Untuk mencegah adanya distensi kandung kemih

6) Berikan perawatan perineal, pertahankan agar tetap bersih dan kering.

Rasional: Untuk menjaga kebersihan dan menghindari bakteri yang membuat infeksi uretra.

Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan frekuensi dan atau nokturia) yang berhubungan dengan
Inflamasi pada kandung kemih.

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dapat mempertahankan pola eliminasi secara
adekuat.

Kriteria Hasil:

Klien dapat berkemih setiap 3 jam.

Klien tidak kesulitan pada saat berkemih.

Klien dapat BAK dengan berkemih.

Intervensi:

1) Ukur dan catat urine setiap kali berkemih.


Rasional: Untuk mengetahui adanya perubahan warna dan untuk mengetahui input/out put.

2) Anjurkan untuk berkemih setiap 2 3 jam


Rasional: Untuk mencegah terjadinya penumpukan urine dalam vesika urinaria.

3) Palpasi kandung kemih tiap 4 jam


Rasional: Untuk mengetahui adanya distensi kandung kemih.
4) Bantu klien ke kamar kecil, memakai pispot/urinal.
Rasional: Untuk memudahkan klien di dalam berkemih.

5) Bantu klien mendapatkan posisi berkemih yang nyaman.


Rasional: Supaya klien tidak sukar untuk berkemih.

Nyeri akut yang berhubungan dengan proses penyakit.


Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien merasa nyaman dan nyerinya berkurang.
Kriteria Hasil:

Pasien mengatakan/tidak ada keluhan nyeri pada saat berkemih.

Kandung kemih tidak tegang.

Pasien nampak tenang.

Ekspresi wajah tenang.

Intervensi:

1) Kaji intensitas, lokasi, dan factor yang memperberat atau meringankan nyeri.
Rasional: Rasa sakit yang hebat menandakan adanya infeksi.

2) Berikan waktu istirahat yang cukup dan tingkat aktivitas yang dapat di toleran.
Rasional: Klien dapat istirahat dengan tenang dan dapat merilekskan otot-otot.

3) Anjurkan minum banyak 2-3 liter jika tidak ada kontra indikasi.
Rasional: Untuk membantu klien dalam berkemih.

4) Berikan obat analgetik sesuai dengan program terapi.


Rasional: Analgetik memblok lintasan nyeri.

Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit, metode
pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah.

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien tidak memperlihatkan tanda- tanda gelisah.

Kriteria hasil :

Klien tidak gelisah

Klien tenang

Intervensi:

1) Beri support pada klien.

Rasional: Agar klien kembali menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan YME.

2) Beri penjelasan tentang penyakitnya.


Rasional: Agar klien mengerti.
3) Kaji tingkat kecemasan:
Rasional: Untuk mengetahui berat ringannya kecemasan klien.

4) Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya.


Rasional: Agar klien mempunyai semangat dan mau empati terhadap perawatan dan pengobatan.

Vous aimerez peut-être aussi