Vous êtes sur la page 1sur 22

ASKEP KELUARGA DENGAN TBC

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN.Sa

KHUSUSNYA PADA AN.Si DENGAN TB PARU

1. ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN TB PARU


2. Pengkajian
Merupakan dasar utama dari proses keperawatan. Melalui pengkajian ini, semua data pasien
dapat dikumpulkan untuk menentukan masalahmasalah keperawatan yang mungkin timbul pada
setiap kasus penyakit Tuberkulosis Paru. Pengkajian menurut Doenges (1999) meliputi :
1. Identitas Pasien.
Pengkajian ini mencakup nama klien, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama,
suku/bangsa, status perkawinan, alamat, tanggal masuk RS, diagnosa medis, ruang dan
nomor register.
2. Identitas Penanggung Jawab.
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pelajaran, agama, alamat, hubungan
dengan klien.
3. Aktifitas/istirahat.
Gejala : Kelelahan umum dan kelemahan.
Napas pendek karena kerja.
Kesulitan tidur pada malam hari atau demam malam hari, menggigil dan atau berkeringat.
Tanda : Takikardia, takipnea/dispnea pada kerja.
Kelelahan otot, nyeri, dan sesak (tahap lanjut).
4. Integritas Ego
Gejala : Adanya/faktor stres lama.
Masalah keuangan, rumah.
Perasaan tak berdaya/etnik : madura, dll.
Tanda : Menyangkal (khususnya selama tahap dini).
Ansietas, ketakutan, mudah terangsang.
5. Makanan/cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan.
Tak dapat mencerna.
Penurunan berat badan.
Tanda : Turgor kulit buruk, kering/kulit bersisik.
Kehilangan otot/hilang lemak subkutan.
6. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
Tanda : Berhatihati pada area yang sakit. perilaku distraksi, gelisah.
7. Pernapasan
Gejala : Batuk, produktif atau tak produktif.
Napas pendek.
Riwayat tuberkulosis/terpajan pada individu terinfeksi.
Tanda : Peningkatan frekuensi pernapasan.
Pengembangan pernapasan tak simetris.
Perkusi pekak dan penurunan fremitus (cairan pleural atau penebalan pleural).
Karakteristik sputum : Hijau/purulen, mukoid kuning, atau bercak darah.
Deviasi trakeal (penyebaran bronkogenik).
Tak perhatian, mudah terangsang yang nyata, perubahan mental (tahap lanjut)
8. Keamanan
Gejala : Adanya kondisi penekanan imun, contoh AIDS, Kanker.
Tes HIV positif.
Tanda : Demam rendah atau panas akut.
9. Interaksi Sosial.
Gejala : Perasaan isolasi/penolakan karena penyakit menular.
Perubahan pola biasa dalam tanggung jawab/perubahan kapasitas fisik untuk
melaksanakan peran.
10. Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga Tuberkulosis
Ketidakmampuan umum/status kesehatan buruk
Gagal untuk membaik/kambuhnya tuberkulosis paru dan tidak berpartisipasi dalam
terapi.
Rencana pemulangan : memerlukan bantuan dengan/gangguan dalam terapi obat dan
bantuan perawatan diri dan pemeliharaan/perawatan rumah.

2. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi infeksi ( penyebaran / aktivasi ulang ) B.d Pertahanan primer tak
adekuat, penurunan kerja silia ,Kerusakan jaringan ,Penurunan ketahanan, Malnutrisi,
Terpapar lngkungan ,Kurang pengetahuan untuk menghindari pemaparan patogen.
2. Bersihan jalan nafas tak efektif B.d adanya secret Kelemahan , upaya batuk buruk
Edema tracheal.
3. Gangguan pertukaran gas B.d Penurunan permukaan efektif paru , atelektasis,
Kerusakan membran alveolar kapiler ,Sekret kental , tebal, Edema bronchial.
4. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi paru, batuk menetap.

3. Intervensi Keperawatan
1. Resiko tinggi infeksi ( penyebaran / aktivasi ulang ) B.d
Pertahanan primer tak adekuat , penurunan kerja silia
Kerusakan jaringan
Penurunan ketahanan
Malnutrisi
Terpapar lngkungan
Kurang pengetahuan untuk menghindari pemaparan patogen

Kriteria hasil :
Pasien menyatakan pemahaman penyebab / faktor resiko individu
mengidentifkasi untuk mencegah / menurunkan resiko infeksi
Menunjukkan teknik , perubahan pola hidup untuk peningkatan lingkungan yang
aman
Intervensi :
1. Kaji patologi penyakit dan potensial penyebaran infeksi
2. Identifikasi orang lain yang beresiko
3. Anjurkan pasien untuk batuk /bersin dan mengeluarkan pada tissue dan menghindari
meludah
4. Kaji tindakan kontrol infeksi sementara
5. Awasi suhu sesuai indikasi
6. Identifikasi faktor resiko individu terhadap pengaktifan berulang
7. Tekankan pentingnya tidak menghentikan terapi obat
8. Kaji pentingnya mengikuti dan kultur ulang secara perodik terhadap sputum
9. Dorong memilih makanan seimbang
10. Kolaborasi pemberian antibiotik
11. Laporkan ke departemen kesehatan lokal

1. Bersihan jalan nafas tak efektif B.d adanya secret Kelemahan , upaya batuk ,burukEdema
tracheal.
Kriteria Evaluasi :
Pasien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat
Intervensi :
1) Kaji fungsi pernafasan , kecepatan , irama , dan kedalaman serta penggunaan otot asesoris
2) Catat kemampuan unttuk mengeluarkan mukosa / batuk efekttif
3) Beri posisi semi/fowler
4) Bersihkan sekret dari mulut dan trakhea
5) Pertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 ml per hari
6) Kolaborasi pemberian oksigen dan obat obatan sesuai dengan indikasi

1. Gangguan pertukaran gas B.d Penurunan permukaan efektif paru , atelektasis ,Kerusakan
membran alveolar kapiler ,Sekret kental , tebal, Edema bronchial
Kriteria Evaluasi :
Pasien menunjukkan perbaikan venilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan GDA dalam
rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan
Intervensi :
1) Kaji Dipsnea,Takhipnea, menurunnya bunyi nafas ,peningkatan upaya pernafasan ,
terbatasnya ekspansi dinding dada , dan kelemahan
2)Evaluasi perubahan tingkat kesadaran , catat sianosis dan atau perubahan pada warna kulit
3) Anjurkan bernafas bibr selama ekshalasi
4) Tingkatkan tirah baring / batasi aktivitas dan atau Bantu aktivitas perawatan diri sesuai
kebutuhan
5) Kolaborasi oksigen

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan B.d Kelemahan ,Sering batuk / produksi sputum
,Anorexia ,Ketidakcukupan sumber keuangan
Kriteria hasil :
Menunjukkan peningkatan BB, menunjukkan perubahan perilaku / pola hidup untuk
meningkatkan / mempertahankan BB yang tepat
Intervensi :
1) Catat status nutrisi pasien pada penerimaan , catat turgor kulit , BB, Integrtas mukosa
oral , kemampuan menelan , riwayat mual / muntah atau diare
2) Pastikan pola diet biasa pasien
3) Awasi masukan dan pengeluaran dan BB secara periodik
4) Selidiki anorexia , mual , muntah dan catat kemungkinan hhubungan dengan obat .
5) Berikan perwatan mulut sebelum dan sesudah makan
6) Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan karbohodrat.
7) Kolaborasi ahli diet untuk menentukan komposisi diet.
8) Kolaborasi antipiretik

