Vous êtes sur la page 1sur 7

Pengertian Penyakit HIV/AIDS Dan Penjelasannya

HIV adalah virus yang menyerang dan merusak sistem kekebalan tubuh kita sehingga kita tidak bisa
bertahan terhadap penyakit-penyakit yang menyerang tubuh kita.Bila sistem kekebalan tubuh kita
sudah rusak atau lemah,maka kita akan terserang oleh berbagai penyakit yang ada di sekitar kita seperti
TBC,diare,sakit kulit,dll. Kumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh kita itulah yang disebut
AIDS,yaitu :

A =Acquired (didapat)

I =Immune (kekebalan tubuh)

D =De .ciency (kekurangan)

S =Syndrome (gejala)

Cara Penularan HIV:

HIV hanya bisa hidup di dalam cairan tubuh seperti:

Darah

Cairan vagina

Cairan sperma

Air susu ibu

Penularan itu bisa terjadi melalui:

Hubungan seks dengan orang yang mengidap HIV/AIDS,berhubungan seks dengan pasangan yang
berganti-ganti dan tidak menggunakan alat pelindung (kondom)

Kontak darah/luka dan transfusi darah yang sudah tercemar virus HIV

Penggunaan jarum suntik atau jarum tindik secara bersama atau bergantian dengan orang yang
terinfeksi HIV

Dari ibu yang terinfeksi HIV kepada bayi yang dikandungnya

HIV tidak menular melalui:

gigitan nyamuk
orang bersalaman

berciuman

orang berpelukan

makan bersama

tinggal serumah

Bagaimana mengetahui apakah seseorang sudah tertular HIV atau mengidap AIDS?

Sampai tiga atau enam bulan setelah masuknya virus HIV,belum tentu virus itu bisa ditemukan dalam
tubuh karena ia tersembunyi.Masa belum bisa dilihatnya virus itu disebut masa Jendela.

Walaupun belum bisa terlihat,orang yang sudah tertular HIV bisa menularkannya kepada orang
lain.Setelah enam bulan biasanya virus mulai dapat ditemukan/dilihat kalau orang itu menjalani tes
darah.Belum ada cara lain untuk menemukan virus selain melalui tes darah.Kalau sudah
ditemukan,maka pengidapnya disebut HIV positif. Pada masa ini,ia masih bisa hidup normal dan
melakukan semua kegiatan seperti biasa.Masa HIV positif ini bisa sampai 10 tahun kalau daya tahan
tubuhnya kuat.Tetapi bila daya tahan tubuhnya lemah maka orang tersebut bisa cepat terserang
berbagai penyakit lain.Tanda yang menyolok pada penderita AIDS adalah diare yang terus menerus,
pembengkakan kelenjar getah bening,kanker kulit,sariawan,dan berat badan yang turun secara
menyolok.

Nah pada saat seperti itu orang tersebut dikatakan sudah sampai pada tahap AIDS dan disebut ODHA
(ORANG DENGAN HIV/AIDS).Pada tahap AIDS ini biasanya daya tahan sudah sangat lemah sehingga
kemungkinan orang itu akan meninggal. Sampai saat ini belum ada obat ampuh untuk membunuh virus
HIV atau menyembuhkan orang dengan AIDS.

APA PERBEDAAN ANTARA HIV DAN AIDS?

HIV /AIDS sering dikaitkan satu sama lainnya dengan pengertian yang sama. Akan tetapi HIV dan AIDS
mempunyai arti yang berbeda. HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus.Virus ini yang
menyerang system kekebalan

tubuh seseorang. Seseorang dapat terjangkit virus HIV,apabila virus tersebut masuk ke dalam saluran
peredaran darah. Virus HIV menyerang system kekebalan seseorang.Jika tidak diatasi,maka virus ini akan
merusak system kekebalan tubuh sehingga daya tahan tubuh melemah terhadap penyakit lain bahkan
dapat mengakibatkan kematian. Kondisi inilah yang dinamakan AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome ).

Penderita HIV bukan berarti pengidap penyakit AIDS atau seseorang yang akan segera mati.Bahkan
tanpa pengobatan banyak penderita HIV masih dapat bertahan hidup cukup lama. Pada saat ini
pengobatan yang telah dikembangkan hanya dapat memperlambat kerusakan pada sistim kekebalan
tubuh.Dengan pengobatan tersebut banyak penderita HIV dapat hidup sehat dan bahagia.

