Vous êtes sur la page 1sur 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA (ARITMIA)

1.1 Definisi

Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering

terjadi pada infark miokardium. Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada

frekuensi dan irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal

atau otomatis (Doenges, 1999). Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi

sel-sel miokardium. Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai

perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel (Price,

1994). Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut

jantung tapi juga termasuk gangguan kecepatan denyut dan konduksi (Hanafi,

1996).

1
1.2 Etiologi

Disritmia dapat muncul apabila terjadi ketidakseimbangan pada salah satu sifat
dasar jantung. Ketidakseimbangan dapat terjadi akibat aktivitas normal seperti
latihan atau kondisi patologis seperti infark miokard yang dapat meningkatkan
ekstabilitas.
Sebab Sebab Aritmia Jantung
1 Pemakaian obat obatan antara lain oleh digitalis, quinidin dan obat-obat
anti aritmia lainnya.
2 Alkohol yang berlebihan.
3 Kadar hormon tiroid yang berlebihan.
4 Tingkat oksigen darah yang rendah.
5 Stress
6 Merokok
7 Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard
(miokarditis karena infeksi)
8 Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri
koroner), misalnya iskemia miokard, infark miokard
9 Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia)
10 Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi
kerja dan irama jantung
11 Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
12 Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis)
13 Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme)
14 Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung
15 Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis sistem
konduksi jantung)

2
1.3 Patofisiologi

Disritmia diakibatkan oleh berbagai faktor, di antaranya yaitu infark miokard.

Infark miokard menyebabkan kurang efektifnya otot jantung untuk memompakan

darahnya, kemudian mengakibatkan penurunan cardiak output. Penurunan

cardiak output ini mengakibatkan penurunan perfusi jaringan yang ditandai

dengan kulit dingin, pucat, cianosis, nadi dan respiratori rate (RR) menjadi

meningkat. Selain itu, penurunan perfusi jaringan juga mengakibatkan penurunan

kontruksi jantung. Penurunan kontruksi jantung menyebabkan vasodilatasi

pembuluh darah juga akan menurun, kemudian menyebabkan penurunan tekanan

darah, akhirnya akan menyebabkan kerusakan otot jantung dan mengakibatkan

gangguan transmisi impuls dan akan mengakibatkan disritmia.

Gangguan irama jantung (aritmia) merupakan jenis komplikasi yang paling

serign terjadi pada infark miokardium di mana insidennya sekitar 90 %.

Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium. Perubahan

ini bermanifestasi dengan perubahan bentuk potensial aksi, yaitu rekaman grafik

aktifitas listrik sel. Misalnya, perangsangan simpatis akan meningkatkan

depolarisasi spontan, dengan meningkatkan kecepatan denyut jantung. Secara

klinis, diagnosis aritmia berdasarkan pada interpretasi elektrokardiogram.

Kecepatan denyut jantung normal berkisar antara 60 100 denyutan/menit

(DPM).

Kecepatan denyut jantung di bawah 60 DPM dinamakan bradikardia,

sedangkan takikardia manyatakan kecepatan denyut jantung lebih dari 100 DPM.

3
Kedua kelainan kecepatan denyut jantung ini dapat mempengaruhi fungsi

jantung. Karena kecepatan denyut jantung merupakan penentu utama dari curah

jantung (curah jantung = frekuensi denyut jantung x curah sekuncup), maka

pengurangan/peningkatan berlebih pada kecepatan denyut jantung dapat

mengurangi curah jantung.

Takikardia mengurangi curah jantung dengan memendekkan waktu pengisian

ventrikel dan curah sekuncup, dan bradikardia mengurangi curah jantung dengan

mengurangi frekuensi ejeksi ventrikel. Karena curah jatnung turun, tekanan

arteria dan perfusi perifer berkurang. Lagipula takikardia dapat memperberat

iskemia dengan meningkatkan kebutuhan oksigen miokardium, sementara juga

mengurangi lama waktu diastolic, yaitu masa di mana aliran koroner paling besar,

dan dengan demikian mengurangi suplai oksigen ke arteri koronaria.