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
2. Data Dasar Keluarga
3. Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. Sariya
4. Usia : 38 th
5. Agama : Islam
6. Pendidikan : SD
7. Pekerjaan : Karyawan
8. Alamat/ No. Telp : Desa Karang Mukti Rw.03 Rt.06
9. Komposisi Keluarga : Ayah, Ibu, dan 2 orang Anak

Hub.dgn
No Nama JK Umur Pendidikan Agama Pekerjaan
Kel
1 Sariya L Ayah 38 th SD Islam Karyawan
2 Siti Nurhayati P Ibu 30 th SD Islam IRT
3 Siti Nurlela P Anak 11 th SD Islam Pelajar
4 Ipi Ilpiyanti P Anak 3 th Belum sekolah Islam Pelajar

Genogram

1. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. Sa adalah tipe keluarga inti. Terdiri dari Ayah , Ibu, dan 2 Anak.

1. Latar Belakang Budaya (Etnis)


Tn. Sa berasal dari suku Sunda (Subang) Jawa Barat dan Ny.S juga berasal dari suku Sunda
(Purwakarta) Jawa Barat. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah Bahasa Sunda, Tn. Sa sudah
lama tinggal di purwakarta dan istrinyapun sudah tinggal diPurwakarta sejak lahir. Lingkungan
tempat tinggal klien saat ini dikelilingi dengan orang-orang dengan suku yang sama yaitu sunda,
yang memang kampung mereka sendiri.

Kegiatan keagamaan yang ada di lingkungan keluarga Tn,Sa adalah pengajian bapak-bapak,
namun Tn.Sa tidak rutin mengikuti kegiatan pengajian tersebut karena terkadang pekerjaan
Tn.Sa membuatnya pulang malam, Istrinya pun Ny.S bekerja di luar rumah dan pulang pada sore
hari. Setiap hari anaknya dititipkan dengan nenek dan pamannya yang rumanya dekat dengan
mereka. Anak pertamanya sekolah pada pagi hari. Anaknya yang kedua hanya bermain
dilingkungan sekitar rumahnya saja. Tn. Sa tidak meiliki jadwal untuk rekreasi secara rutin
bersama keluarganya, karena jarang memiliki waktu yang libur yang cukup, Tn.Sa lebih memilih
untuk berstirahat di rumah saat libur. Tn.Sa hanya kumpul dengan keluarganya saat malam hari.
Keluarga Tn.Sa jarang sekali jalan-jalan seperti halnya ke mall. Kebiasaan berbusana Tn.Sa dan
keluarganya hanya sederhana saja. Tidak terlalu mengikuti perkembangan saat ini. Namun
mereka masih menjaga kultur budaya sunda dalam berpakaian.

Dan makanan yang disajikan dan dikonsumsi oleh keluarga Tn.Sa dan anaknya biasanya seperti
sayuran, dan lauk-lapuk. Terkadangpun Ny.S membuat olahan makanan yang dipelajari dari
orang tuanya makanan khas sunda.

Peran ayah, ibu dan anak masih menganut kultur budaya Sunda, Anak-anak selalu mengikuti apa
yang diperintahkan orangtuanya tanpa berani membantah.Peran Tn.Sa saat ini sebagai Kepala
Keluarga yang memberi nafkah kepada keluarganya. Anak pertama yang bernama An.Si sangat
menyayangi adiknya, terlihat saat sangat menjaga adiknya setelah pulang sekolah An.SI
menemani adiknya bermain dan membantu memenuhi segala kebutuhan adiknya. Di Keluarga
Tn.Sa yang mengambil keputusan adalah Tn.Sa. Tetapi biasanya keputusan diambil setelah
bermusyawarah dengan Ny.S Dekorasi di dalam rumah tidak menggambarkan budaya Sunda.
Tn.Sa dan keluarganya jika sakit hanya dapat pergi kepuskesmas pembantu/ bidan terdekat untuk
melakukan pemeriksaan dan mendapat pengobatan.

1. Idcntifikasi Nilai-Nilai Spriritual/Agama


Keluarga Tn.Sa beragama Islam dan menjalankan ajaran agama seperti Shalat, Puasa dan
Mengaji. Ny.S juga sudah melatih anak-anaknya untuk menjalankan puasa dibulan Ramadhan.
Dan Ny.S mengikutkan anak-anaknya untuk mengaji bersama pada sore hari di pengajian anak-
anak dekat rumahnya.

1. Status Sosial Ekonomi Keluarga


Penghasilan keluarga didapatkan dari Tn.Sa sebagai karyawan pabrik dan Ny.Sebagai buruh
kerja borongan di konveksi setiap hari. Semua kebutuhan keluarga dipenuhi secukup-cukupnya.
Ny.S mengatakan tidak mempunyai tabungan, uang yang di dapatkan habis untuk kebutuhan
sehari-hari dan untuk membayar cicilan kendaraan.

1. Aktivitas Rekreasi atau Waktu Luang


Waktu luang Tn.Sa saat libur bekerja digunakan untuk beristirahat. Karena menurutnya waktu
liburnya yang hanya satu hari harus digunakan untuk beristirahat agar besok dapat bekerja lagi
dengan maksimal. Ny.S mengisi waktu luangnya setelah pulang bekerja dengan berinteraksi
dengan anak-anaknya, mengobrol dengan tetangga, dan bercanda dengan anaknya.
2. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
a. Tahap Perkembangan keluarga saat ini:
Keluarga Tn.Sa dalam tahap perkembangan ke 3 yaitu keluarga dengan anak sekolah. tahap ini di
mulai saat anak masuk pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. pada tahap ini orang
tua perlu belajar berpisah dengan anak, memberi kesempatan pada anak untuk bersosialisasi baik
aktivitas di sekolah maupun diluar sekolah. Tugas perkembangan sebagai berikut :
Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal
Privacy dan rasa aman
Membantu anak bersosialisasi
Mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya.
Membiasakan anak belajar secara teratur
Mengontrol tugas-tugas di sekolah anak dan meningkatkan pengetahuan umum anak.
Mempertahankan hubungan yang sehat baik dalam keluarga maupun diluar keluarga
(keluarga lain dan lingkungan sekitar).

1. Tugas keluarga yang belum terpenuhi/terlaksana pada tahap perkembangan:


Dari semua tugas perkembangan diatas, masih ada tugas yang belum dilakukan yaitu mengontrol
tugas-tugas di sekolah anak dan meningkatkan pengetahuan umum anak, orang tua hanya
mengingatkan saja untuk mengerjakan tugas tetapi tidak mengintrol dan untuk meningkatkan
pengetahuan anak orangtua tidak mampu karena latar belakang pendidikan yang rendah dan
kurangnya waktu untuk keluarga.

