Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktikum Proses Kimia berjudul Absorbsi CO2 dengan larutan NaOH
ini telah disahkan:
Hari :
Tanggal :
Materi : Absorbsi CO2 dengan Larutan NaOH
Kelompok : 5 / Kamis
Nama / NIM : Binarsih Nawan Hanayati 21030115120038
Bintang Perjuangan 21030115120019
Jumiyati Hanapia Nurdin 21030115120053
Yang Mengesahkan,
Asisten Pembimbing
i
P4
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
Proses Kimia Adsorbsi CO2 dengan Larutan NaOH .
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai
pihak, maka laporan ini tidak akan terselesaikan. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Andri Cahyo Kumoro S.T,M.T, selaku dosen pembimbing
materiAdsorbsi CO2 dengan Larutan NaOH.
2. Rinda Ameliya Firdhausselaku koordinator asisten Laboratorium
Mikrobiologi.
3. Joe Epridoena Sinulinggaselaku asisten pengampu
materiAdsorbsi CO2 dengan Larutan NaOH
4. Segenap teman-teman yang telah memberikan dukungan baik materil
maupun spiritual.
Penulis berharap laporanini dapat bermanfaat dan menambah wawasan
bagi segenap pembaca umumnya. Penulis menyadari bahwa laporanini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat
diharapkan untuk menuju kesempurnaan makalah ini.
Semarang, Desember 2012
Penyusun
ii
P4
INTISARI
iii
P4
DAFTAR ISI
iv
P4
DAFTAR TABEL
Tabel IV.1 Jumlah CO2 terserap pada laju alir 1,5 mL/s......................................10
Tabel IV.2 Jumlah CO2 terserap pada laju alir 3 mL/s ........................................10
Tabel IV.1 Jumlah CO2 terserap pada laju alir 4,5 mL/s......................................11
Tabel IV.2 Data laju alir dan Perpindahan fase gas CO2 .....................................12
Tabel IV.2 Data laju alir dan Perpindahan fase cair CO2 .....................................12
Tabel IV.2 Data laju alir dan K2 .........................................................................13
v
P4
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Proses absorpsi dan desorpsi CO2 dengan pelarut MEA
di pabrik Ammonia..................................................................3
Gambar II.2. Mekanisme absorpsi gas CO2 dalam larutan NaOH.................4
Gambar III.1 Skema Percobaan ....................................................................7
Gambar III.2 Rangkaian Alat Utama.............................................................8
vi
P4
DAFTAR GRAFIK
Grafik IV.4. Konstanta laju alir Naoh dan CO2 Vs Laju alir...................................13
vii
P4
BAB I
PENDAHULUAN
1
P4
dalam sebuah reaktor yang biasanya sangat rumit (Levenspiel, 1972). Reaksi
kimia biasanya dikaji dalam suatu proses batch berskala laboratorium dengan
mempertimbangkan kebutuhan reaktan, kemudahan pengendalian reaksi,
peralatan, kemudahan menjalankan reaksi dan analisis, dan ketelitian.
2. Bagaimana pengaruh laju alir terhadap nilai tetapan perpindahan massa CO2
fase gas (kGa)?
3. Bagaimana pengaruh laju alir terhadap nilai tetapan perpindahan massa CO2
fase cair (kLa)?
4. Bagaimana pengaruh laju alir terhadap nilai tetapan reaksi antara CO2 dan
NaOH (k2)?
1. Pengaruh laju alir terhadap jumlah CO2 yang terserap pada berbagai waktu
reaksi.
2. Pengaruh laju alir terhadap nilai tetapan perpindahan massa CO2fase gas
(kGa).
3. Pengaruh laju alir terhadap nilai tetapan perpindahan massa CO2 fase cair
(kLa).
4. Pengaruh laju alir terhadap nilai tetapan reaksi antara CO2 dan NaOH (k2).
2. Mengetahui pengaruh laju alir terhadap nilai tetapan perpindahan massa CO2
fase gas (kGa).
3. Mengetahui pengaruh laju alir terhadap nilai tetapan perpindahan massa CO2
fase cair (kLa).
4. Mengetahui pengaruh laju alir terhadap nilai tetapan reaksi antara CO2 dan
NaOH (k2).
2
P4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Absorbsi
Absorbsi merupakan salah satu proses separasi dalam industri kimia
dimana suatu campuran gas dikontakkan dengan suatu cairan penyerap tertentu
sehingga satu atau lebih komponen gas tersebut larut dalam cairannya. Absorbsi
dapat terjadi melalui dua mekanisme, yaitu absorbsi fisik dan absorbsi kimia.
Gambar II.1. Proses absorpsi dan desorpsi CO2 dengan pelarut MEA di pabrik
Ammonia.