4
1.4 WOC Aritmia

Infark
Miokardium

Penurunan
efektivitas
otot
jantung

Penurunan cardiac output

Penurunan perfusi Dingin,pucat,sian


jaringan osis,RR

kontraksi jantung
fatig

vasodilatasi
pembuluh darah

Kerusakan
otot jantung

Aktivasi sel pacu


jantung SA Node

Gangguan tranmisi
impuls

5
aritmia

Bradiaritmia Jantung tidak dapat


takiaritmia
mengompensasi
Jumlah sirkulasi
Jumlah sirkulasi
darah berkurang
darah meningkat Mk : penurunan
curah jantung

Kurang darah dan


Denyut jantung cepat Kegagalan sirkulasi
O2 ke otak
darah

Stroke Berdebar cepat


O2 dalam tubuh
berkurang

Intoleransi Nyeri
Aktivitas

6
1.5 Klasifikasi

1.5.1 Berdasarkan Irama

a. Irama sinus Aritmia

terjadi pada keadaan bradikardia atau takikardi atau sinus aresst.

Gambar 14. sinus Bradycardi

Gambar15. sinus Tachycardia

Gambar 16.sinus Aresst

7
b. Irama Atrial

Dibagi menjadi :

1. Atrial Flutter

Gambar17. irama atrial pada atrial Flutter (jumlah gel.P banyak)

Gambaran terlihat baik pada sadapan II, III, dan aVF seperti gambaran gigi
gergaji , kelaianan ini dapat terjadi pada kelainan katub mitral atau tricuspid,
cor pulmonal akut atau kronis , penyakit jantung koroner dan dapat juga
akibat intoksikasi digitalis

2. Atrial Fibrilasi

Gambar 18. Atrial fibrillation

Pada EKG terlihat gelombang yang sangat tidak teratur dan cepat sekali ,
mencapai 300 -500 kali permenit dan sering kali ditemukan pulsus deficit.

Pada atrial fibrillation beberapa signal listrik yang cepat dan kacau
"menyala" dari daerah-daerah yang berbeda di atria, dari pada hanya dari
satu daerah pemacu jantung di SA node. Signal-signal ini pada gilirannya
menyebabkan kontraksi ventricle yang cepat dan tidak beraturan. Penyebab-
penyebab dari atrial fibrillation termasuk serangan jantung, tekanan darah

8
tinggi, gagal jantung, penyakit klep mitral (seperti mitral valve prolapse),
tiroid yang aktif berlebihan, gumpalan darah di paru (pulmonary embolism),
alkohol yang berlebihan, emphysema, dan radang dari lapisan jantung
(pericarditis).

3. Atrial takikardi

Biasanya adalah paroksimal (PAT= paroxysmal atrial tachycardia ), disebut


juga takikardi supraventrikuler paroksimal, yaitu takikardai yang berasal dari
atrium dan nodus AV. Pada gambar terdapat ektrassistole yang berturut-
turut.

Gambar 19. Atrial tachycardia

4. Ekstrasistole atrial

Disebut juga Premature atrial beats. Hal ini timbul akibat impuls yang
berasal dari atrium timbul premature . kelainan ini biasanya tidak memiliki
arti klinis penting dan biasanya tidak butuh terapi

Gambar 20. Ekstrasistole Atrial

9
c. Irama Junctional

Gambaran EKG menunjukan laju QRS antara 40 -60 permenit dengan irama biasanya
teratur , gelombag { biasanya terlihat negative disadapan II , III, aVF . Gelombang P
bisa mendahului atau tumpang tindih dengan QRS.

Biasanya disebabkan karena nodus SA kurang aktiv sehingga diambil alih :

AV junctional ektrasistole

AV junctional takikardi paroksimal seperti PAT

AV junctional takikardi Non paroksimal


Irama Ventrikuler :

1. Ventrikel Ekstra Sistole (VES)

Adalah gelombang ventrikel yang muncul tiba tiba pada gelombang sinus , ini
muncul karena pace maker ventrikel tiba tiba lebih kuat dari SA node dalam
memproduksi listrik . jenis ini terdiri dari :

10
-VES Uniform atau Unifokal

VES yang bentuknya serupa pada lead yang sama.

- VES multiform

-VES Begimini

Artinya setiap satu komplek normal diikuti oleh satu VES

- VES trigemini

Artinya setiap dua komplek normal diikuti oleh satu VES

- VES Couplet

Artinya setelah komplek normal , muncul 2 VES sekaligus , jika muncul


lebih dari 2 sekaligus disebut Run of

2. Ventrikular Takikardi (VT)

Pelepasan impuls yg cepat oleh fokus ektopic di Ventricel, yang ditandai oleh
sederetan denyut Ventrikel. Terdapat 3 atau lebih komplek yang berasal dari
ventrikel secara berurutan dengan laju lebih dari 100x/ menit. Pengaruhnya terhadap
jantung adalah ventrikel yang berdenyut sangat cepat tanpa sempat mengosongkan
dan mengisi darah secara sempurna, Akibatnya sirkulasi darah menjadi tidak cukup.