1. Riwayat keluarga Inti


Tn.Sa dan Ny.S sebelum menikah mereka berpacaran dahulu, kemudian menikah dan tinggal di
Bungursari desa Karangmukti setelah mendapatkan warisan dari orang tua Ny.S, mereka
langsung dikarunia anak bernama Si dan I.

1. Riwayat Keluarga sebelumnya


Orangtua dari Tn.Sa sudah meninggal karena sakit. Sedangkan orangtua dari Ny.S masih ada tapi
hanya Ibunya yang tinggal didekat rumahnya.

3. DATA LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
Rumah yang sekarang ditempati adalah rumah warisan dari orang tua Ny.S . Luas kira-kira 48
m2, rumah berupa semipermanen yang sebagian bangunannaya terbuat dari kayu , rumah tak
memiliki halaman hanya sedikit teras yang masih belum diplester, tidak tampak tanaman hias
yang ditanam dirumah. Secara umum rumah tampak bersih, namun masih terlihat barang-barang
yang diletakkan tidak pada tempatnya. Rumah memiliki jendela namun jendela paten yang tidak
dapat dibuka sehingga untuk ventilasi udara kurang baik. Air bersih didapatkan dari sumur
pompa. Pembuangan air limbah langsung dialirkan ke kali dan untuk pembuangan sampah
ditimbun kemudian dibakar.
Berikut denah rumahnya:

Dapur Kmr.mndi

Kmr.tdur
8m
R.keluarga
Kmr.tdur

Teras rumah

6m
1. Karakteristik Lingkungan dan Komunitas Tempat Tinggal yang Lebih Luas
Lingkungan tempat tinggal keluarga Tn. K Sebagian besar penduduknya merupakan penduduk
asli perwakarta yang memang sejak kecil sudah tinggal daerah tersebut. Lingkungan masih
dalam suasana kampung untuk menaiki kendaraan umum harus berjalan terlebih dahulu ke jalan
utama, dan harus menunggu lama untuk mendapatkan angkot.Keadaan jalan di lingkungan
tempat tinggal terdiri dari gang-gang kecil. Secara umum lingkungan di sekitar rumah masih
terlihat kotor. Pengolahan sampah yang dikelola dengan cara dibakar menyebabkan
ketidaknyamanan di area tersebut saat membakar sampah. Pelayanan kesehatan puskesmas dekat
rumah ada rustu dengan jarak sekitar setengah km. Bisa diakses menggunakan ojek atau
angkutan umum. Mushola juga sangat dekat karena berada di lingkungan RT.

1. MobilitasGeografis Keluarga
Keluarga sudah lama tinggal di lingkungan Rt.06Rw.03 Desa Karangmukti. Sebelumnya
keluarga pernah tinggal disubang namun hanya sebentar dan kemudian pindah menempati rumah
yang diwariskan kepada Ny.S.

d.Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :


Ny.S tidak mengikuti kegiatan seperti arisan ibu-ibu di lingkungan sekitar rumahnya. Di sekitar
rumahnya pun tidak ada pengajian untuk ibu-ibu. Ny.S hanya berinteraksi dengan tetangganya
setelah ia pulang bekerja dan saat libur dengan cara berbincang-bincang atau mengobrol. Ny.S
mengatakan anaknya biasanya hanya bermain dengan anak-anak disekitar rumahnya. Ny.S tidak
mengikuti mengikuti kegiatan tentang kesehatan, Ny.S hanya memeriksakan keadaan
kesehatannya jika salah satu dari keluarganya mulai sakit dan tidak bisa disembuhkan dengan
obat warung. Dan itu pun hanya ke Puskesmas pembantu dekat rumahnya atau pergi ke bidan
desa.
1. Sistem Pendukung atau Jaringan Sosial Keluarga :
Hubungan keluarga dengan masyarakat cukup baik. Karena Tn.Sa, istri dan anaknya mampu
berinteraksi di lingkungan sekitar. Keluarga tidak meiliki jaringan sosial keluarga seperti asuransi
kesehatan. Bisanya saat sakit keluarga Tn.Sa hanya memeriksakan ke puskesmas pembantu atau
bidan desa.

4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola-Pola Komunikasi
Tn.Sa jarang berkomunikasi dengan anak-anaknya karena saat pulang sudah malam dan istrinya
Ny.S selalu berinteraksi dengan anaknya walaupun harus bekerja pada dari pagi hingga sore
namun setelah pulang bekerja ia harus meluangkan waktunya untuk anak-anaknya. Hubungan
antara ibu dengan anak baik, terlihat dari anak keduanya An.I yang selalu ingin berdekatan
dengan Ny.S.

b. Struktur Kekuatan
Menurut Ny.S dirinya lebih dekat dengan anak-anaknya dan ibu nya yang tinggal berdekatan
dengannya, karena Ny.S karena interaksi yang begitu sering dilakukan Ny.S dengan anak dan
orang tuanya.Dirumahnya yang mengambil keputusan adalah Tn.Sa, setelah sebelumnya
bermusyawarah dengan Ny.S.

1. Struktur Peran
Tn.Sa berperan sebagai kepala keluarga dan mencari nafkah untuk keluarganya. Setiap hari
dirinya bekerja untuk memenuhi semua kebutuhan keluarganya. Ny.S berperan sebagai Ibu
Rumah Tangga yang mengasuh anak-anaknya dirumah namun Ny.S juga bekerja sebagai buruh
dikonveksi jika sedang ada pekerjaan saja, jika tidak Ny.S hanya sebagai IRT, Ny.S juga selalu
menyiapkan keperluan untuk keluarganya dirumah. Setiap pagi juga Ny.S selalu menyiapkan
sarapan untuk keluarganya dirumah sebelum berangkat bekeeja. An.Si berperan sebagai siswa
SD dan anak. Saat ini usia An.Si sudah 11 thn. Setiap harinya An.Si sekolah didekat balai desa
dengan jarak 500 km, biasanya An.Si diantar untuk kesekolah dan pulang jam 12 siang. Setelah
sampai dirumah biasanya An.Si makan siang dan mengajak adiknya bermain sambil
mengasuhnya. An.I berperan sebagai anak saat ini usia An.I 3 thn.
1. Nilai-Nilai Keluarga
Nilai-nilai yang dianut oleh keluarga adalah nilai-nilai agama islam dan budaya sunda Tn.Sa dan
Ny.S sudah mengajarkan kepada anak-anaknya untuk shalat 5 waktu. Dan mengikutkan anaknya
untuk pengajian anak pada sore hari. Nilai budaya sunda yang mempengaruhi seperti berperilaku
sopan kepada orang yang lebih tua. Selalu mengucapkan salam setiap ingin masuk rumah dan
selalu meminta izin apabila ingin pergi keluar rumah.