Proses absorpsi gas dengan fase cair dapat dilakukan dalam tangki
berpengaduk yang dilengkapi dengan sparger, kolom gelembung (bubble
column), atau dengan kolom yang berisi packing yang inert (packed column) ,
3
P4
II.2 Analisis Perpindahan Massa dan Reaksi dalam Proses Absorpsi Gas oleh
Larutan Cairan
Secara umum, proses absorpsi gas CO2 kedalam larutan NaOH yang
disertai reaksi kimia berlangsung melalui empat tahap, yaitu perpindahan massa
CO2 melalui lapisan gas menuju lapisan antarfase gas-cairan, kesetimbangan
antara CO2 dalam fase gas dan dalam fase larutan, perpindahan massa CO2 dari
lapisan gas kebadan utama larutan NaOH dan reaksi antara CO2 terlarut dengan
gugus hidroksil (OH-). Skema proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Laju perpindahan massa CO2 dari lapisan gas ke badan utama larutan NaOH dan
reaksi antara CO2 terlarut dengan gugus hidroksil:
(3)
Keadaan batas:
4
P4
dengan z adalah koefisien reaksi kimia antara CO2 dan [OH-}, yaitu = 2.
Di fase cair, reaksi antara CO2 dengan larutan NaOH terjadi melalui beberapa
tahapan proses:
(4)
menjadi (5)
Jika keadaan batas (b) tidak dipenuhi, berarti terjadi pelucutan [OH-]
dalam larutan. Hal ini berakibat:
(6)
Dengan demikian, maka laju absorpsi gas CO2 ke dalam larutan NaOH
akan mengikuti persamaan:
(7)
Dengan adalah enhancement faktor yang merupakan rasio antara koefisien transfer
massa CO2 pada fase cair jika absorpsi disertai reaksi kimia dan tidak disertai reaksi
kimia seperti dirumuskan oleh Juvekar dan Sharma (1973):
5
P4
(8)
Nilai diffusivitas efektif (DA) CO2 dalam larutan NaOH pada suhu 30oC
adalah 2.1 x 10-5 cm2/det (Juvekardan Sharma, 1973).
(9)
Dengan dan
(10)
Jika tekanan operasi cukup rendah, maka plmdapat didekati dengan p = pin-pout.
Sedangkan nilai kla dapat dihitung secara empirik dengan persamaan (Zheng dan
and Xu,
(11)
(12)
6
P4
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Mencatat kebutuhan
titran.
7
P4
b. Variabel Berubah
Laju alir : 1,5 ml/s,3 ml/s dan 4,5 ml/s.
8
P4
Catat volume cairan sebagai volume ruang kosong dalam kolom absorpsi
= Vvoid.
3. Operasi Absorbsi
Mengalirkan gas CO2 melalui bagian bawah kolom. Ukur beda ketinggian
cairan dalam manometer 1 dan manometer 2 jika aliran gas sudah steady.
4. Menganalisis sampel
9
P4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel IV.1 Jumlah CO2 terserap pada laju alir 1,5 mL/s
CO2
t (menit) a b
terserap
10
P4
Tabel IV.3 Jumlah CO2 terserap pada laju alir 4,5 mL/s
CO2
t (menit) A b
terserap
0 7,7 1 0,1
1 7,7 0,9 0,09
2 7,6 0,8 0,08
3 7,6 0,7 0,07
4 7,5 0,7 0,07
5 7,3 0,5 0,05
6 7,3 0,5 0,05
7 6,9 0,4 0,04
8 6,7 0,4 0,04
9 6,7 0,3 0,03
10 6,5 0,3 0,03
0.6
0.5
nCO2 yg terserap
0.4
0.3 1,5ml/s
3 ml/s
0.2
4,5 ml/s
0.1
0
0 2 4 6 8 10 12
t(menit)
11
P4
Dari data yang diperoleh, terlihat bahwa jumlah CO2 yang terabsorbsi kedalam
larrutan NaOH semakin sedikit seiring berjalannya waktu dan semakin besarnya laju
alir. Namun pada variabel 2 pada T4,T6,T7,T9, dan T10 terjadi peningkatan jumlah
CO2 yang terserap. Seharusnya semakin besar laju alir NaOH, jumlah CO2 terserap
semakin kecil. Hal ini dikarenakan pada operasi absorbsi dengan laju alir besar,
waktu kontak antara NaOH dengan CO2 untuk jumlah molekul yang sama akan
semakin kecil. Waktu kontak yang singkat ini menyebabkan transfer massa yang
terjadi lebih sedikit dan jumlah CO2 yang terserap juga lebih sedikit (Fuad Maarif,
Januar Arif F,2009).
0.0006
0.0005
0.0004
KGa
0.0003
0.0002
0.0001
0
0 1 2 3 4 5
12
P4
Pada grafik diatas dapat dilihat ada penurunan pada laju alir 4,5 mL/s.