Gambar 21 Ventrikel tachycardia

11
3. Ventrikel Fibrilasi (VF)

Adalah gambaran bergetarnya ventrikel , yang disebabkan karena begitu banyak


tempat yang memunculkan implus, sehingga sel jantung tidak sempat
berdepolarisasi dan repolarisasi sempurna. Disini sudah tidak terlihat gelombang P,
QRS dan T. hal ini biasa terjadi pada iskemiaakut atau infrak miokard.

4. Ventrikel Flutter

Ventrikel Fluter adalah gambaran getaran ventrikel yang disebabkan oleh produksi
sebuah pacemaker diventrikel dengan frekuensi 250 350 kali permenit. Gambaran
yang muncul adalah gelombang berlekuk dan rapat.

1.5 Manifestasi Klinis

Ada beberapa tanda dan gejala Aritmia, yaitu

a. Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur; defisit

nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit

pucat, sianosis, berkeringat; edema; haluaran urin menurun bila curah jantung

menurun berat.

b. Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi,

perubahan pupil.

12
c. Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat antiangina,

gelisah

d. Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas

tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi

pernafasan seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena

tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.

e. Demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema (trombosis

siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan

f. Palpitasi

g. Pingsan

h. Rasa tidak nyaman di dada

i. Lemah atau keletihan (perasaan

j. Detak jantung cepat (tachycardia)

k. Detak jantung lambat (bradycardia)

1.6 Pemeriksaan Diagnostik

a. EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi.

Menyatakan tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan

obat jantung.

b. Monitor Holter : Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk

menentukan dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif

13
(di rumah/kerja). Juga dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu

jantung/efek obat antidisritmia.

c. Foto dada : Dapat menunjukkanpembesaran bayangan jantung

sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau katup

d. Skan pencitraan miokardia : dapat menunjukkan aea iskemik/kerusakan

miokard yang dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu

gerakan dinding dan kemampuan pompa.

e. Tes stres latihan : dapat dilakukan utnnuk mendemonstrasikan latihan

yang menyebabkan disritmia.

f. Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium

dapat mnenyebabkan disritmia.

g. Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya

obat jalanan atau dugaan interaksi obat contoh digitalis, quinidin.

h. Pemeriksaan tiroid : peningkatan atau penururnan kadar tiroid serum dapat

menyebabkan.meningkatkan disritmia.

i. Laju sedimentasi : Penignggian dapat menunukkan proses inflamasi akut

contoh endokarditis sebagai faktor pencetus disritmia.

j. GDA/nadi oksimetri : Hipoksemia dapat menyebabkan/mengeksaserbasi

disritmia.

14
1.7 Penatalaksanaan Medis

1.7.1 Terapi medis

Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :

1. Anti aritmia Kelas 1 : sodium channel blocker

- Kelas 1 A

Quinidine adalah obat yang digunakan dalam terapi pemeliharaan untuk

mencegah berulangnya atrial fibrilasi atau flutter.

Procainamide untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan aritmi yang

menyertai anestesi.

Dysopiramide untuk SVT akut dan berulang

- Kelas 1 B

Lignocain untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard, ventrikel takikardia.

Mexiletine untuk aritmia entrikel dan VT

- Kelas 1 C

Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi

2. Anti aritmia Kelas 2 (Beta adrenergik blokade)

Atenolol, Metoprolol, Propanolol : indikasi aritmi jantung, angina

pektoris dan hipertensi

3. Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation)

Amiodarone, indikasi VT, SVT berulang

4. Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker)

15
Verapamil, indikasi supraventrikular aritmia

1.7.2 Terapi mekanis

a. Kardioversi : mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan

disritmia yang memiliki kompleks GRS, biasanya merupakan prosedur

elektif.

b. Defibrilasi : kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan gawat

darurat.

c. Defibrilator kardioverter implantabel : suatu alat untuk mendeteksi dan

mengakhiri episode takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau pada

pasien yang resiko mengalami fibrilasi ventrikel.

d. Terapi pacemaker : alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus listrik

berulang ke otot jantung untuk mengontrol frekuensi jantung.