5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi Afektif
Keluarga Tn..Sa saling menyanyangi dan saling menghargai. Menurut Ny.S dirinya akan selalu
menunggu suaminya pulang dulu dan baru beristirahat. Ny.S selalu mengontrol perkembangan
anak-anaknya. Ny. S juga memberikan pesan kepada anak-anaknya agar tidak macam-macam
ketika kedua orangtuanya tidak ada, dan mematuhi perintah paman dan nenek yang
mengasuhnya saat orangtuanya tidak ada.

b. Fungsi Sosialisasi
Tn.S mengatakan bahwa sosialisasi antara dirinya dan lingkungan dirasakan baik, setiap
memiliki waktu luang di sela libur kerjanya Tn.S menyempatkan waktu untuk berinteraksi
dengan tetangga sekitar rumahnya serta untuk mengikuti beberapa kegiatan. Contohnya kegiatan
pengajian. Begitu juga dengan Ny.S, An.Si dan An. I yang terlihat dapat bersosialisasi dengan
lingkungan disekitar rumahnya.
1. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga meyakini bahwa kesehatan merupakan hal yang penting. Namun keluarga masih sering
mengkhwatirkan biaya untuk berobat walaupun sekarang ini sudah ada jaminan untuk
masyarakat. Keluarga juga mengatakan tidak memiliki waktu luang. Oleh sebab itu, keluarga
Tn.Sa baru memeriksakan anggota keluarganya ketika sudah tidak bisa ditangani sendiri atau
oleh obat warung.

Ny.S pun memiliki maag ia hanya meminum obat warung saat maagnya kambuh. Ny.S setiap
hari memasak untuk anak-anaknya terdiri dari sayur dan lauk pauk, namun terkadang anak-
anaknya tidak mau untuk memakan sayur. Tn.Sa melepaskan kelelahannya setelah bekerja
dengan langsung beristirahat.

Keluarga Tn.Sa sangat jarang sekali dan hampir tidak pernah berolahraga. Tn.Sa mengatakan
tidak pernah ada waktu luang untuk berolahraga karena sibuk bekerja dan Ny.S masih meiliki
anak kecil yang harus dijaga seperti An.I.
6. KOPING KELUARGA
a. Stresor-stresor (baik jangka pendek mau-pun jangka panjang)
Ny.S sebenarnya ingin memeriksakan kembali anaknya namun karena jauhnya puskesmas dan
tidak memiliki waktu luang karena harus bekerja.

1. Kemampuan Keluarga Berespon terhadap Situasi Stressor


Masalah-masalah yang ada dalam keluarga biasanya diselesaikan dengan berdiskusi. Yang
biasanya mengambil keputusan tetap dari kepala keluarga yaitu Tn.Sa . Anak-anak belum
dilibatkan dalam pengambilan keputusan, karena menurut Ny.S, anak-anak belum cukup umur
untuk diikutkan dalam mengambil keputusan.

1. Strategi adaptasi disfungsional


Sampai saat ini belum ditemukan adaptasi disfungsional.

7. Pemeriksaan fisik (Head to Toe)


Komponen Bp. Sa Ibu. S Anak Si Anak I
Rambut dan kulit
Rambut dan kulit Rambut dan kulit
Rambut dan kulit kepala bersih, warna
kepala bersih, warna kepala bersih, warna
kepala bersih, warna hitam, lurus,
hitam, lurus, sebahu hitam. Rambut
Kepala hitam, lurus, tebal. Rambut pendek
dan tipis. sebahu.
Distribusi menyebar sebahu dan berkilau.
Distribusi menyebar Distribusi menyebar
rata. Distribusi menyebar
rata. rata.
rata.
Isokor, bola mata
Isokor, bola mata Isokor, bola mata Isokor, bola mata
dapat mengikuti
dapat mengikuti arah dapat mengikuti arah dapat mengikuti arah
arah gerakkan
gerakkan tangan gerakkan tangan gerakkan tangan
tangan pemeriksa,
pemeriksa, tidak ada pemeriksa, tidak ada pemeriksa, tidak ada
tidak ada nyeri
nyeri tekan, diameter nyeri tekan, diameter nyeri tekan, diameter
Mata tekan, diameter
pupil + 2 mm, reaksi pupil + 2 mm, reaksi pupil + 2 mm, reaksi
pupil + 2 mm, reaksi
cahaya +/+, cahaya +/+, cahaya +/+,
cahaya +/+,
konjungtiva tidak konjungtiva tidak konjungtiva tidak
konjungtiva tidak
anemis, kornea anemis, kornea anemis, kornea tidak
anemis, kornea
tidak ikhterik. tidak ikhterik. ikhterik.
tidak ikhterik.
Hidung Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris,
warna kulit sama warna kulit sama warna kulit sama warna kulit sama
dengan kulit dengan kulit dengan kulit dengan kulit
sekitarnya, tidak sekitarnya, tidak sekitarnya, tidak sekitarnya, tidak
terdapat lesi atau terdapat lesi atau terdapat lesi atau terdapat lesi atau
cairan, mukosa cairan, mukosa cairan, mukosa cairan, mukosa
hidung lembab,
hidung lembab, hidung lembab, hidung lembab,
terdapat bulu
terdapat bulu hidung, terdapat bulu hidung, terdapat bulu hidung,
hidung, uji
uji pen uji penciuman baik uji penciuman baik
penciuman baik (N
ciuman baik (N I) (N I) (N I)
I)
Daun telinga
Daun telinga simetris Daun telinga simetris Daun telinga simetris
simetris kiri dan
kiri dan kanan,bersih, kiri dan kanan,bersih, kiri dan kanan,bersih,
kanan,bersih, tidak
tidak ada benjolan , tidak ada benjolan , tidak ada benjolan ,
ada benjolan , tidak
tidak bengkak, tidak tidak bengkak, tidak tidak bengkak, tidak
bengkak, tidak ada
Telinga ada nyeri tekan pada ada nyeri tekan pada ada nyeri tekan pada
nyeri tekan pada
masteudeus, tidak masteudeus, tidak masteudeus, tidak ada
masteudeus, tidak
ada serumen. Klien ada serumen. Klien serumen. Klien dapat
ada serumen. Klien
dapat mendengar dapat mendengar mendengar dengan
dapat mendengar
dengan baik dengan baik baik
dengan baik
Bibir simetris, Bibir simetris, Bibir simetris,
Bibir simetris,
mukosa lembab, mukosa lembab, mukosa lembab, lidah
mukosa lembab,
lidah simetris, dapat lidah simetris, dapat simetris, dapat
lidah simetris, dapat
bergerak ke kiri dan bergerak ke kiri dan bergerak ke kiri dan
bergerak ke kiri dan
kekanan (N XII), kekanan (N XII), kekanan (N XII),
kekanan (N XII),
Mulut tidak pucat, lidah tidak pucat, lidah tidak pucat, lidah
tidak pucat, lidah
dapat merasakan dapat merasakan dapat merasakan
dapat merasakan
asam, asin, dan asam, asin, dan asam, asin, dan manis
asam, asin, dan
manis dengan baik. manis dengan baik., dengan baik. karang
manis dengan baik.
Gigi putih, karang karang gigi (+). gigi (-), gigi bolong
karang gigi (-).
gigi (+). 1.
Tidak ada kesulitan
Tidak ada kesulitan Tidak ada kesulitan Tidak ada kesulitan
menelan,
menelan, pembesaran menelan, pembesaran menelan, pembesaran
pembesaran kelenjar
Leher dan kelenjar getah bening kelenjar getah bening kelenjar getah bening
getah bening
Tenggorokan (-) distensi vena (-) distensi vena (-) distensi vena
(-) distensi vena
jugularis(-), tidak ada jugularis(-), tidak ada jugularis(-), tidak ada
jugularis(-), tidak
tanda radang. tanda radang tanda radang
ada tanda radang
Simetris,
bronkovesikuler,
Simetris, Simetris, Simetris,
namun pada saat
Dada bronkovesikuler, RR: bronkovesikuler, RR: bronkovesikuler, RR:
batuk suara nafas
20X/ menit. 18 X/ menit. 24 X/ menit.
terdapat ronchi
RR: 22 X/ menit.
Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri
ada nyeri tekan,
Abdomen tekan, tidak ada tekan, tidak ada tekan, tidak ada
saat maag kambuh
keluhan keluhan keluhan
Gerakan tak terbatas, Gerakan tak
mampu fleksi/ Gerakan tak terbatas, terbatas, mampu Gerakan tak terbatas,
ekstensi tanpa rasa mampu fleksi/ fleksi/ ekstensi mampu fleksi/
nyeri tidak ada ekstensi tanpa rasa tanpa rasa nyeri ekstensi tanpa rasa
benjol nyeri tidak ada tidak ada benjolan, nyeri tidak ada
an, bengkak (-), benjolan, bengkak bengkak (-), benjolan, bengkak (-),
Ekstremitas kemerahan (-), (-), kemerahan (-), kemerahan (-), kemerahan (-),
kekuatan otot normal kekuatan otot normal kekuatan otot kekuatan otot normal
mampu menahan mampu menahan normal mampu mampu menahan
tahan tahan an, refleks (+) menahan tahan an, tahan an, refleks (+)
an, refleks (+) 55555 55555 refleks (+) 55555 55555
55555 55555 55555 55555 55555 55555 55555 55555
55555 55555 55555 55555
Kulit Turgor baik, tanda Turgor baik, tanda Turgor baik, tanda Turgor baik, tanda
radang (-), sawo radang (-), kuning
radang (-), kuning radang (-), kuning
matang, tekstur langsat, tekstur
langsat, tekstur halus langsat, tekstur halus
sedikit kasar. halus
Tidak ada yang Tidak ada yang Tidak ada yang
Sedikit panjang,
panjang, terawat panjang, terawat panjang,
Kuku sianosis (-), tanda
bersih,sianosis(-), bersih,sianosis(-), bersih,sianosis(-),
radang (-), terawat.
tanda radang (-) tanda radang (-) tanda radang (-).
o o o
Suhu tubuh 36.6 C 36,8 C 36.5 C 36.6 o C
BB 62 Kg 47 Kg 23 kg 14,5 kg
TB 165 cm 160 cm 133 cm 87 cm
TD 130/90 mmHg 110/80 mmHg 110/70 mmHg

