Vous êtes sur la page 1sur 6

Harian Kompas | Kompas TV

Jumat, 2 Mei 2014

Female

Register | Sign In

Go

NEWSEKONOMIBOLATEKNOENTERTAINMENTOTOMOTIFHEALTHFEMALEPROPERTITRAVELFOTOVIDEOF
ORUMKOMPASIANA

Home / Bugar & Sehat / Kebugaran

6 Efek Buruk Bila Kebanyakan Tidur

Selasa, 31 Juli 2012 | 08:13 WIB

Komentar:

| Share:
SHUTTERSTOCK

Kekurangan tidur bisa menurunkan kekebalan tubuh, tetapi kebanyakan tidur pun bisa memberikan
pengaruh buruk.

KOMPAS.com - Kekurangan tidur tidak baik bagi kesehatan, karena dapat menurunkan kekebalan tubuh,
memicu penuaan dini, dan mempersulit penurunan berat badan. Namun, tidur terlalu lama juga tak
lebih baik, karena bisa menjadi penyebab munculnya berbagai masalah medis, seperti diabetes,
penyakit jantung, dan meningkatkan risiko kematian.

Berapa lama kita tidur sebenarnya sangat bervariasi, tergantung usia, kadar kesibukan, kondisi
kesehatan secara umum, dan gaya hidup. Namun, tidur berlebihan tidak selalu dipicu karena kelainan
tidur. Bisa juga karena orang tersebut habis minum alkohol, atau sedang mengonsumsi obat-obatan
tertentu. Ketika sedang stres, misalnya, kita merasa butuh waktu lebih lama untuk tidur.

Tidur berlebihan juga dapat dikaitkan dengan rendahnya status sosioekonomi seseorang. Orang-orang
dengan status sosioekonomi yang lebih rendah umumnya tidak mampu membayar dokter atau rumah
sakit ketika sedang sakit, sehingga ada banyak penyakit yang tidak terdiagnosa, seperti penyakit jantung.
Mereka lantas mencoba mengatasinya dengan tidur lebih lama.

nj

Di luar itu, tentunya, ada juga orang yang memang gemar berlama-lama tidur.

Lalu, apa akibatnya bila kita terlalu lama tidur?

Sakit kepala. Jika Anda bukan termasuk orang yang biasa tidur lama, dan suatu saat Anda tidur lebih
lama dari biasanya, pasti Anda akan bangun dalam keadaan kepala pusing. Para peneliti meyakini hal ini
disebabkan kelebihan tidur memengaruhi neotransmitter tertentu pada otak, termasuk serotonin.
Orang-orang yang tidur terlalu lama pada siang hari, dan mengacaukan jam tidurnya pada malam hari,
biasanya juga akan merasa pusing saat bangun pagi.
Diabetes. Studi terhadap hampir 9.000 orang Amerika menunjukkan, orang yang tidur lebih dari 9 jam
setiap malam memiliki risiko diabetes 50 persen lebih besar daripada mereka yang tidur 7 jam per
malam. Tapi, meningkatnya risiko ini juga terlihat pada orang-orang yang tidur kurang dari 5 jam per
malam. Belum jelas apa kaitan antara tidur panjang dan diabetes, namun para peneliti mengatakan
bahwa tidur berlebihan bisa menjadi pertanda masalah medis yang mendasar, yang meningkatkan
kemungkinan diabetes.

Obesitas. Orang yang kekurangan tidur kerap disebut lebih mudah menaikkan berat badannya. Tetapi
tidur terlalu lama pun bisa membuat bobot badan melonjak. Orang yang tidur selama 9 atau 10 jam
setiap malam kemungkinannya untuk mengalami obesitas selama enam tahun adalah 21 persen lebih
besar daripada mereka yang tidur 7 atau 8 jam saja. Bahkan, efek kelebihan tidur terhadap berat badan
ini tetap sama meskipun Anda sudah mengatur asupan makanan dan berolahraga.

Depresi. Pengidap insomnia cenderung akan mengalami depresi berkepanjangan, karena tubuhnya
mengalami kelelahan (ingat kasus Heath Ledger?). Namun, 15 persen orang yang depresi ternyata juga
diketahui tidur terlalu lama. Hal ini mungkin saja membuat depresi semakin parah. Untuk memulihkan
kondisinya, penderitanya harus kembali ke pola tidur yang normal. Dalam beberapa kasus, mengurangi
waktu tidur bahkan menjadi perawatan efektif bagi pengidap depresi.

Penyakit jantung. Masalah ini lebih banyak terjadi pada wanita. Penelitian mendalam oleh The Nurses'
Health Study terhadap 72.000 perempuan menunjukkan bahwa mereka yang tidur 9-11 jam per malam
kemungkinan untuk mengalami penyakit jantung koroner 38 persen lebih tinggi daripada mereka yang
tidur 8 jam semalam. Sayang, para peneliti tidak memberikan alasannya.

Kematian. Hasil studi menunjukkan, orang-orang yang tidur 9 jam atau lebih semalam, memiliki tingkat
kematian yang jauh lebih tinggi daripada orang yang tidur 7 atau 8 jam per malam. Memang tak ada
penjelasan ilmiahnya, namun kemungkinan ada kaitannya dengan kebiasaan orang-orang dari status
sosioekonomi yang lebih rendah tadi. Jika problem kesehatan yang mereka alami tidak ditangani secara
medis, dan hanya diatasi dengan berlama-lama tidur, tidak mengherankan bisa mereka lebih cepat
menghadapi kematian.

Baca juga:

Wanita Butuh Tidur Lebih Lama daripada Pria


Penulis : Felicitas Harmandini

Editor : Dini

TERKAIT:

6 Trik Menghindari Dorongan Buang Air Kecil

Mengapa Sering Buang Air Kecil Tengah Malam?

Heidi Klum: Keramaslah Sebelum Tidur!

Yang Harus Dilakukan Saat Bangun Tidur

"Beauty Sleep", Mitos atau Memang Harus?

News

Nasional

Regional

Megapolitan

Internasional

Olah Raga
Sains

Edukasi

Infografis

Surat Pembaca

Ekonomi

Bola

Tekno

Entertainment

Otomotif

Health

Female

Travel

Properti

Foto

Video

Forum

Indeks Berita

Indeks Headlines

Indeks Berita Pilihan

Indeks Topik Pilihan

Indeks Terpopuler

Indeks Terkomentari

Grazera

Kompasiana

KompasKarier.com
SCOOP

Urbanesia

MakeMac

About- Advertise- Policy- Pedoman Media Siber- Career- Contact Us- Site Map

copyright 2008 - 2014 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights
Reserved.

Vous aimerez peut-être aussi