Perjalanan HIV / AIDS


Masa inkubasi atau masa laten, sangat tergantung pada daya tahan tubuh masing-masing orang rata-
rata 5-10 tahun, selama masa ini orang tidak memperlihatkan gejala-gejala walaupun jumlah HIV
semakin bertambah dan sel-sel T-4 semakin menurun. Semakin rendah jumlah sel T-4, semakin rusak
fungsi sistem kekebalan tubuh. Pada waktu sistem kekebalan sudah dalam keadaan parah ODHA akan
mulai menampakkan gejala-gejala AIDS.

Secara singkat, perjalanan HIV/AIDS dapat dibagi 4 stadium, yaitu :

Stadium pertama : HIV

Infeksi dimulai dengan masuknya HIV dan diikuti terjadinya perubahan serologik ketika antibodi
terhadap virus tersebut dari negatif berubah menjadi positif. Rentang waktu sejak HIV masuk ke dalam
tubuh sampai tes antibody terhadap HIV menjadi positif disebut window periode. Lama window periode
ini antara 1-3 bulan, bahkan ada yang berlangsung sampai 6 bulan.

Stadium kedua : Asimptomatik (tanpa gejala)

Asimptomatik berarti bahwa di dalam organ tubuh terdpat HIV tetapi tubuh tidak menunjukkan gejala-
gejala. Keadaan ini dapat berlangsung rata-rata 5-10 tahun. Cairan tubuh ODHA yang tampak sehat ini
sudah dapat menularkan HIV kepada orang lain.

Stadium ketiga : pembesaran kelenjar Limfe

Fase ini ditandai dengan pembesaran kelenjar limfe secara menetap dan merata (persistent generalized
lymphadenopathy), tidak hanya muncul pada satu tempat dan berlangsung lebih dari satu bulan.

Stadium keempat : AIDS

Keadaan ini disertai barmacam macam penyakit, antara lain penyakit konstitusional, penyakit saraf
dan penyakit infeksi sekunder (Pusdiknakes, 1997 : 42).

Gejala klinis

Menurut Pundiknakes (1997 : 44) gejala klinis pada stadium AIDS adalah :

Gejala utama
a.Demam berkepanjangan lebih dari tiga bulan

b.Diare kronis lebih dari satu bulan berulang maupun terus menerus

c.Penurunan berat badan lebih dari 10% dalam tiga bulan .

Gejala minor

a.Batuk kronis selama lebih dari satu bulan

b.Infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan oleh jamur Candida Albikan.

c.Pembengkaan kelenjar getah bening yang menetap diseluruh tubuh

d.Munculnya herpes zoster berulang

e.Bercak-bercak gatal diseluruh tubuh

Sebagian besar dari seseorang yang terinfeksi HIV tetap tidak menunjukkan geljala apapun
(asimptomatik) yang berarti bahwa mereka tidak mengalami gejala tertentu atau menjadi sakit akibat
infeksi tidak mengalami gejala tertentu atau menjadi sakit akibat infeksi tersebut. Sebagian kecil
mengalami AIDS, sebagian lain mengalami gejala ringan, tidak selalu menderita sakit fatal yang
dinamakan ARC atau Aids Related Complex (Waluya, 1999 : 9).

Salah satu penelitian WHO menunjukkan beberapa faktor yang mempengaruhi cepatnya perkembangan
AIDS yaitu :

Semakin tua seseorang mengidap HIV, semakin cepat dia akan sampai ke tahap HIV

Bayi akan terinfeksi HIV akan sampai ketahap AIDS

Orang yang telah mempunyai gejala minor pada waktu mulai tertular HIV (serokonversi), akan
menunjukkan gejala AIDS lebih cepat dari pada yang tanpa gejala.

Diagnosa HIV/AIDS

Dalam penuntun WHO tentang cara mendiagnosa AIDS, dikatakan bahwa seseorang didiagnosa belum
mempunyai minimal dua gejala utama dan satu gejala minor serta jika pada orang tersebut tidak ada
alasan lain yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menurun.