8. Harapan Keluarga terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga


Keluarga berharap perawat dapat membantu penyelesaian masalah kesehatan yang ada didalam
keluarganya terutama untuk anaknya yang menderita flek paru dan keluarganya agar lebih
menjaga kesehatan.

9. Fungsi Perawatan Kesehatan ( Pengkajian Tahap II)


Masalah Kesehatan Keluarga pertama
Ny. S mengatakan, masalah kesehatan yang saat ini dialami oleh keluarganya adalah An.Si yang
menderita flek paru berusia 11 thn. Sebelumnya An.Si pernah mengalami pengobatan namun
pngobatannya tidak tuntas klien hanya menjalani pengobatan 2 bulan, keluarga mengaku tidak
memiliki biaya untuk melakukan kontrol pemeriksaan kembali. Saat ini An.Si masih sering
mengalami batuk namun dengan frekuensi yang jarang. Ny.S hanya mengatakan, bahwa anaknya
terkadang mengalami batuk disertai dahak dan terkadang sesak .Ny.Si tidak mengetahui
penyebab dari penyakit flek paru yang diderita anaknya.Ny.Si mengatakan, akibat dari batuk
batuk yang di alami anaknya , anak Si jadi terganggu tidurnya tidak nyaman karena batuk yang
dialaminya. Ny.S mengatakan, saat anaknya mengalami batuk hanya di berikan obat warung,
sebenarnya Ny,S mau membawa anaknya untuk ke puskesmas namun karena letak puskesmas
bungursari yang jauh dari rumahnya dan karena kesibukannya bekerja Ny.S memutuskan untuk
diberikan obat warung saja. Ia juga mengatakan jika kesana harus menaiki angkot dan untuk
mendapatkan angkot harus menunggu lama. Penataan Ruangan dirumah klien masih terlihat
kurang rapih. Ada barang-barang yang diletakkan tidak pada tempatnya. Bangunan rumah yang
semi permanen dan belum semua bagian lantai di plester. Ventilasi udara yang kurang baik
terlihat dari kaca yang paten dan tidak bisa dibuka, ada debu-debu yang menumpuk di sekitaran
sudut rumah. Ny. H mengatakan hanya bisa membawa anaknya ke puskesmas pembantu atau ke
bidan karena puskesmas kecamatan letaknya jauh. Dan kendalanya adalah di puskesmas
pembantu tidak lengkap untuk pemeriksaannya.

Masalah Kesehatan Keluarga kedua


Ny.S mengatakan, dirinya memiliki maag akut sejak 2 tahun yang lalu, Ny.S mengatakan nyeri
pada ulu hati saat maagnya kambuh, Ny,S megatakan maagnya kambuh bila ia telat makan dan
jika makan tidak teratur, akibatnya Ny,S harus menunda dahulu pekerjaannya ketika maagnya
kambuh.Saat maagnya kambuh Ny,S menyegerakan untuk makan dan beristirahat. Penataan
ruangan dirumah klien masih terlihat kurang rapih. Ada barang-barang yang diletakkan tidak
pada tempatnya. Bangunan rumah yang semi permanen dan belum semua bagian lantai di plester.
Ventilasi udara yang kurang baik terlihat dari kaca yang paten dan tidak bisa dibuka, ada debu-
debu yang menumpuk di sekitaran sudut rumah. Ny.S hanya mengkonsumsi obat warung untuk
meredakan nyeri saat maagnya kambuh.

