Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
IDA SURIANTINI
NIM : 2014.01.013
2. Penyebab
Yang menjadi penyebab atau sebagai triger munculnya halusinasi antara lain klien
menarik diri dan harga diri rendah. Akibat rendah diri dan kurangnya keterampilan
berhubungan sosial klien menjadi menarik diri dari lingkungan. Dampak selanjutnya
klien akan lebih terfokus pada dirinya. Stimulus internal menjadi lebih dominan
dibandingkan stimulus eksternal. Klien lama kelamaan kehilangan kemampuan
membedakan stimulus internal dengan stumulus eksternal. Kondisi ini memicu
terjadinya halusinasi.
Tanda dan gejala :
Aspek fisik :
Makan dan minum kurang
Tidur kurang atau terganggu
Penampilan diri kurang
Keberanian kurang
Aspek emosi :
Bicara tidak jelas, merengek, menangis seperti anak kecil
Merasa malu, bersalah
Mudah panik dan tiba-tiba marah
Aspek sosial
Duduk menyendiri
Selalu tunduk
Tampak melamun
Tidak peduli lingkungan
Menghindar dari orang lain
Tergantung dari orang lain
Aspek intelektual
Putus asa
Merasa sendiri, tidak ada sokongan
Kurang percaya diri
3. Akibat
Klien yang mengalami halusinasi dapat kehilangan control dirinya sehingga
bisa membahayakan diri sendiri, orang lain maupun merusak lingkungan (risiko
mencederai diri, orang lain dan lingkungan). Hal ini terjadi jika halusinasi sudah
sampai fase ke IV, di mana klien mengalami panik dan perilakunya dikendalikan oleh
isi halusinasinya. Klien benar-benar kehilangan kemampuan penilaian realitas
terhadap lingkungan. Dalam situasi ini klien dapat melakukan bunuh diri, membunuh
orang lain bahkan merusak lingkungan.
Tanda dan gejala :
- Muka merah
- pandangan tajam
- Otot tegang
- Nada suara tinggi
- Berdebat
- Memaksakan kehendak: merampas makanan, memukul jika tidak senang.
C. Pohon Masalah
F. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan sensori persepsi : halusinasi
2. Isolasi sosial : menarik diri
Stuart GW, Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC, 1995
Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999
Keliat BA. Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial: Menarik Diri. Jakarta : FIK UI. 1999
Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999
Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino
Gonohutomo, 2003
Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP
Bandung, 2000
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI
PENDENGARAN
(PERTEMUAN PERTAMA)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
S : Klien mengatakan masih mendengar suara-suara ibunya
O : Klien nampak mondar-mandir, bicara sendiri dan gelisah
2. Diagnosa Keperawatan : Gangguan persepsi sensori Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Keperawatan :
a Membina hubungan saling percaya dengan klien
b Mengidentifikasi dan mengajarkan cara mengontrol halusinasi dgn menghardik
4. Tindakan Keperawatan :
- Bina hubungan saling percaya dengan klien
- SP 1 :
1. Identifikasi jenis halusinasi klien
2. Identifikasi isi halusinasi klien
3. Identifikasi waktu halusinasi klien
4. Identifikasi frekuensi halusinasi klien
5. Identifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
6. Identifikasi respon klien terhadap halusinasi
7. Ajarkan klien cara menghardik halusinasi
8. Anjurkan klien memasukkan kegiatan menghardik halusinasi ke dalam jadwal
kegiatan harian.
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
S : Klien mengatakan masih mendengar suara-suara ibunya
O : Klien nampak mondar-mandir, bicara sendiri dan gelisah
2. Diagnosa Keperawatan : Gangguan persepsi sensori Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Khusus :
TUK 3/SP2 : Mengajarkan cara mengontrol halusinasi dgn bercakap-cakap
4. Tindakan Keperawatan :
- Pertahankan hubungan saling percaya dengan klien
- SP II :
1) Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
2) Ajarkan cara mengontrol halusinasi dgn bercakap-cakap
3) Anjurkan klien memasukkan kegiatan bercakap-cakap halusinasi ke dalam
jadwal kegiatan harian.
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
S : Klien mengatakan masih mendengar suara-suara ibunya
O : Klien nampak mondar-mandir, bicara sendiri dan gelisah
2. Diagnosa Keperawatan : Gangguan persepsi sensori Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Khusus :
TUK 4/SP 3 : Mengajarkan cara mengontrol halusinasi dgn berkegiatan
4. Tindakan Keperawatan :
- Pertahankan hubungan saling percaya dengan klien
- SP III:
1) Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
2) Ajarkan cara mengontrol halusinasi dgn berkegiatan
3) Anjurkan klien memasukkan kegiatan bercakap-cakap halusinasi ke dalam
jadwal kegiatan harian.
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan) : Baiklah, tolong bapak sekali lagi nanti kalau masih mendengar suara-
suara itu, bapak usahakan untuk bercakap-cakap dengan orang lain seperti cara yang
sudah saya ajarkan tadi. Nanti saya akan memasukkan ke dalam jadwal harian bapak.
3. Kontrak yang akan datang :
a. Topik : Kita akan berbincang-bincang lagi tentang cara benar minum obat
b. Waktu : Bagaimana kalau besok sebelum makan siang?
c. Tempat : Bagaimana kalau tetap di ruang makan?
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI
PENDENGARAN
(PERTEMUAN KE EMPAT)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
S : Klien mengatakan masih mendengar suara-suara ibunya
O : Klien nampak mondar-mandir, bicara sendiri dan gelisah
2. Diagnosa Keperawatan : Gangguan persepsi sensori Halusinasi Pendengaran
3. Tujuan Khusus :
TUK 5/SP 4 : Mengajarkan cara benar meminum obat
4. Tindakan Keperawatan :
- Pertahankan hubungan saling percaya dengan klien
- SP IV :
1) Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
2) Ajarkan cara mengontrol halusinasi dgn meminum obat
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan) : Baiklah, tolong bapak sekali lagi nanti kalau masih mendengar suara-
suara itu, bapak usahakan untuk mengendalikan seperti cara-cara yang sudah saya
ajarkan kemarin. Nanti saya akan memasukkan ke dalam jadwal harian bapak.
3. Kontrak yang akan datang :
a. Topik : Tergantung kondisi dan situasi klien
b. Waktu : Bagaimana kalau besok sebelum makan siang?
c. Tempat : Bagaimana kalau tetap di ruang makan?