Tetapi diagnosa HIV positif harus dipastika lebih dulu dengan melakukan tes anti bodi HIV
dilaboratorium. Hasil HIV positif menunjukkan bahwa seseorang telah terinfeksi HIV. Hasil HIV negatif
menunjukkan bahwa seseorang tidak atau belum terinfeksi HIV. Selain terhadap darah, tes HIV dapat
dilakukan terhadap air liur atau urine (bukan terhadap orangnya). Jadi tes HIV dapat dan harus terhadap
darah, alat tubuh atau jaringan tubuh, sel telur atau sperma yang akan dan laboratorium sudah miliki
perlatan khusus tes HIV. Beberapa LSM juga mempunyai pelayanan tes yang disertai konseling.

Pengobatan AIDS

Sampai saat ini tidak ada penyembuhan atau pengobatan yang sempurna untuk AIDS. Tujuan dari
pengobatan ini adalah untuk memperpanjang hidup seseorang ODHA selama kurang lebih 1-2 tahun.
Telah ditemukan obat anti-retrovial seperti Azidotinidin (AZT) yang pertama kali diijinkan pemakaiannya
sebagai pengobatan di indonesia pada tahun 1997. Obat anti-retrovial lain dikenal dengan nama
didanosin (ddI) dan diodicitosin (ddC).

Telah dikembangkan kombinasi obat-obatan mulai dari campuran dua jenis obat, hingga racikan
beberapa jenis. Beberapa jenis obat ramuan tersebut adalah Saquinavir, Indinavir, Viracept, Ritanavir.
Dikembangkan juga terapi penunjang, yaitu terapi tanpa obat-obatan kimia, yang tujuannya untuk
meningkatkan kualitas hidup dan menjaga diri agar tetap sehat. Terapi ini dapat digunakan untuk
melengkapi penggunaan obat anti-retroviral. Yang termasuk terapi penunjang tersebut antara lain :
penggunaan ramuan tradisional, tumbuh-tumbuhan, pengaturan gizi pada makanan, penggunaan
vitamin, makanan suplemen, serta yoga, akupuntur, pijat, olahraga dan terapi musik. Tetapi teryata
pengobatan ini juga kurang efektif, sehingga pengobatan HIV/AIDS yang tepat saat ini belum ditemukan.

Beberapa Cara Mencegah Penularan HIV

Hindari hubungan seks

Gunakan kondom bila berhubungan seks

Hindari penggunaan jarum suntik atau jarum tindik secara bergantian

Menurut Kepala Disdukcapil KB Kapuas Hulu, Drs Ibrahim M (Kapuas Pos, hal 14), untuk lebih
memudahkan mengingat maka sebaiknya menggunakan rumus ABCDE, yaitu A (Abtinence) artinya, tidak
melakukan hubungan seks sebelum menikah. B (Befaithfull) artinya, berhubungan seks hanya dengan
pasangan yang sah. C (Condom) artinya, gunakanlah kondom apabila salah satu dari pasangan yang sah
mengidap Infeksi Menular Seksual (IMS) atau HIV/AIDS. D (Drugs) artinya, hindari pemakaian narkoba
suntik. Dan E ( Equipment) artinya, mintalah pelayanan kesehatan dengan peralatan yang steril.

Pengertian penyakit HIV/AIDS. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) atau syndrome penurunan
kekebalan tubuh yang di dapat, adalah infeksi yang disebabkan oleh virus yang disebut HIV (Human
Immunodeficiency Virus). Penyakit HIV/AIDS merujuk pada keadaan seseorang yang tidak lagi memiliki
sistem kekebalan tubuh sehingga berbagai macam penyakit dapat menyerang dan sangat sulit untuk
disembuhkan. Hampir semua penderita AIDS berakhir dengan kematian, karena hingga saat ini penyakit
AIDS belum ada obatnya.
Penderita penyakit AIDS di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Keadaan ini tentu sangat
memprihatinkan. Pada awal tahun 2004 ada enam propinsi yang diprioritaskan berhubung tingginya
jumlah kasus HIV/AIDS, yaitu Jakarta, Papua, Bali, Jawa Timur, Jawa Barat dan Riau. Kemudian pada
akhir 2004 bertambah enam propinsi lagi yaitu Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Jawa
Tengah, Yogyakarta dan Banten.

Penyakit AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV. Namun tidak semua orang yang terinfeksi HIV
akan mengalami gejala AIDS. AIDS dapat ditularkan lewat hubungan seksual, persalinan dan menyusui,
dan kontak darah dengan penderita.