Masalah Kesehatan Keluarga Ketiga


Masalah kesehatan ketiga yang ada pada keluarga adalah masalah ISPA pada An.I karena
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga. Ketika ditanya penyebab, tanda
atau gejala, dan cara perawatan, Ny.S mengatakan mengetahui tetapi tidak terlalu luas yang
diketahuinya. Ny. S mengatakan sejak 2 minggu yang lalu An. I mengalami batuk pilek namun
saat pengkajian An.I sudah sembuh. Ny. S mengatakan An. I sering mengalami batuk pilek dan
Ny.S mengangap batuk pilek merupakan hal yang biasa. Ny.S mengobati anaknya terlebih dahulu
dengan obat yang dibeli di warung dan jika tidak sembuh Ny.S membawa anaknya ke bidan.
Sekitaran lingkungan rumah Ny.S tampak kotor dan ada sampah, Penataan ruangan dirumah
klien masih terlihat kurang rapih. Ada barang-barang yang diletakkan tidak pada tempatnya.
Bangunan rumah yang semi permanen dan belum semua bagian lantai di plester. Ventilasi udara
yang kurang baik terlihat dari kaca yang paten dan tidak bisa dibuka, ada debu-debu yang
menumpuk di sekitaran sudut rumah

B. ANALISA DATA
No Data Fokus Masalah
Data Subyektif:
Keluarga mengatakan An.Si masih
sering mengalami batuk disertai dahak
dan sesak.
Keluarga mengatakan An.Si Pernah
mengikuti pengobatan di puskesmas
namun tidak dilanjutkan.
Keluarga mengatakan hanya memberi
obat warung saat An.Si sakit dan jika
Bersihan jalan nafas tidak efektif pada
tidak tertangani di bawa ke Pustu atau
An.Si di keluarga Tn.Sa
bidan desa.
Anak Si mengatakan sulit tidur jika
batuknya kambuh.
Data Obyektif:
An.Si tampak batuk
TD.110/70 mmHg
Nadi 80x/mnt
RR 22x/ mnit
Suhu 36,7C
Data Subyektif:
Ny.S mengatakan sudah menderita
maag sejak 2 tahun lalu.
Ny.S mengatakan sakit kambuh ketika
ia telat makan/ makan tidak teratur.
Ny.S mengatakan nyeri pada ulu hati
saat maagnya kambuh.
Ny.S mengatakan hanya
Gangguan rasa nyaman nyeri pada Ny. S
2 mengkonsumsi obat warung saat
maagnya kambuh.
Data Obyektif :
Ttv
TD: 110/80 mmHg
N: 80x/menit
RR: 18x/menit
Suhu : 36,8C
BB : 47 kg
3. Data Subjektif
Ny.S mengatakan sejak 2 minggu yang Resiko terjadinya ISPA berulang pada
lalu An.I mengalami batuk pilek keluarga Tn. Sa khususnya An. I
namun pada saat pengkajian An.I
sudah sembuh.
Ny.S mengtakan anaknya sering
terkena batuk pilek.
Ny.S ,mengatakan hanya memberi obat
warung saja pada anaknya.
Ketika ditanya penyebab, tanda atau
gejala, dan cara perawatan, Ny.S
mengatakan mengetahui tetapi tidak
terlalu luas yang diketahuinya.
Data Objektif
Ttv
RR 24x/mnit
Nadi 87x/mnt
Suhu 32C.

MASALAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa keperawatan keluarga I


Bersihan jalan nafas tidak efektif pada An.Si di keluarga Tn.Sa
No Kriteria Hitungan Skor Pembenaran
Masalah adalah ancaman, dilihat dari
Sifat Masalah : aktual
riwayat An.Si yang masih sering
Skala
mengalami batuk disertai dahak dan
1 Aktual: 3 3/3 X 1 1
sesak. Keluarga belum melakukan
Risiko : 2
perawatan karena belum mendapatkan
Potensial : 1
informasi.
Kemungkinan masalah
Pengetahuan keluarga yang kurang
dapat diubah: Sebagian
tentang penyakit dan cara
Skala
2 X2 1 perawatannya. Keluarga hanya
Mudah : 2
memberikan obat warung untuk
Sebagian : 1
mengatasi keluhan anaknya.
Tidak Dapat : 0
Masalah ini sudah cukup lama, dan
Potensial masalah untuk keluarga berkeinginan untuk
dicegah: Cukup memeriksakan dan kontrol ke
Skala puskesmas. Dan juga Ny.S
3/3 X 1 1
Tinggi : 3 berkeinginan untuk dapat mengatasi
Cukup : 2 masalah tersebut secara mandiri
Rendah : 1 dirumah dengan difasilitasi oleh
perawat.
Menonjolnya masalah: 2/2 X 1 1 Ny.S menginginkan agar dapat
masalah perlu segera membantu mengatasi masalah An. Si
ditangani dengan segera saat keluhannya timbul
Skala
Segera : 2
Tidak perlu segera 1:
Tidak dirasakan : 0
Jumlah 4

MASALAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa keperawatan keluarga II


Gangguan rasa nyaman nyeri pada Ny. S dikeluarga Tn.Sa
No Kriteria Hitungan Skor Pembenaran
Sifat Masalah : aktual
Ny. S mengatakan nyeri pada uluhati/
Skala
perutnya saat dirinya terlambat makan
1 Aktual: 3 3/3 X 1 1
dan memakan makanan pedas dan
Risiko : 2
asam.
Potensial : 1
Kemungkinan masalah
dapat diubah: Sebagian Ny.S mengetahui jika dirinya telat
Skala makan mkan maka maagnya akan
2 X2 1
Mudah : 2 kambuh namun prilaku Ny.S belum
Sebagian : 1 bisa ia kontrol.
Tidak Dapat : 0
Potensial masalah untuk
dicegah: Cukup
Masalah ini sudah lama,Ny,S
Skala
2/3 X 1 2/3 berkeinginan agar dia bisa mengontrol
Tinggi : 3
pola makannya.
Cukup : 2
Rendah : 1
Menonjolnya masalah:
masalah perlu segera
ditangani Ny.S mengatakan nyeri saat gastritis
Skala 2/2 X 1 1 nya kambuh itu sangat mengganggu
Segera : 2 ia sangat ingin sekali disembuhkan.
Tidak perlu segera 1:
Tidak dirasakan : 0
Jumlah 3 2/3

SKALA PRIORITAS
MASALAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosa keperawatan keluarga III
Resiko terjadinya ISPA berulang pada keluarga Tn. Sa khususnya An. I
No Kriteria Hitungan Skor Pembenaran
Sifat Masalah : aktual Masalah bersifat resiko, Ny.S
Skala mengatakan An. I sering mengalami
1 Aktual: 3 2/3 X 1 2/3 batuk pilek, dan keluarga
Risiko : 2 menganggap penyakit tersebut
Potensial : 1 sudah biasa.
Masalah dapat diubah sebagian
Kemungkinan masalah
karena rumah Keluarga Ny.S dekat
dapat diubah: Sebagian
dengan klinik bidan, namun Ny,S
Skala
2 X2 1 lebih memilih memberi obat warung
Mudah : 2
terlebih dahulu karena Ny.S
Sebagian : 1
mengatakan tidak pnya waktu untuk
Tidak Dapat : 0
berobat.
Potensial masalah untuk Masalah ini sudah sering terjadi .
dicegah: Cukup keluarga perduli dengan kesehatan
Skala dengan memberikan obat secara
2/3 X 1 2/3
Tinggi : 3 mandiri namun keluarga tidak
Cukup : 2 menyegerakan periksa ke fasilitas
Rendah : 1 kesehatan.
Menonjolnya masalah:
tidak perlu segera
ditangani Keluarga mengatakan hanya dengan
Skala 1/2 X 1 1/2 diberi obat warung dan perawatan
Segera : 2 tradisional anaknya dapat sembuh.
Tidak perlu segera 1:
Tidak dirasakan : 0
Jumlah 3