1.8 Komplikasi

Aritmia tertentu dapat meningkatkan risiko seperti:

1.Stroke

Ketika jantung , tidak dapat memompa darah secara efektif, menyebabkan

darahmelambat. Hal ini dapat menyebabkan gumpalan darah terjadi karena

berkurangnya alirandarah dan oksigen ke otak. Berkurangnya aliran darah dan

oksigen ini bisa dikarenakanadanya sumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh

16
darah. . yang dapat menyebabkan stroke. Ini dapat merusak sebagian otak atau

menyebabkan kematian

2. Gagal jantung.

Hal ini dapat terjadi jika jantung Anda memompa tidak efektif dalam waktulama

karena bradycardia atau tachycardia, seperti atrial fibrilasi.Kadang-kadang,

mengontrollaju aritmia yang menyebabkan gagal jantung, dapat meningkatkan fungsi

jantung Anda.

17
3. Tanpa perawatan medis yang segera, takikardia ventrikel berkelanjutan seringkali

memburuk menjadi fibrilasi ventrikel.

4.Tekanan darah menurun secara drastis, dapat merusak organ vital, termasuk otak,

yang sangatmembutuhkan suplai darah.

5.Dalam kasus yang parah, irama jantung dapat menjadi begitu kacau sehingga

menyebabkankematian mendadak.

6.Syncope. Jantung yang tidak berdenyut normal tentunya tidak mampu memompa

darah secaraefisien. Pada tachycardias dan bradycardias dapat terjadi kekurangan

aliran darah ke otak,arteri koroner dan bagian tubuh lainnya. Jika sampai aliran darah

ke otak tidak mencukupi,dapat menyebabkan hilangnya kesadaran atau pingsan.

Ketika otak tidak memperoleh darahselama 6-8 detik maka pingsan dapat terjadi baik

secara tiba-tiba atau dibuka oleh rasa pusing, menurunnya kesadaran, atau menurunnya

pandangan.

18
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ARITMIA

Asuhan Keperawatan pada Aritmia :

A. Pengkajian

1. Pengkajian primer :

a. Airway

- Apakah ada peningkatan sekret ?

- Adakah suara nafas : krekels ?

b. Breathing

- Adakah distress pernafasan ?

- Adakah hipoksemia berat ?

- Adakah retraksi otot interkosta, dispnea, sesak nafas ?

- Apakah ada bunyi whezing ?

c. Circulation

- Bagaimanakan perubahan tingkat kesadaran ?

- Apakah ada takikardi ?

- Apakah ada takipnoe ?

- Apakah haluaran urin menurun ?

- Apakah terjadi penurunan TD ?

- Bagaimana kapilery refill ?

- Apakah ada sianosis ?

19
2. Pengkajian sekunder

a. Riwayat penyakit

- Faktor resiko keluarga contoh penyakit jantung, stroke, hipertensi

-Riwayat IM sebelumnya (disritmia), kardiomiopati, GJK, penyakit katup

jantung, hipertensi

-Penggunaan obat digitalis, quinidin dan obat anti aritmia lainnya

kemungkinan untuk terjadinya intoksikasi

-Kondisi psikososial

b. Pengkajian fisik

a. Aktivitas : kelelahan umum

b. Sirkulasi : perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin

tidak teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra,

denyut menurun; kulit warna dan kelembaban berubah misal pucat, sianosis,

berkeringat; edema; haluaran urin menruun bila curah jantung menurun

berat.

c. Integritas ego : perasaan gugup, perasaan terancam, cemas, takut,

menolak,marah, gelisah, menangis.

d. Makanan/cairan : hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran terhadap

makanan, mual muntah, peryubahan berat badan, perubahan kelembaban

kulit

e. Neurosensori : pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung,

letargi, perubahan pupil.

20
f. Nyeri/ketidaknyamanan : nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang

atau tidak dengan obat antiangina, gelisah

g. Pernafasan : penyakit paru kronis, nafas pendek, batuk, perubahan

kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas tambahan (krekels, ronki,

mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada

gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena tromboembolitik

pulmonal; hemoptisis.

h. Keamanan : demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema,

edema (trombosis siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan

B. Diagnosa keperawatan dan Intervensi

a. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan

konduksi elektrikal, penurunan kontraktilitas miokardia.