Gejala infeksi HIV/AIDS

Gejala infeksi tahap awal

Sebagian besar orang yang terkena infeksi HIV tidak menyadari adanya gejala infeksi HIV tahap awal.
Karena, tidak ada gejala mencolok yang tampak segera setelah terjadi infeksi awal, bahkan mungkin
sampai bertahun-tahun kemudian. Meskipun infeksi HIV tidak disertai gejala awal, seseorang yang
terinfeksi HIV akan membawa virus HIV dalam darahnya. Orang yang terinfeksi tersebut akan sangat
mudah menularkan virus HIV kepada orang lain, terlepas dari apakah penderita tersebut kemudian
terkena AIDS atau tidak . Untuk menentukan apakah virus HIV ada di dalam tubuh seseorang adalah
dengan tes HIV.

Gejala infeksi tahap menengah

Gejala infeksi HIV pada tahap menengah sudah lebih jelas, misalnya flu yang berulang-ulang : lesu,
demam, berkeringat, otot sakit, pembesaran kelenjar limfe, batuk.

Gejala infeksi HIV lainnya yaitu infeksi mulut dan kulit yang berulang-ulang, seperti sariawan, atau
gejala-gejala dari infeksi umum lain yang selalu kambuh karena penurunan kekebalan tubuh.

Gejala infeksi tahap akhir

Gejala infeksi HIV tahap akhir disebut juga gejala AIDS, yaitu berat badan menurun dengan cepat, diare
kronis, batuk, sesak nafas (infeksi paru-paru, tuberculosis yang telah meluas), bintik-bintik atau bisul
berwarna merah muda atau ungu (kanker kulit yang disebut sarcoma kaposi), pusing-pusing, bingung,
infeksi otak.

Penyebab penyakit HIV/AIDS


Penyebab penyakit HIV/AIDS adalah infeksi oleh virus HIV, yang menyerang system kekebalan tubuh
sehingga sel-sel pertahanan tubuh makin lama makin banyak yang rusak. Penderita infeksi HIV menjadi
sangat rentan terhadap semua bentuk infeksi. Pada tahap akhir, penderita tidak bisa tahan terhadap
kuman-kuman yang secara normal bisa dilawannya dengan mudah.

Infeksi HIV ditularkan melalui hubungan badan baik vagina, anus, dan kontak dengan darah penderita
HIV, seperti lewat jarum suntik, bayi yang dilahirkan oleh ibu yang terinfeksi HIV, menerima transfusi
darah yang terinfeksi, serta transplantasi organ tubuh.

Apabila anda merasa telah terkena infeksi HIV segeralah periksa ke dokter. Hindari tempat-tempat yang
banyak serangan penyakit. Tidak melakukan hubungan badan dan mencegah kehamilan, serta jangan
menjadi donor darah , sperma, ataupun organ tubuh.

Sebagai tambahan : infeksi HIV/AIDS tidak bisa ditularkan lewat kontak sosial biasa seperti berjabat
tangan dan berpelukan. Makanan atau alat-alat makan. Toilet dan kolam renang. Gigitan nyamuk atau
serangga lain serta donor darah yang bebas virus HIV.

Cara pencegahan penyakit HIV/AIDS

Mencegah penyakit HIV/AIDS relatif lebih mudah dibandingkan dengan mengobatinya. Mencegah
penyakit HIV/AIDS akan semakin penting artinya berhubung penyakit ini belum ditemukan obatnya.
Berikut ini beberapa cara pencegahan penyakit HIV/AIDS :

Setialah dengan suami atau istri anda. Lakukan hubungan seksual hanya dengan pasangan hidup anda
(safe sex).

Menghindari seks bebas (free sex). Jangan melakukan hubungan badan dengan pekerja seksual (PSK)
atau berganti-ganti pasangan.

Gunakan kondom secara benar dalam berhubungan seksual, kecuali untuk pasangan-pasangan yang
menginginkan bayi. Kondom bisa menurunkan resiko infeksi tetapi tidak dapat mencegahnya secara
total. Kondom yang terbuat dari selaput (membrane) binatang terlalu tipis untuk dapat melindungi.

Hindari penyalah-gunaan obat terlarang, narkoba dan penggunaan jarum suntik bersama-sama.

Bila ingin akupunctur, tattoo, atau tindik telinga pastikan bahwa alat-alat yang dipakai telah
disterilkan.

Bila perlu operasi, sebaiknya minta transfuse darah autologou

Vous aimerez peut-être aussi