Dari skoring di atas diagnosa keperawatan pada keluarga Tn. Sa adalah sebagai berikut:
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif pada An.Si di keluarga Tn.S (Score 4)
2. Gangguan rasa nyaman nyeri pada Ny. S dikeluarga Tn.Sa (Score 3 2/3)
3. Resiko terjadinya ISPA berulang pada keluarga Tn. Sa khususnya An. I (Score 3)

III. INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA


Diagnosa
No Tujuan Evaluasi
Keperawatan
Umum Khusus Kriteria Standard
1 Bersihan Jalan Setelah di lakukan 1. Setelah dilakukan
Nafas tidak efektif kunjungan rumah pertemuan 1 x 45 Respon verbal TB Paru adalah sua
pada An.Si selama 5 x 45 menit diharapkan: dari keluarga yang menular y
dikeluarga Tn. Sa menit keluarga terkait pengertian, menyerang siapa
mampu merawat 1. Keluarga dapat penyebab, tanda disebabkan oleh
anak dengan TB mengenal tentang dan gejala TB mycobacterium t
Paru TB Paru : Paru tanda dan gejalan
2. Menjelaskan batuk-batuk terus
pengertian TBC selama kurang lebih
Paru dengan dan berdahak, se
bahasa yang keluar keringat d
sederhana malam hari, dan b
menurun.
1. Menyebutkan
penyebab TBC
Paru

1. Menyebutkan
tanda dan gejala
TBC Paru

Respon verbal
dan sikap dari
1. Setelah dilakukan keluarga tentang Akibat dari TB P
pertemuan 1 x45 akibat TB Paru tuberkulosis
menit diharapkan: dan keputusan pnemonia tuberku
keluarga untuk kematian, dan jika
1. Setelah dilakukan mengatasi TB tidak teratur mi
pertemuan 145 menit Paru. penyakit akan me
keluarga mampu berat penyakitnya
mengambil keputusan menjadi makin su
yang tepat untuk dan perlu waktu
mengatasi maslaah TB untuk dapat sembuh
Paru dengan cara
menyebutkan akibat dari
TB Paru serta akibat dari
tidak teratur minum obat
dan memutuskan untuk
merawat An. Si dengan
TB Paru.

Respon verbal,
1. Setelah dilakukan sikap,dan
pertemuan 1 x 45 psikomotor Cara perawatan pe
menit keluarga keluarga tentang Paru adalah minum
mampu cara perawatan teratur, makan mak
melakukan TB Paru & bergizi, istirahat
perawatan pada pencegahan menjaga
anggota keluarga penularan TB lingkungan. Cara
yang menderita Paru penularan TB Pa
penyakit TB Paru memisahkan pe
dengan cara makan anggota
menjelaskan cara dengan pasien, men
perawatan dan saat bersin dan b
pencegahan membuang dah
penularan TB tempatnya. Pros
Paru, efektif: tarik na
mendemonstrasika melalui hidung dan
n cara batuk seperti meniup balo
efektif dan 3x dan waktu y
pembuangan batukkan lalu buan
dahak pada pasien tempat yang
TB Paru. lysol/desinfektan lal
1. Setelah dilakukan
pertemuan 145
menit keluarga
mampu Respon verbal,
memodifikasi sikap dan
lingkungan untuk psikomotor Cara memodifikasi
mencegah keluarga tentang yang dapat
terjadinya lingkungan yang penyembuhan pen
penularan dengan dapat mendukung Paru adalah p
cara menyebutkan penyembuhan ruangan yang cuku
lingkungan- penyakit TB Paru. rumah yang cuku
lingkungan yang dibuka agar sinar m
baik bagi pasien masuk kedalam
penyakit TB Paru. menjemur kasur
minimal 1mingg
dijemur, tidak
dahak sembaranga
tapi gunakan ka
didalamnya sudah
desinfektan seperti
sabun, bayclean, a
1. Setelah dilakukan TB Paru dapat mati.
pertemuan
1x45menit Respon verbal,
keluarga mampu sikap, dan
memanfaatkan psikomotor
fasilitas kesehatan keluarga tentang Manfaatkan kunj
yang tersedia manfaat pelayanan kesehat
dengan cara pelayanan untuk memperoleh
menyebutkan kesehatan dan dan pengobatan
manfaat penggunaan pelayanan
kunjungan ke pelayanan Puskesmas, bidan
pelayanan kesehatan. klinik swasta,
kesehatan, keluarga berkun
menyebutkan pelayanan
jenis-jenis (Puskesmas).
pelayanan
kesehatan yang
tersedia dam
memanfaatkan
fasilitas kesehatan.
IV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA

Tanggal No DX/
Implementasi Evaluasi (SOA
Dan Jam TUK
9 Mei 2014 Bersihan Jalan Nafas tidak efektif TUK 1 : Subjektif:
Pukul 10.00 pada An.Si dikeluarga Tn. Sa 1. Mendiskusikan dengan keluarga Keluarg
Dx.1 tentang; kembali penge
Pengertian TB Paru penyakit yang m
Penyebab TB Paru paru.
Tanda dan gejala TB Paru
Keluarg
2. Memberi pendidikan kesehatan kembali Penyeb
pada keluarga tentang Pengertian bakteri microba
TB Paru, Penyebab TB Paru, Tanda
dan gejala TB Paru. Keluarg
kembali tanda
3. Memberi kesempatan pada keluarga yaitu : batuk-
untuk mengiden-tifikasi Pengertian selama kurang
TB Paru, Penyebab TB Paru, Tanda berdahak, sesak
dan gejala TB Paru. dingin pada m
badan menurun
4. Memberikan reinforcement positif
seperti pujian atas kemampuan Objektif:
keluarga mengidentifikasi K
Pengertian TB Paru, Penyebab TB memperhatikan
Paru, Tanda dan gejala TB Paru. penkes dan disk
Terjad
5. Mengevaluasi pengetahuan berinteraksi den
keluarga dan memberikan Keluar
kesempatan pada keluarga untuk menganggukka
membandingkan pengetahuan yang mengerti penj
dimiliki keluarga dengan standar. berikan
Keluar
saat diberikan p

Analisa:
Masalah terat
memahami ten
Paru, penyebab
gejala TB Paru.