Kriteria hasil :

- Mempertahankan/meningkatkan curah jantung adekuat yang dibuktikan oleh

TD/nadi dalam rentang normal, haluaran urin adekuat, nadi teraba sama,

status mental biasa

- Menunjukkan penurunan frekuensi/tak adanya disritmia

- Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan kerja miokardia.

21
Intervensi :

a. Raba nadi (radial, femoral, dorsalis pedis) catat frekuensi, keteraturan,

amplitudo dan simetris.

b. Auskultasi bunyi jantung, catat frekuensi, irama. Catat adanya denyut

jantung ekstra, penurunan nadi.

c. Pantau tanda vital dan kaji keadekuatan curah jantung/perfusi jaringan.

d. Tentukan tipe disritmia dan catat irama : takikardi; bradikardi; disritmia

atrial; disritmia ventrikel; blok jantung

e. Berikan lingkungan tenang. Kaji alasan untuk membatasi aktivitas selama

fase akut.

f. Demonstrasikan/dorong penggunaan perilaku pengaturan stres misal

relaksasi nafas dalam, bimbingan imajinasi

g. Selidiki laporan nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitas dan faktor

penghilang/pemberat. Catat petunjuk nyeri non-verbal contoh wajah

mengkerut, menangis, perubahan TD

h. Siapkan/lakukan resusitasi jantung paru sesuai indikasi

i. Kolaborasi

j. Pantau pemeriksaan laboratorium, contoh elektrolit

k. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi

l. Berikan obat sesuai indikasi : kalium, antidisritmi

m. Siapkan untuk bantu kardioversi elektif

n. Bantu pemasangan/mempertahankan fungsi pacu jantung

22
o. Masukkan/pertahankan masukan IV

p. Siapkan untuk prosedur diagnostik invasive

q. Siapkan untuk pemasangan otomatik kardioverter atau defibrillator

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antar suplai

oksigen, kelemahan umum, tirah baring lama/imobilisasi.

Tujuan/kriteria hasil :

- Klien akan berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan.

-Memenuhi perawatan diri sendiri.

-Mencapai peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur, dibuktikan oleh

menurunnya kelemahan dan kelelahan.

Intervensi :

-Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya bila klien

menggunakan vasodilator, diuretic dan penyekat beta.

Rasional : Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan aktivitas karena efek obat

(vasodilatasi), perpindahan cairan (diuretic) atau pengaruh fungsi jantung.

- Catat respons kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat takikardi, disritmia,

dipsnea, berkeringat dan pucat.

Rasional : Penurunan/ketidakmampuan miokardium untuk meningkatkan

volume sekuncup selama aktivitas dapat menyebabkan peningkatan segera

frekuensi jantung dan kebutuhan oksigen juga peningkatan kelelahan dan

23
kelemahan.

- Evaluasi peningkatan intoleransi aktivitas.

Rasional : Dapat menunjukkan peningkatan dekompensasi jantung daripada

kelebihan aktivitas.

-Implementasi program rehabilitasi jantung/aktivitas (kolaborsi).

Rasional : Peningkatan bertahap pada aktivitas menghidari kerja

jantung/konsumsi oksigen berlebihan.

c. Nyeri berhubungan dengan kecepatan denyut jantung


Kriteria hasil :

Laporkan mulai berkurangnya nyeri dengan segera


Tampak nyaman dan bebas nyeri

Intervensi
a. Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikan awitan dan factor pemberat dan
penurun. Perhatikan petunjuk nonverbal ketidak nyamanan. Rasional : Nyeri
secara khas terletak subternal dan dapat menyebar keleher dan punggung.
Namun ini berbeda dari iskemia infark miokard. Pada nyeri ini dapat
memburuk pada inspirasi dalam, gerakan atau berbaring dan hilang dengan
duduk tegak/membungkuk.
b. Berikan lingkungan yang tenang dan tindakan kenyamanan mis: perubahan
posisi, masasage punggung,kompres hangat dingin, dukungan emosional.
Rasional : untuk menurunkan ketidaknyamanan fisik dan emosional pasien.
c. Berikan aktivitas hiburan yang tepat. Rasional : mengarahkan perhatian,
memberikan distraksi dalam tingkat aktivitas individu.

24
d. Berikan obat-obatan sesuai indikasi nyeri. Rasional : untuk menghilangkan
nyeri dan respon inflamasi.

25
26

Vous aimerez peut-être aussi