Penurunan nilai ini disebababkan karena aliran pada packed column belum
mencapai keadaan steady. Keadaan unsteady ini kemungkinan disebabkan
karena NaOH keluar dari packed coloumn dengan debit yang tidak stabil
(dipengaruhi oleh laju alir dan tekanan gas CO2 pada packed coloumn). Karena
apabila aliran pada packed column sudah steady, maka nilai kGa akan semakin
besar seiring meningkatnya laju alir. Hal ini disebabkan karena kenaikan laju alir
NaOH akan meningkatkan koefisien perpindahan massa antar fase gas-cair. Hal
ini dapat terjadi karena semakin besar laju alir cairan maka kontak antara gas
dengan cairan semakin baik. Dengan demikian, jumlah gas yang didapat
berpindah dari fase gas menuju fase cairan juga semakin besar. (Kumoro, Andri
Cahyo dan Hadiyanto, 2000)
0.0002
0.00018
0.00016
0.00014
KLa (m3/s)
0.00012
0.0001
0.00008
0.00006
0.00004
0.00002
0
0 1 2 3 4 5
Laju alir (ml/s)
13
P4
gas karbondioksida yang ada pada packed coloumn) sehingga saat keadaan
sudah steady maka nilai kLa akan semakin besar (M. Hasnan A. Najib, Putri
Prima A, Nurul Kumaeti, Hapsoro A. Aji, 2011).
IV.4 Pengaruh Laju Alir Terhadap Konstanta Kesetimbangan NaOH dan CO2
Tabel IV.4. Data Konstanta laju alir NaOH dan CO2 Vs Laju alir
Laju Alir(ml/s) K2 105
1,5 5,92819
3 34,68743
4,5 963,897127
1000
900
800
700
K2 E105
600
500
400
300
200
100
0
0 1 2 3 4 5
Laju alir(m/s)
Grafik IV.4. Konstanta laju alir Naoh dan CO2 Vs Laju alir
Pada grafik di atas dapat dilihat hubungan antara konsentrasi laju alir dengan
nilai K2 dimana peningkatan laju alir memperbesar nilai K2. Hal ini dapat
terjadi karena semakin cepat laju alir dari NaOH maka reaksi yang terjadi atau
tumbukan yang terjadi antara molekul semakin cepat sehingga transfer massa
yang dihasilkan semakin sedikit dan jumlah CO2 yang terserap semakin sedikit.
( Fuad, Januar,2009). Hal ini sudah sesuai dengan referensi, semakin besar laju
alir NaOH maka nilai k2 semakin besar (M. Hasnan A. Najib, Putri Prima A,
Nurul Kumaeti, Hapsoro A. Aji, 2011).
14
P4
bilangan Reynold lebih besar dari 1000 ( Steven F.Miller and C Judson King,
1996).
k = Ae -E/RT , dimana:
A: Faktor tumbukan
E : Energi aktivasi
R : Konstanta gas
T : Suhu
15
P4
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
1. Dari hasil percobaan, semakin besar laju alirNaOH maka jumlah CO2 yang
terserap semakin sedikit, namun pada beberapa variabel didapati fenomena
kenaikan jumlah gas karbondioksida terserap. Ketidaksesuaian ini
kemungkinan disebabkan karena adanya rentang pH pada metil jingga.
2. Dari hasil percobaan, semakin besar laju alir NaOH, nilai KGa akan naik
terlebih dahulu lalu akan mengalami penurunan. Seharusnya nilai KGa akan
semakin naik seiring bertambahnya laju alir. Ketidaksesuaian ini disebakan
karena aliran tidak steady.
3. Semakin besar laju alir NaOH, nilai KLa akan semakin besar. Namun data
yang didapat dari percobaan, menunjukkan adanya penurunan nilai KLa.
Ketidaksesuain ini disebabkan karena aliran tidak steady.
4. Berdasarkan data hasil percobaan semakin besar laju alir NaOH, nilai K2
akan semakin besar. Hal ini sudah sesuai teori dimana nilai K2 akan semakin
meningkat seiring bertambahnya laju alir.
V.2 Saran
1. Jaga tekanan dari kompresor konstan selama operasi absorbsi.
2. Pastikan perubahan warna yang terjadi saat titrasi masing-masing sampel adalah
sama.
3. Laju alir NaOH dijaga sesuai variabel operasinya.
16
P4
DAFTAR PUSTAKA
Danckwerts, P. V. (1970). Gas Liquid Reactions (5th ed.). New York: McGraw-Hill
Book Company, Inc.
Fuad Maarif, Januar Arif F.2009. Absorbsi Gas Karbondioksida (CO2) dalam
Biogas dengan Larutan NaOH secara Kontinyu
Kumoro, & Hadiyanto. (2000). Absorpsi Gas Karbondioksid dengan Larutan Soda
Api dalam Ungun Tetap, 24(2), 186195.
M. Hasnan A. Najib, Putri Prima A, Nurul Kumaeti, Hapsoro A. Aji F.2011. Studi
Pengaruh Variabel Laju Alir NaOH dalam Proses Absorbsi Gas CO2
Rehm, T. R., Moll, A. J., & Babb, A. L. (1963). Unsteady State Absorption ofCarbon
Dioxide by Dilute Sodium Hydroxide Solutions. American Institute of Chemical
Engineers Journal, 9(5), 760765.
Zheng, Y. and Xu, X. (1992), Study on catalytic distillation processes. Part I. Mass
transfer characteristics in catalyst bed within the column, Transaction of
theInstitution of Chemical Engineers, (Part A) 70, 459464.
17
P4
18