Perencanaan:
Lanjutkan TUK

Subjektif:

Keluarg
kembali Akibat
pnemonia tuber
9 Mei 2014 TUK.2 dan jika pender
Pukul 16.00 1. Menjelaskan dan berdiskusi pada obat penyakit
Dx.1 keluarga mengenai akibat dari penyakit TB berat penyakitn
Paru makin sulit dio
2. Menanyakan kembali pada keluarga lebih lama untu
akibat TB Paru
3. Motivasi keliuarga untuk mengambil Keluarg
keputusan dalam mengatasi TB Paru. mengatasi dan
4. Memberikan reinforcement positif atas menderita TB P
keputusan yang diambil keluarga dalam Objektif
mengatasi TB Paru. T
memperhatikan
diskusi berlangs
Terjad
berinteraksi den
Tampak
menganggukka
mengerti penj
berikan
Keluar
saat diberikan p
Keluar
keputusan untuk

Analisa

Masalah terat
memahami tent
jika tidak seg
bahaya dari pu
sudah mampu m

Perencanaan:
Lanjutkan TUK

Subyektif
Keluarg
kembali
dengan
secara te
yang be
menjaga
lingkung
Keluarg
kembali
TUK 3: penulara
1.Menjelaskan cara perawatan, pencegahan dengan
10 Mei 2014 penyakit TB Paru memisah
Pukul 11.00 2.Mengajarkan klien cara batuk efektif dan makan
Dx.1 membuang dahak yang benar dengan
3.Menanyakan kembali cara perawatan, saat be
pencegahan penyakit TB Paru membua
4.Menganjurkan kelien mempraktekkan tempatn
kembali cara batuk efektif dan membuang
dahak ke tempatnya. Objektif:
5.Memberikan reinforcement positif atas Keluarg
hasil yang dicapai. mempra
nafas da
mengelu
cara tari
hidung
meniup
waktu y
Keluarg
memper
seksama
berlangs
Terjadi
berintera
Keluarg
mengan
mengert
perawat
Keluarg
saat di
perawat
Analisa
Masalah teratas

Perenanaan
Lanjutkan TUK

Subjektif
Keluarga
tentang modifi
dapat m
penyembuhan
dengan cara
yang cukup,
TUK 4: cukup, jendela
1.Mendiskusikan dengan keluarga tentang matahari bisa m
modifikasi lingkungan yang tepat untuk menjemur kas
mendukung penyembuhan TB Paru 1minggu sek
11 Mei 2014 membuang
Pukul 11.00 2. Mendorong keluarga untuk tempat, tapi g
Dx.1 mengidentifikasi lingkungan yang didalamnya
tepat untuk mencegah TBC Paru desinfektan.

3.Memotivasi keluarga untuk Objektif:


mengungkapkan kembali terhadap bahasan Kelua
yang telah didiskusikan dalam memikir
keluarga lakuka
4.Memberi reinforcement terhadap lingkungan un
kemampuan keluarga mengungkapkan Paru.
kembali apa yang telah didiskusikan
Analisa:
5.Memberi kesempatan keluarga bertanya Masalah terat
tentang hal yang belum jelas sebagai fasilitat

Perencanaan:
Mempertahanka
kemampuan
memodifikasi li
Lanjtkan ke TU

Subjektif:
Keluarg
fasilitas kese
digunakan ol
mencegah TB
sakit, Puskesma

Keluarg
manfaat fasilit
memberikan
memberikan pe
pelayanan k
meningkatakan
keluarg
membawa An.
Paru ke fasilitas

Objektif:
Kelua
bertanya tenta
12 Mei 2014
kesehatan
Pukul 11.00
TUK 5:
Dx.1
6. Mendiskusikan dengan keluarga Keluarg
tentang fasilitas kesehatan yang anggota keluar
tersedia fasilitas kesehat
7. Mendiskusikan dengan keluarga
untuk menyebutkan manfaat K
fasilitas kesehatan memperhatikan
8. Mendorong keluarga untuk diskusi berlangs
memanfaatkan fasilitas kesehatan
untuk mengatasi TBC Paru Terjad
9. Memberi reinforcement seperti berinteraksi den
pujian terhadap kemampuan
keluarga menyebutkan kembali Keluar
manfaat fasilitas kesehatan menganggukka
10. Memberi kesempatan keluarga mengerti penj
bertanya tentang hal yang belum berikan
jelas
Keluar
saat diberikan p

Analisa:
Masalah terat
sebagai fasilita
untukmemeriks
keluarganya ke

Planning:
Mempertahanka
kemampuan
menggunakan f
melakukan kin
TB Paru.

BAB V
PENUTUP
Setelah penulis memberikan asuhan keperawatan keluarga Tn.Sa khususnya kepada An.Si
denganTB Paru, maka penulis menarik kesimpulan dan mengajukan beberapa saran sebagai
bahan pertimbangan yang diharapkan dapat berguna dalam memberikan asuhan keperawatan
pada klien dengan TB Paru.

1. KESIMPULAN
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga pada An.Si denganTB Paru, penulis
melaksanakan secara bertahap mulai dari npengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Dengan menggunakan pendekatan secara komprehensif yang mencakup bio, psiko, sosial dan
spiritual.

Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang hampir seluruh
organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak adalah paru-paru (IPD, FK, UI,
2005).

Adapun tanda dan gejala dari TB Paru adalah Demam, Batuk disertai dahak / darah, Sesak Nafas,
Nyeri dada, Malaise meliputi anoreksia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri otot, keringat
malam.
Prinsip penatalaksanaan keperawatan klien dengan TB Paru adalah dengan medikasi tentunya ke
fasilitas kesehatan, Memberikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit TB Paru , pentingnya
minum obat, pengawas obat (PMO). Penanganan segera penyakit yang dapat dilakukan secara
mandiri di rumah yaitu dengan teknik nafas dalam untuk mengeluarkan dahak, meminum air
hangat hingga memberikan fisioterapi dada.

Pada kasus ini An. Si pernah mengalami putus obat, dan saat ini An.Si tengah melakukan
pengobatan kembali oelh karena itu diperlukan perhatian khusus untuk kepatuhan minum obat
agar tidak terjadi lagi putus obat dan perlunya PMO. Setelah dilakukan asuhan keluarga mau
untuk melakukan perawatan kepada An.Si secara baik dan tuntas dengan harapan anaknya dapat
sembuh total. Keluarga menyatakan keseriusannya untuk menjalani pengobatan.
1. SARAN
Setelah penulis memberikan asuhan Keperawatan Keluarga dengan TB Paru pada An.Si
dikeluarga Tn.Sa, penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Diharapkan agar perawat dapat meningkatkan pengetahuan serta keterampilan khususnya
dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga dengan TB Paru pada An.Si dikeluarga
Tn.Sa demi meningkatkan mutu keperawatan.
2. Peningkatan support sistem dan perlihatan keluarga dalam pemberian asuhan
keperawatan sangat penting untuk meningkatkan motivasi keluarga dalam perawatan
anak dan keluarganya.

DAFTAR PUSTAKA
Bailon dan Malagya.2002. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta EGC.

Friedman, Marilyn M. 1998. Family Nursing Teoryand Practice. Edisi III. Penerjemah Ina
Debora R. L. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta

Griffith, H. Winter. 1994. Complete Guide to Symtomps, Illnessand surgery. Cetakan I.


Penterjemah : Peter Anugrah. Penerbit Arcan : Jakarta.

Great Anoa. 2012. Asuhan Keperawatan TBC Paru pada Anak.Jakarta.EGC.

Intan,S. 2008. Asuhan Keperawatan TB Paru. Jakarta. Pustaka Medika.

Kelvi,N. 2009. Penyakit Pada Saluran Pernafasan. Jakarta. Salemba Medika.

Padila. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jogjakarta : Nuha Medika.

Suprajitno. 2006. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta :EGC.

Wahab, Samik. 2008. Pedoman Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.

Vous aimerez peut-être aussi